Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KIMIA

DISUSUN OLEH :
NAMA : SHOLEHA KURNIA DIFITRI
KELAS : XI MIPA 3

DINAS PENDIDIKAN
PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU

SMA NEGERI 1 SELUMA

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyusun makalah ini sesuai dengan
kemampuan yang kami miliki.
Makalah ini merupakan makalah yang pertama kami buat dalam mata pelajaran
Kimia, makalah ini juga sangatlah sederhana dari makalah yang lain. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun akan kami terima dengan tangan terbuka demi kesempurnaan penyusunan
makalah kami yang selanjutnya. kami berharap penyusunan makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua. Amin.

Tais, April 2020

Penyusun

1
DAFTAR IS

I
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. latar belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................................1
D. Manfaat.............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2
A.TITRASI.....................................................................................................................................2
B.KESETIMBANGAN KELARUTAN...................................................................................7
C.SISTEM KOLOID.................................................................................................................14

BAB III PENUTUP......................................................................................... 20


A.KESIMPULAN.......................................................................................................................20
B.SARAN.....................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 21

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. latar belakang
Dengan situasi yang sedang berwaspada terhadap virus corona , membuat kami para
siswa dan guru belum bisa belajar secara langsung atau tatap muka sehingga
digantikan dengan sistem belajar daring.Untuk memenuhi tugas mata pelajaran
KIMIA,kami membuat sebuah makalah kimia yang berisi materi-materi yang
sebelumnya belum pernah kami pelajari,terdiri dari 3 bab yakni
Titrasi,Kesetimbangan larutan,dan Sistem koloid
B. Rumusan Masalah
Bagaimana isi materi, rumus, contoh dan aplikasi kehidupan sehari-hari dari
Titrasi,Kesetimbangan Larutan,dan Sistem koloid?
C. Tujuan
Untuk mengetahui Bagaimana isi materi,rumus,contoh,dan aplikasi kehidupan sehari-
hari dari Titrasi,Kesetimbangan Larutan,dan Sistem koloid?
D. Manfaat
Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik untuk penulis maupun pembaca

1
BAB II
PEMBAHASAN
A.TITRASI
1. Pengertian Titrasi Asam Basa
Titrasi adalah prosedur menetapkan kadar suatu larutan dengan mereaksikan
sejumlah larutan tersebut yang volumenya terukur dengan suatu larutan lain yang
telah diketahui kadarnya (larutan standar) secara bertahap. Berdasarkan jenis reaksi
yang terjadi, titrasi dibedakan menjadi titrasi asam basa, titrasi pengendapan, dan
titrasi redoks.

Pada label yang tertera pada botol cuka makan umumnya terdapat informasi kadar
cuka tersebut. Misalkan, pada suatu botol cuka tertulis 25% asam cuka, bagaimana
cara memastikan kebenaran dari kadar tersebut? Penentuan kadar asam cuka dapat
dilakukan dengan prosedur eksperimen menggunakan metode titrasi.

Dalam menentukan kadar asam cuka, metode titrasi yang digunakan adalah titrasi
asam basa. Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan
larutan asam yang diketahui kadarnya atau sebaliknya, kadar suatu larutan asam
dengan larutan basa yang diketahui, dengan didasarkan pada reaksi netralisasi.
Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik ekivalen, yaitu keadaan di mana asam
dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen umumnya dapat
ditandai dengan perubahan warna dari indikator. Keadaan di mana titrasi harus
dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna disebut titik
akhir titrasi. Jadi, untuk memperoleh hasil titrasi yang tepat, maka selisih antara titik
akhir titrasi dengan titik ekivalen harus diusahakan seminimal mungkin. Hal ini dapat
diupayakan dengan memilih indikator yang tepat pada saat titrasi, yakni indikator
yang mengalami perubahan warna di sekitar titik ekivalen.
1. Membuat larutan
Larutan dengan konsentrasi dan volume tertentu dapat dibuat melalui langkah-
langkah berikut :
a. Membuat Zat padat
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi dan volume tertentu. Anda
harus menetapkan terlebih dahulu kemolaran dan volume larutan yang
g 100
diinginkan. Dengan menggunakan persamaan M= x . Langkah
Mr v
selanjutnya larutkan zat yang ditimbang tersebut dengan air dalam sebuah labu
ukur. Kemudian,tambahkan air sampai volume yang diinginkan.
b. Mengencerkan Larutan Pekat
Pengenceran larutan pekat dapat dilakukan dengan cara menambahkan zat
pelarut sehingga volume larutan menjadi besar dan kemolaran menjadi lebih
kecil Jumlah mol zat terlarut dalam proses pengenceran tidak
berubah.Perhitungan yang digunakan dalam proses pengenceran dapat
dirumuskan sebagai berikut .

2
n1 = n2 atau V1 x M1 = V2 X M2
Keterangan :
n1= Jumlah mol zat sebelum diencerkan
n2= Jumlah mol zat setelah diencerkan
V1= Volume larutan sebelum diencerkan atau Volume larutan pekat yang
dipipet .
M1= Kemolaran larutan sebelum diencerkan
V2= Voulume larutan setelah diencerkan
M2= Kemolaran larutan setelah diencerkan

2. Merancang Titrasi Asam Basa


Pada umumnya titrasi dilakukan menggunakan buret. Berikut langkah-langkah
melakukan titrasi.
a. Siapkan larutan yang akan ditentukan konsentrasinya. Pipet larutan tersebut
dengan tepat menggunakan pipet volume dan masukkan ke dalam labu
Erlenmeyer.
b. Tambahkan beberapa tetes larutan indikator. Untuk memudahkan
pengamatan,pemilihan indikator disesuaikan dengan trayek Ph dan
perubahan warna indikator.
c. Penambahan zat peniter (larutan dalam buret) harus setetes demi setetes
dan labu Erlenmeyer harus selalu digoyangkan agar reaksinya sempurna.
d. Sesekali , pinggiran labu erlenmyer harus dibilas dengan akuades agar zat
yang bereaksi tidak menempel didinding erlenmyer .
e. Ketika mendekati titik ekuivalen,penambahan zat peniter dilakukan dengan
cara setengah tetes .Caranya,buka sedikit kran buret ,zat peniter yang keluar
jangan sampai menetes,tetapi tempelkan kedinding labu
erlenmayer,kemudian dibilas dengan akuades dan digoyangkan.Percobaan
titrasi sebaiknya dilakukan dua kali atau tiga kali (duplo atau triplo) agar teliti.
Hasil rata-rata ketiga ulangan tersebut digunakan untuk perhitungan.

