Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/343228357

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN


DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Research · July 2020


DOI: 10.13140/RG.2.2.25756.92802

CITATIONS READS
0 7

4 authors, including:

Adi Aspian Nur Machmud Al Amrie

28 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   
universitas kaltara
7 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   
SEE PROFILE
SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Model Koreksi Kesalahan - ECM View project

Fiscal And Monetary Policy View project

All content following this page was uploaded by Machmud Al Amrie on 27 July 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI
TERHADAP KEMISKINAN
DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA
Sara Nofbera1, Adi Aspian Nur2, Sofyan Nur3
1
(Fakultas Ekonomi, Universitas Kaltara, Indonesia)
2
(Fakultas Ekonomi, Universitas Kaltara, Indonesia)
3
(Fakultas Ekonomi, Universitas Kaltara, Indonesia)

Abstract:
Pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran tingkat kemiskinan masyarakat. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi
maka semakin tinggi tingkat kesejahteraan. Tingkat kesejahteraan berhubungan dengan tingkat kemiskinan, apabila
tingkat kesejahteraan masyarakat rendah maka tingkat kemiskinan juga tinggi dan apabila tingkat kesejahteraan
tinggi maka tingkat kemiskinan akan rendah. Inflasi merupakan kenaikan harga barang umum secara terus menerus
dalam jangka waktu yang lama, kenaikan harga barang apabila dibiarkan secara terus menerus akan
mempengaruhi penurunan daya beli masyarakat. Penurunan daya beli masyarakat dikarenakan ketidakmampuan
masyarakat untuk membeli barang tersebut atau pendapatan yang rendah.
Hasil penelitian diperoleh bahwa Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan di provinsi
Kalimantan Utara.dan Produk Domestik Regional Bruto berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan di
provinsi Kalimantan Utara.
Kata Kunci : Kalimantan Utara, Kemiskinan, Inflasi, Produk Domestik regional Bruto, PDRB

I. Latar Belakang
Persoalan kemiskinan (poverty) menjadi salah satu target kebijakan pembangunan disetiap Negara agar
kesenjangan pendapatan menjadi semakin kecil. Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang bersifat
multidimensi (multidimension) karena dalam menanggulanginya masalah yang dihadapi bukan terbatas pada hal-hal
yang menyangkut hubungan sebab akibat timbulnya kemiskinan tetapi melibatkan juga nilai dan politik [1]. Artinya
kemiskinan merupakan masalah yang melibatkan banyak aspek bagi kehidupan masyarakat suatu Negara,
kemiskinan juga dapat menjadi gambaran buruknya perekonomian suatu Negara atau semakin tinggi kemiskinan
maka indentitas Negara dipandang oleh Negara lain juga tidak baik. Kemiskinan ditandai oleh keterbelakangan dan
pengangguran yang selanjutnya meningkat menjadi pemicu ketimpangan pendapatan dan kesenjangan antar
golongan penduduk. Kesenjangan dan pelebaran jurang kaya miskin tidak mungkin untuk terus dibiarkan karena
akan menimbulkan berbagai persoalan baik persoalan sosial maupun politik di masa yang akan datang.
Kemiskinan tidak lagi hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak
dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara
bermartabat. Hak-hak dasar yang diakui secara umum meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan,
pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam, lingkungan hidup, rasa aman dari
perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan hak berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik [2]. Artinya
seseorang yang kekurangan akan hak-hak dasar dapat disebut sebagai masyarakat miskin, hal ini dikarenakan
ketidakmampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Penyebab kemiskinan bermuara pada teori lingkaran kemiskinan (vicious circke of poverty), yang dimaksud
lingkaran kemiskinan adalah suatu rangkaian kekuatan yang saling mempengaruhi suatu keadaaan dimana suatu
negara akan tetap miskin dan akan banyak mengalami kesukaran untuk mencapai tingkat pembangunan yang lebih
baik. Adanya keterbelakangan, dan ketertinggalan sumber daya manusia (SDM) yang tercermin oleh rendahnya
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), ketidaksempurnaan pasar dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya
produktifitas. Rendahnya produktifitas mengakibatkan rendahnya pendapatan yang mereka terima yang tercermin
oleh rendahnya PDRB per kapita. Rendahnya pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi.
Rendahnya investasi berakibat pada rendahnya akumulasi modal sehingga proses penciptaan lapangan kerja rendah
yang tercemin oleh tingginya jumlah pengangguran. Rendahnya akumulasi modal disebabkan oleh keterbelakangan
dan seterusnya [3].
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Inflasi Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Kalimantan Utara

