Anda di halaman 1dari 21

Asuhan Keperawatan Pada Tn.

E Dengan Prioritas
Masalah Gangguan Rasa Aman Nyaman;Nyeri

Oleh: ERGA ANGGARA (2014401022)


ANIK ANAPILAH (2014401011)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TASIKMALAYA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan kasus ini yang merupakan salah
satu syarat untuk mengikuti tugas akhir program studi DIII Keperawatan.

Adapun judul laporan kasus ini adalah : Asuhan Keperawatan Pada Tn. A
Dengan Prioritas masalah Gangguan Integritas Kulit pada Pasien Fraktur Humerus
Di RSUD Dr Pirngadi Medan. Dalam penulisan laporan kasus ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik moral maupun material.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang


penyakit parenkim paru (Brunner & Suddarth, 2002).Tuberkulosis adalah suatu
penyakit infeksius yang menyerang paru-paru yang secara khas ditandai oleh
pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan. Penyakit ini bersifat
menahun dan dapat menular dari penderita kepada orang lain (Santa, dkk, 2009).
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Myobacterium tuberculosis).Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. (Depkes RI, 2007).

Microbacterium tuberculosis (TB) telah menginfeksi sepertiga penduduk


dunia, menurut WHO sekitar 8 juta penduduk dunia diserang TB dengan kematian
3 juta orang per tahun (WHO, 2000).Di Negara berkembang kematian ini
merupakan 25% dari kematian penyakit yang sebenarnya dapat diadakan
pencegahan.Diperkirakan 95% penderita TB berada di Negara-negara
berkembang. Dengan munculnya epidemic HIV/AIDS di dunia jumlah penderita
TB akan meningkat.

Kematian wanita karena TB lebih banyak dari pada kematian karena


kehamilan.WHO mencanangkan keadaan darurat global untuk penyakit TB pada
tahun 2000 karena diperkirakan sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman
TB.Di Indonesia TB kembali muncul sebagai penyebab kematian utama setelah
penyakit jantung dan saluran pernafasan. Berdasarkan penelitian di ruangan
flamboyan RSUD Dr Pirngadi pada bulan januari tahun 2015 sampai dengan
desember 2015 sebanyak 25 penderita TB. Dan jumlah gangguan pernafasan
lainnya sebanyak 11 penderita dengan keluhan lain-lain.( WHO,2000)

Menurut Depkes (2006), klasifikasi penyakit TB dan tipe pasien


digolongkan:
1. Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena:
a. Tuberkulosi paru.
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan
(parenkim) paru.tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada
hilus.
b. Tuberkulosis ekstra paru.
Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya
pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjar lymfe, tulang,
persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lainlain.

2. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, yaitu pada TB


Paru:
a. Tuberkulosis paru BTA positif.
- Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA
positif.
- 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks
dadamenunjukkan gambaran tuberkulosis.
- 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB
positif.
- 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen
dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan
tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT.
b. Tuberkulosis paru BTA negative
Kasus yang tidak memenuhi definisi pada TB paru BTA positif.Kriteria
diagnostik TB paru BTA negatif harus meliputi :
- Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif.
- Foto toraks abnormal menunjukkan gambaran tuberkulosis.
- Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT.
- Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk
diberi pengobatan.

1. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi,
dan komunikasi data tentang klien. Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan
data dasar tentang kebutuhan, masalah kesehatan, tujuan, nilai, dan gaya hidup
yang dilakukan klien (Potter & Perry, 2005).Dalam melakukan pengkajian
diperlukan keahlian atau skill seperti wawancara, pemeriksaan fisik, dan
observasi.Hasil pengumpulan data kemudian diklasifikasikan dalam data subjektif
dan objektif (Tarwoto & Wartonah, 2006).

