Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEPASTIAN TERHADAP LOKASI, PROSEDUR


DAN PASIEN OPERASI

Disusun oleh :
Avis Silfia (E2014401031)
Erga Anggara Eka Putra (E2014401022)
Rian Abdul Choliq (E2014401029)
Sulis Tiana Agustin (E2014401002)
Zulfa Mufidah (E2014401009)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKAMALAYA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
DIII KEPERAWATAn
2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaiakn tugas pembuatan makalah mata kuliah manajemen patient safety sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.

Dan harapan kami, semoga Makalah ini menambah pengetahuan maupun pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
Makalah agar lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam Makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan Makalah ini.
Tasikmalaya, Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................................................1

1.2 Tujuan...................................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................3

2.1 Ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan pasien..................................................3

2.1.1 Pengertian.......................................................................................................................3

2.1.2 Tujuan.............................................................................................................................3

2.1.3 Lingkup Area..................................................................................................................3

2.1.4 Prinsip.............................................................................................................................3

2.1.5 Pemastian Pasien Pra Pembedahan di Kamar Operasi...................................................4

2.1.6. Prosedur Saat di Ruang Operasi.....................................................................................5

BAB III PENUTUP......................................................................................................................14

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................14

3.2 Saran.....................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTKA.....................................................................................................................15

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan asuhan kepada
pasien secara aman serta mencegah terjadinya cidera akibat kesalahan karena melaksanakan
suatu tindakan atau tidak melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya diambil. Sistem
tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang  berhubungan
berhubungan dengan resiko pasien, pasien, pelaporan pelaporan dan analisis analisis insiden,
insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk
meminimalkan resiko (Depkes 2008). Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada pasien sudah sepatutnya memberi dampak positif dan tidak memberikan kerugian
bagi pasien. pasien. Oleh karena itu, rumah sakit harus memiliki memiliki standar standar
tertentu tertentu dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Standar tersebut bertujuan
untuk melindungi hak pasien dalam menerima pelayanan kesehatan yang  baik serta sebagai
sebagai pedoman pedoman bagi tenaga kesehatan kesehatan dalam memberikan memberikan
asuhan kepada pasien. Selain itu, keselamatan pasien juga tertuang dalam undang-undang
kesehatan. Terdapat beberapa pasal dalam undang-undang kesehatan yang membahas secara
rinci mengenai hak dan keselamatan  pasien.
Keselamatan pasien adalah hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh setiap petugas
medis yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Tindakan
pelayanan, peralatan kesehatan, dan lingkungan sekitar pasien sudah seharusnya menunjang
keselamatan serta kesembuhan dari pasien tersebut. Oleh karena itu, tenaga medis harus
memiliki pengetahuan mengenai hak pasien serta mengetahui secara luas dan teliti tindakan
pelayanan yang dapat menjaga keselamatan diri pasie selamatan diri pasien. Salah-lokasi,
salah-prosedur, salah pasien pada operasi, adalah sesuatu yang meng sesuatu yang
mengkhawatirkan dan khawatirkan dan tidak jarang terjadi di tidak jarang terjadi di rumah
sakit. rumah sakit. Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau tidak
adekuat adekuat antara anggota tim b antara anggota tim bedah, kurang edah, kurang/tidak
melibatkan pasien /tidak melibatkan pasien di dalam penan lokasi (site marking), dan tidak
ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi. Di samping itu pula asesmen pasien yang tidak

