Disusun oleh :
Avis Silfia (E2014401031)
Erga Anggara Eka Putra (E2014401022)
Rian Abdul Choliq (E2014401029)
Sulis Tiana Agustin (E2014401002)
Zulfa Mufidah (E2014401009)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaiakn tugas pembuatan makalah mata kuliah manajemen patient safety sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Dan harapan kami, semoga Makalah ini menambah pengetahuan maupun pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
Makalah agar lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam Makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan Makalah ini.
Tasikmalaya, Oktober 2021
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................................................2
2.1.1 Pengertian.......................................................................................................................3
2.1.2 Tujuan.............................................................................................................................3
2.1.4 Prinsip.............................................................................................................................3
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................14
3.2 Saran.....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTKA.....................................................................................................................15
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan asuhan kepada
pasien secara aman serta mencegah terjadinya cidera akibat kesalahan karena melaksanakan
suatu tindakan atau tidak melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya diambil. Sistem
tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
berhubungan dengan resiko pasien, pasien, pelaporan pelaporan dan analisis analisis insiden,
insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk
meminimalkan resiko (Depkes 2008). Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada pasien sudah sepatutnya memberi dampak positif dan tidak memberikan kerugian
bagi pasien. pasien. Oleh karena itu, rumah sakit harus memiliki memiliki standar standar
tertentu tertentu dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Standar tersebut bertujuan
untuk melindungi hak pasien dalam menerima pelayanan kesehatan yang baik serta sebagai
sebagai pedoman pedoman bagi tenaga kesehatan kesehatan dalam memberikan memberikan
asuhan kepada pasien. Selain itu, keselamatan pasien juga tertuang dalam undang-undang
kesehatan. Terdapat beberapa pasal dalam undang-undang kesehatan yang membahas secara
rinci mengenai hak dan keselamatan pasien.
Keselamatan pasien adalah hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh setiap petugas
medis yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Tindakan
pelayanan, peralatan kesehatan, dan lingkungan sekitar pasien sudah seharusnya menunjang
keselamatan serta kesembuhan dari pasien tersebut. Oleh karena itu, tenaga medis harus
memiliki pengetahuan mengenai hak pasien serta mengetahui secara luas dan teliti tindakan
pelayanan yang dapat menjaga keselamatan diri pasie selamatan diri pasien. Salah-lokasi,
salah-prosedur, salah pasien pada operasi, adalah sesuatu yang meng sesuatu yang
mengkhawatirkan dan khawatirkan dan tidak jarang terjadi di tidak jarang terjadi di rumah
sakit. rumah sakit. Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau tidak
adekuat adekuat antara anggota tim b antara anggota tim bedah, kurang edah, kurang/tidak
melibatkan pasien /tidak melibatkan pasien di dalam penan lokasi (site marking), dan tidak
ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi. Di samping itu pula asesmen pasien yang tidak
1
adekuat, penelaahan penelaahan ulang catatan catatan medis tidak adekuat, adekuat, budaya
yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim bedah, permasalahan yang
berhubungan dengan resep yang tidak terbaca (illegible handwriting) dan pemakaian
singkatan adalah merupakan faktor-faktor kontribusi yang sering terjadi. Rumah sakit perlu
untuk secara kolaboratoriumoratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur yang
efektif di dalam mengeliminasi masalah yang mengkhawatirkan ini. Digunakan juga praktek
praktek berbasis berbasis bukti, seperti seperti yang digambarkan digambarkan di Surgical
Safety Checklist dari WHO Patient Safety (2009), juga di The Joint Commission’s.
