Anda di halaman 1dari 6

MATERI IPL KELAS XII TITL ( 2 )

Elemen Kode IP dan Artinya


Mengenai penjelasan lebih lanjut mengenai elemen kode IP, bisa melihat pada tabel di bawah ini :

Tabel G-1 Elemen Kode IP


1 2 3 4

Angka Artinya untuk


Elemen atau Artinya untuk Proteksi Perlangkapan Proteksi
Huruf Manusia

Kode
IP
Huruf

Dari Sentuhan
Langsung ke
Dari Masuknya Benda Asing Padat
Bagian
Berbahaya

Angka 0 (Tanpa Proteksi) (Tanpa Proteksi)


Karakteri
stik Diameter ± 50 mm
Pertama
Belakang
1
Telapak Tangan

Diameter ± 12,5 mm

2 Jari

Diameter ± 2,5 mm
Perkakas/ Listrik
3
Tebal

Diameter ± 1,0 mm
4 Kawat/ Sekrup
Debu

5 Kawat

Kedap Debu

6 Kawat

Dari Masuknya Air Dengan Efek Merusak

Angka 0 (Tanpa Proteksi)


Karakteri
stik Tetesan Air Secara Vertikal
Kedua
1

Tetesan Air (Miring 15o)

Semprotan Butir Air Halus Dengan Kemiringan 60o

Semprotan Dengan Butir Air Lebih Besar dan Datang Dari


Segala Arah

5 Pancaran Air Dari Segala Arah


Pancaran Air yang Kuat Seperti Air Water Jet

Perendaman Sementara
(Kedalaman 15 cm – 1 m)
7

Perendaman Berlanjutan
(Terus Menerus)
8

Dari Sentuhan
Langsung ke
Bagian
Berbahaya

Belakang
A
Telapak Tangan

Huruf B Jari
Tambaha
n (Opsi)
C Perkakas

D Kawat/ Kabel

Informasi Suplemen Khusus

H Perangkat Tegangan Tinggi

Huruf M Perangkat Bergerak Selama Uji Air


Suplemen
(Opsi) S Perangkat Diam Selama Uji Air

W Kondisi Cuaca
Persyaratan pengujian diselesaikan dalam IEC 60529. Sedangkan, masing-
masing kode memiliki fungsinya masing-masing, yaitu :
1. Kode Utama Digit Pertama: Pada setiap kode IP, terdapat dua digit kode angka,
kode angka yang pertama disebut dengan kode utama digit pertama. Kode ini
menunjukan seberapa besar tingkat perlindungan suatu alat listrik terhadap
gangguan masuknya benda padat ke dalam alat tersebut.
2. Kode Utama Digit Kedua: Kode angka kedua disebut dengan kode utama digit
kedua, kode ini menunjukan tingkat perlindungan peralatan listrik yang kita
gunakan terhadapmasuknya air.
3. Kode Tambahan Berupa Kode Huruf: Selain dua digit kode angka, terkadang
juga terdapat suatu kode tambahan berupa satu atau dua kode huruf, yang
berada pada digit ketiga kode IP tersebut. Kode ini berupa notasi huruf yang
menunjukkan perlindungan bagian-bagian berbahaya dari penggunanya, berupa
huruf A, B, C, dan D.
Kode huruf yang berada pada digit keempat kode IP merupakan kode tambahan
kedua yang juga berupa notasi huruf, biasanya dikenal dengan istilah Huruf
Suplemen. Tambahan ini berfungsi untuk memberikan informasi tambahan
kepada pengguna terkait dengan perlindungan alat tersebut, berupa huruf H, M,
S, dan W.

3. Pengujian Peralatan Listrik


Di negara kita semua peralatan listrik sebelum digunakan oleh konsumen
harus melalaui uji kelayakan. Menurut ayat 202 A2 semua peralatan listrik
yang akan dipergunakan instalasi harus memenuhi ketentuan PUIL. Di
Indonesia peralatan listrik diuji oleh suatu lembaga dari Perusahaan Umum
Listrik Negara, yaitu Lembaga Masalah Kelistrikan disingkat LMK.
Peralatan listrik yang mutunya diawasi oleh LMK dan disetujui, diizinkan
untuk memakai tanda LMK. Bahan yang berselubung bahan termoplastik,
misalnya berselubung PVC, tanda ini dibuat timbul dan diletakan pada
selubung luar kabel. Lambang persetujuan ini dipasang pada kabel yang
berselubung PVC, misalnya kabel NYM. Sedangkan unruk kabel yang
kcelil seperti NYA, lambang persetujuan dari LMK berupa kartu. Di negara
kita peralatan listrik yang telah diawasi mutu produksinya oleh LMK baru
kabel-kabel buatan dalam negeri.