1
adekuat,  penelaahan  penelaahan ulang catatan catatan medis tidak adekuat, adekuat, budaya
yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim bedah, permasalahan yang
berhubungan dengan resep yang tidak terbaca (illegible handwriting) dan pemakaian
singkatan adalah merupakan faktor-faktor kontribusi yang sering terjadi. Rumah sakit perlu
untuk secara kolaboratoriumoratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur yang
efektif di dalam mengeliminasi masalah yang mengkhawatirkan ini. Digunakan juga  praktek
praktek berbasis berbasis bukti, seperti seperti yang digambarkan digambarkan di Surgical
Safety Checklist  dari WHO Patient Safety (2009), juga di The Joint Commission’s.
Universal Protocol for Preventing Wrong Site, Wrong Procedure, Wrong  Person
Surgery. Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan pasien dan dilakukan  pada tanda yang
dapat dikenali. dikenali. Tanda itu harus digunakan digunakan secara konsisten di rumah
sakit dan harus dibuat oleh operator/ orang yang akan melakukan tindakan, dilaksanakan saat
pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, memungkinkan, dan harus terlihat dan harus
terlihat sampai saat akan sampai saat akan disayat. Penandaan disayat. Penandaan lokasi
operasi dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality), multipel Standarduktur   (jari
tangan, jari kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang). Tahap “Sebelum insisi” (Time
out)  memungkinkan semua  pertanyaan  pertanyaan atau kekeliruan kekeliruan diselesaikan.
diselesaikan. Time out   dilakukan di tempat, dimana tindakan dimana tindakan akan
dilakukan, akan dilakukan, tepat s tepat sebelum tindakan ebelum tindakan dimulai, dan
dimulai, dan melibatkan seluruh tim operasi. Rumah sakit menetapkan bagaimana  proses
proses itu didokumentasikan didokumentasikan secara ringkas, ringkas, misalnya misalnya
menggunakan menggunakan ceklist.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan dari ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan pasien
operasi.
2. Untuk mengetahui lokasi pra pembedahan di kamar operasi
3. Untuk mengetahui prosedur identifikasi pasien operasi
4. Untuk mengetahui prosedur pra pembedahan di kamar operasi 5. Untuk mengetahui
prosedur saat di ruang operasi

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan pasien
2.1.1 Pengertian
Ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan pasien adalah suatu usaha
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit untu menjamin pasien yang
akan menjalani suatu tindakan operasi mendapatkan tindakan operasi yang sesuai
dengan lokasi keadaan yang  perlu d tindak, tindak, prosedur prosedur yang tepat
untuk melakukan melakukan tindakan tindakan dan di  berikan pada pasien yang
benar membutuh  berikan pada pasien yang benar membutuhkan tindaka kan tindakan
operasi.
2.1.2 Tujuan
a. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tepat lokasi, tepat  prosedur dan
tepat pasie  prosedur dan tepat pasien pada pasien-pasie n pada pasien-pasien
yang menjalani n yang menjalani operasi d operasi d rumah sakit  
b. Mngurangi kejadian/kesalahan yang berhubungan dengan salah lokasi, salah
prosedur dan salah pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.

2.1.3 Lingkup Area


a. Panduan ini di terapkan kepada semua pasien rawat inap, rawat jalan, dan
pasien instalasi gawat darurat dan pasien instalasi gawat darurat yang akan
menjal yang akan menjalani suatu operasi. ani suatu operasi.
b. Pelaksana panduan ini adalah petugas tenaga Kesehatan (dokter,  perawat,
perawat, bidan dan tenaga kesehatan kesehatan lainnya) lainnya) yang bekerja
bekerja di rumah sakit umum kecamatan Pesanggrahan

2.1.4 Prinsip

a. Semua pasien yang menjalani suatu tindakan prosedur operasi, harus di


identifikasi dan di jamin sisi operasi yang tepat, prosedur yang tepat serta pasien
yang tepat sebelum, saat dan setelah menjalani suatu operasi.
b. Menggunakan tanda yang mudah di kenali untuk identifikasi lokasi operasi dan
menigkut sertakan pasien dalam proses penandaan.
c. Menggunakan checklist atau proses lain untuk verifikasi lokasi yang tepat,
prosedur yang tepat sebelum operasi dan seluruh dokumen serta  peralatan yang
di butuhkan tersedia, benar dan  peralatan yang di butuhkan tersedia, benar dan
berfungsi. fungsi.
3
d. Seluruh tim tenaga kesehatan yang ikut dalam operasi melakukan, membuat
dan mendokumentasikan prosedur, Sign In, sesaat sebelum  pasien  pasien di
induksi, induksi, Time Out sesaat sebelum sebelum prosedur operasi prosedur
operasi di mulai serta Sign Out sebelum menutup luka operasi.