Perubahan pH pada Titrasi Asam Basa


Pada saat larutan basa ditetesi dengan larutan asam, pH larutan akan turun. Sebaliknya, jika
larutan asam ditetesi dengan larutan basa, maka pH larutan akan naik. Jika pH larutan asam
atau basa diplotkan sebagai fungsi dari volum larutan basa atau asam yang diteteskan, maka
akan diperoleh suatu grafik yang disebut kurva titrasi. Kurva titrasi menunjukkan perubahan
pH larutan selama proses titrasi asam dengan basa atau sebaliknya. Bentuk kurva titrasi
memiliki karakteristik tertentu yang bergantung pada kekuatan dan konsentrasi asam dan
basa yang bereaksi.

Titrasi asam kuat dengan basa kuat

3
Sebagai contoh, 40 mL larutan HCl 0,1 M ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit demi
sedikit. Berikut kurva titrasi yang menggambarkan perubahan pH selama titrasi tersebut.

Kurva titrasi asam basa: HCl dengan NaOH. Sumber: Silberberg, Martin S. & Amateis,
Patricia. 2015. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change (7th edition). New
York: McGraw-Hill Education
Dari kurva tersebut dapat disimpulkan:

 Mula-mula pH larutan naik sedikit demi sedikit


 Perubahan pH drastis terjadi sekitar titik ekivalen
 pH titik ekivalen = 7 (netral)
 Indikator yang dapat digunakan: metil merah, bromtimol biru, atau fenolftalein.
Namun, yang lebih sering digunakan adalah fenolftalein karena perubahan warna
fenolftalein yang lebih mudah diamati.

Titrasi asam lemah dengan basa kuat


Sebagai contoh, 40 mL larutan CH3COOH 0,1 M ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit
demi sedikit. Berikut kurva titrasi berwarna biru yang menggambarkan perubahan pH
selama titrasi tersebut dibandingkan dengan kurva titrasi HCl dengan NaOH yang berwarna
merah.

4
Kurva titrasi asam basa: HCl dengan NaOH. Sumber: Silberberg, Martin S. & Amateis,
Patricia. 2015. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change (7th edition). New
York: McGraw-Hill Education
Dari kurva tersebut dapat disimpulkan:

 Titik ekivalen berada di atas pH 7, yaitu antara 8 – 9


 Lonjakan perubahan pH pada sekitar titik ekivalen lebih kecil, hanya sekitar 3 satuan,
yaitu dari pH ±7 hingga pH ±10
 Indikator yang digunakan: fenolftalein. Metil merah tidak dapat digunakan karena
perubahan warnanya terjadi jauh sebelum tercapai titik ekivalen.

Titrasi basa lemah dengan asam kuat


Sebagai contoh, 40 mL larutan NH3 0,1 M ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M sedikit demi
sedikit. Berikut ditampilkan kurva titrasi yang menggambarkan perubahan pH selama titrasi
tersebut

Dari kurva tersebut dapat disimpulkan:

 Titik ekivalen berada di bawah pH 7, yaitu antara 5 – 6


 Lonjakan perubahan pH pada sekitar titik ekivalen hanya sedikit, sekitar 3 satuan, yaitu
dari pH ±7 hingga pH ±4

5
 Indikator yang digunakan: metil merah. Fenolftalein tidak dapat digunakan karena
perubahan warnanya terjadi jauh sebelum tercapai titik ekivalen.
 Perhitungan Konsentrasi Larutan Asam/Basa pada Titrasi Asam Basa

2. Rumus Titrasi Asam Basa


Rumus Titrasi Asam Basa Manovalen/Divalen :
Ma . Va = Mb . Vb
Rumus Titrasi Asam Divalen dengan Basa Manovalen :
2Ma . Va = Mb . Vb
Rumus Titrasi Basa Divalen dengan Asam Manovalen :
Ma . Va = 2Mb . Vb

3. Contoh Soal Titrasi Asam Basa


a. Sebanyak 20 ml sampel mengandung NaOH dititrasi dengan HCl 0,1 M. Volume
titran yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekuivalen yaitu sebanyak 18 ml.
Berapakah konsentrasi NaOH dalam sampel tersebut?
Penyelesaian
Diketahui:
VNaOH = 20 ml VHCl = 18 ml MHCl = 0,1 M
Ditanya: MNaOH
Jawab:
MHCl x VHCl = MNaOH x VNaOH
0,1 M x 18 ml = MNaOH x 20 ml
MNaOH = 0,1 M x 18 ml / 20 ml
= 0,09 M
b. Pada suatu pabrik pupuk dilakukan pengujian sampel. Kadar asam fosfat (H3PO4)
dalam pupuk dikontrol tidak lebih dari 85%. Diketahui 0,5 gram sampel yang
dilarutkan dalam 10 ml akuades kemudian dititrasi dengan NaOH 0,5 M tepat
membutuhkan 25 ml. Apakah sampel tersebut masuk ke dalam standar yang
telah ditentukan? (Mr H3PO4 = 98)
Penyelesaian
Diketahui:
msampel = 0,5 gram VH3PO4 = 10 ml
VNaOH = 25 ml MNaOH = 0,5 M
Ditanya: kadar H3PO4
Jawab
H3PO4 (aq) + 3 NaOH (aq) à Na3PO4 + 3 H2O
3 mol H3PO4 = 1 mol NaOH
3 x MH3PO4 x VH3PO4 = MNaOH x VNaOH
3 x MH3PO4 x 10 ml = 0,5 M x 25 ml
MH3PO4 = 0,5 M x 25 ml / (3 x 10 ml)
MH3PO4 = 0,4167 M