a. Anamnesis: Identitas klien meliputi nama, usia, jenis kelamin, pendidikan,


alamat, pekerjaan, suku dan agama.
b. Keluhan utama: nyeri dada yang diperburuk saat bernapas, sesak napas yang
ditandai dengan pernapasan yang cepat dan dangkal.
c. Riwayat penyakit sekarang: pasien mengeluh batuk, sesak napas, nyeri
pleuritis, rasa berat pada dada, dan berat badan menurun.
d. Riwayat penyakit dahulu: Pleuritis sering kali timbul setelah infeksi saluran
napas atas (infeksi pada hidung dan tenggorokan). Resiko tinggi timbul pada
klien dengan riwayat post - operasi, infeksi pernapasan, dan klien dengan
imunosupresi (kelemahan dalam sistem imun).
e. Pemeriksaan fisik:
a) B1 (Breathing)
Penurunan batuk efektif, produksi sputum, sesak nafas,penggunaan otot
bantu nafas, dan peningkatan frekuensi pernafasan. Adanya bunyi nafas
tambahan seperti ronchi atau stidor.
b) B2 (Blood)
Peningkatan denyut nadi dan adanya gangguan pertukaran gas.
c) B3 (Brain)
Nyeri pada dada akibat penekanan diafragma dan liserasi (luka pada
alveoli saat penumpukan cairan).
d) B4 (Bladder).
e) B5 (Bowel)
Mual sampai muntah akibat penekanan gasfer sehingga merangsang
hipotalamus lateral. Pemenuhan nutrisi menjadi berkurang.
f) B6 (Bone)
Terjadi kelemahan pada otot diafragma akibat penyesuaian tubuh
terhadap penurunan ekstansi paru.Nyeri yang ditimbulkan pada dada
mengakibatkan intoleransi gerakan.

2. ANALISA DATA
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan
klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri,
dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.

Data fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien


terhadap kesehatan dan masalah kesehatan lainnya serta hal-hal yang mencakup
tindakan yang dilaksanakan terhadap klien (Potter & Perry, 2005)

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang


dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta
kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan kesehatan pasien. Pengumpulan
informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi
yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang
dihadapi pasien. Selanjutnya data dasar tersebut digunakan untuk menentukan
diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan
keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah pasien. Pengumpulan data
dimulai sejak pasien masuk ke rumah sakit (initial assesment) (Potter &
Perry, 2005).

Tujuan Pengumpulan Data :

- Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien.


- Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien.
- Untuk menilai keadaan pasien.
- Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan
langkahlangkah berikutnya.
Tipe Data :

- Data Subjektif
Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat,
mencakup persepsi, perasaan, ide pasien tentang status kesehatannya.
Misalnya tentang mobilisasi(Potter & Perry,2005)

- Data Objektif
Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan
panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya
frekuensi nadi,pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat
kesadaran. (Potter & Perry, 2005)

3. Rumusan masalah
Perumusan masalah keperawatan didasarkan pada identifikasi kebutuhan
klien. Bila data pengkajian mulai menunjukkan masalah, perawat diarahkan pada
pemilihan diagnosa untuk mengidentifikasi kebutuhan klien, perawat terlebih
dahulu menentukan apa masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut
potensial atau aktual (Potter & Perry, 2005).

Diagnosa keperawatan pada gangguan rasa aman nyaman; nyeri harus aktual
dan potensial berdasarkan pengumpulan data yang selama pengkajian dimana
perawat menyusun strategi keperawatan untuk mengurangi atau mencegah bahaya
yang dapat terjadi.(Potter &Perry, 2006).

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan rasa aman


nyaman; nyeri (NANDA dalam Potter & Perry, 2006) yaitu:

1.Nyeri berhubungan dengan batuk berulang sebagai respon tubuh untuk


mengeluarkan sekret.

