Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI

(Uji Kandungan Nitrat Pada Air Danau Tondano)

Oleh:

Kelompok 3

1. Muhammad Saenal
2. Theresa Sisilia Tindige
3. Desnalia Laleno

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2021
UJI KANDUNGAN NITRAT PADA AIR DANAU TONDANO

A. Tujuan

Untuk menentukan kandungan nitrat pada air danau Tondano

B. Landasan Teori

Nitrat (NO3⁻) berasal dari oksidasi senyawa Nitrogen. Oksidasi ini dapat
berlangsung dengan bantuan bakteri tanah. Bakteri tanah ini masuk atau terbawa
ke badan air tanah oleh proses perkolasi air. Sedangkan untuk air permukaan,
bakteri tanah yang membantu proses oksidasi senyawa N menjadi nitrat tadi,
berasal dari limpasan permukaan yang membawa serta lapisan tanah yang
mengandung humus (Hammer mark, 1975).

Nitrogen adalah unsur utama protein, sehingga nitrat ( NO 3⁻ ) sebagai


derivat Nitrogen juga sebagai unsur penting dalam protein. Dalam hal ini nitrat
sangat dibutuhkan untuk sintesa protein hewan dan tumbuhan. Adapun sumber
nitrat yang mencemari badan air bermacam – macam, yaitu berasal dari industri
bahan peledak, industri pupuk, dll (Peavy Howard S, 1985).

Nitrat ( NO3⁻ ) sebagai derivat nitrogen, berasal dari proses oksidasi yang
panjang. Untuk nitrat berasal dari oksidasi N-ammonia ( NH3 ). Senyawa NH3 ini
merupakan senyawa yang paling banyak ditemukan di air buangan. Untuk
membentuk nitrat ( NO3⁻ ), senyawa NH3 ini dioksidasi secara biologis, jika ada
oksigen. Proses oksidasi untuk pembentukan nitrat ini dibantu oleh bakteri
nitrifikasi yaitu Nitrosomonas dan Nitrobakter (Peavy Howard, 1985).

Nitrat biasanya dianalisa menggunakan tes air bersih. Untuk kadar nitrat
dalam air alami maupun air olahan seringkali ditetapkan dengan teknik
kolorimetri. Sebagai contoh, tes yang umum untuk nitrat adalah metode asam
Phenoldisulfanilat. Intensitas warna kuning yang di hasilkan oleh reaksi antara
asam Phenoldisulfanilat tadi dengan nitrat, berhubungan dengan konsentrasi nitrat
secara langsung. Warna yang di hasilkan dalam spesimen yang tak diketahui dapat
dibandingkan dengan corak warna larutan yang dihasilkan dengan konsentrasinya
diketahui menggunakan tabung Nessler, filterfotometer, atau spektrofotometer
(Hammer mark, 1975).

Tes nitrat dipakai dalam analisa air bersih, sebab tes nitrat ( juga tes nitrit )
pada air buangan lebih sulit untuk dilakukan. Hal ini disebabkan konsentrasi yang
tinggi dari substansi penggganggu, seperti Chlorida dan zat organik. Selain
dipakai hanya untuk sampel air minum atau air bersih, tes nitrat juga dipakai
untuk analisa air buangan yang telah diolah. Hasil analisa nitrat biasanya
dinyatakan dalam miligram Nitrogen perliter (Sri mesti, 1984).

Konsentrasi senyawa nitrat yang boleh ada dalam air bersih adalah tidak
lebih dari 10 mg N / liter. Jika konsentrasi nitrat di atas 10 mgN/liter, maka akan
bersifat racun.

