2020
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menentukkan debit aktual aliran fluida dengan prinsip hydraulic bench
2. Menentukkan debit teoritis aliran fluida dengan ember
3. Menentukan faktor - faktor yang dapat mempengaruhi perhitungan debit
pada hydraulic bench dan ember
4. Menentukan perbandingan pengukuran debit aktual antara
menggunakan hydraulic bench dan ember
5. Menentukan efisiensi dan galat pengukuran debit aktual menggunakan
hydraulic bench
t (s)
Variasi
t1 t2 t3
1 26.48 26.49 30.16
2 16.17 18.26 16.20
3 11.20 10.99 11.50
4 22.47 21.60 22.56
5 19.33 19.28 20.40
t (s)
Variasi
t1 t2 t3
1 9.63 9.46 9.23
2 14.75 13.82 14.80
3 11.33 11.86 10.62
Tabel 2. 3. Data Densitas Air pada Suhu Tertentu pada Tekanan 1 atm
1005
1000
995
densitas (kg/m3)
990
985
980
975
970
965
960 y = -0,0036x2 - 0,0661x + 1000,5
R² = 0,9993
955
0 20 40 60 80 100 120
suhu (˚C)
b) Pada ember
Pada ember dilakukukan tiga variasi debit, dimulai dengan variasi
debit ketiga sampai variasi debit kelima, pada debit yang sama
dengan yang dialirkan ke hydraulic bench.
Pada variasi debit 3, perhitungan trata-rata adalah sebagai berikut
𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3
𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
9.63 + 9.46 + 9.23
𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
𝒕𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 = 𝟗. 𝟒𝟒 𝒔
Pada variasi – variasi selanjutnya dilakukan perhitungan dengan
cara yang sama, sehingga ditemukan hasil trata-rata pada variasi debit
4 dan 5.
Pada variasi debit 4, 𝒕𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 = 𝟏𝟒. 𝟒𝟓𝟔𝟔𝟔𝟔𝟔𝟕 𝒔
Pada variasi debit 5, 𝒕𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 = 𝟏𝟏. 𝟐𝟕 𝒔
3.4 Debit Aktual Hidraulic Bench (Qaktual)
Pada percobaan ini, dilakukan 5 kali variasi debit yang diukur
menggunakan Hydraulic Bench. Untuk menentukan debit aktual aliran
fluida pada hydraulic bench, dapat digunakan persamaan berikut.
𝑚
𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = 𝜌 × 𝑡 𝑎𝑖𝑟 (persamaan 3.4)
𝑎𝑖𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Pada variasi pertama, debit aktual bernilai
𝑚𝑎𝑖𝑟
𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =
𝜌𝑎𝑖𝑟 × 𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
7.5
𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =
996.84 × 27.71
𝑸𝒂𝒌𝒕𝒖𝒂𝒍 = 𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟐𝟕𝟏𝟓𝟏𝟖 𝒎𝟑 /𝒔
Pada variasi – variasi selanjutnya dilakukan perhitungan dengan cara
yang sama, sehingga ditemukan hasil Qaktual pada variasi debit 2,3,4,
dan 5.
Pada variasi debit 2, 𝑸𝒂𝒌𝒕𝒖𝒂𝒍 = 𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟒𝟒𝟓𝟖𝟎𝟗 𝒎𝟑 /𝒔
Pada variasi debit 3, 𝑸𝒂𝒌𝒕𝒖𝒂𝒍 = 𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟔𝟔𝟗𝟗𝟕𝟏 𝒎𝟑 /𝒔
Pada variasi debit 4, 𝑸𝒂𝒌𝒕𝒖𝒂𝒍 = 𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟑𝟑𝟖𝟕𝟓𝟔 𝒎𝟑 /𝒔
Pada variasi debit 5, 𝑸𝒂𝒌𝒕𝒖𝒂𝒍 = 𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟑𝟖𝟐𝟓 𝒎𝟑 /𝒔
V. ANALISIS A
5.1 Analisis Cara Kerja
Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah dengan
menghubungkan Hydraulic Bench pada sumber listrik dengan tegangan
110V. Setelah itu diukur suhu fluida sebelum percobaan dilakukan.