Universal Protocol for Preventing Wrong Site, Wrong Procedure, Wrong Person
Surgery. Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan pasien dan dilakukan pada tanda yang
dapat dikenali. dikenali. Tanda itu harus digunakan digunakan secara konsisten di rumah
sakit dan harus dibuat oleh operator/ orang yang akan melakukan tindakan, dilaksanakan saat
pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, memungkinkan, dan harus terlihat dan harus
terlihat sampai saat akan sampai saat akan disayat. Penandaan disayat. Penandaan lokasi
operasi dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality), multipel Standarduktur (jari
tangan, jari kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang). Tahap “Sebelum insisi” (Time
out) memungkinkan semua pertanyaan pertanyaan atau kekeliruan kekeliruan diselesaikan.
diselesaikan. Time out dilakukan di tempat, dimana tindakan dimana tindakan akan
dilakukan, akan dilakukan, tepat s tepat sebelum tindakan ebelum tindakan dimulai, dan
dimulai, dan melibatkan seluruh tim operasi. Rumah sakit menetapkan bagaimana proses
proses itu didokumentasikan didokumentasikan secara ringkas, ringkas, misalnya misalnya
menggunakan menggunakan ceklist.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan dari ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan pasien
operasi.
2. Untuk mengetahui lokasi pra pembedahan di kamar operasi
3. Untuk mengetahui prosedur identifikasi pasien operasi
4. Untuk mengetahui prosedur pra pembedahan di kamar operasi 5. Untuk mengetahui
prosedur saat di ruang operasi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan pasien
2.1.1 Pengertian
Ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan pasien adalah suatu usaha
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit untu menjamin pasien yang
akan menjalani suatu tindakan operasi mendapatkan tindakan operasi yang sesuai
dengan lokasi keadaan yang perlu d tindak, tindak, prosedur prosedur yang tepat
untuk melakukan melakukan tindakan tindakan dan di berikan pada pasien yang
benar membutuh berikan pada pasien yang benar membutuhkan tindaka kan tindakan
operasi.
2.1.2 Tujuan
a. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur dan
tepat pasie prosedur dan tepat pasien pada pasien-pasie n pada pasien-pasien
yang menjalani n yang menjalani operasi d operasi d rumah sakit
b. Mngurangi kejadian/kesalahan yang berhubungan dengan salah lokasi, salah
prosedur dan salah pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.
2.1.4 Prinsip
4
n. EKG 12 leads
o. Cairan infus
p. Skin test antibiotik (jika diperlukan)
q. Identitas pasien sesuai gelang dan status pasien
r. Alergi yang diderita
s. Paramedikasi yang diberikan
t. Status emosional
u. Protease dilepas (gigi palsu, lensa kontak) jika menggunakan
v. Perhiasan dilepaskan
w. Status pasien dan daftar obat
x. Persiapan kulit (cukur, desinfeksi)
y. Pengosongan kandung kemih
z. Pakai baju operasi
1) Pendidikan kesehatan
2) Penandaan lokasi operasi
3) Cukur area operasi
7. Lakukan Lakukan pengkajian, pengkajian, perencanaan, perencanaan, tindakan
tindakan dan evaluasi evaluasi keperawatan keperawatan terhadap pasien secara
fisik dan psikologis agar siap menjalani pembedahan.
8. Pastikan personal hygiene pasien dalam keadaan sudah mandi, tidak memakai
perhiasan, bersih, memakai baju dan topi khusus untuk kamar operasi.
9. Antar pasien ke kamar operasi
10. Lakukan serah terima pasien kepada perawat kamar operasi meliputi identitas
pasien / RM dan persiapan preoperasi identitas pasien / RM dan persiapan
preoperasi yang telah dilakukan. telah dilakukan.
11. Lakukan Lakukan verifikasi verifikasi kelengkapan kelengkapan persiapan
persiapan operasi operasi dan kondisipasien kondisipasien (berkaitan dnegan tepat
prosedur operasi)
5
digunakan sebagai pedoman untuk melakukan pengkajianterhadap pasien di kamar
operasi. Standr Operasional Prosedur (SOP) saat di ruang operasi :
1. Menyiapkan tempat tidur, pakaian khusus kamar bedah dan tutup kepala.
2. Menerima pasien diruang pre operasi.
3. Mengganti pakaian pasien dengan pakaian kamar bedah, memakaikan tutup
kepala yang dilakukan oleh perawat.