Dalam penelitian ini tingkat kemiskinan berhubungan erat dengan tingkat pertumbuhan ekonomi. Semakin
tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi maka dapat diasumsikan bahwa secara makro tingkat kesejahteraan masyarakat
juga tinggi. Demikian sebaliknya yaitu apabila tingkat pertumbuhan ekonomi turun maka diasumsikan tingkat
kesejahteraan masyarakat juga rendah.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Adanya pertumbuhan ekonomi
merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi [4]
Pertumbuhan ekonomi Propinsi Kalimantan Utara selama periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2018
mengalami fluktuasi arti mengalami kenaikan dan juga mengalami penurunan. Penurunan nilai laju pertumbuhan
ekonomi disebabkan pada sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pengolahan yang mengalami
perlambatan pertumbuhan hal ini dikarenakan adanya izin tambang yang dibatasi pada beberapa kabupaten. Dampak
lain dari penurunan pertumbuhan ekonomi adalah tingkat kesejahteraan masyarakat Kalimantan Utara juga kurang
sejahtera [5]
Tingkat kemiskinan berhubungan erat bagaimana seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, apabila
seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya maka untuk membeli kebutuhan sehari-hari juga akan susah.
Pertumbuhan ekonomi berhubungan erat dengan tingkat kesejahteraan, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat
pertumbuhan ekonomi di Kaltim yang turun menjadikan gambaran tingkat kesejahteraan.
Dasar pertimbangan peneliti mengambil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan variabel pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran
tingkat kemiskinan masyarakat. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin tinggi tingkat
kesejahteraan. Tingkat kesejahteraan berhubungan dengan tingkat kemiskinan, apabila tingkat
kesejahteraan masyarakat rendah maka tingkat kemiskinan juga tinggi dan apabila tingkat
kesejahteraan tinggi maka tingkat kemiskinan akan rendah.
2. Penggunaan variabel inflasi dikarenakan inflasi merupakan kenaikan harga barang umum secara terus
menerus dalam jangka waktu yang lama, kenaikan harga barang apabila dibiarkan secara terus
menerus akan mempengaruhi penurunan daya beli masyarakat. Penurunan daya beli masyarakat
dikarenakan ketidakmampuan masyarakat untuk membeli barang tersebut atau pendapatan yang
rendah.

II. Metode Penelitian


Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
1. PDRB atas harga konstan dari tahun 2014 sampai dengan 2018 di provinsi Kalimantan Utara.
2. Inflasi tahun 2014 sampai dengan 2018 di provinsi Kalimantan Utara.
3. Pertumbuhan ekonomi dari tahun 2014 sampai dengan 2018 di provinsi Kalimantan Utara.
4. Kemiskinan dari tahun 2014 sampai dengan 2018 di provinsi Kalimantan Utara.
5. Data-data yang mendukung penelitian.

