Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

FAKTOR LINGKUNGAN

UMMI SALAMAH
1910423016
KOTO PANJANG, KOTA PAYAKUMBUH, KEC. PAYAKUMBUH TIMUR, JURUSAN
BIOLOGI, FMIPA, UNIVERSITAS ANDALAS

PENDAHULUAN
Lingkungan merupakan lingkungan merupakan sistem yang komplek yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Untuk mempelajari pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman
maka perlu dilakukan penggolongan faktor-faktor lingkungan tersebut. Faktor-faktor lingkungan dapat
digolongkan menjadi faktor biotik dan abiotik. Faktor abiotik terdiri atas tanah,air,udara,,kelembaban
udara, angin, cahaya matahari, dan suhu. Sedangkan lingkungan biotik terdiri dari organisme-organisme
hidup di luar lingkungan abiotik (manusia, tumbuhan, hewan dan mikroorganisme). Faktor lingkungan
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman dibedakan menjadi dua yaitu faktor
abiotik dan faktor biotik. (Hasan Basri Jumin, 2001).
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari semua keadaan dan pengaruh luar yang
mempengaruhi hidup dan perkembangan suatu organisme. Organisme disini bisa berupa manusia,
binatang (hewan), atau tumbuhan. Bagi tumbuhan, faktor lingkungan yang penting secara garis besar
dapat diklasifikasi menjadi dua, yaitu iklim dan tanah. Di antara unsur-unsur iklim yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman adalah temperatur udara, curah hujan (suplai air), kelembaban (humiditas), sinar
matahari, dan susunan udara atmosfir. Unsur-unsur tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
meliputi sifat-sifat fisika, kimia, mineralogis, dan biologis tanah. Suhu merupakanfaktor lingkungan yang
berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Menurut Sumarto, (2016) ekosistem tersusun atas dua macam komponen, yaitu komponen
makhluk hidup (biotik) dan komponen makhluk tak hidup (abiotik). Komponen abiotik terdiri dari
komponen benda mati seperti batu, udara, sinar matahari, dan air; serta komponen kimia-fisik seperti
gravitasi, suhu, curah hujan dan salinitas. Ekosistem menyediakan berbagai sumber daya untuk
kelangsungan hidup organisme di dalamnya yang biasanya dikenal juga sebagai biodiversitas (keragaman
hayati). Biodiversitas yaitu konsep tentang variabilitas makhluk hidup dari berbagai sumber (ekosistem
darat, laut, danau, sungai, dan sebagainya) dengan tingkatan dari gen, spesies, dan ekosistem
Tumbuhan yang ada di dunia ini sangat beraneka ragam, perbedaan tersebut meliputi bentuk,
ukuran maupun warna. Perbedaan bentuk maupun ukuran dapat diamati secara keseluruhan pada satu
tanaman, sedangkan untuk perbedaan warna tampak jelas pada warna bunga dan pada warna daunnya.
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor-faktor
eksternal antara lain tanah, kelembapan, udara, suhu, cahaya dan air. Faktor-faktor internal dapat
mencakup gen, hormon, kandungan klorofil serta struktur morfologi dan anatomi organ tumbuhan.
(Widya, 2015:1)
Faktor lingkungan abiotik sangat menentukan struktur komunitas hewan-hewan yang terdapat di suatu
habitat. Proses biologi dipengaruhi suhu. Suhu udara sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan
organisme daratan, karena suhu udara merupakan faktor pembatas bagi kehidupan. Pengukuran suhu
udara dilakukan dengan menggunakan termometer air raksa, termometer maksimum minimum dan
termograf. Prinsip kerja dari alat – alat tersebut yaitu adanya pemuaian karena terjadinya kenaikan suhu
(Campbell,2004).
Suhu merupakan ukuran atau derajat panas atau dinginnya suatu benda atau sistem. Suhu
merupakan parameter fisik yang sangat mempengaruhi pola kehidupan organisme perairan, seperti
distribusi, komposisi, kelimpahan dan mortalitas. Suhu juga akan menyebabkan kenaikan metabolisme
organisme perairan, sehingga kebutuhan oksigen terlarut menjadi meningkat. Suhu dapat membatasi
sebaran hewan secara geografis dan suhu yang baik untuk pertumbuhan berkisar antara 25 - 31°C.
Apabila melampaui batas tersebut akan mengakibatkan berkurang aktivitas kehidupannya (Septiana,
2017).
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu disebut termometer. Suhu menunjukkan derajat panas
benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis,
suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing
bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya
energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga disebut temperatur,
satuan suhu adalah Kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celcius, Fahrenheit, dan ReamurSuhu di
definisikan sebagai suatu besaran fisika yang dimiliki bersama antara dua benda atau lebih yang berada
dalam kesetimbangan termal (Putra, 2007).
Alat ukur cahaya (lux meter) adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas cahaya di
suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui, karena pada dasarnya manusia juga
memerlukan penerangan yang cukup. Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya, diperlukan sebuah
sensor yang cukup peka dan linier terhadap cahaya. Semakin jauh jarak antara sumber cahaya ke sensor
maka semakin kecil nilai yang ditunjukkan lux meter. Ini membuktikan bahwa semakin jauh jarak sensor
terhadap cahaya, maka intensitas cahaya akan semakin berkurang, begitu sebaliknya, jika sensor semakin
dekat dengan sumber cahaya, maka intensitas cahaya yang di tunjukkan oleh lux meter semakin tinggi.
Sensor cahaya yang digunakan pada lux meter adalah Photo dioda. Photo diode digunakan sebagai
komponen pendeteksi ada tidaknya cahaya maupun dapat digunakan untuk membentuk sebuah alat ukur
akurat yang dapat mendeteksi intensitas cahaya dibawah 1pW/cm2 sampai intensitas diatas 10mW/cm2. 
(Istiyono, 2005)
TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengenalkan dan melatih mahasiswa dalam
menggunakan peralatan yang berhubungan dengan faktor lingkungan.
METODE PRAKTIKUM
Praktikum faktor lingkungan dilaksanakan pada Senin, 28 Maret 2021 di Kota Payakumbuh, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas.

Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan untuk pelaksanaan praktikum faktor lingkungan ini adalah Data BPS
Kabupaten Padang dari tahun 2016-2020, termometer, sling psychrometer, dan luxmeter.

Cara Kerja

Adapun cara kerja untuk pelaksanaan praktikum faktor lingkungan ini adalah mencari informasi
mengenai suhu dan kelembaban daerah tempat tinggal praktikan dengan rentang 3 tahun berturut-turut
(praktikan menggunakan data tahun 2016-2020). Data diperoleh dengan mengunjungi website BPS
daerah Kabupaten. Selanjutnya dilakukan pencatatan pada data yang telah diperoleh.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil sebagai berikut:


Tabel 1. Faktor Lingkungan
Tahun Suhu (⁰C) Kelembaban (%) Penyinaran Matahari (%)
2016 28,5 74 60,5
2017 28,5 47,5 62,2
2018 23,5 81,5 54,5
2019 23,5 81,5 57
2020 24 92 53

Berdasarkan tabel 1. Didapatkan hasil rata-rata suhu tertinggi yaitu pada tahun 2016 dan 2017 yaitu 28,5⁰
C dan rata-rata suhu terendah itu pada tahun 2018 dan 2019. Sedangkan rata-rata nilai kelembaban
tertinggi yaitu pada tahun 2020 dan rata-rata nilai kelembaban terendah yaitu pada tahun 2017. Faktor
lingkungan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan seperti tanah, udara,
kelembaban, suhu, cahaya dan air. Polusi udara yang sering dijumpai merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi aktifitas didalam daun sehingga dapat merubah struktur anatomi daun. Menurut Penelitian
Singsaas dalam tambaru Tambaru (2013) polusi udara yang terlalu tinggi diatas ambang batas
mengakibatkan perubahan morfologi, anatomi, biokimia dan fisiologi tanaman, sebagian stomata tertutup
karena CO2 yang terlalu tinggi dapat menyebabkan cairan sel menjadi masam, sehingga mengurangi
transpirasi dan respirasi. Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman serta Suhu berkorelasi positif dengan radiasi matahari Tinggi rendahnya suhu
disekitar tanaman ditentukan oleh beberapa factor yaitu : Radiasi matahari, Kerapatan tanaman, Distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, Kandungan lengas tanah.