6
Jadi, sampel tersebut tidak masuk ke dalam standar yang telah ditentukan karena
kurang dari 85%.
4. Penerapan titrasi asam basa pada kehidupan sehari-hari
Berbagai bahan sehari-hari yang kita temui melalui tahap penentuan kadar yang
salah satunya menggunakan metode titrasi. Cuka yang sering digunakan untuk
pelengkap makan merupakan salah satu contoh larutan asam dengan nama senyawa
asam asetat.
Penentuan kadar asam asetat yang merupakan asam lemah dilakukan dengan titrasi
menggunakan basa kuat seperti natrium hidroksida (NaOH) atau basa lemah seperti
natrium tetraborat (Na2[B4O5(OH)4]·8H2O) dengan indikator titrasi yang sesuai.
Titrasi dilakukan pula pada berbagai produk yang sering kita temui, antara lain:
 Penentuan kadar asam fosfat (H3PO4) dalam pupuk
 Penentuan kadar asam hipoklorit (HClO) dalam pemutih pakaian
 Penentuan kadar asam benzoat (C6H5COOH) dalam desinfektan
 Penentuan kadar asam format (HCOOH) dalam formalin yang digunakan pada
industri tekstil

B.KESETIMBANGAN KELARUTAN
1. PENGERTIAN KESETIMBANGAN KELARUTAN
Kesetimbangan kelarutan adalah sejenis kesetimbangan dinamis yang ada bila senyawa
kimia dalam keadaan padat berada dalam kesetimbangan kimia dengan larutannya.
Padatan dapat larut tanpa perubahan, disertai disosiasi, atau disertai reaksi kimia
dengan konstituen lain, seperti asam atau basa. Setiap jenis kesetimbangan dicirikan
oleh konstanta kesetimbangan yang bergantung pada suhu. Kesetimbangan kelarutan
penting dalam skenario farmasi, lingkungan dan banyak lainnya. Adapun hal-hal yang
mempengaruhi kelarutan dari suatu faktor, sebagai berikut.
a. Jenis pelarut
Pernahkan kalian mencampurkan minyak dengan air? Jika pernah, pasti kalian telah
mengetahui bahwa minyak dan air tidak dapat bercampur. Sebab, minyak
merupakan senyawa non-polar, sedangkan air merupakan senyawa polar. Senyawa
non-polar tidak dapat larut dalam senyawa polar, begitu juga sebaliknya. Jadi, bisa
disimpulkan bahwa kedua zat bisa bercampur, asalkan keduanya memiliki jenis yang
sama.
b. Suhu
Kalian sudah mengetahui bahwa gula lebih cepat larut dalam air panas daripada
dalam air dingin, bukan? Kelarutan suatu zat berwujud padat semakin tinggi, jika
suhunya dinaikkan. Dengan naiknya suhu larutan, jarak antarmolekul zat padat
menjadi renggang. Hal ini menyebabkan ikatan antarzat padat mudah terlepas oleh
gaya tarik molekul-molekul air, sehingga zat tersebut mudah larut.

7
c. Pengadukan
Dari pengalaman sehari-hari, kita tahu bahwa gula lebih cepat larut dalam air jika
diaduk. Dengan diaduk, tumbukan antarpartikel gula dengan pelarut akan semakin
cepat, sehingga gula mudah larut dalam air.
2. Kelarutan dan Hasil kali kelarutan
a. Hasil kali kelarutan
Antara ion-ion yang dihasilkan dan padatan yang tidak larut terjadi kesetimbangan
heterogen.
1. AgCI(s)→ Ag+ (aq) + CI- (aq) KC = [ Ag+] [CI-]
2. Ag2CrO4(s)→ 2Ag+ (aq) + CrO42- (aq) KC = [ Ag+] [CrO42-]
3. Mg(OH)2(s)→Mg2+(aq) + 2OH- (aq) Kc = [Mg2+][OH-]2
Tetapan kesetimbangan yang berlaku untuk ion-ion larutan elektrolit,seperti pada
contoh disebut tetapan hasil kali kelarutan atau solubility product constant (Ksp).
Dengan demikian Ksp dari persamaan kimia diatas adalah :
KspAgCI=[Ag+] [CI-] ;
KspAg2CrO4=[Ag+]2[CrO42-] ;
KspMg(OH)2=[Mg2+] [OH-]2.
Harga Ksp merupakan perkalian antara konsentrasi kation dan konsentrasi anion yang
dipangkatkan oleh koefisiennya. Perhatikan persamaan kimia berikut ini .
AxBy(s) → xAy+ (aq) + yBx- (aq)
Dari persamaan kimia tersebut , hasil kali kelarutannya dapat dirumuskan dengan
persamaan berikut .
Ksp=[Ay+]x[Bx-]y
Keterangan
x=bilangan yang menunjukkan jumlah kation Ay+
y=bilangan yang menunjukkan jumlah anion Bx-

CONTOH SOAL :
Tulislah rumusan Ksp garam-garam berikut ini :
1.AgBr
2.Ag2CO3
Penyelesaian :
1.Ksp AgBr = [Ag+] [Br-]
2.Ksp Ag2CO3 = [Ag+]2 [CO32-]
b. Kelarutan dalam Air
Kelarutan suatu zat didalam air adalah konsentrasi maksimum zat didalam air saat
tercapai keadaan tepat jenuh. Jumlah zat terlarut dapat dihitung dari harga Ksp dan

8
sebaliknya. Harga Ksp dapat ditentukan jika harga kelarutan zat diketahui. Harga
kelarutan dimisalkan dengan s (solubility) sehingga Ksp dapat dirumuskan sebagai
berikut.
AxBy(s) → xAy+(aq) + yBx-(aq)
Kelarutan (s) s xs ys
Ksp Ax By = [Ay+]x [Bx-]y
=(xs)x (ys)y
=xx . yy . sx . sy
K sp
S=

x+ y
x
X .Y
CONTOH SOAL :
y

Pada suhu tertentu , kelarutan Ca(OH)2 adalah 0,074 g dalam 100 ml


larutan.Tentukan Ksp Ca(OH)2 (MrCa(OH)2 = 74).
Penyelesaian :
Ca(OH)2(s) → Ca2+ (aq) + 2OH- (aq)
g 0,074 g
Jumlah mol Ca(OH)2 = = = 10-3 mol
Mr 74 g mol−1
n 10−3 mol
Kelarutan Ca(OH)2 = = = 10-2 mol L-1
V 0,1 L
Ksp = (xx + yy) x sx+y = (12 x 22) x s2+1 = 4s3
Ksp=4s3=4(10-2)3 = 4 x 10-6
Jadi, Ksp Ca(OH)2 pada suhu tertentu = 4 x 10-6