2.1.5 Pemastian Pasien Pra Pembedahan di Kamar Operasi


Merupakan suatu standar atau pedoman tertulis yang dipergunakan untuk
diikuti oleh petugas medis sebelum tindakan operasi dilakukan. Standar
Operasional Prosedur (SOP) tepat prosedur sebelum operasi dilakukan antara lain:
1. Ucapkan salam, “Selamat pagi / siang / malam Bapak / Ibu”, dan perkenalkan
diri: “Saya petugas..(nama) petugas..(nama)  jelaskan profesi / unit kerja.
Jelaskan Tujuan kedatangan.
2. Pastikan identitas pasien
3. Cek pasien sesuai denga nrekam medis dan gelang pasien.
4. Ciptakan suasana dan lingkungan yang nyaman.
5. Cek persiapan dan melaksanakn tindakan persiapan untuk anestesi.
6. Cek kelengkapan persipan pasien diisi petugas rawat inap dan petugas kamar
operasi berupa :
a. Informed consent.
b. Keadaan umum (GCS)
c. TD : N: S: RR:
d. Visite dokter
e. Riwayat Penyakit
f. Pengobatan sekarang / Pramedikasi
g. Riwayat Operasi
h. Cek Laboratorium lengkap ( DR, HbsAg, GolDar, CT, Cek Laboratorium
lengkap ( DR, HbsAg, GolDar, CT, BT, GDS) T, GDS)
i. Persiapan darah (jika diperlukan)
j. IV catheter / abbocath 18, urin kateter
k. Puasa
l. Riwayat penggunaan obat
m. Hasil radiologi (Rontgen Thorax, dll)

4
n. EKG 12 leads
o. Cairan infus  
p. Skin test antibiotik (jika diperlukan)
q. Identitas pasien sesuai gelang dan status pasien
r. Alergi yang diderita
s. Paramedikasi yang diberikan
t. Status emosional
u. Protease dilepas (gigi palsu, lensa kontak) jika menggunakan
v. Perhiasan dilepaskan
w. Status pasien dan daftar obat
x. Persiapan kulit (cukur, desinfeksi)
y. Pengosongan kandung kemih
z. Pakai baju operasi
1) Pendidikan kesehatan
2) Penandaan lokasi operasi
3) Cukur area operasi
7. Lakukan Lakukan pengkajian, pengkajian, perencanaan, perencanaan, tindakan
tindakan dan evaluasi evaluasi keperawatan keperawatan terhadap pasien secara
fisik dan psikologis agar siap menjalani  pembedahan.
8. Pastikan personal hygiene pasien dalam keadaan sudah mandi, tidak memakai
perhiasan, bersih, memakai baju dan topi khusus untuk kamar operasi.
9. Antar pasien ke kamar operasi
10. Lakukan serah terima pasien kepada perawat kamar operasi meliputi identitas
pasien / RM dan persiapan preoperasi identitas pasien / RM dan persiapan
preoperasi yang telah dilakukan. telah dilakukan.
11. Lakukan Lakukan verifikasi verifikasi kelengkapan kelengkapan persiapan
persiapan operasi operasi dan kondisipasien kondisipasien (berkaitan dnegan tepat
prosedur operasi)

2.1.6. Prosedur Saat di Ruang Operasi


Suatu tindakan yang dilakukan di kamar operasi. Kegiatan ini dilakukan
dengan tujuan agar operasi berjalan dengan benar dan lancar. Prosedur ini

5
digunakan sebagai pedoman untuk melakukan  pengkajianterhadap pasien di kamar
operasi. Standr Operasional Prosedur (SOP) saat di ruang operasi :

1. Menyiapkan tempat tidur, pakaian khusus kamar bedah dan tutup kepala.
2. Menerima pasien diruang pre operasi.
3. Mengganti pakaian pasien dengan pakaian kamar bedah, memakaikan tutup
kepala yang dilakukan oleh perawat.
4. Memindahkan pasien keatas tempat tidur yang telah disiapkan
5. Memeriksa kelengkapan dan persiapan operasi pasien yaitu
2.1.6.1 Sebelum Instuksi anastesi

Pemeriksaan yang dilakukan oleh perawat


1) Sudahkah identitas, lokasi, prosedur, dan persetujuan dikonfirmasi ulang
2) Sudahkah lokasi pembedahan ditandai
3) Apakah pulse oximeter pada pasien berfungsi dengan baik
4) Sudahkah disediakan bahan cangkokkan atau pengganti
(jenis/ukuran/sisi) yang tepat?
5) Adakah data radiologi yang mendukung tindakan diagnostic