Salah satu contoh faktor lingkungan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah
udara. Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia yang begitu pesat mengakibatkan bertambahnya
kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat. Salah satunya adalah alat transportasi. Akibat dari
kebutuhan masyarakat akan alat transportasi yang semakin meningkat menimbulkam dampak negatif
karena menyebabkan bertambahnya jumlah polusi udara. Salah satu sumber dari pencemaran udara yaitu
berasal dari transportasi yang semakin padat. Daun adalah bagian utama yang berinteraksi langsung
dengan udara sekitar, sehingga kondisi udara sekitar akan langsung mempengaruhi aktivitas dalam daun.
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai
sejumlah besar daun. Daun hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain
tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus)
batang dan tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun di namakanan ketiak daun.
Daun biasanya tipis melebar kaya akan sesuatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil (Tjitrosoepomo,
2003). Daun biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati
tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula. Bagian tubuh tumbuhan ini mempunyai umur yang terbatas.
Akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu akan runtuh warna daun akan
berubah menjadi kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi pirang. Jadi daun yang telah tua, kemudian
mati dan runtuh dari batang mempunyai warna yang berbeda dengan daun yang masih segar. Daun yang
muda berwarna hijau muda keputih-putihan, kadang-kadang juga ungu atau kemerah-merahan, sedangkan
yang sudah dewasa biasanya berwarna hijau sungguh (Tjitrosoepomo, 2003).

Berdasarkan tabel 1. Didapatkan suhu rata-rata di Kota Payakumbuh dari tahun 2016-2020
sebesar 25,6oC, hal ini tentu akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan dari
kebanyakan tanaman pertanian berkisar antara 15-40 C. Pada batas ini, pertumbuhan menurun cepat.
Temperatur secara langsung mempengaruhi tanaman pada fotosintesis, respirasi, permeabilitas dinding
sel, adsorpsi air dan unsur hara, transpirasi, aktivitas enzim dan koagulasi protein. Pengaruh ini terlihat
pada pertumbuhan tanaman. Pengaruh temperatur pada fotosintesis sangat kompleks dan berbeda dengan
spesies tanaman, kandungan karbon dioksida dari atmosfir, intensitas cahaya dan lamanya penyinaran
(Barber, 2004). Menurut ahli fisiologi tanaman, bila cahaya merupakan faktor pembatas, temperatur
sedikit berpengaruh terhadap fotosintesis tetapi bula karbon dioksida berlebihan sedangkan cahaya tidak,
maka fotosintesis akan naik dengan kenaikan temperatur.

Berdasaarkan tabel 1. Diperoleh kelembapan rata-rata udara di Kota Payakumbuh adalah 75,3 %.
Hal ini tentunya berpengaruh terhadap pertumbuhan pada tumbuhan. Higrometer adalah perangkat untuk
menentukan kelembapan atmosfer yang dapat menunjukkan kelembapan relatif (persentase kelembapan
diudara), kelembapan mutlak (jumlah kelembaban) atau keduanya. Kelembapan berhubungan dengan
ketersediaan air dalam tanah. Makin banyak tersedianya air dalam tanah. Maka makin baik pengambilan
unsur hara oleh tanaman. Bila persediaan air tanah cukup, pemberian unsur hara akan menaikkan
efesiensi air. Efesiensi penggunaan air adalah jumlah bahan kering dapat dihasilkan dari sejumlah air
tertentu. Kadang-kadang dinyatakan sebagai kg air yang diperlukan untuk menghasilkan 1 kg bahan
kering. Efisiensi penggunaan air dapat dinyatakan sebagai hasil/evapotranspirasi (H/ET) dalam ton ha-1
cm-1 . Pemberian pupuk fospat dapatmenaikkan nilai H/ET (Barber, 2004).