c. Hubungan Ksp dan Ph


Beberapa senyawa asam atau basa ada yang sukar larut di dalam air.Senyawa asam
atau basa tersebut akan membentuk larutan dengan ph jenuh.Besarnya ph jenuh
sesuai banyaknya ion H+ ataun ion OH- yang terlarut. Konsentrasi ini sangat
bergantung pada besarnya harga ksp sehingga kelarutan akan semakib besar.
Berarti, ph larutan asam akan semakin kecil, sedangkan ph larutan basa akan
semakin besar . Kosentrasi ion H+ atau konsentrasi ion OH- dapat ditentukan
dengan cara menghitung harga kelarutannya didalam air
Contoh soal :
Pada suhu kamar , Diketahui Ksp senyawa H2A sebesar 3,2 x 10-5 . Tentukan Ph
jenuh H2A dalam air.
Penyelesaian :
k −5 −6
S = 2+¿ 2 x1 ¿ = 3 sp = 3 3,2 x 10 = 3 32 x 10
k

3
2
sp

√¿ √ √
4
=√ 8 x 10 = 2 x 10 -2
−6
4 √ 4

H2A(S) → 2H+ (aq) + A2- (aq)


s 2s
Kelarutan :

9
[H+] = 2 x s = 2 x 2 x 10-2 = 4 x 10-2
Ph = -log(H+)
= -log 4 x 10-2
= 2-log 4
= 2-2 log 2
3. Memprediksi Terbentuknya Endapan
Reaksi pengendapan adalah suatu jenis reaksi yang dapat berlangsung dalam cairan,
misalnya air. Suatu reaksi dapat dikatakan reaksi pengendapan apabila reaksi tersebut
menghasilkan endapan. Endapan yaitu zat padat yang tidak larut dalam cairan tersebut.
Senyawa-senyawa yang sering digunakan dalam reaksi pengendapan yaitu senyawa-
senyawa ionik. Sebagai contoh reaksi antara larutan timbal nitrat [Pb(NO3)2] yang
ditambahkan ke dalam larutan natrium iodida (NaI) dan terbentuk endapan timbal
iodida (PbI2) yang berwarna kuning.
Pb(NO3)2(aq)+ 2NaI (aq) → PbI2(s) + 2NaNO3 (aq)
Terbentuknya endapan atau tidak dalam suatu reaksi, tergantung pada kelarutan dari
zat terlarut, yaitu jumlah maksimum zat terlarut yang akan larut dalam sejumlah
tertentu pelarut pada suhu tertentu. Dalam hal ini zat dapat di bagi, yaitu dapat larut,
sedikit larut atau takdapat larut. jika suatu zat dapat larut dalam air maka termasuk
dapat larut, jika tidak dapat larut dalam air maka termasuk sedikit larut atau takdapat
larut. Semua senyawa ionik merupakan elektrolit kuat, tetapi daya larutnya tidak sama.

Pengendapan dapat terjadi jika konsentrasi suatu senyawa melebihi kelarutannya


(seperti saat mencampur pelarut atau mengubah suhunya). Pengendapan dapat terjadi
dengan cepat dari larutan jenuhnya.

Reaksi pengendapan dapat digunakan untuk membuat pigmen, mengeluarkan garam


dari air dalam pengolahan air, dan dalam analisis anorganik kualitatif klasik.

Contoh reaksi pengendapan yang umum diantaranya reaksi perak nitrat (AgNO3) yang
ditambahkan dalam larutan yang mengandung kalium klorida (KCl), menghasilkan
endapan putih, perak klorida (AgCl).
Contoh soal :

Larutan ion Ni2+ dan Cu2+ masing–masing memiliki konsentrasi 0,10 M dipisahkan
menggunakan pengendapan selektif dengan penambahan Na2CO3 padat. Anggap tidak
ada perubahan volume saat penambahan ini, berapa persentase ion pertama
diendapkan saat ion kedua mulai mengendap
Pembahasan:
Reaksi peruraian kedua zat:
NiCO3 ⟶ Ni2+ + CO32–
CuCO4 ⟶ Cu2+ + CO32–
Karena keduanya terionisasi dengan jumlah ion yang sama, kita dapat membandingkan
nilai Ksp–nya untuk melihat mana yang lebih mudah larut.
Nilai Ksp NiCO3 dan CuCO3, pada daftar Ksp diketahui:
10
NiCO3 ⟶ 1,4 × 10–7
CuCO3 ⟶ 2,5 × 10–10
Ksp yang lebih besar adalah NiCO3 berarti NiCO3 ini lebih mudah larut maka ia akan
mengendap belakangan, setelah CuCO3 mengendap lebih dulu. Ketika CuCO3 telah
mengendap maka NiCO3 baru akan mengendap. Ion yang sama pada kedua senyawa ini
adalah CO32– , konsentrasi ion ini yang kita hitung lebih dulu.
Ksp = [Ni2+] [CO32–]
1,4 × 10–7 = (0,10) [CO32–]
[CO32–] = 1,4 × 10–6 M
Ini adalah molaritas karbonat ketika NiCO3 (lebih mudah larut) siap akan mengendap.
Hitung konsentrasi ion Cu2+ masih dalam larutan pada saat konsentrasi karbonat 1,4 ×
10–6 M
Ksp = [Cu2+] [CO32–]
2,5 × 10–10 = [Cu2+] (1,4 × 10–6)
[Cu2+] = 1,786 × 10–4 M
Berapa persen ion Cu2+ masih dalam larutan pada saat NiCO3 mulai memngendap?
(1,786 × 10–4 M / 0,10 M) × 100% = 0,1786% ~ 0,18%