Suhu fluida perlu diukur untuk mengetahui berapa massa jenis fluida
yang digunakan dalam percobaan. Tunggu 3 sampai 5 menit agar suhu
yang diukur sudah benar-benar tepat.
Setelah itu valve bench ditutup lalu pompa dinyalakan. Hal ini
dilakukan agar saat mengisi air, air nya tidak terbuang. Kemudian
dilakukan pengecekan apakah terjadi kebocoran pada selang, pompa,
atau bagian lain. Jika sudah dipastikan tidak terjadi kebocoran, drain di
bak dalam weight tank ditutup dengan memutar cam lever.
Setelah itu valve di bench dibuka. Air akan mengalir melalui selang
menuju bak dengan debit tertentu. Kemudian stopwatch dijalankan saat
lengan yang menghubungkan beban dengan bak terangkat. Beban
segera dipasangkan setelah lengan tersebut terangkat, maka lengan akan
kembali turun ke bawah. Setelah beberapa saat, lengan beban akan
kembali terangkat. Stopwatch dihentikan tepat saat lengan tersebut
terangkat. Lalu waktu pada stopwatch dan massa beban yang digunakan
dicatat.
Saat waktu selesai dicatat, air dalam bak dibuang dengan memutar
cam lever sehingga drain terbuka, dan air keluar dari bak menuju lower
tank. Saat air dibuang, lebih baik drain dibiarkan membuka selama
waktu tertentu dan tidak terburu – buru ditutup, agar air di dalam bak
benar benar habis dan tidak menimbulkan pengaruh pada perhitungan
selanjutnya.
Pada debit yang sama dilakukan pengambilan data waktu selama 3
kali (triplo) dengan cara yang sama. Hal ini dilakukan agar data yang
didapat semakin akurat dan hasil yang didapat nilainya semakin dekat
dengan nilai asli (semakin presisi).
Setelah selesai dengan pengukuran waktu debit 1 selama 3 kali, debit
divariasikan dengan memutar valve. Variasi pembukaan valve adalah
variasi debiy. Kemudian dilakukan pencatatan waktu dengan cara yang
sama selama 3 kali pada setiap debit sampai variasi debit kelima.
Khusus untuk 3 variasi debit terakhir, pengukuran volume air
dilakukan di setiap variasinya dengan mengalirkan air melalui selang
pada alat kemudian air ditampung menggunakan ember atau gelas ukur
yang berukuran 5 liter. Setelah selesai semua, valve di bench ditutup,
pompa dimatika, dan fitting kontak sumber listrik dicabut. Lalu suhu
fluida diukur pada akhir percobaan.
5.2 Analisis Bagian Hydraulic Bench
a. Pompa
untuk mengalirkan air ke dalam pipa
b. Kran pengatur debit
kran ini digunakan untuk mengatur debit air yang diinginkan dalam
percobaan, tetapi kran ini tidak memiliki skala.
c. Pipe
Pipa untuk menyalurkan air menuju bak penimbangan. Pipa
berwarna bening untuk mengetahui apakah debit sudah stabil saat
waktu mulai dihitung
d. Drain pipe
Drain pipe digunakan untuk mengalirkan air dari pipa menuju bak
penimbangan air.
e. Measuring tank
digunakan untuk menimbang banyaknya air yang dihasilkan oleh
debit tersebut
f. Lower tank
menampung air yang dibuang dari bak penimbangan melalui drain
valve, untuk kemudian di gunakan kembali dalam proses pengaliran
air melaluui pipa
g. Drain valve
untuk membuang air dari bak penimbangan
h. Power cut of switch
untuk menyalakan dan mematikan hydraulic bench
i. Bench supply valve
untuk membuka dan menutup drain valve
j. Weight beam
untuk meletakan beban penahan bak penimbangan air
5.3 Analisis Penurunan Rumus
Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini adalah prinsip tuas
kesetimbangan. Massa beban dan massa air diperhitungkan
perbandingannya melalui perbandingan jarak pada tuas. Perbandingan jarak
yang digunakan dalam percobaan kali ini sesuai dengan ilustrasi berikut :
0,0004
0,0003
0,0002
0,0001
0
0 0,0001 0,0002 0,0003 0,0004 0,0005 0,0006
Qteoritis
𝛴𝜏𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢 = 0
𝜏𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 + 𝜏𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 − 𝜏𝑎𝑖𝑟 = 0
𝐹𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 . 𝑟𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 + 𝐹𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 . 𝑟𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 − 𝐹𝑎𝑖𝑟 . 𝑟𝑎𝑖𝑟 = 0
𝐹𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 . 3 + 𝐹𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 . 1 = 𝐹𝑎𝑖𝑟 . 1
𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 . 𝑔 . 3 + 𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 . 𝑔 . 1 = 𝑚𝑎𝑖𝑟 . 𝑔 .1
3. 𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 + 𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 = 𝑚𝑎𝑖𝑟
Maka, seharusnya massa air lebih besar dari 7.5 kg. Karena massa
berbanding lurus dengan debit, maka debit aktual akan menjadi lebih
besar dan lebih mendakti debit teoritis jika memperhitungkan massa
batang. Akibatnya, galat yang timbul akan menjadi lebih kecil juga.