Berdasarkan tabel 1. Diperoleh lama penyinaran paling lama di Kota Payakumbuh adalah tahun
2017. Dimana hal ini sangat mempengaruhi proses pertumbuhan pada tanaman. Lamanya penyinaran juga
sangat penting. Tanaman dalam hubungan dengan panjang hari disebut fotoperidesitas. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa respons tanaman jagung terus naik dengan kenaikan intensitas cahaya. Hal ini
menyebabkan pembuatan hibrida dengan daun yang lebih tegak agar dapat mengintersepsi cahaya lebih
banyak. Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya
tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat
dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat
menghambat proses pertumbuhan.   Pengaruh unsur cahaya pada tanaman tertuju pada pertumbuhan
vegetatif dan generatif. Tanggapan tanaman terhadap cahaya ditentukan oleh sintesis hijau daun, kegiatan
stomata ( respirasi, transpirasi), pembentukan anthosianin, suhu dari organ-organ permukaan, absorpsi
mineral hara, permeabilitas, laju pernafasan, dan aliran protoplasma (Jumin 2008:8). Secara teoritis,
semakin besar jumlah energi yang tersedia akan memperbesar jumlah hasil fotosintesis.
Lama penyinaran matahari merupakan satu dari beberapa unsur klimatologi. Lama penyinaran
matahari atau durasi penyinaran matahari (periodisitas) adalah lamanya matahari bersinar cerah pada
permukaan bumi yang dihitung mulai dari matahari terbit hingga terbenam. Besarnya lama penyinaran
matahari ditulis dalam satuan jam, nilai persepuluhan, atau dalam satuan persen terhadap panjang hari
maksimum (Ariffin, dkk., 2010). Menurut WMO (2008) dan Hamdi (2014) mengemukakan pendapatnya
bahwa, kartu pias akan terbakar jika kekuatan sinar matahari sebesar120 W /m 2. Pengukuran lama
penyinaran matahari di Indonesia dilakukan dengan menggunakan alat yaitu campbell stokes dan kartu
pias. Campbell stokes terdiri dari bola pejal terbuat dari bahan gelas dengan diameter 4 inchi yang
dipasangkan pada kedudukannya sehingga sinar matahari dapat difokuskan ke arah kartu pias dengan
tajam. Kartu pias adalah kartu berskala sebagai alat perekam radiasi matahari.Kartu pias terbuat dari
karton, berwarna biru gelap, dapat menyerap dan mudah terpenyinaran oleh radiasi matahari.

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum faktor lingkungan yang telah dilaksanakan, didapatkanlah kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pertumbuhan suatu tumbuhan dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, curah
hujan, dan pH.
2. Alat yang digunakan untuk mengatur suhu, kelembapan udara, penyinaran matahari adalah
termometer, termometer, sling physcometer, dan lux meter.
3. Pada data BPS Kota Payakumbuh didapatkan hasil suhu tertinggi di Kota Payakumbuh pada tahun
2017 dan terendah di tahun 2019. Sementara untuk kelembaban, tertinggi terjadi di tahun 2020
sementara terendah terjadi pada tahun 2017. Dan terakhir, lama penyinaran tertinggi pada tahun 2017
sementara yang paling sedikit terjadi pada tahun 2020.

DAFTAR PUSTAKA

Ariffin, dkk., 2010, Modul Praktikum Klimatologi. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.

Barber, S.A. 2004. Soil Nutrient Bioavailability. A. Mechanistic Approach. A Willey Inter. Publ. 5nd ed.
John Willey & Sons, New York. 219 p.

Campbell, N. A. & J. B. Reece. (2004). Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3. Terjemahan: Damaring Tyas
Wulandari. Jakarta: Erlangga.

Hamdi, S., 2014, Mengenal Lama Penyinaran Matahari Sebagai Salah Satu Parameter Klimatologi. Berita
Dirgantara, 75(1), 7-16.

Istiyono,Edi. 2005. Fisika. Klaten : PT Intan Pariwara

Jumin, H.B. 2008. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Septiana. N. D. 2017. Keanekaragaman di Pantai Pasir Putih Kabupaten Lampung.

Sumarto, A.R. 2016. Analisis Sifat Fisik, Sifat Organoleptik, dan Kandungan Gizi pada Produk Tempe
dari Kacang Non-Kedelai. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 5 (1) :16-22
Tambaru, E. 2012. “Potensi Absorpsi Karbon Dioksida pada Beberapa Jenis Pohon Hutan Kota di Kota
Makassar.” Disertasi Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar. 197 hal.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2003.Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

WMO, 2008. Guide to Meteorological Instruments and Methods of Observation, WMO-No.8 seventh
edition.

Anda mungkin juga menyukai