LP + Askep Kebutuhan Harga Diri GGK Cindra
LP + Askep Kebutuhan Harga Diri GGK Cindra
Di Susun Oleh:
Nama : Cindra
NIM : 2019.C.11a.1039
Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Praktik Pra Klinik
Keperawatan 1 Program Studi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap
Palangkaraya.
Pembimbing Lahan
ii
BAB 1 LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Konsep Dasar Penyakit..................................................................................
1.1.1 Definisi.............................................................................................................
1.1.2 Anatomi Fisiologi.............................................................................................
1.1.3 Etiologi.............................................................................................................
1.1.4 Klasifikasi.........................................................................................................
1.1.5 Patofosiologi (WOC)........................................................................................
1.1.6 Manifestasi Klinis.............................................................................................
1.1.7 Komplikasi........................................................................................................
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang....................................................................................
1.1.9 Penatalaksanaan Medis.....................................................................................
1.2 Konsep Kebutuhan Manusia Harga Diri Rendah ......................................
1.2.1 Pengertian .........................................................................................................
1.2.2 Etiologi.............................................................................................................
1.2.3 Klasifikasi ........................................................................................................
1.2.4 Patofisiologi .....................................................................................................
1.2.5 Manifestasi Klinis.............................................................................................
1.2.6 Komplikasi........................................................................................................
1.2.7 Pemeriksaan Penunjang....................................................................................
1.2.8 Penatalaksanaan Medis.....................................................................................
1.3 Manajemen Asuhan Keperawatan ...............................................................
1.3.1 Pengkajian Keperawatan .................................................................................
1.3.2 Diagnosa Keperawatan (SDKI) .......................................................................
1.3.3 Intervensi Keperawatan (SLKI dan SIKI) .......................................................
1.3.4 Implementasi Keperawatan..............................................................................
1.3.5 Evaluasi Keperawatan......................................................................................
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN.....................................................................
2.1 Pengkajian.........................................................................................................
2.2 Diagnosa...........................................................................................................
2.3 Intervensi..........................................................................................................
2.4 Implementasi.....................................................................................................
2.5 Evaluasi.............................................................................................................
iii
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
Gagal ginjal adalah ginjal kehilangan kemampuan untuk mempertahankan volume dan
komposisi cairan tubuh dlam keadaan asupan makanan normal. Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi
dua kategori yaitu kronik dan akut (Nurarif & Kusuma, 2013).
Gagal Ginjal Kronik merupakan suatu kondisi dimana organ ginjal sudah tidak mampu
mengangkut sampah sisa metabolik tubuh berupa bahan yang biasanya dieliminasi melalui urin dan
menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan ekskresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi
endokrin dan metabolik, cairan, elektrolit, serta asam basa (Abdul, 2015)
Sedangkan menurut Black (2014) Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah gangguan fungsi ginjal
yang progresif dan tidak dapat pulih kembali, dimana tubuh tidak mampu memelihara metabolisme
dan gagal memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit yang berakibat pada peningkatan ureum.
Pada pasien gagal ginjal kronis mempunyai karakteristik bersifat menetap, tidak bisa disembuhkan dan
memerlukan pengobatan berupa, trensplantasi ginjal, dialysis peritoneal, hemodialysis dan rawat jalan
dalam waktu yang lama (Desfrimadona, 2016).
Anatomi ginjal menurut price dan wilson (2005) dan Smeltzer dan Bare (2001), gijal
merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak pada kedua sisi kolumna veterbralis. Ginjal
kanan sedikit lebih rendah di bandingkan ginjal kiri karena tekanan kebawah oleh hati.
Apabila dilihat melalui potongan longitudinal, ginjal terbagi menjadi dua bagian yaitu korteks
bagian luar dan medula bagian dalam. Medula terbagi-bagi menjadi biji segitiga yang disebut piramid,
piramid-piramid tersebut diselingi oleh bagian korteks yang disebut kolumna bertini. Piramid-piramid
tampak bercorak karena tersusun oleh sekmen sekmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila
(apeks) dari piramid membentuk duktus papilaris belini dan masuk kedalam perluasan ujung pevis
ginjal yang disebut kaliks minor dan bersatu membentuk kaliks mayor.
iv
Ginjal terletak di rongga abdomen ,retroperitoneal primer kiri dan kanan kolumna vertebralis
yang dikelilingi oleh lemak dan jaringan ikat di belakang peritoneum. Batas atas ginjal kiri setinggi iga
ke- 11 dan ginjal kanan setingi iga ke- 12 dan batas bawah ginjal kiri setinggi vertebra lumbalis ke-3.