Gambar Tanda Persetujuan Pengujian dari LMK

Pengujiam dari LMK Peralatan listrik yang mutunya diawasi oleh LMK dan disetujui,
diizinkan untuk memakai tanda LMK. Bahan yang berselubung bahan termoplastik,
misalnya berselubung PVC, tanda ini dibuat timbul dan diletakan pada selubung luar
kabel. LMK

Instalasi Listrik Dasar 11 Lambang persetujuan ini dipasang pada kabel yang
berselubung PVC, misalnya kabel NYM. Sedangkan unruk kabel yang kcelil seperti NYA,
lambang persetujuan dari LMK berupa kartu yang ditunjukan pada gambar
B. Pemasangan Instalasi Listrik
Berdasarkan PUIL 2000 pekerjaan perencanaan pemasangan dan pemeriksaan/
pengujian instalasi listrik di dalam atau di luar bangunan harus memenuhi ketentuan
yang berlaku sehingga instalasi tersebut aman untuk digunakan sesuai dengan
maksud dan tujuan penggunaannya, mudah pelayanannya dan mudah
pemeliharaannya. Pelaksanaannya wajib memenuhi ketentuan keselamatan dan
kesehatan bagi tenaga kerjanya, sesuai dengan peraturan perundangan keselamatan
dan kesehatan kerja yang berlaku.
1. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang bertanggung jawab atas semua pekerjaan, yaitu perancangan,
pemasangan, dan pemeriksaan/pengujian instalasi listrik harus ahli di bidang
kelistrikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Berikut ini ketentuan-
ketentuannya :
a. Yang bersangkutan harus sehat jasmani dan rohani
b. Memahami peraturan ketenagalistrikan
c. Memahami ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja
d. Menguasai pengetahuan dan ketrampilan pekerjaannya dalam bidang instalasi
listrik
e. Memiliki ijin bekerja dari instansi yang berwenang.
2. Tempat Kerja
Untuk pekerjaann dapat dilakukan di kantor, setelah mendapatkan data-data
berupa alamat, gambar denah dan beserta ukuran-ukuran ruangannya. Namun
untuk jenis pekerjaan pemasangan dan pemeriksaan instalasi listrik dikerjakan di
tempat bangunan yang dipasang instalasi listrik tersebut. Tempat kerja
pemasangan instalasi listrik harus memenuhi keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. Selain itu, harus tersedia
perkakas kerja, perlengkapan keselamatan, perlengkapan pemadam api,
perlengkapan P3K, rambu-rambu kerja dan pelengkapan lainnya yang diperlukan.
Jika menggunakan perlengkapan peralatan yang dapat menimbulkan kecelakaan
atau kebakaran, wajib dilakukan pengamanan yang optimal. Di tempat kerja
pemasangan instalasi listrik harus ada pengawas yang ahli di didang
ketenagalistrikan. Untuk tempat kerja yang dapat mengganggu ketertiban umum,
harus dipasang rambu bahaya dan papan pemebritahuan yang menyebutkan
dengan jelas pekerjaan-pekerjaan yang sedang berlangsung atau bahaya yang
mungkin timbul, dan harus diterangi lampu pada tempat yang pencahayaanya
kurang.
3. Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Listrik.
Jika pekerjaan pemasangan instalasi listrik telah selesai, pelaksanaan pekerjaan
pemasangan instalasi tersebut secara tertulis melaporkan kepada instansi yang
berwenang, bahwa pekerjaannya telah selesai dikerjakan dengan baik. Memenuhi
syarat proteksi dengan aturan yang berlaku dan siap untuk diperiksa/diuji. Hasil
pemeriksaan dan pengujian instalasi yang telah memenuhi standar, juga dibuat
secara tertulis oleh pemeriksa/penguji instalasi listrik. jika hasilnya belum
memenuhi standar yang berlaku, dilakukan perbaikan-perbaikan sehingga sampai
memenuhi standar.
Pada waktu ujicoba, semua peralatan listrik yang terpasang akan digunakan dan
dijalankan terus, baik secara senddiri-sendiri ataupun serempak sesuai dengan
rencananyaa dan tujuan penggunaannya.
4. Wewenang dan tanggung jawab.
Perancang suatu instalasi listrik bertanggung jawab terhadap ruangan instalasi
yang dibuatnya. Pelaksanaan instalasi listrik bertanggung jawab atas pemasangan
instalasi listrik sesuai dengan rancangan instalasi listrik yang telah disetujui oleh
instansi yang berwenang. jika terjadi kecelakaan, hal itu diakibatkan karena
instalasi tersebut diubah tau ditambah oleh pemakai listrik ( konsumen/user) atau
pemasangan instalasi lain sehingga pelaksana pemasangan instalasi yang
terdahulu dibebaskan dari tanggung jawab.
Setiap pemakai listrik bertanggung jawab atas penggunaan yang aman, sesuai
dengan maksud tujuan penggunaan instalasi tersebut. Instalasi yang berwenang
berhak memerintahkan penghentian seketika penggunaan instalasi listrik yang
harus dibuat secara tertulis disertai dengan alasan.

Anda mungkin juga menyukai