Lidah merupakan massa jaringan ikat dan otot lurik yang diliputi oleh
membran mukosa. Otot-otot melekatkan lidah ke processus styloideus dan
palatum mol1e di sebelah atas serta mandibula dan os hyoideum di sebelah
bawah. Secara garis besar lidah dapat terbagi menjadi dua bagian, yaitu 2/3
depan (apeks) dan 1/3 belakang (dorsum). Lidah terletak pada dasar mulut,
ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi bawah, sementara
dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah. Bila lidah
digulung ke belakang, maka tampaklah permukaan bawahnya yang disebut
frenulum linguae, sebuah struktur ligamen halus yang mengaitkan bagian
posterior lidah pada dasar mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait.
Bila dijulurkan, maka ujung lidah meruncing, dan bila terletak tenang di dasar
mulut, maka ujung lidah berbentuk bulat.1
Gambar 1. Anatomi lidah2
Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot. Otot intrinsik
lidah melakukan semua gerakan halus, membuat kita mampu mengubah
bentuk lidah (memanjang, memendek, atau membulat), sementara otot
ekstrinsik mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya, membuat lidah
dapat bergerak mengelilingi rongga mulut dan faring serta melaksanakan
gerakan-gerakan kasar yang sangat penting pada saat mengunyah dan
menelan. Lidah mengaduk makanan, menekannya pada langit-langit dan gigi
yang akhirnya mendorongnya masuk faring.3
Gambar 2. Otot-otot instrinsik lidah4
1. Papila fungiform, terletak di 2/3 anterior lidah dan pada umumnya terdiri
dari satu hingga beberapa taste buds di setiap papila yang diinervasi oleh
nervus facial (VII). Papila ini terlihat seperti bintik-bintik berwarna merah
karena kaya akan pembuluh darah. Jumlah papila fungiform di setiap lidah
manusia adalah sekitar 200 papila. Papila ini lebih sensitif terhadap rasa
manis dan asin. Papila di lidah bagian depan memiliki lebih banyak taste
buds dibanding dengan papila di lidah bagian tengah. Diperkirakan ada
sekitar 1120 taste buds di papila fungiform pada setiap lidah.
3. Papila foliate, terletak pada lipatan dan celah bagian lateral lidah.
Sensitivitas papila ini lebih dominan terhadap rasa asam yang diinervasi
oleh nervus glossopharyngeal (IX). Rata-rata terdapat 5-6 papila foliata di
setiap sisi lidah yang terdiri dari 117 taste buds per papila sehingga total
terdapat 1280 taste buds di papila foliata pada setiap lidah.
4. Papila filiform, papila terkecil dengan penampang 0,1 - 0,25 mm dan tidak
memiliki taste buds. Papila ini lebih dominan untuk menerima rangsang
sentuh.
Setiap vili pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan
sel penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang
memanjang ke taste pores. Zat-zat kimia dari makanan yang kita makan,
mencapai vili pengecap melalui taste pores. Papilla dapat merespon empat
rasa dasar, yaitu manis, asam, asin, dan pahit. Letak masing-masing rasa
berbeda-beda yaitu manis di lidah bagian depan, asin di lidah bagian tepi,
asam di lidah bagian samping, dan pahit di lidah bagian belakang.5
II. Fisiologi Lidah 7,8
Seluruh rasa dapat dirasakan oleh seluruh permukaan lidah, tetapi satu
jenis rasa akan lebih sensitif pada daerah tertentu. Rasa manis lebih sensitif
dirasakan pada daerah ujung depan lidah, rasa asin paling baik diapresiasi
pada pinggir depan lidah, rasa asam paling baik diterima di sepanjang
samping/tepi lidah dan sensasi pahit dapat dideteksi dengan sangat baik pada
sepertiga belakang lidah. Keempat rasa ini dikenal dengan istilah sensasi rasa
primer. Selain itu, ada rasa kelima yang telah teridentifikasi yakni umami yang
dominan ditemukan pada L-glutamat.
1. Rasa Manis
Beberapa jenis zat kimia yang menyebabkan rasa ini meliputi: gula, glikol,
alkohol, aldehida, keton, amida, ester, asam amino, asam sulfonat, asam
halogen, dan garam anorganik dari timah hitam dan berilium. Hampir semua
zat yang menyebabkan rasa manis merupakan zat kimia organik; satu-
satunya zat anorganik yang menimbulkan rasa manis merupakan garam-
garam tertentu dari timah hitam dan berillium.
2. Rasa Asam
Rasa asam disebabkan oleh suatu golongan asam. Konsentrasi ion hidrogen
maupun intensitas sensasi rasanya kira-kira sebanding dengan logaritma
konsentrasi ion hidrogen. Oleh sebab itu, makin asam suatu makanan maka
sensasi rasa asamnya semakin kuat.
3. Rasa Asin
Rasa asin ditimbulkan oleh garam terionisasi terutama konsentrasi ion
sodium. Kualitas rasa asin sedikit berbeda dari satu garam dengan garam
lainnya karena beberapa jenis garam juga mengeluarkan rasa lain di samping
rasa asin.
3. Rasa Pahit
Rasa pahit seperti rasa manis, tidak disebabkan satu jenis agen kimia, tetapi
zat-zat yang memberikan rasa pahit semata-mata hampir merupakan zat
organik. Pembagian kelas zat yang sering menyebabkan rasa pahit adalah:
(1) Zat organik rantai panjang yang berisi nitrogen, dan (2) alkaloid.
Alkaloid terdiri dari banyak obat yang digunakan dalam kedokteran seperti
kuinin, kafein, striknin, dan nikotin.
4. Rasa Umami
Umami berasal dari bahasa Jepang yang artinya enak. Rasa umami
mempunyai ciri khas yang jelas berbeda dari keempat rasa lainnya, termasuk
sinergisme peningkat rasa antara dua senyawa umami, L-glutamat dan 5'-
ribonulceotides, serta rasa yang bertahan lama setelahnya. Umami adalah
rasa yang dominan ditemukan pada makanan yang mengandung L-glutamat
(terdapat pada ekstrak daging dan keju).
Indera pengecap ditemukan pada tiga tipe papilla lidah, sebagai berikut ;
II. Etiologi
IV. Diagnosis
V. Penatalaksanaan