Setiap ginjal memiliki panjang 11- 25cm, lebar 5-7 cm, dan tebal 2,5 cm.ginjal kiri lebih panjang dari
ginjal kanan. Berat ginjal pada pria dewasa150-170 gram dan pada wanita dewasa 115-155 gram
dengan bentuk seperti kacang, sisi dalamnya menghadap ke vertebra thorakalis, sisi luarnya cembung
dan di atas setiap ginjal terdapat kelenjar suprarenal.(Setiadi,2007) Struktur ginjal, setiap ginjal
dilengkapi kapsul tipis dari jaringan fibrus yang dapat membungkusnya ,dan membentuk pembungkus
yang halus. Didalamnya terdapat struktur ginjal, warnanya ungu tua dan terdiri atas bagian korteks di
sebelah luar,dan bagian medulla di sebelah dalam. Bagian medulla ini tersusun atas lima belas sampai
enam belas massa berbentuk piramid,yang disebut piramid ginjal. Puncakpuncaknya langsung
mengarah ke helium dan berakhir di kalies.kalies ini menghubungkan ke pelvis ginjal.
Fisiologi
a. Berbagai fungsi ginjal anatara lain adalah fungsi ginjal Menurut Prince dan Wilson (2005). Ginjal
mempunyai beberapa macam fungsi yaitu ekresi dan fungsi non-ekresi. Fungsi ekresi antara lain :
1) Mengekresikan sebagian terbesar produk akhir metabolisme tubuh( sisa metabolisme dan obat
obatan).
2) Mengontrol sekresi hormon- hormon aldosteron dan ADH dalam mengatur jumlah cairan tubuh.
v
3) Mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin D.
b) Renin yang berperan dalam mengatur tekanan darah serta hormon prostaglandin.(Setiadi,2007)
1) Proses filtrasi : Terjadi di glumelurus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari
permukan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan bagian yang tersaring adalah bagian
cairan darah kecuali protein, cairan yang tertampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa air
sodium klorida sulfat bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal.
2) Proses reabsobsi : Pada proses ini penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium,
klorida,fosfat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan
obligator reabsopsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi
kembali penyerapan dari sodium dan ion bikarbonat , bila diperlukan akan diserap kembali ke dalam
tubulus bagian bawah,penyerapanya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan
sisanya dialirkan pada papil renalis.
3) Proses sekresi : Sisanya penyerapan kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala
ginjal selanjutnya diteruskan ke luar (Syaefudin, 2006).
1.1.3 Etiologi
Menurut Prince dan wilson (2005). Corwin (2000). Klasifikasi penyebab gagal ginjal kronis adalah
sebagai berikut :
4 Gangguan jaringan ikat : Lupus eritematosus sistemik, Poliarteritis nodosa, Sklerosis sistemik
progresif
5 Gangguan congenital dan herediter : Penyakit ginjal polikistik, Asidosis tubulus ginjal
vi
6 Penyakit metabolik : Diabetes millitus, Gaout, Hiperparatiroidisme, Amiloidosis Glumerulonefritis,
nefropati analgesik, nefropati refluk, ginjal polikistik, nefropati diabetik, penyebab lain seperti
hipertensi, obtruksi, gout, dan tidak diketahui.(Mansjoer Arif,1999)
Pielonefritis obtruksi traktus urinarius lingkungan dan agen berbahaya yang mempengarui gagal ginjal
kronis mencangkup timah, kadnium, merkuri, dan kronium
a. Glomerulonefritis
b. Pielonefritis kronis
Pielonefritis adalah inflamasi ginjal dan pelvis ginjal akibat infeksi bakteri. Inflamasi dapat berawal
di traktus urinaria bawah (kandung kemih) dan menyebar ke ureter, atau karena infeksi yang dibawa
darah dan limfe ke ginjal. Obstruksi kaktus urinaria terjadi akibat pembesaran kelenjar prostat, batu
ginjal, atau defek kongenital yang memicu terjadinya pielonefritis (Sloane, 2004).
c. Batu ginjal Batu ginjal atau kalkuli urinaria terbentuk dari pengendapan garam kalsium,
magnesium, asam urat, atau sistein. Batu-batu kecil dapat mengalir bersama urine, batu yang lebih
besar akan tersangkut dalam ureter dan menyebabkan rasa nyeri yang tajam (kolik ginjal) yang
menyebar dari ginjal ke selangkangan (Sloane, 2004).