C. Alat dan Bahan


1. Air Danau Tondano
2. Aquadest
3. Satu set alat spectrometer Uv-Vis
4. Komputer

D. Prosedur Kerja
1. Mendestruksi alat untuk menentukan konsentrasi air danau Tondano
2. Memasukkan aquades ke dalam kuvet I
3. Membilas kuvet II tempat air danau sebanyak 3 kali dengan tujuan
agar wadah tersebut lebih steril dan memastikan tidak ada campuran
lain dalam air danau agar lebih terbaca oleh alat pendetektor dan sinar
ultraviolet.
4. Meletakkan kuvet kedalam alat spectrometer dengan posisi bagian
yang bening harus berhadapan dengan sumber Uv
5. Hasil dengan secara otomatis akan terbaca di computer

E. Hasil dan Pembahasan

Panjang NO3- = 302,1 nm


Ppm abs
1000 0.118
450 0.066
300 0.044
150 0.024
panjang NO3- Sampel 0.050

Kurva Kalibrasi NO3-

KURVA KALIBRASI NO3-


0.14

0.12 0.12
f(x) = 0 x + 0.01
0.1 R² = 0.99

0.08
0.07
0.06

0.04 0.04

0.02 0.02

0
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100

Dari kurva di atas didapatkan hasil persamaannya yaitu:

y = 0,0001x + 0,0114

untuk mencari nilai x maka, digunakan persamaan,

y – 0,0114
x= , y = panjang NO3- sampel (0,050)
0,0001

0,050 – 0,0114
x=
0,0001

x = 386

dan didapatkan nilai regresinya (R) yaitu,

R = √ 0,9897
R = 0,99484

Kesimpulan

Dari hasil pengamatan di atas bisa dilihat bahwa nilai regresi dari sampel
yaitu 0,99484 yang berarti korelasi antar variabel cukup besar dan panjang
dari NO3- sampel yaitu 0,050.

Soal !
1. Mengapa nitrat ditemukan dilingkungan? (Proses-proses yang memungkinkan
nitrat ke lingkungan)

Jawaban

Nitrat (NO3) adalah ion-ion anorganik alami yang merupakan bagian dari
siklus nitrogen. Di alam, nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa organik seperti
urea, protein, dan asam nukleat atau sebagai senyawa anorganik seperti ammonia,
nitrit dan nitrat.

Ada terdapat tiga kemungkinan kenapa nitrat sampai ditemukan


dilingkungan :
a. Karena adanya paparan yang tidak disengaja : yaitu kontak secara
tidak sengaja dengan komponen nitrat maupun nitrit, baik secara
inhalasimaupun tertelan.
b. Karena adanya paparan yang terus-menerus : Pekerja yang sering
berhubungan dengan nitrit, misalnya petugas yang selalu berada
didalam laboratorium, pekerja yang bekerja ditempat pembuatan
pupuk dan bahan peledak sangat mungkin terpapar nitrat secara
inhalasi karena terisap debu yang mengandung garam nitrat. Debu
nitrat ini dapat dengan mudah bercampur dengan gula dan kulit, hal ini
juga terjadi kepada para petani yang sering menggunakan pupuk yang
mengandung nitrat.
c. Kemungkinan yang ketiga yaiu terkena paparan medis : diakibatkan
penggunaan sodium nitrit intravena secara berlebihan sebaga
antidotum keracunan sianida.

2. Dampak ekotoksikologi nitrat terhadap habitat dan organisme?

Jawaban:

Nitrat ini bersifat racun pada bayi hewan, termasuk juga manusia yang
dapat menyebabkan problem serius dan bahkan kematian. Faktanya, asiditas yang
rendah dalam organ usus bayi mendukung pertumbuhan bakteri pereduksi nitrat
yang mengubah nitrat menjadi nitrit, yang kemudian diabsorbsi ke dalam
pembuluh darah. Hal ini menyebabkan kekurangan oksigen sebab tubuh menolak
masukan oksigen, hasilnya tubuh akan berubah warna menjadi kebiru – biruan.
Keracunan nitrat ini disebut sebagai sindroma blue baby karena perubahan warna
tadi, ini merupakan istilah yang umum dipakai walaupun istilah sebenarnya adalah
methemoglobinemia. Jadi adanya nitrat pada air bersih walaupun dalam kadar
normal tetap harus diwaspada (Hammer mark, 1975).
Nitrat (NO3-) yang berlebihan akan hilang ke badan air mengalami residu
di lingkungan yaitu di saluran irigasi dan badan air yang pada akhirnya dapat
menyebabkan penurunan kualitas air (Elmi et al., 2004). Kehilangan nitrogen
melalui Proses Denitrifikasi akibat aplikasi pemupukan nitrogen telah diperoleh
data kisaran dari 9,5% hingga 22%. Potensial hilangnya nitrogen ke lingkungan
dalam bentuk yang lain adalah ammonia (NH3) Volatilization dari permukaan
tanah (Cossey et al., 2002). Cara pemberian pupuk nitrogen mempengaruhi
hilangnya nitrogen ke lingkungan berupa penguapan, dan pencucian, sehingga
nitrogen yang dimanfaatkan tanaman berkurang (Palimbani, 2007). Nitrat (NO3-)
adalah nutrien yang pada kadar berlebihan, dapat menyebabkan penurunan
kualitas air suatu badan air. Nitrat dapat digunakan untuk mengelompokkan
tingkat kesuburan perairan. Perairan Oligotrofik memiliki kadar Nitrat antara 0–1
mg/liter, perairan Mesotrofik memiliki kadar Nitrat antara 1–5 mg/liter, dan
perairan Eutrofik memiliki kadar nitrat berkisar antara 5–50 mg/liter
(Arthana,2006).

Keberadaan ekosistem yang kompleks, interaksi antara daratan dan lautan


melalui aliran danau (laguna). dan aktivitas di sekitar perairan tersebut
mempunyai pengaruh terhadap zat hara (fosfat dan nitrat), oksigen terlarut dan pH
yang merupakan indicator kesuburan perairan. Fosfat dan nitrat merupakan zat
hara yang penting bagi pertumbuhan dan metabolisme fitoplankton yang
merupakan indicator untuk mengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan perairan
(Ferianita- Fachrul et. al., 2005). Namun bila kedua zat ini konsentrasinya sangat
besar di perairan dan melebihi nilai ambang batas maka terjadi eutrofikasi
(pengayaan zat hara) yang ditandai dengan terjadinya blooming fitoplankton
menyebabkan kematian berbagai jenis biota laut. Sumber utama zat hara fosfat
dan nitrat berasal dari perairan itu sendiri yaitu melalui proses-proses penguraian
pelapukan ataupun dekomposisi tumbuh-tumbuhan dan sisa-sisa organisme mati.
Selain itu juga tergantung pada keadaan sekeliling diantaranya sumbangan
dari daratan melalui aliran sungai yang terdiri dari berbagai limbah industry yang
mengandung senyawa organik. Proses penguraian menjadi senyawa anorganik
masuk ke perairan dalam proses banyak membutuhkan oksigen (Siman juntak,
2012). Oksigen terlarut dalam air berasal dari hasil proses fotosintesis oleh
fitoplankton atau tanaman air lainnya dan difusi dari udara (Bhatt dalam Andriani,
1999). Oksigen terlarut dalam laut dimanfaatkan oleh organisme perairan untuk
respirasi dan penguraian zat-zat organik oleh mikro-organisme. Menurunnya
kadar oksigen terlarut di perairan menyebabkan terganggunya ekosistem perairan
dan mengakibatkan semakin berkurangnya populasi biota. Terganggunya suatu
ekosistem perairan dapat diketahui dari kesuburan perairan dan indikator
kesuburan perairan dapat dilihat dari keberadaan fosfat, nitrat, oksigen terlarut dan
pH. Fosfat dan nitrat dibutuhkan untuk mendukung organisme perairan terutama
fitoplankton, sedangkan oksigen terlarut digunakan oleh organisme perairan
dalam proses respirasi dan penguraian zat-zat organik oleh mikro-organisme.
Derajat keasaman (pH) suatu perairan merupakan salah satu parameter kimia yang
penting dalam memantau kestabilan perairan. Secara alami keempat senyawa
kimia ini terdapat dalam air laut pada kadar yang sesuai. Perubahan kadar yang
terjadi tentu akan mempengaruhi kehidupan organisme yang hidup dalam
perairan.

Anda mungkin juga menyukai