5.6 Analisis Faktor Kesalahan
Dari percobaan diatas, tentunya terdapat beberapa kesalahan pada
saat melakukan praktikum. Kesalahan tersebut di sebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya:
1. Dimulai dengan melalukan percobaan pada hydraulic bench dan
gelas ukur dimana saat melalukan perhitungan waktu masih terjadi
kesalahan seperti beberapa detik setelah mulai stopwatch baru di
mulai atau belum dimuai stopwatch sudah jalan. Hasil perhitungan
yang tidak sesuai akan mengganggu data perhitungan.
2. Saat percobaan hydraulic bench dimana ketika meletakkan beban
masih terdapat kesalahan dimana ketika air mengangkat tuas yang
akan diletakka beban dari praktikan sendiri sedikit telat dan kurang
koordinasi dengan pemegang waktu sehingga sebelum di letakkan,
waktu sudah mulai ataupun sebaliknya.
3. Saat percobaan memakai gelas ukur dimana praktikan menetapkan
volume 5 liter, saat air keluar dari selang dan masuk ke gelas ukur,
beberapa di variasi masih memiliki volume air kurang dari 5 liter
atau bahkan lebih dari 5 liter dikarenakan debit yang kita pakai
berbeda-beda.
4. Kesalahan dalam pengukuran baik suhu awal dan maupun akhir
suhu akhir sehingga menyebabkan kesalahan pada perhitungan yang
lain (perhitungan kerapatan) karena kesalahan pada kerapatan juga
menyebabkan kesalahan pada perhitungan lainnya (perhitungan
volume dan debit).
VI. ANALISIS B
Prinsip Hydraulic Bench dapat dimanfaatkan dalam keprofesian bidang
Teknik Lingkungan, antara lain :
1. Pengolahan limbah cair
Hydraulic Bench digunakan untuk membandingkan debit limbah yang
dialirkan dengan hasil perhitungan secara teoritis. Dengan
membandingkan debit limbah dari data lapangan dengan debit teorits,
dapat diketahui seberapa akurat hubungan keduanya melalui alat
penguji. Jika hasil perbandingan menunjukan perbedaan yang cukup
jauh, maka dapat diketahui bahwa terdapat masalah dalam pengelolaan
limbah tersebut.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan data dan Analisa, dapat ditarik kesimpulan dari percobaan
Hydraulic Bench :
1. Debit aktual Hydraulic Bench
Pada variasi 1, 0.000271518 m3/s
Pada variasi 2, 0.000445809 m3/s
Pada variasi 3, 0.000669971 m3/s
Pada variasi 4, 0.000338756 m3/s
Pada variasi 5, 0.0003825 m3/s
2. Debit teoritis
Pada variasi 3, 0.000529661 m3/s
Pada variasi 4, 0.000345861 m3/s
Pada variasi 5, 0.000443656 m3/s
3. Suhu mempengaruhi pengukuran debit aktual. Nilai dari debit aktual
dipengaruhi oleh massa jenis fluida yang digunakan. Pada suhu yang
berbeda, nilai massa jenis dari fluida juga berbeda, tidak selalu
1000kg/m3.
4. Perbandingan debit aktual pada Hydraulic Bench dan pada ember
dapat diketahui melalui grafik. Perbandingannya bernilai 1.7713.
5. Efisiensi percobaan bernilai 177.13% dan galat bernilai 77.13%