1.1.3 Klasfikasi
Gagal ginjal kronis selalu berkaitan dengan penurunan progresif GFR (Glomerulo Filtration
Rate). Stadium-stadium gagal ginjal kronis didasarkan pada tingkat GFR yang tersisa. Dan mencakup:
a. Penurunan cadangan ginjal, yang terjadi apabila GFR turun 50% dari normal.
b. Insufisiensi ginjal, yang terjadi apabila GFR turun menjadi 20-35% dari normal. Nefron-nefron
yang tersisa sangat rentan mengalami kerusakan sendiri karena beratnya beban yang mereka terima.
c. Gagal ginjal, yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal. Semakin banyak nefron yang mati.
vii
d. Penyakit ginjal stadium-akhir, yang terjadi apabila GFR menjadi kurang dari 5% dari normal.
Hanya sedikit nefron fungsional yang tersisa. Di seluruh ginjal ditemukan jaringan parut dan atrofi
tubulus. Klasifikasi gagal ginjal kronis berdasarkan derajat (stage) LFG (Laju Filtrasi Glomerolus)
dimana nilai normalnya adalah 125 ml/min/1,73 m2 . Berikut adalah klasifikasinya:
Patofisiologi GGK (Gagal Ginjal Kronik) pada awalnya tergantung dari penyakit yang
mendasarinya. Namun, setelah itu proses yang terjadi adalah sama. Pada diabetes melitus, terjadi
hambatan aliran pembuluh darah sehingga terjadi nefropati diabetik, dimana terjadi peningkatan
tekanan glomerular sehingga terjadi ekspansi mesangial, hipertrofi glomerular. Semua itu akan
menyebabkan berkurangnya area filtrasi yang mengarah pada glomerulosklerosis (Sudoyo, 2009).
Tingginya tekanan darah juga menyebabkan terjadi GGK. Tekanan darah yang tinggi menyebabkan
perlukaan pada arteriol aferen ginjal sehingga dapat terjadi penurunan filtrasi (Rahman,dkk, 2013).
Pada pasien GGK, terjadi peningkatan kadar air dan natrium dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena
gangguan ginjal dapat mengganggu keseimbangan glomerulotubular sehingga terjadi peningkatan
intake natrium yang akan menyebabkan retensi natrium dan meningkatkan volume cairan ekstrasel.
Reabsorbsi natrium akan menstimulasi osmosis air dari lumen tubulus menuju kapiler peritubular 12
sehingga dapat terjadi hipertensi .Hipertensi akan menyebabkan kerja jantung meningkat dan merusak
pembuluh darah ginjal. Rusaknya pembuluh darah ginjal mengakibatkan gangguan filtrasi dan
meningkatkan keparahan dari hipertensi (Rahman, 2013).
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein(yang normalnya diekresikan kedalam
urin) tertimbun dalam darah.terjadi uremia dan mempengarui sistem tubuh. Semakin banyak
timbunan produk sampah, maka setiap gejala semakin meningkat. Sehingga menyebabkan. Gangguan
kliren renal. Banyak masalah pada ginjal sebagai akibat dari penurunan jumlah glumerulus yang
berfungsi, yang menyebabkan penurunan klirens subtsansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh
ginjal. Penurunan laju filtrasi gomerulus (GFR) ,dapat dideteksi dengan mendapatkan urin 24 jam
untuk pemeriksaaan kliren kreatitin. Menurunya filtasi glumelurus (akibat tidak berfungsinya
viii
glumeluri) klirens kreatinin akan menurun dan kadar kreatinin serum akan meningkat selain itu,kadar
nitrogen urea darah (BUN) biasanya meningkat. Kreatinin serum
Retensi cairan dan natrium ,Ginjal juga tidak mampu untuk mengosentrasikan atau
mengencerkan urin secara normal pada penyakit ginjal tahap akhir, respon ginjal yang sesuai terhadap
perubahan masukan cairan dan elektrolit sehari- hari, tidak terjadi pasien sering menahan natrium dan
cairan,meningkatkan resiko terjadinya edema, gagal jantung kongesti, dan hipertensi. Hipertensi juga
dapat terjadi akibat aktivasi aksis renin angiotensin dan kerjasama keduanya meningkatkan sekresi
aldosteron.pasien lain mempunyai kecenderungan untuk kehilangan garam, mencetuskan resiko
hipotensi dan hipovolemia. Episode muntah dan diare menyebabkan penipisan air dan natrium,yang
semakin memperburuk status uremik.