Pemeriksaan yang dilakukan oleh Dokter Anastesi


1) Adakah data radiologi yang mendukung tindakan anestesi.
2) Sudahkah mesin dan obat-obatan anestesi diperiksa dengan lengkap
3) Apakah pasien memiliki riwayat alergi
4) Apakah ada kesulitan jalan napas dan resiko aspirasi
5) Apakah ada resiko kehilangan darah > 500ml (7ml/kg pada anak-anak
2.1.6.2 Sebelum insisi kulit
1) Mengkonfirmasi nama pasien, tindakan, dan dimana Mengkonfirmasi
nama pasien, tindakan, dan dimana lokasiyang akan kasiyang akan
insisi.
2) Mengkonfirmasi seluruh anggota tim dengan memperkenalkan diri
dengan menyebut kan nama dan tugas.
3) Sudahkah hasil pemeriksan radiologi untuk tindakan diagnostik
ditampilkan

6
2.1.6.3 Sebelum luka operasi ditutup

Konfirmasi verbal oleh perawat instrumen berapa jumlah alat & instrument,
kasa, spo kasa, sponge, dll) yang terpakai. terpakai.

2.1.6.4 Sebelum pasien meninggalkan kamar operasi


Konfirmasi verbal oleh perawat:
1) Nama tindakan
2) Melengkapi perhitungan alat, sponge, dan jarum Melengkapi
perhitungan alat, sponge, dan jarum yangterpakai terpakai
3) Menamai spesimen (baca label spesimen dengan jelas termasuk nama
pasien)
4) Melaporkan apabila ada masalah pada alat.
5) Membubuhkan tanda tangan pada formulir serah terima oleh unit
terkait

2.1.6.5 Penandaan Lokasi Pra Pembedahan Di Kamar Operasi


Prosedur penandaan lokasi dilakukannya operasi pada pasien untuk
semua kasus termasuk insisi, multipel struktur, dan multipel level oleh
operator yang akan melakukan tindakan.

Tujuan penandaan lokasi pra pembedahan adalah:

1. Untuk memastika tepat lokasi bagian tubuh pasien yang akan dioperasi .
2. Pasien dan atau keluarga memahami lokasi bagian tubuh yang akan
dioperasi.

Prosedur penandaan lokasi pra pembedahan adalah sebagai berikut:

1. Ucapkan salam, “Assalamualaikum, selamat pagi/  siang/ sore


Bapak/Ibu”, Bapak/Ibu”, perkenalkan perkenalkan diri, “Saya.. “Saya..
(nama)”, (nama)”, jelaskan jelaskan profesi/unit profesi/unit kerja.
2. Jelaskan tugas yang akan dilakukan
3. Pastikan identitas pasien pada gelang pasien, tanyakan nama, tempat
tanggal lahir, no RM

7
4. Jelaskan materi tentang penandaan lokasi operasi pada pasien dan atau
keluarga pasien
5. Berikan tanda lokasi operasi dengan tanda yang tidak mudah luntur dan
mudah dikenali dengan melibatkan pasien saat dilakukan  penandaan
lokasi operasi tersebut
6. Lakukan verifikasi pada pasien dan atau keluarga bahwa mereka telah
memahami dan mengetahui lokasi yang akan dilakukan operasi
7. Ucapkan terimakasih, dan semoga semuanya dapat berjalan dengan
baik.

2.1.6.6 Prosedur Pembedahan di Kamar Operasi

Prosedur pembedahan merupakan tahapan verifikasi yang harus


dilakukan dilakukan sebelum sebelum dilakukan dilakukan tindakan
tindakan pembedahan. pembedahan. Tujuannya Tujuannya untuk
memastikan bahwa tindakan yang dilakukan sesuai dengan prosedur.
Prosedur pembedahan meliputi :

1. Informasikan kepada pasien dan keluarga mengenai prosedur, rencana,


opsi, dan resiko operasi
2. Buat dan dokumentasikan semua prosedur, termasuk prosedur yang
lengkap, sisi, dan rencana anestesi
3. Pastikan praktisi mempunyai informasi terkini mengenai status medis
pasien, rencana prosedur-buat catatan pasien
4. Verifikasi dokumen informed consent untuk mengidentifikasi pasien
secara benar
5. Siapkan Siapkan semua hasil tes hasil tes laboratorium laboratorium
yang relevan dan relevan dan verifikasi verifikasi identifikasi pasien
6. Tandai sisi operasi yang akan dioperasi oleh orang yang akan
melaksanakan operasi, gunakan tanda yang jelas, dan libatkan pasien
saat memberikan tanda
7. Verifikasi pasien yang benar dengan 2 identifikasi (nama dan no Rekam
Medis)