4. Pengaruh ion Senama Terhadap Kelarutan


Jika AgCI dimasukkan dalam larutan AgNO3 , berarti sebelum terbentuk ion Ag+ dan ion
CI- , dalam larutan sudah terdapat ion Ag+ dari AgNO3.Ion Ag+ yang sudah ada dalam
larutan tersebut disebut ion senama.
Terdapat ion senama (sejenis)? Agar kalian menemukan jawabannya, perhatikan
larutan jenuh AgCl. Pada saat AgCl dilarutkan dalam air, maka akan terbentuk reaksi
kesetimbangan, yaitu:
AgCl(s) D Ag+(aq) + Cl–(aq)
Adanya penambahan larutan AgNO3 akan memperbesar konsentrasi ion Ag+ karena
AgNO3 juga akan terionisasi dan menghasilkan ion Ag+.
Reaksi yang terjadi yaitu:
AgNO3(aq) D Ag+(aq) + NO3–(aq)
Sementara itu, penambahan ion sejenis (Ag+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri.
Pergeseran ke kiri menyebabkan kelarutan AgCl berkurang, tetapi tidak mempengaruhi
harga tetapan hasil kali kelarutan, jika suhu tidak berubah. Pahamilah penerapannya
dalam contoh soal berikut.
Contoh Soal 1 : Diketahui Ksp AgCl pada suhu 25 oC adalah 2,0 x 10–10. Berapakah
kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,2 M?
Penyelesaian:
Diketahui : Ksp AgCl pada suhu 25 oC adalah 2,0 x 10–10.
Ditanyakan : Kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,2 M.
Jawaban :
Dimisalkan kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,1 M = n mol L–1
AgCl(s)→Ag+(aq)+Cl–(aq)

11
[Cl–] = (n + 0,2 ) M = 0,2 M
[Cl–] dari AgCl diabaikann M
NaCl(aq)→Na+(aq)+Cl–(aq) 0,2 M
Dalam sistem terdapat :
[Ag+] = n mol L–1[Cl–] = (n + 0,2 ) mol L–1 = 0,2 mol L–1
Karena [Cl–1] yang berasal dari AgCl sangat sedikit dibandingkan [Cl–1] yang berasal
dari NaCl, maka [Cl–] yang berasal AgCl dapat diabaikan. Sehingga diperoleh:
Ksp AgCl = [Ag+] [Cl–]
2 x 10–10 = n x 0,2
n = 2 x 10-9 mol L–1
Jadi, kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,1 M adalah 2 x 10-9 mol L–1.
5. Analisis Kualitatif Kation
Pengendapan suatu garam yan sukar larut dalam air dapat digunakan untuk analisis
kualitatif , yaitu mengidentifikasi suatu kation logam alkali tanah. Untuk garam yang
memiliki harga Ksp kecil ( sukar larut ) , jika kationnya (missal Ba2+) dicampur denga
anion (misal,SO42-) akan membentuk endapan BaSO4.
Beberapa endapan memiliki warna dan intensitas warna yang berbeda sehingga data
tersebut dapat digunakan untuk analisis kualitatif. Perhatikan hasil reaksi pengendapan
antara kation alkali tanah dengan beberapa anion pada tabel dibawah ini .

Ion Logam Na2SO4 K2CrO4 NaOH Na2CO3 Na2C204


Alkali Tanah 1M 1M IM 1M 1M
Mg2+ Tidak ada Tidak ada Endapan Endapan Tidak ada
endapan endapan putih,tebal putih endapan,
Ca2+ Endapan Tidak ada Endapan Endapan Endapan
putih,tipis endapan puti, tipis putih putih,tipis
Sr2+ Endapan Endapan Tidak ada Endapan Endapan
putih kuning endapan putih,tebal putih
pucat,tipis
Ba2+ Endapan Endapan Tidak ada Endapan Endapan
putih,tebal kuning endapan putih tebal putih,tebal
Analisis juga dapat dilakukan untuk mengetahui adanya logam Ag+ ,Pb2+,Zn2+ karena
kation logam tersebut dengan anion CI,Br,F atau CO32-. SO42- akan membentuk endapan
dengan warna dan bentuk yang khas .
6. CONTOH SOAL KESETIMBANGAN KELARUTAN
1. Jika kelarutan Ag2CrO4 dalam air adalah 5mol/Liter , tentukan hasil kali kelarutan
Ag2CrO4 !
Jawab :
Ag2CrO4 ⇔ 2Ag+(aq) + CrO4-2(aq)
s 2s s
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2 . [CrO2-]
Ksp Ag2CrO4 = (2s)2 . (s)
Ksp Ag2CrO4 = 4s3 = 4 x (5)3 = 500

12
2. Diketahui Ksp Ca(OH)2 = 4 x 10-6. Tentukan kelarutan molar Ca(OH)2 dalam air !
Jawab :
Ca(OH)2 ⇔ Ca2+ + 2OH-
maka Ca(OH)2 : senyawa terner (Ksp = 4s3)
s = 3√(Ksp Ca(OH)2/4) = 3√(4 x 10-6/4) = 10-2 M

3. Berapa gram CaCO3 padat (Mr=100) yang terlarut dalam 250 mL larutannya ?
(CaCO3 = 1,6 x10-9)
jawab :
CaCO3 ⇔ Ca2+ + CO3–
s s s
maka CaCO3 : Senyawa biner (Ksp = s2)
s = √Ksp = √(1,6 x 10-9) = √(16 x 10-10) = 4 x 10-5 M
jika kelarutan CaCO3 = 4 x 10-5 mol/L
Jumlah CaCO3 yang terlarut dalam 250 mL Larutan adalah : M = gr/Mr x 1000/mL –> 4 x
10-5 = gram/100 x 1000/250 gram CaCO3 = 0,001 gram

4. Jika konsentrasi ion Ca2+ dalam larutan jenuh CaF2 adalah 2 x 10-4 M. Tentukan
hasil kali kelarutan CaF2 !
Jawab :
CaF2 ⇔ Ca2+ + 2F-
1.10-4 M 2.10-4 4.10-4
jadi Ksp CaF2 = [Ca2+].[F-]2 = (2.10-4) x (4.10-4)2 = 32 x 10-12 = 3,2 x 10-11 atau
CaF2 ⇔ Ca2+ + 2F-
s s s
Ksp CaF2 = [Ca2+].[F-]2
Ksp CaF2 = (s).(2s)2
Ksp CaF2 = 4s3
Ksp CaF2 = 4(2.10-4)3 = 32 x 10-12 = 3,2 x 10-11