Anemia, anemia terjadi karena akibat eritropoetin yang tidak adekuat, memendeknya usia sel
darah merah,defisiensi nutrisi dan kecenderungan untuk mengalami perdarahan akibat status uremik
pasien, terutama dari saluran gastrointestinal. Eritropoetin, suatu subtansi normal yang diproduksi
oleh ginjal menstimulasi sum-sum tulang untuk menghasilkan sel darah merah. Pada gagal
ginjal,produksi eritropoetin menurun dan anemia berat terjadi ,disertai keletihan, agina dan nafas
sesak
Patofisiologi ( WOC )
ix
x
1.1.6 Manifestasi Klinisi
a. Kardiovaskuler
b. Hermatologi
c. Gastrointestinal
Mual,muntah, cegukan.
1.1.7 Komplikasi
Komplikasi penyakit gagal ginjal kronik menurut Smletzer dan Bare (2001) yaitu :
1. Hiperkalemia akibat penurunan eksresi, asidosis metabolic, katabolisme dan masukan diet
berlebihan.
2. Perikarditis, efusi pericardial dan tamponade jantung akibat retensi produk sampah uremik dan
dialysis yang tidak adekuat.
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi system rennin-angiostensin-aldosteron.
4. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah, perdarahan
gastrointestinalakibat iritasi oleh toksin dan kehilangan darah selama hemodialisis.
5. Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatic akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum yang rendah,
metabolism vitamin D abnormal dan peningkatan kadar alumunium.
xi
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium Pemeriksaan
laboratorium dilakukan untuk menetapkan adanya gagal ginjal kronik, menentukan ada
tidaknya kegawatan, menentukan derajat GGk, menetapkan gangguan sistem dan membantu
menetapkan etiologi. Pemeriksaan laboratorium menurut Barbara Engram (1999) meliputi, Kreatinin
dan BUN serum keduanya tinggi karenaberatnya, Klirens kreatinin menunjukan penyakit ginjal tahap
akhir bila berkuran g sampai90%, Elektrolit serum menunjukan peningkatan kalium, fosfor, kalsium,
magnesium dan produk fosfor-kalsium, dengan natrium serumrendah, Gas darah arteri menunjukan
asidosis metabolik (nilaih pH, kadar bikarbonat dan kelebihan basa di bawah rentangnormal),
Hemoglobin dan hematokrit dibawah rentangnormal, Jumlah sel darah merah dibawah rentang normal,
Kadar alkalin fosfat mungkin tinggi bil a metabolisme tulang dipengaruhi.
2. Radiology
Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar ginjal (adanya batu atau adanya suatu
obstruksi). Sebaiknya tanpa puasa, karena dehidrasi akan memperburuk fungsiginjal, Pielografi Intra-
Vena (PIV) untuk menilai system pelviokalisis dan ureter, USG untuk menilai besar dan bentuk ginjal,
tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi system pelviokalises, ureter proksimal,
kandung kemih danprostat, EKG untuk melihat kemungkinan hipertropiventrikel kiri, tanda-tanda
perikarditis, aritmia, gangguanelektrolit, Pemeriksaan Pielografi Retrograd dilakukan bila dicurigai
ada obstruksi yangreversibel, Pemeriksaan Foto Dada untuk melihat tanda-tanda bendungan paru
akibat kelebihan air (fluid overload), efusi pleura, kardiomegali dan efusi perikardial. Tak jarang
ditemukan juga infeksi spesifik oleh karena imunitas tubuh yangmenurun, Pemeriksaan radiologi
tulang untuk mencari osteodistrofi (terutama tulang jari), dan klasifikasimetastatik
Penatalaksanaan untuk mengatasi penyakit gagal ginjal kronik menurut Smeltzer dan Bare (2002)
yaitu :
xiii
Harga diri rendah adanya perasaan hilang kepercayan diri, merasa gagal kerana mampu
mencapai keinginan sesuai ideal diri, perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negative terhadap diri sendiri atau kemampuan diri (Yosep,
2010)
1.2.4 Patofisiologi
Menurut Karika (2015) harga diri rendah dapat berisiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri,
isolasi soasial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang
maladaptif mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial.