2. Gangguan Pertukaran gas berhubungan dengan penurunan jaringan efektif paru,


kerusakan membran alveolar.
4. Perencanaan
membuat perencanaan intervensi terapeutik terhadap pasien yang bermasalah
pada gangguan rasa aman nyaman; nyeri .Perawat merencanakan terapi sesuai
dengan derajat risiko pasien, dan perencanaan bersifat individu disesuaikan
perkembangannya pasien, tingkat kesehatan, dan gaya hidup. Perencanaan
perawatan juga termasuk pemahaman kebutuhan pasien untuk mempertahankan
fungsi motoric dan kemandirian.Perawat dan pasien bekerja sama membuat cara-
cara untuk mempertahankan keterliabatan pasien dalam asuhan keperawatan dan
mencapai kesejajaran tubuh dana mobilisasi yang optimal dimana pasien berada di
rumah sakit ataupun di rumah (Potter & Perry, 2006).

Sebagai intervensi dari diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada


gangguan rasa aman nyaman; nyeri diatas (NANDA dalam Potter & Perry, 2006)
yaitu:

1. Nyeri berhubungan dengan batuk berulang sebagai respon tubuh untuk


mengeluarkan sekret a. Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 30 menit nyeri
berkurang atau hilang b. Kriteria Hasil
a). Klien menunjukkan nyeri berkurang atau hilang
b). Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi
c). Kilen dapat batuk tanpa rasa nyeri
c. Intervensi
a). Kaji ulang karakteristik nyeri dengan lengkap, lokasi, durasi, skala nyeri.
Rasional : Menentukan intervensi yang tepat untuk mengatasi nyeri, mengetahui
dengan tepat lokasi nyeri dapat menentukan adanya komplikasi. b). Observasi
tanda-tanda vital.
Rasional : Mengetahui fungsi sistem tubuh dan deteksi adanya perubahan sistem
tubuh yang ditunjukan oleh tanda vital.
c). Berikan keadaan nyaman misalnya suasana tenang, perubahan posisi, relaksasi
atau latihan nafas dalam (distraksi).
Rasional : tindakan non analgesik diberikan untuk managemen nyeri dapat dan
memperbesar efek terapi analgesik.
d). Tawarkan pembersihan mulut dengan sering dan berikan oksigen dengan
tingkat kelembapan sesuai indikasi kondisi infeksi pada penderita TB.
Rasional : pernafasan mulut dan terapi oksigen dapat mengiritasi dan
mengeringkan membran mukosa, potensial gangguan ketidaknyamanan (nyeri).
e). Anjurkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama batuk.
Rasional : alat untuk mengontrol ketidaknyamanan sementara meningkatkan
keefektifan upaya batuk.
d). Kolaborasi dalam pemberian analgesik sesuai indikasi.
Rasional : obat ini dapat digunakan untuk menekan batuk non produktif menjadi
produktif tanpa rasa nyeri.
2. Gangguan Pertukaran gas berhubungan dengan penurunan jaringan efektif paru,
kerusakan membran alveolar. a. Tujuan
setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam gangguan pertukaran
gas tidak terjadi. b. Kriteria Hasil
a).Tidak ada atau penurunan dispnea
b). Tidak menunjukan gejala distres pernapasan
c). Menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan gas
darah arteri dalam rentang normal c. Intervensi
a). Kaji ulang adanya dispnea, takipnea, adanya bunyi nafas tak
normal atau menurun,peningkatan upaya pernapasan, terbatasnya
ekspansi dinding dada, dan kelemahan.
Rasional ; TB paru menyebabkan efek luas pada paru dari bagian kecil
bronkopneumonia sampai inflamasi difus luas, nekrosis, efusi pleura, dan fibrosis
luas. Efek pernapasan dapat dari ringan sampai dispenea berat sampai di stress
pernapasan.
b). Evaluasi perubahan pada tingkat kesadaran. Catat sianosis dan atau perubahan
pada warna kulit termasuk membrane mukosa dan kuku.
Rasional : Akumulasi secret atau pengaruh jalan nafas dapat mengganggu
oksigenasi organ vital dan jaringan.
c). Ajarkan bernapas menggunakan bibir selama ekshalasi.
Rasional; Membuat tahanan melawan udara luar, untuk
mencegah kolaps/penyempitan jalan nafas, sehingga membantu menyebarkan
udara melalui paru dan menghilangkan/menurunkan nafas pendek.
d). Tingkatkan tirah baring/batasi aktifitas dan bantu aktifitas perawatan diri sesuai
keperluan.
Rasional; Menurunkan konsumsi oksigen/kebutuhan selama periode penurunan
pernapasan dapat menurunkan beratnya gejala. e). Pemeriksaan AGD.
Rasional; Penurunan kadar O2 (PO2) dan/atau saturasi dan peningkatan PCO2
B. Asuhan Keperawatan pada Tn.E dengan Prioritas Masalah
GangguanRasa Aman Nyaman; Nyeri pada Pasien TB Paru Relaps di
RSUD. dr. Pirngadi Medan.