4. Memindahkan pasien keatas tempat tidur yang telah disiapkan
5. Memeriksa kelengkapan dan persiapan operasi pasien yaitu
2.1.6.1 Sebelum Instuksi anastesi
6
2.1.6.3 Sebelum luka operasi ditutup
Konfirmasi verbal oleh perawat instrumen berapa jumlah alat & instrument,
kasa, spo kasa, sponge, dll) yang terpakai. terpakai.
1. Untuk memastika tepat lokasi bagian tubuh pasien yang akan dioperasi .
2. Pasien dan atau keluarga memahami lokasi bagian tubuh yang akan
dioperasi.
7
4. Jelaskan materi tentang penandaan lokasi operasi pada pasien dan atau
keluarga pasien
5. Berikan tanda lokasi operasi dengan tanda yang tidak mudah luntur dan
mudah dikenali dengan melibatkan pasien saat dilakukan penandaan
lokasi operasi tersebut
6. Lakukan verifikasi pada pasien dan atau keluarga bahwa mereka telah
memahami dan mengetahui lokasi yang akan dilakukan operasi
7. Ucapkan terimakasih, dan semoga semuanya dapat berjalan dengan
baik.
8
8. Verifikasi rencana prosedur
9. Verifikasi prosedur operasi
10. Verifikasi posisi yang benar pada meja operasi
11. Verifikasi kesiapan alat, implan, protesa
9
1) Snoring (mengorok)
2) Gurgling
3) Tridor
4) Tidak ada suara nafas
g. Bila terjadi sumbatan jalan nafas segera bebaskan baik tanpa alat
atau menggunakan alat pembebasan jalan nafas.
h. Rasakan dengan punggung tangan apakah hembusan udara dari
hidung atau mulut
i. Lakukan perkusi untuk membedakan antara kemungkinan berisi
darah atau udara
j. Dengarkan menggunakan stetoskop apakah kiri sama dengan yang
kanan, ataukah terdapat suara nafas yang lebih lemah pada sat h pada
satu sisi
k. Nilai adakah prediksi prediksi intubasi intubasi sulit dengan ¾
mallampati score, jarak mentohyoid , gerak leher, massa
2. B2 : Fungsi Kardiovasculer
a. Lihat apakah pasien tampak pucat atau cyanosis
b. Lihat apakah sumber perdarahan yang terlihat
c. Cek apakah perfusi pada ujung jari apakah hangat, kering, merah
(normal)
d. Cek nadi apakah frekuensinya normal, irama teratur, kuat
e. Cek tensi menggunakan tensimeter
f. Bila perlu cek tensi pada lengan kiri dan kanan
g. Dengarkan menggunakan stetoscope apakah terdapat bising jantung
3. B3 : Fungsi kesadaran
Nilai kesadaran kesadaran bisa dengan mengajak mengajak pasien
berbicara berbicara bila pasien sadar atau dengan penilaian Gaslow
Coma Scale (GCS) bila terdapat penurunan kesadaran.
4. B4 : Fungsi perkemihan
10
a. Lakukan evaluasi fungsi ginjal, dapat dilakukan dengan
menggunakan urin tampung atau kalau perlu dengan pemasangan
chateter.
b. Nilai produksi urinnya meliputi warna d Nilai produksi urinnya
meliputi warna dan jumlahnyan jumlahnya.
5. B5 : Fungsi pencernaan
a. Lihat adakah abdomen distended
b. Lakukan perkusi untuk membedakan adanya udara atau cairan,
palpasi untuk mencari adanya massa.
6. B6 : Tulang Muskuluskletal
a. Adakah patah tulang panjang pada femur, 4/4, patah tulang multipel,
patah tulang iga yang multipel
b. Adakah pertukaran kulit
7. B7 : Laboratorium
Evaluasi hasil laboratorium, apakah terdapat nilai yang abnormal
segera diambil tindakan dan evaluasi ulang.