1.3.1.1 Anamesa
1) Identitas Pasien :
1) Keluhan Utama :
3) Alergi :
1) Pola Bernapas
2) Pola makan-minum
3) Pola Eliminasi
xv
4) Pola aktivitas dan latihan
6) Pola Berpakaian
8) Pola Aman
dengan membantu pasien dalam keadaan sehat maupun sakit sehingga dapat menigkatkan kualitas
hidup pasien yang bertjuan mengembalikan kemandirian, kemampuan dan pengetahuan terhadap
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) dan (Nurarif, Hardhi Kusuma 2016) diagnosa
(D.0005).
(D.0111).
xvi
h. Ganguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi tubuh (D.0083).
(D.0101).
Interensi Keperawatan dilakukan berdasarakan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (Tim Pokja
SIKI DPP PPNI, 2018) dengan kriteria hasil berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (Tim
Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) :
2) Kriteria hasil :
c) meringis menurun
e) gelisah menurun
i) diaforesis menurun
l) anoreksia menurun
xvii
r) frekuensi nadi membaik
v) fokus membaik
x) perilaku membaik
3) Intervensi :
Observasi
diberikan
Terapeutik
a) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
xviii
b) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
nyeri
Edukasi
Kolaborasi
2) Kriteria hasil :
a) Elastisitas meningkat
b) Hidrasi meningkat
f) Nyeri menurun
g) Perdarahan menurun
h) Kemerahan menurun
i) Hematoma menurun
xix
l) Nekrosis menurun
o) Sensasi membaik
p) Tekstur membaik
3) Intervensi :
Observasi
Terapeutik
1,25-1,5 gram/kgBB/hari
Edukasi
xx
c) ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi
c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun (D.0005).
2) Kriteria hasil :
f) Dispnea menurun
i) Ortopnea menurun
3) Intervensi :
Observasi
Terapeutik
a) Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chinlift (jaw-thrust jika
Edukasi
kontraindikasi
Kolaborasi
d) demam menurun
e) kemerahan menurun
f) bengkak menurun
xxii
g) vesikel menurun
k) piuria menurun
n) letargi menurun
xxiii
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
Nim :2019.C.11a.1039.......................................................
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Umur : 58 Tahun……………………………………………………..
Suku/Bangsa : Dayak.……………………………………………………..
xxiv
Pekerjaan :PNS ……………………………………………………...
B. RIWAYAT KESEHATAN/PERAWATAN
1. Keluhan Utama :
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….....
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
xxv
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
xxvi
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
GENOGRAM KELUARGA
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum :
Dari hasil pemeriksaan fisik yang di lakukan di dapatkan hasil edema derajat 3, TD: 150/100
mmHg, Nadi: 70x/menit, RR: 40x/menit, S: 37,00C …………………..............………
…………………………..............
…………………………………………………………………………...
………………………………………………………..
……………………………………………...
……………………………………………..........................
………………………………………………………...
xxvii
2. Status Mental :
e. Bicara : ……………………………………
g. Penampilan : …………………………………….
h. Fungsi kognitif : :
Lainnya...........................
m. Keluhan Lainnya :
.............................................................................................................................................
.......
xxviii
.............................................................................................................................................
.......
3. Tanda-tanda Vital :
0
a. Suhu/T : 37,0 C Axilla Rektal Oral
b. Nadi/HR : 70x/Menit
c. Pernapasan/RR : 40x/Menit
4. PERNAPASAN (BREATHING)
Sianosis
Nyeri dada
Lainnya ………………………………………
Bronchial Trakeal
xxix
Suara Nafas tambahan Wheezing Ronchi kering
Masalah Keperawatan
: ...............................................................................................