Nama : Tn. E
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 58 Tahun/01 Januari 1958
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Regu No.5 Kec: Siantar Martoba, Kota
Pematang Siantar Provinsi Sumatera Utara
Tanggal Masuk RS : 28/05/2016
No. Register : 00.93.47.51
Ruangan/Kamar :Ruang XVIII (Flamboyan)
Golongan darah :O
Tanggal pengkajian : 30 Mei 2016
Tanggal operasi :15 Oktober 2015
Diagnosa Medis : TB Paru Relaps
II. KELUHAN UTAMA :
Klien mengatakan nyeri setelah batuk.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/paliative
1. Apa penyebabnya : Penyebab Nyeri adalah Batuk
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Istirahat dan minum obat.
B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan :
Klien mengatakan lebih baik dari sebelumnya, ketika saat dibawa ke rumah
sakit.Tetapi terkadang masih terasa sesak dan nyeri.
Khususnya di sore hari.
2. Bagaimana dilihat : Terlihat disertai sesak jika nyeri C. Region
1. Dimana lokasinya : Klien mengatakan sesak di bagian dada.
2. Apakah menyebar : Klien mengatakan nyerinya hanya didada tidak
menyebar
D. Severity
Klien mengatakan saat nyeri, skala nya berada pada skala 6.Dan dilihat sedikit
meringis.
E. Time
Klien mengatakan pertama terkena penyakit ini pada maret 2015
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami
Klien mengatakan pernah mengalami penyakit yang sama 15 bulan yang
lalu.
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Klien mengatakan ketika dia sakit dia dibawa kerumah sakit.
C. Pernah dirawat/dioperasi
Klien mengatakan pernah dioperasi karena sakit efusi pleura pada tanggal 15
Oktober 2015dan dirawat selama ±2 minggu setelah operasi.
D. Lama dirawat
Klien mengatakan dirawat selama ±2 minggu.
E. Alergi
Klien mengatakan tidak ada alergi.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang tua
Klien mengatakan ayah mengalami sakit jantung, dan ibu mengalami
Hipertensi.
B. Saudara kandung
Klien mengatakan ada saudara kandungnya yang mengalami stroke dan gangguan
jiwa.
C. Penyakit keturunan yang ada. Jantung, Hipertensi.
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Klien mengatakan ada keluarganya yang mengalami gangguan jiwa.
Jika ada, hubungan keluarga:
Klien mengatakan yang mengalami gangguan jiwa adalah adik kandungnya
sendiri.
Gejala:
Klien mengatakan adiknya Sering berbicara sendiri dan menangis.
Riwayat pengobatan/perawatan:
Klien mengatakan adiknya berobat jalan.
E. Anggota keluarga yang meninggal
Ayah, ibu, dan anak ke-1
F. Penyebab meninggal
Klien mengatakan ayahnya meninggal karena serangan jantung, ibu mengalami
hipertensi, dan abang mengalami kecelakaan.
A. Keadaan umum
Klien mengatakan sudah lebih baik dari sebelumnya.
B. Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh : 37 oC
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 72 kali per
menit
- Pernafasan : 28 kali per
menit
- Skala Nyeri :6
- TB : 167 cm
- BB : 54 kg
C. Pemeriksaan Head to toe
1. Kepala dan rambut
- Bentuk : Keadaan kepala simetris antara kanan dan kiri, depan dan belakang, dan
tidak terdapat adanya kelainan dari segi bentuk kepala.
- Ubun-ubun : Letak ubun-ubun klien pada tempatnya dan keras.
- Kulit kepala : Keadaan umum kulit klien normal, tidak terlihat adanya luka
ataupun kotor, warna kulit kepala klien sama dengan warna kulit klien,
kelembaban kulit normal.
2. Rambut
-Penyebaran dan keadaan rambut : Penyebaran rambut merata,
keadaan rambut baik dan berwarna hitam.
-Bau : Tidak berbau.
-Warna kulit : Warna kulit rambut klien lebih putih dari warna kulit klien.
3. Wajah
- Warna kulit : Warna kulit wajah klien sama dengan warna kulit umum klien.
- Struktur wajah: Bentuk wajah klien oval, dan tidak ada kelainanpada wajah
klien.
4. Mata
Keadaan secara umum normal, tidak ada kelainan bentuk mata, mata bersih tidak
ada kotoran yang melekat, tidak ada peradangan pada mata, pupil dengan ukuran
simetris, Konjungtiva berwarna merah kemudaan, klien tidak menggunakan alat
bantu seperti kecamata, penglihatan klien berkurang, klien tidak terlau jelas dalam
melihat (kabur).