Regresi Berganda
Penentuan alat analisa atau perhitungan berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, yaitu
mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan di Provinsi Kalimantan Utara. Bentuk persamaan
dalam regresi berganda dapat dibuat sebagai berikut :
𝑌̂ = 𝛽̂0 + 𝛽̂1 . 𝑋1𝑖 + 𝛽̂2 . 𝑋2𝑖 + 𝛽̂𝑛 . 𝑋𝑛𝑖 + 𝑒𝑖 [6]

Tahapan dalam pengerjaan regresi berganda :


1. Mencari nilai β0, β1, dan β2;
2. Mencari nilai korelasi secara simultan (R) dan koefisien determinasi (R2);
3. Uji t (t-test);
4. Uji F (fisher-test);

Untuk mencari nilai dari β0, β1, dan β2 sebagai berikut :


𝛽̂0 = 𝑌̅ − 𝛽̂1 . 𝑋̅1𝑖 − 𝛽̂2 . 𝑋̅2𝑖
2
(∑ 𝑥1𝑖∗ 𝑦𝑖 ) ∗ (∑ 𝑥2𝑖 ) − (∑ 𝑥2𝑖∗ 𝑦𝑖 ) ∗ (∑ 𝑥1𝑖∗ 𝑥2𝑖 )
𝛽̂1 = 2) 2)
(∑ 𝑥1𝑖 ∗ (∑ 𝑥2𝑖 − (∑ 𝑥1𝑖∗ 𝑥2𝑖 )2

July 27, 2020 2


Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Inflasi Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Kalimantan Utara
2
(∑ 𝑥2𝑖∗ 𝑦𝑖 ) ∗ (∑ 𝑥1𝑖 ) − (∑ 𝑥1𝑖∗ 𝑦𝑖 ) ∗ (∑ 𝑥1𝑖∗ 𝑥2𝑖 )
𝛽̂2 = 2) 2)
(∑ 𝑥1𝑖 ∗ (∑ 𝑥2𝑖 − (∑ 𝑥1𝑖∗ 𝑥2𝑖 )2

Korelasi (R)
Rumus korelasi simultan (R) sebagai berikut :
𝛽1 ∑ 𝑥1 𝑦+ 𝛽2 ∑ 𝑥2 𝑦+⋯ 𝛽𝑛 ∑ 𝑥𝑛 𝑦
R =√ ∑ 𝑦2
Di mana :
R adalah koefisien korelasi secara simultan

Koefisien Determinasi (R2)


Berfungsi untuk mengetahui seberapa besar variasi perubahan pada nilai variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh semua variabel independen.
Rumusnya sebagai berikut : [7]
(∑ 𝑒𝑖 2 ) / (𝑛−𝑘)
R2 = 1 - ∑(𝑌𝑖− ̅
𝑌 )2 / (𝑛−1)
Di mana :
K = jumlah variabel independen, termasuk intersep atau konstanta (β0)
n = banyaknya data

Uji t (t-test)
1. Syarat uji t adalah :
Apabila menggunakan t hitung
 Jika nilai t hitung > nilai t tabel -- H0 ditolak ; Ha diterima
 Jika nilai t hitung < nilai t tabel -- H0 diterima ; Ha ditolak
Apabila menggunakan nilai sig
 Jika nilai sig > tingkat kesalahan -- H0 diterima ; Ha ditolak
 Jika nilai sig < tingkat kesalahan -- H0 ditolak ; Ha diterima
Uji F (Fisher-test)
Berfungsi untuk melakukan pengujian secara simultan atau bersama-sama. Rumusnya F hitung sebagai
berikut :
(𝑅 2 ) / (𝑘−1)
F= (1−𝑅 2 ) / (𝑛−𝑘)
Di mana :
K = jumlah variabel independen, termasuk intersep atau konstanta (β0)
n = banyaknya data

Untuk melakukan uji F maka tahapan yang perlu diperhatikan adalah


1. Menentukan tingkat kepercayaan (level of confident) --- pada tabel 1 dapat menjadi rujukan.
2. Mencari nilai degree of freedom (df) yaitu (k-1) dan (n-k)
3. Syarat uji F adalah :
Apabila menggunakan F hitung
 Jika nilai F hitung > nilai F tabel -- H0 ditolak ; Ha diterima
 Jika nilai F hitung < nilai F tabel -- H0 diterima ; Ha ditolak
Apabila menggunakan nilai sig
 Jika nilai sig < tingkat kesalahan -- H0 ditolak ; Ha diterima
 Jika nilai sig > tingkat kesalahan -- H0 diterima ; Ha ditolak

