Anda di halaman 1dari 1

UMMI SALAMAH/1910423016

Assalamu’alaikum ww sir.

Sebelum memberikan opini saya akan membahas sedikit kasusnnya. Dimulai dari
pertanyaan apa dasarnya pohon punya hak? Seseorang tidak hanya ditekankan untuk
memahami etika lingkungan saja, tetapi juga bagaimana menerapkan etika lingkungan
tersebut di kehidupan sehari-hari. Tidk semua yang dianggap dapat menyelamatkan
lingkungan kita itu benar. Mungkin saja ada nilai yang tesembunyi didalam
permasalahan tersebut. Antroposentrisme adalah paham bahwa manusia adalah spesies
paling pusat dan penting daripada spesies hewan atau penilaian kenyataan melalui sudut
pandang manusia yang eksklusif. Etika lingkungan Biosentrisme adalah etika
lingkungan yang lebih menekankan kehidupan sebagai standar moral.

Mengingat bahwa alam tidak dapat berbicara. Karena hanya manusialah yang hanya
dapat berbicara, jika menurut sudut pandang antroposerosntrisme, Sebenarnya alam
dapat berbicara melalui krisis sumber daya. Atau mungkin lewat lewat bencana. Di
tahun 1972 ada kasus dimana ada proyek yang mengharuskan penebangan hutan
dilakukan secara skala besar. Namun, tidak ada kemungkinan untuk membela alam,
karena alam bukanlah subjek hukum. Selama ini, manusia menganut hukun
antroposentrisme, yang berarti seseorang haruslah dewasa, dewasa artinya diatas 18
tahun, dewasa artinya laki laki. Dan kasus ini mendasari teori yang disebut legal
standing yang mendasari etika lingkungan, bahwa pohon punya pengampunya.

Dunia tumbuh dengan jenis etika lingkungan yang baru. Dalam hal lain legal standing
memunculkan teori feminism. Yang mana artinya ideologi yang memiliki tujuan yang
sama, yaitu untuk mendefinisikan, membangun, dan mencapai kesetaraan gender di
lingkup politik, ekonomi, pribadi, dan social. Tetapi akhirnya memunculkan etik jenis
baru yaitu environmental justice. Sekarang feminisme berubah menjadi justice of care
yang mana kesempatan mempunyai hak itu diperluas.

Ecofeminisme tidak dalam rangka kapitalisme tapi mengaktifkan jenis keaadilan yang
baru. Didalam sistim pemikiran ecofeminisme selalu ada elemen kritis yang erhadap
kapitalisme. Jika sistim kapitalisme berujung kepada sistim pasar. Tetapi bukan agenda
bagi ecofenisme berlawanan dengan kapitalisme. Eksploitasi alam pada manusia
terhadap manusia terjadi berakibat eksploitasi manusia terhadap alam.

Jadi eksploitasi manusia terhadap alam juga tidak lah dibenarkan, mungkin kita berfikir
bahwa manusialah yang mengendalikan alam, tetapi sebenarnya alam yang
mengendalikan manusia. Alam yang menyadarkan kita melaluu suara suara alam yang
mana dibutuhkan orang orang yang peka terhadap alam untuk bisa mendengarkannya.
Nah siapa orang orang yang peka ini? Nah kita sebagai mahasiswa tentunya, generasi
yang harus menjaga, melestarikan, dan memanfaatkan alam tanpa meneksploitasi .

Anda mungkin juga menyukai