5. Hidung
Daerah hidung dan fungsi system penciuman keadaan secara umum normal,
struktur hidung simetris antara kanan dan kiri, kebersihan hidung tampak bersih,
tidak terdapat adanya polip atau peradangan pada hidung.Dalam system
penciuman klien bisa membedakan bau minyak kayu putih dan alkohol.
6. Telinga
Struktur telinga kanan dan kiri simetris, kebersihan telinga baik.Fungsi
pendengaran klien menurun.Klien sedikit terganggu dengan pendengarannya.
7. Mulut dan gigi
Keadaan mulut dan fungsi organ pencernaan bagian atas, keadaan umum mulut
dan gigi normal, mukosa bibir terlihat sedikit kering, tidak terdapat adanya
gangguan menelan dan tidak terdapat adanya peradangan pada mulut seperti pada
gusi dan paring serta tidak terdapat adanya kelainan bentuk dari mulut. Gigi klien
tidak lengkap, jumlah gigi klien 31, gigi graham atas bagian kanan copot, klien
tidak menggunakan gigi palsu.
8. Leher
Daerah leher tidak terdapat adanya pelebaran vena jugularis dan tidak terdapat
pembesaran kelenjar tiroid, serta pembesaran kelenjar limfe dan tidak ada
keterbatasan gerak pada leher.
9. Dada, Pernafasan dan Sirkulasi
Inspeksi : Keadaan dada normal, dan simetris antara kanan dan kiri,
R = 28 x/menit.
Palpasi : Taktil premitus teraba,ekspansi dada antara kanan dan kiri
normal.
Perkusi : Bunyi resonan
Auskultasi : Terdengar ronchi pada bagian apeks paru, Pada jantung
S1-S2tunggal.

Sirkulasi :Perfusi darah keperifer sedikit terganggu, di tandai


dengan
warna ujung–ujung sedikit pucat, dan mukosa bibir
kering.

10. Abdomen
Inspeksi : Struktur abdomen simetris, tidak ada pembesaran hati
dan
limfe, kulit dalam keadaan bersih.
Auskultasi : Peristaltic usus normal (14 x/menit ).
Palpasi : Tidak terdapat masa pada abdomen, tidak terdapat nyeri
tekan pada abdomen.
Perkusi : abdomen dengan bunyi timpani (normal).

11. Genetalia dan Reproduksi


Klien berjenis kelamin laki-laki, klien mengatakan tidak memiliki keluhan pada
genetalia dan kelainan bentuk pada anatomi fisiologi, dan klien tidak
menggunakan kateter.

