0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan3 halaman
Tugas review menganalisis variasi morfologi katak pohon Polypedates leucomystax di Sumatera Barat. Hasilnya menunjukkan variasi tinggi antara populasi di dataran tinggi dan rendah. Populasi di Kayu Aro memiliki ukuran karakter kepala terpanjang, sedangkan populasi dataran tinggi cenderung lebih panjang dari dataran rendah. Empat karakter menunjukkan perbedaan yang jauh tergantung ketinggian lokasi.
Tugas review menganalisis variasi morfologi katak pohon Polypedates leucomystax di Sumatera Barat. Hasilnya menunjukkan variasi tinggi antara populasi di dataran tinggi dan rendah. Populasi di Kayu Aro memiliki ukuran karakter kepala terpanjang, sedangkan populasi dataran tinggi cenderung lebih panjang dari dataran rendah. Empat karakter menunjukkan perbedaan yang jauh tergantung ketinggian lokasi.
Tugas review menganalisis variasi morfologi katak pohon Polypedates leucomystax di Sumatera Barat. Hasilnya menunjukkan variasi tinggi antara populasi di dataran tinggi dan rendah. Populasi di Kayu Aro memiliki ukuran karakter kepala terpanjang, sedangkan populasi dataran tinggi cenderung lebih panjang dari dataran rendah. Empat karakter menunjukkan perbedaan yang jauh tergantung ketinggian lokasi.
1. Judul : geographical variation of elytral spot patterns in the phytophagous
ladybird, epilachna vigintioctopuncta ta (coleoptera: coccinellidae) in the province of sumatera barat, indonesia
Epilachna vigintioaopunaata adalah hama serius tanaman solanaceous seperti
terong dan kentang di berbagai wilayah dari Jepang hingga Asia Selatan dan Australia. E. vigintioctopunctata di Sumatera Barat menunjukkan variasi intraspesifik yang ekstrim dalam hal ukuran tubuh, bentuk dan ukuran bintik- bintik kronis dan elytral, nada warna oelytra, melanisasi bagian perut, dll. Tujuan artikel ini adalah untuk mendokumentasikan keragaman geografis pola bintik elytral yang paling mencolok di antara variasi ini. Analisis karakter lain dan analisis multivariat di antara karakter akan dilaporkan di tempat lain. Variasi intraspesifik yang kaya pada pola bintik elytral telah dilaporkan pada epilachnine tropis dan subtropis, tetapi jarang didokumentasikan secara rinci kecuali oleh richards, abbas dan nakamura .
Variasi geografis pola bintik elytral kepik fitofag, Epilachna
vigintioaopunctata, dipelajari di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kedua kelompok ini dihubungkan satu sama lain melalui kelompok perantara. Hubungan positif terdeteksi antara ketinggian situs sampel dan jumlah rata- rata bintik non-persisten per elytron.
2. Judul : Linkage Analysis and Mapping of Three Sex-Linked Color Pattern
Genes in the Guppy, Poecilia reticulata
Penelitian ini dilaksanakan di Department of Biological Sciences, Faculty of
Science, National University of Singapore,Tiga gen pola warna fenotipik guppy, yaitu black caudalpeduncle, red tail dan variegated tail patterning, dianalisis dan dipetakan secara genetik. Di Singapura digunakan untuk menentukan kontrol gen dari pola warna tersebut. Progeni F1 dihasilkan dari persilangan timbal balik pasangan tunggal antara TUX dan GV, sedangkan generasi F2 diperoleh dari perkawinan saudara penuh antara jantan dan betina F1. Hubungan dekat dari 3.1, 2.3 dan 2.2 unit peta diperkirakan untuk wilayah penentuan jenis kelamin pasangan gen -Rdt, Rdt-Bcp, dan SdR-Var, masing- masing, sementara Bcp adalah sekitar 5,1 unit peta dari SdR. Urutan peta fenotipik kromosom Y guppy disimpulkan menjadi Var – SdR – Rdt – Bcp. Hasil perkawinan persilangan antara jantan Beraneka Ragam Hijau (GV) dan betina Tuxedo (TUX) menunjukkan angka yang diamati dan diharapkan untuk setiap kelas fenotipik, rasio segregasi yang diharapkan, chi-square goodness- of-fit dengan rasio yang diharapkan dan nilai-nilai yang disesuaikan yang sesuai (χ2 adj) setelah penerapan koreksi Yates untuk kontinuitas, uji χ2 untuk homogenitas, kemungkinan genotipe dan rekombinan. Sembilan pasang kawin TUX♂♂ GV♀♀ menghasilkan total 132 keturunan F1 jantan dan 131 betina. Jantan F1 memiliki batang ekor hitam dan sirip ekor merah dari induk jantan TUX mereka, tetapi juga menunjukkan bintik hitam dan bercak pada sirip ekor. Betina F1 memiliki batang ekor abu-abu dan ekor putih keabu- abuan buram dengan semburat merah dan bintik hitam. Induk jantan TUX sedangkan pola ekor beraneka ragam berasal dari induk betina GV. Tabel 1A dan Gambar. 3 menunjukkan dua persilangan lain di mana orang tua laki-laki TUX heterozigot untuk batang ekor hitam. Untuk memfasilitasi penggambaran persilangan ini dan keturunannya, jantan TUX diberi label sebagai tipe II dan III.
3. Judul : Variasi Morfologi Katak Pohon Bergaris Polypedates leucomystax
Gravenhorst, 1829 (Anura; Rhacophoridae) di Sumatera Barat
Penelitian tentang variasi morfologi katak pohon Polypedates leucomystax
Gravenhorst, 1829 (Anura; Rhacophoridae) di Sumatera Barat. sampel dilakukan di Dharmasraya, Padang Panjang, Pasaman Timur, Solok, Padang, Pesisir Selatan dan Kayu Aro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa P. leucomystax di Sumatera Barat memiliki variasi morfometrik yang tinggi, dan perbedaan antara populasi yang berada di dataran tinggi dan dataran rendah. Metode yang dilakukan adalah survey dan koleksi langsung di lapangan Populasi dari Kayu Aro memiliki ukuran yang lebih panjang pada jarak moncong sampai mata , jarak moncong sampai tympanum, jarak hidung sampai tympanum dan jarak hidung sampai mata dibandingkan keenam populasi lainnya. Populasi P. leucomystax yang berada di dataran tinggi cenderung memiliki ukuran karakter kepala yang lebih panjang dibandingkan populasi dari dataran rendah, baik pada populasi betina maupun jantan. Perbedaan jumlah karakter yang terdiferensiasi pada P. leucomystax pada jantan dan betina data disebabkan kemampuan adaptasi yang berbeda. Hal ini dapat disebabkan oleh kebiasaan dalam aktifitas, pola kawin, dan cara makan P. leucomystax. Berdasarkan 32 karakter morfologi yang diuji didapatkan 14 karakter yang konsisten berbeda secara signifikan pada populasi jantan dan betina yang terdiri atas 7 karakter kepala, 5 karakter ekstremitas dan 2 karakter meristik. Berdasarkan 14 karakter yang signifikan antara populasi P. leucomystax jantan dan betina ditemukan empat karakter yang memiliki nilai perbedaan yang sangat jauh berdasarkan ketinggian daerah pengambilan sampel katak P. leucomystax seperti pada Gambar 3, yang memperlihatkan empat karakter yang diuji memiliki perbedaan yang jauh pada perbedaan ketinggian lokasi. Jumlah karakter signifikan yang cukup banyak ini menunjukkan bahwa telah terjadi diferensiasi karakter morfologi yang tinggi pada spesies P. leucomystax di Sumatera Barat.