8
8. Verifikasi rencana prosedur
9. Verifikasi prosedur operasi
10. Verifikasi posisi yang benar pada meja operasi
11. Verifikasi kesiapan alat, implan, protesa

2.1.6.7 Prosedur Assesmen Pra Anastesi

Asesmen atau penilaian sebelum tindakan anestesi ini merupakan


rangkaian kegiatan yang mengawali suatu operasi yang akan dilaksanakan.
Penilaian dilakukan terhadap fungsi vital pasien.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penilaian sebelum anastesi,


dengan tujuan:

1. Melakukan penilaian sendiri terhadap fungsi napas, fungsi


kardiovaskuler, fungsi kesadaran, fungsi gastrointestinal
2. Mengetahui status fisik pasien praoperatif
3. Mengetahui dan menganalisis jenis operasi
4. Memilih jenis atau tehnik anastesi yang sesuai
5. Meramalkan penyulit yang mungkin terjadi selama operasi
6. Mempersiapkan obat atau alat guna menanggulangi kemungkinan
yang terjadi

2.1.6.8 Proseudr Asesmen atau penilaian pra anastesi meliputi:

1. B1 : Jalan nafas dan fungsi pernafasan


a. Nilai patensi jalan nafasnya, apakah jalan nafas bebas
b. Lihat apakah sumbatan jalan nafas oleh benda asing, muntahan,
darah, dll
c. Lihat adakah tanda-tanda retraksi dinding dada, pernafasan cupit
hidung.
d. Lihat apakah gerakan dada kiri dan kanan simetris waktu
inspirasidan ekspirasi. Bila asimetris manakah yang tertinggal.
e. Lihat adakah gerakan dada see saw seperti gergaji
f. Denganrkan adakah suara nafas tambahan:

9
1) Snoring (mengorok)
2) Gurgling
3) Tridor
4) Tidak ada suara nafas
g. Bila terjadi sumbatan jalan nafas segera bebaskan baik tanpa alat
atau menggunakan alat pembebasan jalan nafas.
h. Rasakan dengan punggung tangan apakah hembusan udara dari
hidung atau mulut
i. Lakukan perkusi untuk membedakan antara kemungkinan berisi
darah atau udara  
j. Dengarkan menggunakan stetoskop apakah kiri sama dengan yang
kanan, ataukah terdapat suara nafas yang lebih lemah pada sat h pada
satu sisi
k. Nilai adakah prediksi prediksi intubasi intubasi sulit dengan ¾
mallampati score,  jarak mentohyoid , gerak leher, massa
2. B2 : Fungsi Kardiovasculer
a. Lihat apakah pasien tampak pucat atau cyanosis  
b. Lihat apakah sumber perdarahan yang terlihat
c. Cek apakah perfusi pada ujung jari apakah hangat, kering, merah
(normal)
d. Cek nadi apakah frekuensinya normal, irama teratur, kuat
e. Cek tensi menggunakan tensimeter
f. Bila perlu cek tensi pada lengan kiri dan kanan
g. Dengarkan menggunakan stetoscope apakah terdapat bising jantung
3. B3 : Fungsi kesadaran  
Nilai kesadaran kesadaran bisa dengan mengajak mengajak pasien
berbicara berbicara bila pasien sadar atau dengan penilaian Gaslow
Coma Scale (GCS) bila terdapat  penurunan kesadaran.
4. B4 : Fungsi perkemihan

10
a. Lakukan evaluasi fungsi ginjal, dapat dilakukan dengan
menggunakan urin tampung atau kalau perlu dengan pemasangan
chateter.  
b. Nilai produksi urinnya meliputi warna d  Nilai produksi urinnya
meliputi warna dan jumlahnyan jumlahnya.
5. B5 : Fungsi pencernaan
a. Lihat adakah abdomen distended  
b. Lakukan perkusi untuk membedakan adanya udara atau cairan,
palpasi untuk mencari adanya massa.
6. B6 : Tulang Muskuluskletal
a. Adakah patah tulang panjang pada femur, 4/4, patah tulang multipel,
patah tulang iga yang multipel
b. Adakah pertukaran kulit
7. B7 : Laboratorium
Evaluasi hasil laboratorium, apakah terdapat nilai yang abnormal
segera diambil tindakan dan evaluasi ulang.
8. Radiologi : SS
Evaluasi hasil dari pemeriksaan radiologi, apabila terdapat hal yang
tidak normal segera ambil tindakan.
9. Pemeriksaan penunjang lain : ECG dll
10. Dari hasil pemeriksaan disimpulkan bahwa pasien tersebut termasuk
dalam kategori ASA 1/2/3