12. Ekstrimitas Atas dan Bawah


Klien mampu untuk menggerakan semua bagian tubuhnya, tidak ada masalah.
Dan kekuatan otot pada skala 4

VII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


1. Pola makan dan minum
-Frekuensi makan/hari: 3 kali.
-Nafsu/selera makan: Nafsu makan klien baik.
-Nyeri ulu hati: Tidak ada nyeri saat makan dan minum.
-Alergi: Tidak ada.
-Mual dan muntah :Klienmengatakan tidak pernah mual ketika makan,
tetapi dia mual ketika batuk.
-Waktu makan: Pagi, siang, dan malam.
-Jumlah dan jenis makan : sepiring setiap makan dan jenisnya nasi
dan lauk pauk.
-Waktu pemberian cairan/minum: Setiap saat ketika haus.
-Masalah makan dan minum: Tidak ada masalah kesulitan menelan dan
mengunyah.
2. Perawatan diri/personal hygiene
- Kebersihan tubuh: Klien mengatakan mandi 2x sehari
- Kebersihan gigi dan mulut: Klien menggosok gigi 2x sehari ( pagi dan malam)

-Kebersihan kuku dan tangan: Klien selalu cuci tangan sebelum dan
sesudah makan, dan memotong kuku 1x seminggu
3. Pola kegiatan/ Aktivitas
- Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan
secara mandiri, sebahagian, atau total.
Klien mengatakan melakukan semua aktivitas dengan mandiri.
- Aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit dirumah sakit.
Pasien mampu mengetahui ajaran agamanya sendiri.
4. Pola eliminasi
A. BAB
-Pola BAB : Klien mengatakan mampu untuk melakukannya sendiri.
-Karakter feses : Keras dan berwarna kecoklatan
-Riwayat perdarahan : Tidak ada
-BAB terakhir : Tadi pagi
-Diare : Tidak Ada
-Penggunaan laksatif : Tidak menggunakan
-Frekuensinya : Normal
B. BAK
- Pola BAK : Klien mengatakan tidak ada masalah saat BAK
-Karakter urin : Cair dan berwarna kuning
-Nyeri/Kesulitan BAK : Tidak ada
- Frekuensi : 1500 cc
2. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan

1 DS: Dekompresi Nyeri


- Klien mengeluh
nyeri dada Diskontinuitas jaringan
DO:
- Ekspresi wajah
Merangsang ujung saraf
meringis
bebas
- TD: 140/80mmHg
- Nadi: 78x/menit
Hipothalamus
- Suhu: 37 C
- RR: 28x/menit
korteks serebri
P: pleuritis
persepsi
Q: tertusuk-tusuk
nyeri
R: di bagian dada
S: 6
Nyeri
T: terus menerus

3.Rumusan Masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah
kesehatan.Masalah yang muncul berdasarkan prioritas yang didasari kriteria yang
harus ditangani dan segera. Berikut beberapa masalah yang muncul berdasarkan
analisa data :
a. Gangguan rasa aman nyaman (Nyeri)

4. Diagnosa Keperawatan(Prioritas)
a. Nyeri dada berhubungan dengan peradangan pada selaput pleura yang ditandai
dengan: klien mengeluh nyeri dada, ekspresi wajah meringis, TD: 120/80mmHg,
Nadi: 72x/menit, Suhu: 37 C, RR: 28x/menit.
5.PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
Hari / No DX Perencanaan Keperawatan
Tangg
al
Selas 1Nyeri Tujuan:
a, Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam, diharapkan
30/5/ nyeri berkurang hingga hilang, dengan kriteria hasil:
2016 1. Klien tidak mengeluh nyeri.
2. Klien tampak rileks.
3. TTV dalam batas normal.
Rencana Tindakan Rasional
a. Mengetahui skala nyeri
. a. Observasi tingkat nyeri dan kualitas nyeri klien.
klien.
2. b. Mengetahui
b. Observasi tanda vital keadaan umum klien.
klien.
3. c. Memberikan rasa
c.Ajarkan teknik distraksi nyaman pada klien dan
dan relaksasi. mengurangi rasa sakit.

d. Kolaborasi dengan d. Analgesik dapat


dokter dalam pemberian Obat mengurangi nyeri dan
antibiotik dapat
TB dan antibiotik. menghilangkan infeksi.