5. Jika pH Jenuh M(OH)2 = 9, tentukan Ksp M(OH)2 !


jawab :
pH M(OH)2 = 9 maka pOH = 14 – 9 = 5
[OH-] = 10-5 M
M(OH)2 ⇔ M2+ + 2OH-
0,5.10-5 M 10-5 M
maka s M(OH)2 = 0,5 .10-5 = 5.10-6 M
Ksp M(OH)2 = 4s3
Ksp M(OH)2 = 4s3 = 4(5.10-6)3 = 5 . 10-16

7. Penerapan Kesetimbangan larutan dalam aplikasi kehidupan


1. Pembuatan Amonia atau NH3

13
Amonia adalah salah satu senyawa nitrogen yang memiliki banyak manfaat seperti
dijadikan bahan campuran pembuatan peledak, digunakan sebagai pelarut organik,
campuran dalam pembuatan pupuk urea dan campuran dalam pembuatan obat-
obatan. Amonia memiliki beberapa karakteristik seperti tidak memiliki warna,
memiliki bau yang khas dan amonia sangat mudah larut dalam air. Setiap
penggunaan amonia, pasti menghasilkan gerak benda yang berbeda dan pembuatan
amonia dilakukan dengan bahan-bahan yang sangat sederhana, karena hanya
mereaksikan gas nitrogen dengan gas hidrogen.
2. Pembuatan Asam Sulfat atau H2SO4
asam sulfat memiliki banyak manfaat seperti campuran dalam proses air limbah,
sintetis kimia dan bijih mineral. Dal industri pembuatan asam sulfat dilakukan
dengan proses kontak dan ada berbagai langkah yang bisa dilakukan seperti
membakar belerang murni di udara dan hal ini perlu dilakukan untuk pembentukan
gas SO2.
3. Pembuatan Gas Klorin atau Cl2.
Salah satu proses yang terjadi dalam gas klorin adalah proses deacon dan proses
deacon itu sendiri menjadi proses oksidasi gas asam klorida dengan oksigen di udara.
Reaksi dalam proses oksidator menjadi salah satu contoh kesetimbangan kimia dan
setiap proses kimia dilakukan, pasti menghasilkan wujud zat yang bervariasi.
4. Pembuatan Karbon monoksida atau CO
Karbon monoksida akan dibentuk apabila kekurangan oksigen dalam proses
pembakaran dan Karbon monoksida menjadi salah satu proses kesetimbangan kimia
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Karbon monoksida memiliki pengaruh
suhu terhadap benda dan pembentukan karbon monoksida hanya terjadi apabila
dibutuhkan.
5. Pembuatan Asam klorida atau HCl
Ada beberapa kegunaan senyawa asam klorida dalam sistem kesetimbangan kimia
seperti pereaksi yang digunakan untuk produksi secara banyak atau masal dan
berbagai kegunaan lainnya. Asam klorida memiliki gerak perkembangan yang sangat
sangat pesat dan banyak bermanfaat dalam bidang industri di Indonesia.
6. Pembuatan Amonium klorida atau NH4Cl
Amonium klorida adalah salah satu senyawa organik yang sangat bermanfaat dan
senyawa ini berupa kristal putih yang karakteristik sangat mudah larut pada air.
Amonium klorida memiliki sifat yang asam lemah dan Amonium klorida seringkali
digunakan untuk campuran penyedap rasa makanan.
7. Pembuatan Hidrogen bromida atau HBr
Hidrogen bromida adalah salah satu senyawa kimia yang berbentuk cairan tak
memiliki warna dan senyawa ini sangat mudah larut ke dalam air.

C.SISTEM KOLOID
1. Komponen Sistem Koloid
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara
merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar
antara 1-100 nm. Jadi, koloid tergolong campuran heterogen dan merupakan sistem dua
fasa.

14
Jadi, sistem koloid tersusun atas dua komponen, yaitu fasa terdispersi dan medium dispersi
atau fasa pendispersi.
- Fasa terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus)
- Medium dispersi bersifat kontinu.

2. Pengelompokan Sistem Koloid


Fase Fase Pendispersi Sistem koloid contoh
terdispersi
Gas Cair Buih/busa Busa sabun
Gas Padat Busa padat Batu apung,lava
Cair Gas Aerosol Kabut,awan,obat semprot
Cair Cair Amulsi Susu,minyak ikan,saos
Cair Padat Gel(emulsi Keju,mentega,selai,agar-agar,semir
padat) padat,mutiara
Padat Gas Aerosol padat Asap,debu,buangan knalpot
Padat Cair Sol Kanji,cat lem,tinta,lateks,putih telur
Padat Padat Sol padat Perunggu,kuningan,kaca
berwarna,permata(gem)

3. Sifat-Sifat Koloid
a. Efek Tyndall,Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli
fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall. Efek tyndall adalah efek
yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan
cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada
sistem koloid cahaya akan dihamburkan. Hal itu terjadi karena partikel-partikel
koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan
sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil
sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
b. Gerak Brown,Jika kita amati system koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan
melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag.
Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Pergerakan tersebut dijelaskan pada
penjelasan berikut:Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut
dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi di tempat
seperti pada zat padat. Untuk system koloid dengan medium pendispersi zat cair
atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-
partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh
karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak

15
seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan
perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak
Brown.Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi.
Demikian pula, semakin besar ukuran partikel kolopid, semakin lambat gerak Brown
yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan
dan tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi).Gerak Brown juga dipengaruhi oleh
suhu. Semakin tinggi suhu system koloid, maka semakin besar energi kinetic yang
dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari
partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya,
semakin rendah suhu system koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
c. Elektropresus,Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul
bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik.
Medan listrik dialirkan pada suatu medium yang mengandung sampel yang akan
dipisahkan. Teknik ini dapat digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang
ada pada makromolekul, misalnya DNA yang bermuatan negatif. Jika molekul yang
bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu medium, kemudian dialiri arus listrik
dari suatu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya maka molekul tersebut akan
bergerak dari kutub negatif ke kutub positif. Kecepatan gerak molekul tersebut
tergantung pada nisbah muatan terhadap massanya serta tergantung pula pada
bentuk molekulnya. Pergerakan ini dapat dijelaskan dengan gaya Lorentz, yang
terkait dengan sifat-sifat dasar elektris bahan yang diamati dan kondisi elektris
lingkungan.Secara umum, elektroforesis digunakan untuk memisahkan,
mengidentifikasi, dan memurnikan fragmen DNA.
d. Adsorpsi,Apabila partikel-partikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau gas,
maka pertikel-partikel zat cair atau gas tersebut akan terakumulasi pada permukaan
zat padat tersebut. Fenomena ini disebut adsorpsi. Beda halnya dengan absorpsi.
Absorpsi adalah fenomena menyerap semua partikel ke dalam sol padat bukan di
atas permukaannya, melainkan di dalam sol padat tersebut. Partikel koloid sol
memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi partikel-partikel pada permukaannya,
baik partikel netral atau bermuatan (kation atau anion) karena mempunyai
permukaan yang sangat luas.Contoh adsorpsi: Penyembuhan diare dengan norit ,
Penjernihan air dengan tawas, Pencelupan serat wol untuk proses pewarnaan,
Penjernihan air tebu pada pembuatan gula dan Penyerapan humus oleh tanah liat
e. Koagulasi,Koagulasi merupakan salah satu sifat dari koloid. Partikel-partikel suatu
koloid dapat mengalami penggumpalan membentuk zat semi-padat. Partikel-partikel
koloid tersebut bersifat stabil karena memiliki muatan listrik sejenis. Apabila muatan
listrik itu hilang, maka partikel koloid tersebut akan bergabung membentuk
gumpalan. Proses penggumpalan partikel koloid dan pengendapannya disebut
Koagulasi. Dalam hal ini, koagulasi koloid merupakan proses bergabungnya partikel-
partikel koloid secara bersama membentuk zat dengan massa yang lebih besar.
Contoh koagulasi: -Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah
liat dalam air sungai mengalamikoagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam
air laut. -Pada pengolahan karet, partikel-partikel karet dalam lateks digumpalkan
dengan penambahan asam asetat atau asam format sehingga karet dapat dipisahkan
dari lateksnya.
f. Koloid Pelindung,Sistem koloid di mana partikel terdispersinya mempunyai daya
adsorpsi relatif besar disebut koloid liofil yang bersifat lebih stabil. Sedangkan jika

16
partikel terdispersinya mempunyai gaya absorpsi yang cukup kecil, maka disebut
koloid liofob yang bersifat kurang stabil. Yang berfungsi sebagai koloid pelindung
ialah koloid liofil. Contoh koloid pelindung:-Pada pembuatan es krim digunakan
gelatin untuk mencegah pembentukan Kristal besar atau gula -Cat dan tinta dapat
bertahan lama karena menggunakan suatu koloid pelindung. -Zat-zat pengemulsi
seperti sabun dan detergen juga tergolong koloid pelindung.
g. Dialisis,Dialisis merupakan salah satu sifat dari sistem koloid. Dialisis adalah suatu
proses permunian partikel koloid dari ion-ion penganggu kestabilan koloid dengan
penyaringan mengunakan membran atau selaput semipermeabel. Selaput
semipermeabel adalah sejenis alat saring yang dibuat khusus untuk keperluan dialisis
koloid yang memiliki daya saring sangat tinggi. Selaput semipermeabel ini hanya
melewatkan molekul air dan ion-ion saja, sedangkan partikel koloid tetap tinggal.
Prinsip dialisis atau pemisahan koloid dari ion-ion penganggu ini didasarkan pada
perbedaan laju transport partikel. Proses Dialisis Koloid sangatlah sederhana. Koloid
yang akan di dialisis dimasukan kedalam sebuah kantong yang terbuat dari selaput
semipermeabel. Jika kantong berisi koloid tersebut kemudian dimasukan kedalam
sebuah tempat berisi air yang mengalir, maka ion-ion penganggu akan menembus
selaput semipermeabel bersama air dan yang tinggal selaput semipermeabel
hanyalah koloid yang telah dimurnikan.

4. Pembuatan Sistem Koloid


Bagaimana sistem koloid dibuat? Sistem koloid dapat dibuat dengan dua metode, yaitu
dengan metode mengelompokkan (agregasi) partikel larutan sejati dan atau menghaluskan
bahan kasar kemudian mendispersikan ke dalam medium pendispersi. Metode pertama
disebut kondensasi dan yang kedua disebut dispersi.
1. Pembuatan Koloid dengan Metode Dispersi
Beberapa metode praktis yang biasa digunakan untuk membuat koloid yang tergolong
cara dispersi adalah cara mekanik, cara peptisasi, homogenisasi, dan cara busur listrik
redig.

a. Pembuatan Koloid dengan Cara Mekanik


Zat-zat yang berukuran besar dapat direduksi menjadi partikel berukuran koloid
melalui penggilingan, pengadukan, penumbukan, dan penggerusan. Zat-zat yang
sudah berukuran koloid selanjutnya didispersikan ke dalam medium pendispersi.Cara
mekanik, contohnya:
1. Pengilingan kacang kedelai pada pembuatan tahu dan kecap. Pembuatan cat di
industri, caranya bahan cat digiling kemudian didispersikan ke dalam medium
pendispersi, seperti air.
2. Industri makanan, yaitu pada pembuatan es krim, jus buah, selai dan lainnya.
Industri kimia, yaitu pada pembuatan cat, zat pewarna, pasta gigi, dan detergen.
b. Pembuatan Koloid dengan Busur Listrik Bredig
Arus listrik bertegangan tinggi dialirkan melalui dua buah elektrode logam (bahan
terdispersi). Kemudian, kedua elektrode itu dicelupkan ke dalam air hingga kedua
ujung elektrode itu hampir bersentuhan agar terjadi loncatan bunga api listrik.
Loncatan bunga api listrik mengakibatkan bahan elektrode teruapkan membentuk