5. CARDIOVASCULER ( BLEEDING )
..........................................................................................................
Masalah : .........................................................................................................
.........................................................................................................
xxx
6. PERSYARAFAN (BRAIN)
V (5) : …………………………………….
M (6) : …………………………………….
Midriasis Meiosis
Pelo
Nervus Kranial III: (Okulomotoris) Pergerakan mata ke dalam, ke atas, elevasi alis, mata
kontraksi pupil, reaksi bersamaan
xxxi
Nervus Kranial V: (Trigeminus) Mengunyah, sensasi wajah, kulit, kepala, dan gigi)
Uji Koordinasi :
Refleks :
Keluhan Lain :
xxxii
…………………………………………………………………….
…………………………………
………………………………….
…………………………………………………………………....
Masalah Keperawatan :
………………………………….....................................................................................................
.....
Warna :
Bau :
Dysuri Nocturi
Kateter Cystostomi
Keluhan Lainnya :
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………..................................................
.........................................................................................................................................................
.....
Masalah Keperawatan :
…………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………......
Bibir :
………………………………………………………………………………..
Gigi :
………………………………………………………………………………..
Gusi :
………………………………………………………………………………..
Lidah : ………………………………………………………………………..
Mukosa :
………………………………………………………………………………..
Tonsil :
………………………………………………………………………………..
Rectum :
Haemoroid :
Keluhan Lainnya :
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…
Masalah Keperawatan :
xxxiv
……………………………………………………………………………………………………
…
……………………………………………………………………………………………………
…
Kekakuan,Lokasi .........................................................
Flasiditas .....................................................................
Atropi
Hipertropi
Kontraktur
Malposisi
xxxv
Patah tulang, lokasi ……………………………………..
Kifosis Lordosis
Makanan ……………………………………………………
Kosametik ………………………………………………….
Lainnya ……………………………………………………..
Masalah Keperawatan :
…………………………………………….
…………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
….
a. Mata/Penglihatan
Nyeri : ….……………………………………………………………………...
Masalah : ………………………………………………………………………….
b. Telinga/Pendengaran :
c. Hidung/Penciuman :
xxxvii
Lesi
Patensi
Obstruksi
Transluminasi
Masalah Keperawatan :
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
Massa Ya Tidak
a. Reproduksi Pria
xxxviii
Gland Penis : ……………………………….
Srotum : ……………………………….
Hernia : ……………………………….
Kelainan : ……………………………………………………………………..
..........................................................................................................
..........................................................................................................
b. Reproduksi Wanita
Perdarahan : …………………….....………………
Clitoris : ……………………………………….
Labia : ……………………………………….
Uretra : ………………………………………..
Lainnya : ......................................................................................................
Payudara :
Simetris Asimetris
Sear Lesi
xxxix
Pembengkakan Nyeri tekan
Masalah keperawatan :
………………………………........................................................................................................
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………...............................................................................................
.......................................................................................................................................
TB : Cm
BB Sekarang : Kg
BB Sebelum sakit : Kg
Diet :
Diet Khusus :
xl
Mual Muntah ……….. kali/hari
Keluhan Lainnya :
……………………………………………………………………....................
Frekeunsi/hari
Porsi
Nafsu makan
Jenis Makanan
Jenis Minuman
Jumlah
minuman/cc/24 jam
Kebiasaan Makan
Keluhan/masalah
Masalah Keperawatan :
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………........................................
…………………………………
………………………………………………………………………………….
……………………..
………………………………………………………………………………………………...................
...................................................................................................................................................................
...............
Masalah Keperawatan :
………………………………………………………………………………………………….
xli
………………………………………………………………………...............................
…………………………………….
4. Kognitif :
………………………………………………………………………………….………………..
……………………………………………………………………………………………………...........
...................................................................................................................................................................
.....................
Masalah Keperawatan :
……………………………………………………………………………………………………
…
5. Konsep Diri :
Gambaran Diri :
…………………………………………………………………………………..
Ideal Diri :
…………………………………………………………………………………..
Harga Diri :
…………………………………………………………………………………..
Peran : …………………………………………………………………………………..
Masalah Keperawatan :
……………………………………………………………………………………………………
….