2.1.6.9 Prosedur Identifikasi Pasien Operasi

Identifikasi pasien adalah suatu proses pemberian tanda atau pembeda


yang mencakup nomor rekam medis dan identitas pasien dengan tujuan agar
dapat membedakan antara pasien satu dengan pasien yang lainnya guna
ketepatan pemberian pelayanan, pengobatan dan tindakan atau  prosedur
kepada pasien. Tujuannya untuk membedakan antara pasien satu dengan
pasien yang lainnya,sehingga mempermudah dalam proses pemberian
pelayanan kesehatan kepada pasien yang datang berobat dan mencegah

11
kesalahan dan kekeliruan dalam proses pemberian pelayanan ,pengobatan
tindakan atau  prosedur.

Prosedur identifikasi pasien antara lain:

1. Setiap pasien baru harus diidentifikasi secara lengkap, benar, jelas dan
terperinci.
2. Identifikasi pasien meliputi :
a. Penulisan nomor rekam medis  
b. Penulisan Indentitas pasien disesuaikan dengan e-KTP/SIM/ Kartu
Keluarga/ PASPOR yang berlaku.
c. Penulisan identitas pasien meliputi :
1) Nama Lengkap
2) Tempat /Tanggal Lahir
3) Jenis Kelamin
4) Alamat lengkap
5) Agama
6) Status Perkawinan
7) Pekerjaan
8) Nama Suami/Istri
9) Nama Ibu/Ayah
10) Penanggung Jawab
11) Tanggal Registrasi.
d. Jika ada perubahan data indentitas pasien pada kunjungan
berikutnya  berikutnya maka identitas identitas pertama pertama
harus dirubah dirubah dengan identitas identitas yang baru (up to
date).
e. Identifikasi pada gelang pasien, meliputi :
1) Pencantuman nomor rekam medis
2) Pencantuman nama lengkap
3) Pencantuman tanggal lahir

12
4) Warna gelang disesuaikan dengan kondisi pasien. Warna biru
untuk pasien laki-laki, warna pink untuk pasien  perempuan,
warna  perempuan, warna merah untuk pasien untuk pasien
alergi, alergi, warna kuning untuk  pasien resiko  pasien resiko
jatuh, dan jatuh, dan warna ungu untuk warna ungu untuk pasien
yang pasien yang tidak boleh tidak boleh diresusitasi
f. Setiap dilakukan pemasangan gelang petugas harus menjelaskan
manfaat gelang pasien dan bahaya jika menolak, melepas, dan
menutupi gelang.
g. Sebelum pemberian pelayanan kepada pasien petugas harus
mengidentifikasi pasien terlebih dahulu, meliputi : Sebelum
pemberian  pemberian obat, darah atau produk darah, mengambil
mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis serta
pemberian tindakan,  petugas  petugas harus menganamnesa
menganamnesa identitas identitas pasien dan mengecek mengecek
gelang pasien secara teliti dan terperinci.
3. Pasien baru harus dibuatkan Kartu Identitas Berobat dengan
mencantumkan nama pasien, nomor rekam medik, tanggal lahir dan
alamat rumah
4. Setiap pasien akan di daftarkan pada buku registrasi pasien dan atau
dimasukkan dalam database pasien (KIUP komputerisasi) secara up to
date.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keselamatan pasien adalah proses dalam suatu rumah sakit yang memberikan pelayanan
pasien secara aman. Proses tersebut meliputi  pengkajian  pengkajian mengenai mengenai
resiko, resiko, identifikasi, identifikasi, manajemen manajemen resiko terhadap terhadap
pasien,  pasien, pelaporan pelaporan dan analisis analisis insiden, insiden, kemampuan
kemampuan untuk belajar belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk
mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko.

3.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan kita wajib melakukan tindakan dengan  baik dan benar sesuai
standar standar pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan pada pasien, pasien, sehingga
sehingga akan terjamin keselamatan pasien dari segala aspek tindakan yang kita  berikan.

14
DAFTAR PUSTKA
https://www.scribd.com/document/431427638/makalah-kepastian-lokasi-operasi

15

Anda mungkin juga menyukai