8. Radiologi : SS
Evaluasi hasil dari pemeriksaan radiologi, apabila terdapat hal yang
tidak normal segera ambil tindakan.
9. Pemeriksaan penunjang lain : ECG dll
10. Dari hasil pemeriksaan disimpulkan bahwa pasien tersebut termasuk
dalam kategori ASA 1/2/3
11
kesalahan dan kekeliruan dalam proses pemberian pelayanan ,pengobatan
tindakan atau prosedur.
1. Setiap pasien baru harus diidentifikasi secara lengkap, benar, jelas dan
terperinci.
2. Identifikasi pasien meliputi :
a. Penulisan nomor rekam medis
b. Penulisan Indentitas pasien disesuaikan dengan e-KTP/SIM/ Kartu
Keluarga/ PASPOR yang berlaku.
c. Penulisan identitas pasien meliputi :
1) Nama Lengkap
2) Tempat /Tanggal Lahir
3) Jenis Kelamin
4) Alamat lengkap
5) Agama
6) Status Perkawinan
7) Pekerjaan
8) Nama Suami/Istri
9) Nama Ibu/Ayah
10) Penanggung Jawab
11) Tanggal Registrasi.
d. Jika ada perubahan data indentitas pasien pada kunjungan
berikutnya berikutnya maka identitas identitas pertama pertama
harus dirubah dirubah dengan identitas identitas yang baru (up to
date).
e. Identifikasi pada gelang pasien, meliputi :
1) Pencantuman nomor rekam medis
2) Pencantuman nama lengkap
3) Pencantuman tanggal lahir
12
4) Warna gelang disesuaikan dengan kondisi pasien. Warna biru
untuk pasien laki-laki, warna pink untuk pasien perempuan,
warna perempuan, warna merah untuk pasien untuk pasien
alergi, alergi, warna kuning untuk pasien resiko pasien resiko
jatuh, dan jatuh, dan warna ungu untuk warna ungu untuk pasien
yang pasien yang tidak boleh tidak boleh diresusitasi
f. Setiap dilakukan pemasangan gelang petugas harus menjelaskan
manfaat gelang pasien dan bahaya jika menolak, melepas, dan
menutupi gelang.
g. Sebelum pemberian pelayanan kepada pasien petugas harus
mengidentifikasi pasien terlebih dahulu, meliputi : Sebelum
pemberian pemberian obat, darah atau produk darah, mengambil
mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis serta
pemberian tindakan, petugas petugas harus menganamnesa
menganamnesa identitas identitas pasien dan mengecek mengecek
gelang pasien secara teliti dan terperinci.
3. Pasien baru harus dibuatkan Kartu Identitas Berobat dengan
mencantumkan nama pasien, nomor rekam medik, tanggal lahir dan
alamat rumah
4. Setiap pasien akan di daftarkan pada buku registrasi pasien dan atau
dimasukkan dalam database pasien (KIUP komputerisasi) secara up to
date.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keselamatan pasien adalah proses dalam suatu rumah sakit yang memberikan pelayanan
pasien secara aman. Proses tersebut meliputi pengkajian pengkajian mengenai mengenai
resiko, resiko, identifikasi, identifikasi, manajemen manajemen resiko terhadap terhadap
pasien, pasien, pelaporan pelaporan dan analisis analisis insiden, insiden, kemampuan
kemampuan untuk belajar belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk
mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko.
3.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan kita wajib melakukan tindakan dengan baik dan benar sesuai
standar standar pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan pada pasien, pasien, sehingga
sehingga akan terjamin keselamatan pasien dari segala aspek tindakan yang kita berikan.
14
DAFTAR PUSTKA
https://www.scribd.com/document/431427638/makalah-kepastian-lokasi-operasi
15