6. Aktivitas Sehari-hari :
xlii
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………
…………...................................................................................................................................................
...........
Masalah Keperawatan
…………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………
…………...................................................................................................................................................
...........
Masalah Keperawatan:
……………………………………………………………………………….……………………
8. Nilai-Pola Keyakinan
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………
…………...................................................................................................................................................
...........
Masalah Keperawatan:
……………………………………………………………………………….……………………
E. SOSIAL – SPIRITUAL.
1. Kemampuan berkomunikasi :
xliii
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………
…………...................................................................................................................................................
...........
2. Bahasa sehari-hari :
…………………………………………………………................................................................. .........
................................................................................................................................................
.................................................................................................................................
........................
…………………………………….................................................................................................
.................................................................................................................................
.................
.................................................................................................................................
.................
5. Orang berarti/terdekat :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
xliv
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….
7. Kegiatan beribadah :
.................................................................................................................................
....................
.................................................................................................................................
....................
.................................................................................................................................
....................
1 WBC
xlv
Pemeriksaan Tanggal 30-11-2016
1 WBC
Hasil Pemeriksaan
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
xlvi
Palangka Raya………5 juli 2021
Mahasiswa,
Cindra
xlvii
ANALISIS DATA
xlviii
1 DS : Pasien mengatakan sesak napas Glomerulopi, obstruksi dan Kelebihan volume cairan
1 dan bengkak di bagian eksterimtas infeksi ↓
bawah
Kehilangan fungsi ginjal
DO : Hb: 7,7 gr/dl, GDS: 360 mg/dl,
↓
Ureum: 242 mg/dl, Creatinine: 17,97
mg Disfungsi glomerulus
↓
DS : pasien merasa sesak napas
2 Sekresi renin
DO : TTV Penurunan curah jantung
↓
TD: 150/100 mmHg, Nadi:
Koretks adrenal
70x/menit, RR: 40x/menit, S: 37,00C.
↓
3 Sekresi aldotern
DS : : Pasien mengatakan sesak napas
dan bengkak di bagian eksterimtas ↓
bawah Ketidakseimbangan nutrisi
Retensi air dan natrium
kurang dari kebutuhan
DO : Hb: 7,7 gr/dl, GDS: 360 mg/dl, tubuh
↓
Ureum: 242 mg/dl, Creatinine: 17,97
mg Peningkatan ECF
Kelebihan
xlix volume cairan
PRIORITAS MASALAH
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi ginjal ditandai dengan edema pada
ekstremitas bawah
Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas, miokardial ditandai dengan
pasien mengatakan sulit bernafas TD: 150/100 mmHg, Nadi: 70x/menit, RR: 40x/menit, S: 37,00C.
Ganguan citra tubuh berhubungan dengan risiko bunuh diri dan mencelakai diri sendiri
l
li
lii
RENCANA KEPERAWATAN
Kelebihan volume cairan Setelah diberikan asuhan Pantau keadaan umum klien Pengkajian merupakan data dan
keperawatan selama 2x24jam Kaji status cairan dasar berkelanjutan untuk
diharapkan dapat Batasi pemasukan cairan memantau perubahan intervensi.
mempertahankan berat badan monitor output input cairan Untuk mengetahui jumlah cairan
ideal tanpa kelebihan volume yang keluar dari klien.
Jelaskan pada klien dan keluarga tentang
cairan. K/H edema ekstremitas Pembatasan cairan akan
rasional
berkurang, output dan input menentukan berat tubuh ideal.
pembatasan cairan
seimbang Untuk mengetahui keadaan
Pantau TTV
umum klien
Kolaborasi dengan dokter dalam
Pemahaman meningkatkan
pemberian terapi
kerjasama perawat dengan
keluarga
Dengan berkolaborasi
diharapkan dapat memenuhi
53
keseimbangan cairan
54
55
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
TandaTangan
Hari/Tangga
Implementasi Evaluasi (SOAP) Dan Nama
l Jam
Perawat
56
belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
- mengkaji status klien
- membatasi pemasukan cairan
- memantau TTV
11:00 wib Memberi posisi nyaman pada klien sering sesak napas
57
- Mengkaji faktor
pemberat penurunan
tekanan darah
- Memantau TTV klien
58
59
60