17
atom-atomnya dan larut di dalam medium pendispersi membentuk sol. Logam-logam
yang dapat membentuk sol dengan cara ini adalah platina, emas, dan perak.
c. Pembuatan Koloid dengan Cara Peptisasi
Dispersi koloid dapat juga diperoleh dari suspensi kasar dengan cara memecah
partikel-partikel suspensi secara kimia. Kemudian, menambahkan ion-ion sejenis yang
dapat diadsorpsi oleh partikel-partikel koloid sampai koloid menjadi stabil. Koagulasi
agregat-agregat yang telah membentuk partikel-partikel berukuran koloid dapat
dihambat karena adanya ion-ion yang teradsorpsi pada permukaan partikel koloid.
Contohnya, tanah lempung pecah menjadi partikel-partikel berukuran koloid jika
ditambah NaOH dan akan menjadi koloid jika didispersikan ke dalam air. Partikel-
partikel silikat dari tanah lempung akan mengadsorpsi ion-ion OH– dan terbentuk
koloid bermuatan negatif yang stabil. Cara ini biasa digunakan pada
1. sol Al(OH)3 dibuat dengan cara menambahkan HCl encer (sedikit) pada endapan
Al(OH)3 yang baru dibuat,
2. sol Fe(OH)3 dibuat dengan cara menambahkan FeCl3 pada endapan Fe(OH)3,
3. sol NiS dapat dibuat dengan cara menambahkan H2S pada endapan NiS.
d. Pembuatan Koloid dengan Cara Homogenisasi
Pembuatan koloid jenis emulsi dapat dilakukan dengan menggunakan mesin
penghomogen sampai berukuran koloid.

2. Pembuatan Koloid dengan Metode Kondensasi


Ion-ion atau molekul yang berukuran sangat kecil (berukuran larutan sejati) diperbesar
menjadi partikel-partikel berukuran koloid. Dengan kata lain, larutan sejati diubah
menjadi dispersi koloid. Pembentukan kabut dan awan di udara merupakan contoh
pembentukan aerosol cair melalui kondensasi molekul-molekul air membentuk
kerumunan (cluster).
Proses kondensasi ini didasarkan atas reaksi kimia; yaitu melalui reaksi redoks, reaksi
hidrolisis, dekomposisi rangkap, dan pergantian pelarut.
a. Reaksi Redoks
Contoh:
1. Pembuatan sol belerang dari reaksi redoks antara gas H2S dengan larutan SO2 .
Persamaan reaksinya:
2H2S(g) + SO2(aq) →2H2O(l) + 3S(s)
sol belerang
2. Pembuatan sol emas dari larutan AuCl3 dengan larutan encer formalin (HCHO).
Persamaan reaksinya:
2AuCl3(aq) + 3HCHO(aq) + 3H2O(l) → 2Au(s) + 6HCl(aq) + 3HCOOH(aq)
sol emas
b. Reaksi Hidrolisis
Contoh: pembuatan sol Fe(OH)3 dengan penguraian garam FeCl3 Persamaan
reaksinya adalah: mengunakan air mendidih.
FeCl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(s) + 3HCl( aq)
sol Fe(OH)3
c. Reaksi Dekomposisi Rangkap
Contoh:

18
1. Pembuatan sol As2S3, dibuat dengan mengalirkan gas H2S dan asam arsenit
(H3AsO3) yang encer.
Persamaan reaksinya:
2H3AsO3(aq) + 3H2S(g) → As2S3(s) + 6H2O(l)
sol As2S3
2. Pembuatan sol AgCl dari larutan AgNO3 dengan larutan NaCl encer.
Persamaan reaksinya:
AgNO3(aq) + NaC1(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq) Sol AgCl
d. Reaksi Pergantian Pelarut
Contoh, pembuatan sol belerang dari larutan belerang dalam alkohol ditambah
dengan air. Persamaan reaksinya:
S(aq) + alkohol + air → S(s)
larutan S

5.Contoh soal tentang sistem koloid


1. jelaskan sifat-sifat koloid berikut!
a. Adorpsi
b. Efek Tyndall
Pembahasan :
a. Adsorpsi : sifat koloid yang dapat menyerap molekul atau ion lain.
b. Efek Tyndall : sifat koloid yang dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas
cahaya dapat diamati.
2. Jelaskan alasan mengapa di dalam gedung bioskop dilarang merokok!
Pembahasan :
Asap rokok merupakan koloid yang dapat mengaburkan (memburamkan) gambar di
layar. (karena adanya efek Tyndall).
3. Bagaimana proses sabun atau detergen dalam membersihkan kotoran?
Pembahasan :
Molekul sabun (detergen) mempunyai gugus kepala yang bersifat polar dan hidrofil
dan gugus ekor yang bersifat nonpolar dan hidrofob. Bila sabun dilarutkan dalam air.
Bagian kepala akan menghadap air dan bagian ekor akan menghadap ke dalam
mengelilingi dan mengikat pengotor.
4. Sebutkan cara pembuatan koloid dengan cara:
a. Kondensasi
b. Dispersi
Pembahasan :
a. Cara kondensasi, melalui:1. Reaksi redoks 2. Reaksi hidrolisis 3. Dekomposisi
rangkap 4. Penjenuhan (penggantian) pelarut
b. Cara dispersi, melalui:1. Cara mekanik 2. Peptisasi 3. Cara busur bredig

6.Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari

19
1. Obat farmasi,Obat-obatan seperti krim untuk kulit,sirup minyak ikan. Lotion
kulit,sirup antibiotik.
2. Industri kosmetik,Aerosol parfum,hairspray,deodorant,hand body,krim wajah,krim
atau jelly rambut,dan cat kuku
3. industri makanan,keju,mayones,susu cair,es krim,santan kelapa,agar-agar,dan jelly.
4. Lem kertas cair,cat tembok,cat kayu,semir sepatu cair,dan tinta.

20
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Ternyata ada banyak manfaat dari mempelajari titrasi,kesetimbangan larutan,dan sistem
koloid kita bisa mengetahui bagaimana materi,rumus,dan contoh serta aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari.
B.SARAN
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan didalam makalah ini sangatlah banyak
kesalahan-kesalahan untuk itu saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat
dibutuhkan.

21
DAFTAR PUSTAKA
https://hisham.id/soal-dan-pembahasan-sistem-koloid-essay.html
https://bisakimia.com/2015/05/10/soal-dan-pembahasan-koloid-1/
http://pujinurani17.blogspot.com/2013/07/ringkasan-koloid-materi-kimia-sma-kelas.html
https://www.google.com/search?
q=penerapan+kesetimbangan+larutan+dalam+kehidupan+sehari+hari&rlz=1C1JZAP_idID883ID883&
oq=&aqs=chrome.6.35i39l8.13541j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://blog.ruangguru.com/apa-itu-titrasi-asam-basa

22

Anda mungkin juga menyukai