6. EVALUASI DAN IMPLEMENTSI


Hari/Tang Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi
gal
Selasa, 08.00 - Kaji ulang dan S:
30-05- -
observasi secara Klien mengatakan sering nyeri
2016 13.00
WIB berkala karakteristik pada bagaian dada
nyeri dengan lengkap, Klien mengatakan rasa nyerinya
lokasi durasi, dan skala seperti ditusuk-tusuk
nyeri. Klien mengatakan nyeri
- Obsevasi TTV. muncul ketika telat minum obat
- ataupun aktivitas yang
Berikan keadaan nyaman, rela berlebihan O
ksasi atau latihan nafas dalam :
(distraksi). Klien terlihat baik
- Lakukan pembersihan Klien mampu melakukan latihan
mulut dengan sering dan yang di ajarkan perawat.
berikan oksigen dengan Skala nyeri 3
tingkat kelembapan sesuai Tanda-tanda vital Klien :
indikasi kondisi infeksi Tekanan darah :120/80 mmHg.
pada penderita Nadi : 78 x/menit.
TB Pernafasan : 28 x/menit
- Bantu pasien dalam Suhu tubu : 37 O C
teknik menekan dada A : Masalah sebagian teratasi
selama batuk. - Kolaborasi P : Intervensi dilanjutkan
dalam pemberian Obat TB
sesuai indikasi.
BAB III
Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Dari seluruh uraian maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
a. Hasil pengkajian dengan masalah gangguan rasa aman nyama; nyeri.
Ditemukan nyeri di dada berhubungan dengan peradangan pada selaput
pleura yang ditandai dengan: klien mengeluh nyeri dada, ekspresi wajah
meringis, TD: 120/80mmHg, Nadi: 72x/menit, Suhu: 37 C, RR: 28x/menit.
b. Diagnosa keperawatan yang ditemui yaitu Nyeri dada berhubungan dengan
peradangan pada selaput pleura yang ditandai dengan: klien mengeluh
nyeri dada, ekspresi wajah meringis, TD: 120/80mmHg, Nadi: 72x/menit,
Suhu: 37 C, RR: 28x/menit.
c. Rencana asuhan keperawatan dengan prioritas masalah gangguan rasa
aman nyaman; nyeri pada pasien TB Paru Relaps adalah memberi
informasi mengenai nyeri, mengkaji penyebab nyeri dan penanganannya.
d. Implementasi asuhan keperawatan dengan prioritas masalah gangguan rasa
aman nyaman; nyeri telah dilakukan keseluruhan.
e. Evaluasi kebutuhan dasar dengan gangguan rasa aman; nyeri pada klien
yaitu klien dan keluarga mengerti tentang nyeri, mencegah dan
penanganannya. . Klien tidak mengeluh nyeri, Klien tampak rileks, TTV
dalam batas normal. Namun, intervensi masih dilanjutkan karena klien
masih mengeluh nyeri. Tindakan dan diagnosa tambahan yang muncul dan
yang ditemui penulis dari diagnosa diatas.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan medikal bedah, edisi 8 vol.
3 :EGC. Jakarta.

Carpenito, Lynda Juall.(1995). Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek


Klinik.Edisi 6.Jakarta : EGC.

Potter dan Perry. (2010). Fundamental keperawatan buku 3.Edisi 7.Jakarta :


Salemba Medika.

Potterdan Perry. (2005). Fundamental Keperawatan volume 1. Jakarta: EGC.


Price, S.

Smeltzer, S.C. (2001) .Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC.

Vaughans, Bennita W. (2013). Keperawatan Dasar.Yogyakarta : Andi.

Somantri, Irman. (2008). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan


Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik


Analisa Data.Jakarta : Salemba Medika.

Depkes.(2007). Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.Jakarta.S

Santa, dkk.(2009). Seri Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Pernafasan


Akibat Infeksi.Jakarta: TIM.

Anda mungkin juga menyukai