July 27, 2020 3


Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Inflasi Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Kalimantan Utara

III. Hasil Penelitian


Hasil persamaan regresi berganda sebagai berikut :
Tabel 1 Persamaan Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 19.147 3.145 6.088 .002
Inflasi 7.005 .003 -.005 -.028 .979
1
PDRB -3.357 .697 -1.121 -4.816 .005

a. Dependent Variable: Kemiskinan

Adapun rumus persamaan regresi adalah sebagai berikut :


Y = b0 + b1X1 + b2X2 +e

Hasilnya adalah sebagai berikut :


Y = 19.147 + 7.005 X1 - 3.357 X2 + e

1. Inflasi (X1)
Apabila inflasi di Kalimantan Utara bertambah atau meningkat sebesar 1% maka tingkat kemiskinan
bertambah sebesar 0,7005%.
2. Produk Domestik Regional Bruto (X2)
Apabila Produk Domestik Regional Bruto di Kalimantan Utara bertambah sebesar 1 juta Rupiah maka tingkat
kemiskinan akan berkurang sebesar -3.357 %.

Pengujian uji t dilakukan dengan syarat pengujian :


1. Tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan (α) 5%.
2. Apabila nilai Sig < α maka Ha diterima.
3. Apabila nilai Sig > α maka Ha ditolak.

a. Koefisien untuk Inflasi (X1)


Nilai sig sebesar 0,979 dan sesuai syarat pengujian diperoleh 0,979 > α (5%) maka inflasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap perubahan tingkat kemiskinan di provinsi Kalimantan Utara.
b. Produk Domestik Regional Bruto (X2)
Nilai sig sebesar 0,005 dan sesuai syarat pengujian diperoleh 0,005 < α (5%) maka Produk Domestik Regional
Bruto berpengaruh signifikan terhadap perubahan tingkat kemiskinan di provinsi Kalimantan Utara.

Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2)

Hasil perhitungan untuk menentukan koefisien korelasi dan koefisien determinasi sebagai berikut :
Tabel 2 Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 .925a .855 .768 .02138
a. Predictors: (Constant), PDRB, Inflasi

Koefisien korelasi (R) memiliki nilai 0,925. Angka 0,925 mempunyai arti hubungan antar variabel secara
keseluruhan terhadap variabel tingkat kemiskinan adalah kuat.

July 27, 2020 4


Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Inflasi Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Kalimantan Utara

Koefisien Determinasi dapat dilihat dari R Square (R2) sebesar 0,855 Angka 0,855 mempunyai arti bahwa
inflasi dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) memberikan pengaruh perubahan terhadap tingkat kemiskinan
sebesar 85,5%. Dan sisanya sebesar 14,5% menjelaskan bahwa perubahan tingkat kemiskinan dipengaruhi variabel
lain diluar penelitian.

Uji F
Pengujian uji F dilakukan dengan syarat pengujian :
1. Tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan (α) 5%.
2. Apabila nilai Sig < α maka Ha diterima.
3. Apabila nilai Sig > α maka Ha ditolak.

Tabel 3 Uji F (Fisher test)


ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression .014 3 .005 9.844 .015b
1 Residual .002 5 .000
Total .016 8
a. Dependent Variable: Kemiskinan
b. Predictors: (Constant), PDRB, Inflasi

Uji F menjelaskan bahwa nilai Sig sebesar 0,015. Sesuai syarat pengujian bahwa nilai Sig < α (5%) maka
menerima Ha. Artinya secara bersama-sama variabel inflasi dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
memberikan pengaruh signifikan terhadap perubahan tingkat kemiskinan di provinsi Kalimantan Utara.

