MINIMAL AREA
UMMI SALAMAH
1910423016
10 / KBI
PENDAHULUAN
Ekologi tumbuhan mengandung dua pengertian, yaitu ekologi sebagai ilmu dan tumbuhan
sebagai objek. Ekologi berasal dari kata oikos = rumah, dan logos = ilmu. Tumbuhan adalah
organisme hidup eukariota multiseluler dari Kingdom Plantae, yang terdiri atas tumbuhan
berbunga, Lycopodopsida, Gymnospermae, paku-pakuan, lumut, dan sejumlah alga hijau.
Berdasarkan uraian tersebut, maka secara umum, ekologi tumbuhan diartikan sebagai kajian
tentang hubungan timbal balik antara tumbuhan dan lingkungannya. Ekologi tumbuhan
sebagai salah satu cabang ilmu ekologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari secara
spesifik interaksi tumbuhan dengan lingkungan hidupnya, yang berhubungan dengan
berbagai proses dan fenomena alam. Perkembangan ekologi tumbuhan sebagi ilmu
pengetahuan alam secara kualitatif dan kuantitatif relatif masih baru. Sebagai bagian dari
ilmu biologi, ekologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. (Indriyanto, 2006).
Kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untuk menganalisis vegetasi
yang menggunakan petak contoh. Luasan petak contoh mempunyai hubungan erat dengan
keragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin beragam jenis yang terdapat pada
areal tersebut, makin luas kurva spesies areanya. Bentuk luasan kurva spesies area dapat
berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Menurut
Djufri, (2012) setiap spesies tumbuhan memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai untuk
hidup, sehingga persyaratan hidup setiap spesies berbeda-beda, dimana mereka hanya
menempati bagian yang cocok bagi kehidupannya. Setiap tumbuhan merupakan hasil kondisi
tempat dimana tumbuhan itu hidup, sehingga tumbuhan dapat dijadikan sebagai indikator
lingkungan. Komposisi suatu komunitas ditentukan oleh seleksi tumbuhan yang mencapai
klimaks dan mampu hidup di tempat tersebut. Kegiatan anggota komunitas tergantung
penyesuaian diri setiap individu terhadap faktor fisik dan biotik yang ada di tempat tersebut.
Dengan demikian pada suatu komunitas, pengendali kehadiran spesies dapat berupa satu atau
beberapa spesies tertentu atau dapat juga sifat fisik habitat. Namun tidak ada batas yang jelas
antara keduanya, sebab keduanya dapat beroperasi bersama-sama atau saling mempengaruhi.
Tumbuhan yang hidup secara alami pada suatu tempat, membentuk suatu kumpulan
yang di dalamnya setiap individu menemukan lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya. Dalam kumpulan ini terdapat pula kerukunan hidup bersama (asosiasi), dan
hubungan timbal balik (interaksi) yang saling menguntungkan, sehingga terbentuk suatu
derajat keterpaduan. Beberapa komunutas terdiri dari beberapa spesies yang umum dan
beberapa spesies yang jarang, sementara yang lainnya mengandung jumlah spesies yang
sama dengan jumlah spesies yang semuanya umum ditemukan (Irwan, 2010). Analisa
vegetasi adalah salah satu cara untuk mempelajari tentang susunan (komposisi) jenis dan
bentuk struktur vegetasi (masyarakat tumbuhan). Analisi vegetasi dibagi atas tiga metode
yaitu : (1) mnimal area, (2) metode kuadrat dan (3) metode jalur atau transek (Irwan, 2010).
Prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar individu jenis
yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agar individu
yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau pengabaian. Karena titik
berat analisa vegetasi terletak pada komposisi jenis dan jika kita tidak bisa menentukan luas
petak contoh yang kita anggap dapat mewakili komunitas tersebut, maka dapat menggunakan
teknik Kurva
Spesies Area (KSA). Dengan menggunakan kurva ini, maka dapat ditetapkan : (1)
luas minimum suatu petak yang dapat mewakili habitat yang akan diukur, (2) jumlah minimal
petak ukur agar hasilnya mewakili keadaan tegakan atau panjang jalur yang mewakili jika
menggunakan metode jalur ( Marpaung andre, 2009). Untuk suatu kondisi padang rumput,
maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup
menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini
ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh
dan teknik analisa vegetasi yang digunakan.
TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dilakukannya praktikum minimal area adalah untuk menentukan ukuran plot
yang representatif pada suatu area.
METODE PRAKTIKUM
Cara Kerja
Adapun cara kerja untuk pelaksanaan praktikum minimal area ini adalah pertama, disediakan
tempat untuk melakukan pengamatan, dibuatkan plot I dengan ukuran 25 cm x 25 cm.
Diamati dan dicatat jenis-jenis tumbuhan yang terdapat pada plot tersebut. Kedua, plot
diperbesar dengan penambahan dua kali lipat sehingga plot berukuran 25 cm x 50 cm (plot
II). Diamati dan dicatat hanya pertambahan jenis tumbuhan dari plot I pada tumbuhan plot II
ini. Ketiga, ukuran plot ditambah menjadi dua kali lipat sehingga berukuran 50 cm x 50 cm
(plot III). Diamati dan dicatat hanya pertambahan jenis tumbuhan dari plot I pada plot III ini.
Keempat, ukuran plot ditambah menjadi dua kali lipat 100 cm x 100 cm (plot IV). Diamati
dan dicatat pertambahan jenis tumbuhan dari plot I pada plot IV ini. Kelima, dicatat dan
dianalisis hasil yang didapat dan dibuatkan tabel pengamatan. Keenam, ditentukan persentase
spesies tumbuhan didalam suatu minimal area dengan menggunakan rumus :
jumlah spesies awal
%= x 100 %
jumlah spesies akhir
Apabila di dalam suatu area terdapat persentase kurang dari 10% (<10%) maka keakuratan
paling ideal. Dan jika suatu area terdapat lebih dari 10% (>10%) maka dilakukan
penambahan plot kembali sampai benar-benar kurang dari 10%.
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Persentase penambahan jumlah jenis yang didapat pada area yang di plot, dari 100%
hingga 0% yang didapat pada plot IV dan merupakan minimal area.
2. Semakin tinggi keanekaragaman yang terdapat pada areal tersebut, maka semakin luas
pula petak contoh yang digunakan. Penentuan luas minimum apabila dalam suatu luas
area terkecil dapat mewakili karakteristik komunitas tumbuhan atau vegetasi secara
keseluruhan.
3. Penyebaran jenis tumbuhan dalam suatu vegetasi dapat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seperti suhu, kelembaban, keadaan tanah dan senyawa organik.
4. Semakin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makinluas
petak contoh/plot yang digunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur
sangkar, empat persegi panjang.
SARAN
Praktikum objek minial area harus dilakukan dengan teliti, untuk itu sebelum melakukan plot
area praktikan harus benar-benar mengetahui prosedur kerjanya agar mendapatkan data yang
representatif.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 1. (Plot I)