IV. Pembahasan
Koefisien Determinasi dapat dilihat dari R Square (R2) sebesar 0,855. Angka 0,855 mempunyai arti bahwa
inflasi dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) memberikan pengaruh perubahan terhadap tingkat kemiskinan
sebesar 85,5%. Dan sisanya sebesar14,5% menjelaskan bahwa perubahan tingkat kemiskinan dipengaruhi variabel
lain diluar penelitian.
Uji F menjelaskan bahwa nilai Sig sebesar 0,015. Sesuai syarat pengujian bahwa nilai Sig < α (5%) maka
menerima Ha. Artinya secara bersama-sama variabel inflasi dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
memberikan pengaruh signifikan terhadap perubahan tingkat kemiskinan.
lnflasi adalah kenaikan harga secara umum, atau inflasi dapat juga dikatakan sebagai penurunan daya beli
uang. Makin tinggi kenaikan harga makin turun nilai uang. Dikatakan tingkat harga secara umum karena barang dan
jasa itu banyak sekali jumlah dan jenisnya. Ada prediksi bahwa harga sejumlah barang turun banyak barang lainnya
yang justru naik harganya. Kenaikan satu dua barang saja bukan merupakan inflasi, kecuali bila kenaikan harga
barang tersebut meluas pada sebagian besar harga barang - barang lainnya.
Suatu negara yang tingkat inflasinya konsisten rendah akan lebih kuat nilai tukar mata uangnya
dibandingkan negara yang inflasinya lebih tinggi. Daya beli (purchasing power) mata uang tersebut relatif lebih
besar dari negara lain. Dalam penelitian apabila inflasi bertambah atau meningkat maka Bank Indonesia mengambil
kebijakan dalam menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga akan menurunkan minat beli masyarakat dalam
mengkonsumsi barang-barang dan cenderung untuk melakukan tabungan atau saving dengan mengharapkan
memperoleh keuntungan dari suku bunga bank yang tinggi, sehingga akan memperkuat nilai tukar Rupiah terhadap
mata uang asing di Indonesia. Akan tetapi secara signifikan perubahan suku bunga tidak terlalu besar pengaruhnya
karena masyarakat umum kebanyakan tidak terlalu mengetahui kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh Bank
Indonesia karena masyarakat umum khususnya menengah kebawah lebih fokus dalam memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.

V. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah :
1 Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Kalimantan Utara.
2 Produk Domestik Regional Bruto berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan di provinsi
Kalimantan Utara.
References

July 27, 2020 5


Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Inflasi Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Kalimantan Utara

[1] A. Jonaidi, “Bahan mendeley analisis pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan,” Kaji. Ekon., vol. 1, no. April,
pp. 140–164, 2012.
[2] D. Wiryawan and A. A. Nur, “Pengaruh Efektivitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen pada
Pelabuhan Speedboat Kayan II Tanjung Selor,” Akuntabel, vol. 14, no. 1, p. 19, 2018.
[3] A. A. Nur and D. Wiryawan, “Realization of Foreign Investment Value , State Investment And Working For
Economic Growth In East Kalimantan,” vol. 10, no. 2, pp. 15–16, 2019.
[4] A. Aspian Nur and Y. Safaringa, “Analisis Sektor Basis Dan Non Basis Di Provinsi Kalimantan Timur
Dengan Pendekatan PDRB,” OSF, 2019.
[5] Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Utara, “Konsep Kemiskinan,” 2020. [Online]. Available:
https://kaltara.bps.go.id/subject/23/kemiskinan.html#subjekViewTab1. [Accessed: 23-Jul-2020].
[6] A. Aspian Nur, Perhitungan Regresi Berganda (Multiple Regression) secara manual. Kalimantan Utara,
2019.
[7] A. Widarjono, Ekonometrika : Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis, Pertama. Yogyakarta:
Ekonosia, 2005.

July 27, 2020 6

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai