Anda di halaman 1dari 20

Proposal Kegiatan

Program Penyuluhan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Disusun Oleh Kelompok 3


Nama Anggota :
1. Aziz Ziqri 195140050
2. Made Septa Anggara 195140051
3. Cahya Puspita Sari 195140053
4. Reni Dian Filara 195140061
5. Rizki Sampurna M.T 195140062
6. Rizkiyan Utama 195140068
7. Anisa Rahmadini 195140069
8. Amna 195140071
9. Dira Erviana 195140082
10. Febi Fadhilah Cahyani 195140083
11. Rony Pratama 195140113

Dosen Pengampuh :Ns.Dewi Yuliana, S.Kep., M.Kep


Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas II
Kelas : K2

JURUSAN KEPERAWTAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
2021
Program Penyuluhan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

I. Latar Belakang

AKDR adalah salah satu Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang
secara teoritis merupakan cara kontrasepsi yang cukup ideal. Negara-negara maju
mengandalkan kontrasepsi oral, kondom, dan keluarga berencana alami. Negara-negara
berkembang lebih mengandalkan sterilisasi wanita dan AKDR. Studi terhadap pemakai
kontrasepsi di negara-negara maju mendapatkan bahwa walaupun beberapa orang harus
dirawat di rumah sakit akibat pemakaian AKDR, kontrasepsi oral, dan sterilisasi pria dan
wanita, jauh lebih banyak mereka yang terhindar dari perawatan di rumah sakit karena
tidak menggunakan kontrasepsi.
Sebuah studi mengenai kegagalan metode di 15 negara berkembang
mengungkapkan angka kegagalan AKDR tahun pertama rata-rata adalah 4,0%.
Kontrasepsi seperti AKDR dan implant subdermis norplant setelah terpasang, tidak
banyak memerlukan keterlibatan aktif dari pihak pemakai sehingga secaraumum
memiliki angka keberlanjutan yang lebih tinggi daripada kontrasepsi oral yang
memerlukan keterlibatan pemakai secara teratur.
Masyarakat belum terbiasa dalam penggunaan kontrasepsi AKDR dan ada
pandangan bahwa AKDR dapat mempengaruhi kenyamanan dalam hubungan seksual.
Beberapa efek samping AKDR yaitu perdarahan di luar haid, darah haid yang lebih
banyak dan secret vagina yang lebih banyak dapat mempengaruhi dalam pemilihan alat
kontrasepsi. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
mengembangkan kebijakan dan strategi dalam peningkatan penggunaan AKDR melalui
dukungan penyediaan alat kontrasepsi AKDR yang memadai, serta dukungan tenaga
medis yang dilatih insersi AKDR danpelatihan konseling bagi bidan.
Kualitas konseling oleh pemberi pelayanan (bidan atau dokter) sangat penting
guna terselenggaranya pelayanan KB yang berkualitas. Tenaga kesehatan yang ingin
melakukan tindakan lebih dahulu harus memberikan informasi mengenai tindakan apa
yang akan dilakukan, apa manfaatnya, apa risikonya, alternative lain (jika ada), dan apa
yang mungkin terjadi apabila tidak dilakukan.
Evaluasi pelayanan KB AKDR hingga saat ini masih dirasa kurang berkualitas.
Kebijakan program KB yang mengharuskan penyampaian konseling terhadap calon
peserta KB belum dilaksanakan secara optimal oleh para pemberi pelayanan (provider),
hal ini juga sebagai salah satu akibat dari ”target oriented” yang lebih mementingkan
kuantitas, akibatnya masih banyak dijumpai peserta KB yang belum benar-benar siap
menjadi peserta akan memutuskan untuk berhenti menggunakan alat kontrasepsi bila
pada saat memakai AKDR muncul efek samping atau masalah kesehatan yang mereka
tidak pahami dengan baik.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464 tahun
2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan Pasal 18 ayat (1) menyatakan
bahwa dalam melaksanakan praktik/kerja, bidan berkewajiban untuk memberikan
informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan yang dibutuhkan, meminta
persetujuan tindakan yang akan dilakukan, melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan
pelayanan lainnya secara sistematis.

1. Pengertian AKDR
AKDR adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan kedalam rahim yang sangat
efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia
reproduktif (Handayani, 2010, p.139).

2. Jenis – jenis AKDR


Macam IUD menurut Handayani (2010, p.140-141) di kategorikan menjadi 2 yaitu :
1. AKDR non hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4 karena berpuluh-puluh macam
AKDR telah dikembangkan.Mulai darigenerasi pertama yang terbuat dari benang
sutera dan logam sampai generasi plastik (polietilen), baik yang ditambah obat
ataupun tidak.
a. Menurut bentuknya AKDR di bagi menjadi 2 :
(1) Bentuk terbuka (oven device)
Misalnya : Lippes Loop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload,
Nova-T.
(2) Bentuk tertutup (closed device)
Misalnya : Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.
b. Menurut Tambahan atau Metal
(1) Medicatet IUD
Misalnya : Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220 (daya kerja 3 tahun), Cu
T 300 (daya kerja 3 tahun), Cu T 380 A (daya kerja 8 tahun), Cu- 7, Nova T
(daya kerja 5 tahun), ML-Cu 375 (daya kerja 3 tahun).
(2) Un Medicated IUD
Misalnya : Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon. Cara insersi lippes
loop : Push Out
2. IUD yang mengandung hormonal
a. Progestasert-T = Alza T
(1) Panjang 36 mm,lebar 32 mm,dengan 2 lembar benang ekor warna hitam
(2) Mengandung 38 mg progesterone dan barium sulfat, melepaskan 65 mcg
progesterone per hari
(3) Tabung insersinya terbentuk lengkung
(4) Teknik insersi : plunging (Modified Withdrawal

b. LNG-20
1) Mengandung 46-60 mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20 mcg per hari
2) Sedang di teliti di Finlandia
3) Angka kegagalan/kehamilan agak terendah :<0,5 per 100 wanita per tahun
4) Penghentian pemakaian oleh karena persoalan – persoalan perdarahan
ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami
amenore atau pendarahan haid yang sangat sedikit.

c. Mekanisme Kerja menurut Hartanto (2004, p.205-206).


AKDR akan berada dalam uterus, bekerja terutama mencegah terjadinya
pembuahan (fertilisasi) dengan mengahalangi bersatunya ovum dengan sperma,
mengurangi jumlah sperma yang mencapai tubafalopi dan menginaktifasikan
sperma. Ada beberapa mekanisme cara kerja AKDR sebagai berikut :

1) Timbulnya reaksi radang radang lokal di dalam cavum uteri sehingga


implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.

2) Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan


terhambatnya

3) Gangguan/terlepasnya blastocyst yang telh berimplantasi didalam


endometrium.

4) Pergerakan ovum yang bertambah cepat didalam tuba fallopi. 5)


Immobilissi spermatozoa saat melewati cavum uteri.implantasi.

d. Efektivitas menurut Hartanto (2004, p.207)


1) Efektifitas dari IUD dinyatakan pada angka kontinuitas (continuation rate)
yaitu berapa lama IUD tetap tinggal in-uterio tanpa : Ekspulsi spontan,
terjadinya kehamilan dan pengangkatan/pengeluarankarena alas an-alasan
medis atau pribadi.

2)  EFEK SAMPING
3) a.       Spotting
4) Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus menstruasi, spoting akan
muncul jika capek dan stress. Perempuan yang aktif sering mengalami
spotting jika menggunakan kontrasepsi AKDR.
5)
6) b.      erubahan siklus menstruasi
7) Setelah pemasangan AKDR siklus menstruasi menjadi lebih pendek.
Siklus menstruasi yang muncul lebih cepat dari siklus normal rata-rata
yaitu 28 hari dengan lama haid 3-7 hari, biasanya siklus haid berubah
menjadi 21 hari.
8) c.       Amenore
9) Tidak didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih.
10) d.      Dismenore
11) Munculnya rasa nyeri saat menstruasi.
12) e.       Menorrhagea
13) Perdarahan berat secara eksesif selama masa haid atau  haid yang lebih
banyak.
14) f.       Fluor albus
15) Penggunaan AKDR akan memicu rekurensi vaginosis bacterial yaitu
keadaan abnormal pada ekosistem vagina yang disebabkan bertambahnya
pertumbuhan flora vagina bakteri anaerob menggantikan Lactobacillus
yang mempunyai konsentrasi tinggi sebagai flora normal vagina.
16) g.      Pendarahan Post seksual
17) Pendarahan post seksual ini disebabkan karena posisi benang AKDR yang
menggesek mulut rahim atau dinding vagina sehingga menimbulkan
pendarahan.
18) Efektifitas dari bermacam-macam IUD tergantung pada :
a) IUD-nya : Ukuran, Bentuk dan mengandung Cu atau Progesteron.
b) Akseptor : Umur, paritas, frekuensi senggama.
19) Dari factor yang berhubungan dengan akseptor yaitu umur dan paritas,
diketahui :
a) Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan
pengangkatan/pengeluaran IUD
b) . b) Makin muda usia, terutama pada nulligravid, maka tinggi angka
ekspulsi dan pengangkatan/pengeluaran IUD.
20) Use-effectiveness dari IUD tergantung pada variabel administratife, pasien
dan medis, termasuk kemudahan insersi, pengalaman pemasang,
kemungkinan ekspulsi dari pihak akseptor, kemampuan akseptor untuk
mengetahui terjadinya ekspulsi dan kemudahan akseptor untuk
mendapatkan pertolongan medis.
3. Keuntungan dan Kerugian AKDR
a. Kuntungan
1) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
2) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380 A dan tidak perlu
diganti).
3) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
4) Tidak memprngaruhi hubungan seksual.
5) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
6) Tidak ada efeksamping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380 A)
7) Tidak mempengaruhi kualitas ASI.
8) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (Apabila
tidak terjadi infeksi).
9) Dapat digunakan sampai menoupose (1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir)
10) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan.
11) Membantu mencegah terjadinya kehamilan ektopik.

b. Kerugian
Efek samping yang akan terjadi.
1) Perubahan siklus haid (umumnya pada 8 bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan).
2) Haid lebih lama dan banyak.
3) Perdarahan atau (spooting) antar menstruasi
4) Saat haid lebih sakit
5) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
6) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang
sering ganti-ganti pasangan.
7) Penyakit radang panggul terjadi. Seorang perempuan dengan IMS
memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas.
8) Prosedur medis,termasuk pemeriksaan pelvic diperlukan dalam
pemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan.
9) Sedikit nyeri perdarahan (spooting) terjadi segera setelah pemasangan
AKDR.Biasanya menghilang dalam 1-2 hari.
10) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan
terlatih yang harus melakukanya.
11) Mungkin AKDR keluar lagi dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi
apabila AKDR di pasang setelah melahirkan).
12) Perempuan harus memeriksakan posisi benang dari waktu kewaktu,untuk
melakukan ini perempuan harus bisa memasukkan jarinya kedalam
vagina. Sebagian perempuan ini tidak mau melakukanya.

IV. MEKANISME KERJA AKDR

Bagaimana mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, tetapi kerjanya bersifat
lokal.
a. AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi benda
asing dengan timbunan leokosit, makrofag, dan limposit.
b.      AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin, yang
menghalangi kapasitas spermatozoa.
c.       Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag, dan limfosit menyebabkan
blastokis mungkin dirusak oleh makrofag dan blastokis tidak mampu melaksanakan
nidasi.
d.      Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan Cupper menyebabkan gangguan gerak
spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi.

V.      INDIKASI
a.       Usia reproduktif
b.      Keadaan nulipara
c.       Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d.      Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
e.       Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f.       Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g.      Risiko rendah dari IMS
h.      Tidak menghendaki metoda hormonal
i.        Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j.        Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
k.      Gemuk ataupun kurus

VI.     KONTRAINDIKASI
a.       Belum pernah melahirkan
b.      Adanya perkiraan hamil
c.       Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari
alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
d.      Perdarahan vagina yang tidak diketahui
e.       Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
f.       Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus
septic.
g.      Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat
mempengaruhi kavum uteri.
h.      Penyakit trofoblas yang ganas.
i.        Diketahui menderita TBC pelvic.
j.        Kanker alat genital
k.      Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

VII.  EFEK SAMPING

a.       Spotting
Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus menstruasi, spoting akan muncul jika
capek dan stress. Perempuan yang aktif sering mengalami spotting jika menggunakan
kontrasepsi AKDR.
b.      erubahan siklus menstruasi
Setelah pemasangan AKDR siklus menstruasi menjadi lebih pendek. Siklus menstruasi
yang muncul lebih cepat dari siklus normal rata-rata yaitu 28 hari dengan lama haid 3-7
hari, biasanya siklus haid berubah menjadi 21 hari.
c.       Amenore
Tidak didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih.
d.      Dismenore
Munculnya rasa nyeri saat menstruasi.
e.       Menorrhagea
Perdarahan berat secara eksesif selama masa haid atau  haid yang lebih banyak.
f.       Fluor albus
Penggunaan AKDR akan memicu rekurensi vaginosis bacterial yaitu keadaan abnormal
pada ekosistem vagina yang disebabkan bertambahnya pertumbuhan flora vagina bakteri
anaerob menggantikan Lactobacillus yang mempunyai konsentrasi tinggi sebagai flora
normal vagina.
g.      Pendarahan Post seksual
Pendarahan post seksual ini disebabkan karena posisi benang AKDR yang menggesek
mulut rahim atau dinding vagina sehingga menimbulkan pendarahan.

II. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk menganalisis hubungan antara dukungan suami dan pengetahuan ibu
dengan pemilihan alat kontrasepsi

b. Tujuan Khusus
1. Untuk mendeskripsikan dukungan suami dan pengetahuan ibu dengan
pemilihan alat kontrasepsi
2. Untuk menganalisis hubungan antara dukungan suami dengan pemilihan alat
kontrasepsi
3. Untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemilihan alat
kontrasepsi non hormonal

III. Pelaksanaan
1. Topik kegiatan
a. Pengertian alat kontrasepsi dalam rahim/IUD
b. Jenis – jenis alat kontrasepsi dalam rahim/IUD
c. Prosedur pemasangan dan pasca pemasangan AKDR/IUD
d. Keuntungan dan kerugian AKDR/IUD
e. Indikasi dan kontraindikasi AKDR/IUD
f. Eek samping dan waktu pemasangan AKDR/IUD
2. Sasaran
Ibu usia subur dan keluarga

3. Startegi
a. Penyaji memberi informasi tentang pengertian AKDR/IUD
b. Penyaji memberi informasi tentang jenis – jenis AKDR/IUD
c. Penyaji memberi informasi tentang prosedur pemasangan dan pasca
pemasangan AKDR/IUD
d. Penyaji memberi informasi tentang keuntungan dan kerugian pemasangan
AKDR/IUD
e. Penyaji memberi informasi tentang indikasi dan kontraindikasi AKDR/IUD
f. Penyaji memberi informasi tentang efek samping dan waktu pemasangan
AKDR/IUD

4. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab

5. Media/alat
a. Lembar balik
b. Leaflet
c. Alat kontrasepsi dalam rahim/IUD

6. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Sabtu, 12 Juni 2021
Pukul : 13.00 WIB
Tempat : di Laboratorium Kesehatan UMITRA

7. Organisasi Keanggotaan

Penanggungjawab :Ns. Dewi Yuliana, S.Kep., M.Kep


Perawat 1 : Dira Erviana
Perawat 2 : Made Septa Anggara
Asisten Perawat 1 : Amna
Asisten Perawat 2 :Anisa Rahmadini
Perawat Protokol : Reni Dian Filara
Suami 1 : Rizki Sampurna M.T
Suami 2 : Rony Pratama
Istri 1 : Cahya Puspta Sari
Istri 2 : Febi Fadhila Cahyani
Keluarga 1 : Aziz Zikri
Keluarga 2 : Rizkian Utama

8. Evaluasi
1.Struktur
A. Peralatan yang disediakan dengan rencanakan yaitu lefleat
B. Seluruh ibu - ibu hadir dalam kegiatan konseling tersebut.
C. Tempat sesuai dengan yang direncanakan yaitu di ruang tertup

D. Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai dengan rencana.


Prosedural

Langkah-langkah pemasangan IUD diantaranya:

1. Pakai sarung tangan steril

2. Usap tepi vagina dengan kassa steril yang diberikan larutan antiseptik dengan arah
memutar dari tengah ke tepi dan dengan arah ke samping seperti kupu-kupu (butterfly)
serta usap bagian dalam vagina

3. Pasang spekulum vagina, sampai serviks dapat terlihat dengan baik

4. Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati

5. Ukur kedalaman dan posisi uterus menggunakan sonde uterus dengan teknik tanpa
menyentuh (no touch technique).

6. Sesuaikan penanda biru pada tabung inserter yang masih berada di dalam kemasan
sterilnya dengan kedalaman uteri sesuai hasil sonde, lalu buka seluruh kemasan steril
IUD

7. Angkat tabung IUD secara hati-hati, pegang IUD dengan posisi lengan horizontal

8. Tangan kiri menarik tenakulum secara hati-hati, tangan kanan memasukkan tabung
inserter IUD ke dalam uterus sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai dirasakan
ada tahanan

9. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan

10. Lepaskan lengan IUD dengan teknik withdrawal yaitu menarik keluar tabung inserter
sampai pangkal pendorong, sambil tetap menahan pendorong

11. Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong kembali ke serviks sampai
penanda biru menyentuh serviks atau terdapat tahanan

12. Keluarkan sebagian tabung inserter dan gunting benang 3-4 cm

13. Keluarkan seluruh tabung inserter, buang ke tempat sampah medis

14. Lepaskan tenakulum secara hati-hati dan rendam di larutan klorin 0,5%
15. Periksa serviks dan bila ada pendarahan tekan serviks dengan menggunakan kassa yang
dijepit tampon tang selama 30-60 detik

16. Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan rendam di larutan klorin 0,5%

17. Pastikan pasien tidak mengalami kram perut hebat dan amati pasien kurang lebih 15
menit sebelum membolehkan pasien pulang 

KONSELING PASCA PEMASANGAN

1. Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR dan kapan harus
dilakukan

2. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek samping

3. Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk control

4. Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T 380A adalah 10 tahun

5. Yakinkan klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat bila memerlukan
konsultasi, pemeriksaan medik atau bila menginginkan AKDR tersebut dicabut.

6. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah diberikan

7. Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk klien

INDIKASI DAN KONTRADIKSI

 Kehamilan

 Infeksi : post partum sepsis, post septik abortus, penyakit radang panggul yang masih
aktif, sedang mengalami infeksi menular seksual (misalnya infeksi Chlamydia,
gonorrhoea), tuberkulosis pelvis

 Penyakit Neoplastik : kanker serviks, penyakit trofoblastik dengan tingkat hormon beta
HCG yang tinggi terus menerus, kanker endometrium, kanker serviks

 Perdarahan vagina diluar siklus haid yang berat

 Bentuk rahim yang tidak normal


 Penggunaan IUD yang mengandung tembaga dikontraindikasikan bagi wanita yang
memiliki alergi terhadap tembaga atau memiliki penyakit Wilson [8, 10]

TOLON DISATUKAN

Kontraindikasi:

kehamilan, anemia berat, infeksi yang disebabkan oleh hubungan seksual (jika tidak
diobati sepenuhnya), perdarahan uterin yang tidak dapat dijelaskan, rongga uterin yang
kecil atau terganggu, genital malignancy, penyakit trofoblastik aktif, penyakit inflamasi
pelvis, tanda-tanda imunosupresi; copper devices: alergi tembaga, penyakit Wilson,
medical diathermy

EFEK SAMPING WAKTU PEMASANGAN

Meskipun AKDR dapat dipakai dalam waktu yang cukup lama pemakaian AKDR yang
melebihi masa pemakaian juga dikhawatirkan menimbulkan efek samping yaitu
kandungan tembaga yang mengalami dislokasi. Hal ini perlu ditangani dengan segera
karena dapat mengakibatkan penyumbatan usus yang disertai nyeri, muntah-muntah dan
demam. Atau yang lebih parahnya dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan
(Arum & Sujiatini, 2009: 155)

Pemeriksaan AKDR secara dapat dilakukan oleh ibu secara mandiri oleh ibu dirumah
tanpa harus melibatkan bidan. Hal ini lebih menguntungkan karena bila terjadi efek
samping seprti benang AKDR hilang ibu akan mengatahuinya sejak dini dan dapat pergi
ke bidan untuk diberikan tindakan

EFEK SAMPING

perforasi uterin atau serviks, salah penempatan, terlepas; infeksi


pelvik, menorrhagia, dysmenorrhoea, alergi; pada pemasangan: nyeri (diringankan oleh
AINS seperti ibuprofen 30 menit sebelum pemasangan) dan perdarahan, kadang-
kadang epileptic seizure dan serangan vasovagal
KONSELING AWAL

1. Sapa klien dengan ramah, perkenalkan diri anda dan tanyakan tujuan kedatangannya

2. Berikan informasi umum tentang Keluarga Berencana

3. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia dan resiko serta keuntungan
dari masing- masing kontrasepsi termasuk perbedaan antara kontap dan metode reversibel : -
Tunjukkan dimana dan bagaimana alkon tersebut digunakan - Jelaskan bagaimana cara kerja -
Jelaskan kemungkinan efek samping dan masalah kesehatan lain yang mungkin akan dialami

4. Jelaskn apa yang bisa diperoleh

KONSELING METODE KHUSUS

1. Berikan jaminan akan kerahasian yang diperlukan klien

2. Kumpulakan data data pribadi klien ( nama, alamat, dsb )

3. Tanyakan tujuan KB yang diinginkan (apakah klien ingin mengatur jarak kelahiran atau
ingin membatasi jumlah anaknya )

4. Tanyakan agama/kepercayaan yang dianut klien yang mungkin menentang penggunaan


salah satu metode KB

5. Diskusikan kebutuhan, pertimbangan dan kekhawatiran klien dengan sikap yang


simpatik

6. Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat

7. Bila klien memilih AKDR :Jelaskan kemungkinan-kemungkinan efek samping AKDR


Cu T 380 A, sampai benar-benar dimengerti oleh klien

KONSELING PRA PEMASANGAN & SELEKSI KLIEN

1. 2. Lakukan seleksi klien (anamnesa) secara cermat untuk memastikan tidak ada
masalah kondisi kesehatan sebagai pemakai AKDR Tanyakan Riwayat kesehatan
Reproduksi :
 Tanggal haid terakhir, lama haid, pola perdarahan haid
 Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir
 Riwayat kehamilan ektopik
 Nyeri yang hebat setiap haid
 Anemia yang berat ( Hb < 9 gr % atau Hm < 30 )
 Riwayat infeksi sistem genital ( ISG ), penyakit hubungan seksual ( PHS ) atau
infeksi panggul
 Berganti – ganti pasangan ( Risiko ISG tinggi )
 Kanker serviks

3. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul dan jelaskan apa yang akan
dilakukan dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan

4. Pastikan klien sufdah mengosongkan kandung kencingnya dan mencuci kemaluannya


menggunakan sabun

5. Cuci tangan dengan air dan sabun keringkan dengan kain bersih

6. Tolong klien naik ke meja pemeriksaan

7. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau kelainan lainnya didaerah
supra pubik

PEMERIKSAAN PANGGUL

1. Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul

2. Atur lampu yang terang untuk melihat serviks

3. Pakai sarung tangan yang sudah di DTT

4. Atur peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam wadah steril atau DTT

5. Lakukan inspeksi pada Genitalia Eksterna

6. Palpasi kelenjar Skene dan Bartolini, amati adanya nyeri atau ”discharge”

7. Masukkan Spekulum vagina

8. Lakukan pemeriksaan spekulum : - Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina - Inspeksi
serviks Bila ada sekret vagina yang mencurigakan, dilakukan pemeriksaan spesimen. Bila tidak,
dilakukan pembersihan vagina, porsio dan sekitarnya dengan khasa + larutan betadine.
9. Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan letakkan kembali pada tempat semula dengan tidak
menyentuh peralatan lain yang belum digunakan

10. Lakukan pemeriksaan bimanual : - Pastikan gerakan serviks bebas - Tentukan besar dan
posisi uterus - Pastikan tidak ada kehamilan - Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa

11. Lakukan pemeriksaan retrovaginal bila ada indikasi : - Kesulitan menentukan besar uterus
retroversi - Adanya tumor pada Cavum Douglasi

12. Celupkan sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% kemudian buka dan rendam dalam
keadaan terbalik

TINDAKAN PRA PEMASANGAN

1. Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan klien rasakan pada saat proses
pemasangan dan setelah pemasangan dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan.

2. Masukkan lengan AKDR Cu T380A di dalam kemasan sterilnya :

 Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat kebelakang

 Masukkan pendorong kedalam tabung inserter tanpa menyentuh benda tidak steril

 Letakkan kemasan pada tempat yang datar

 Selipkan karton pengukur dibawah lengan AKDR

 Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong tabung inserter sampai ke pangkal lengan
sehingga lengan akan melipat

 Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung inserter, tarik tabung inserter dari bawah
lipatan lengan

 Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk memasukkan lengan AKDR yang sudah
terlipat tersebut ke dalam tabung inserter.

 Pastikan cincin biru sejajar dengan arah lengan AKDR, cocokkan dengan ukuran kavum uteri
 Pastikan ujung pendorong menyentuh ujung AKDR

 AKDR siap diinsersikan ke kavum uteri


TINDAKAN PASCA PEMASANGAN
1. Rendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5% selama
10 menit untuk dekontaminasi
2. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa, sarung tangan sekali
pakai) ke tempat yang sudah disediakan (tempat sampah medik)
3. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan
klorin 0,5%, buka dalam keadaan terbalik dan rendam dalam klorin 0,5%
4. Cuci tangan dengan air dan sabun 5. Pastikan klien tidak mengalami kram
hebat dan amati selama 15 menit sebelum memperbolehkan klien pulang
KONSELING PRA PENCABUTAN
1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda
2. Tanyakan tujuan dari kunjungannya
3. Tanyakan apa alasannya ingin mencabut AKDR tersebut dan jawab semua
pertanyaannya
4. Tanyakan tujuan dari Keluarga Berencana selanjutnya (apakah klien ingin
mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya)
5. Jelaskan proses pencabutan AKDR dan apa yang akan klien rasakan pada saat
proses pencabutan dan setelah pencabutan
KONSELING PASCA PENCABUTAN
1. Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami masalah ( misalnya
pendarahan yang lama atau rasa nyeri pada perut / panggul )
2. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang diberikan
3. Jawab semua pertanyaan klien
4. Ulangi kembali keterangan tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia dan resiko
serta keuntungan dari masing-masing alat kontrasepsi bila klien ingin tetap mengatur
jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya
5. Bantu klien untuk menentukan alat kontrasepsi yang baru atau berikan alat
kontrasepsi sementara sampai klien dapat memutuskan alat kontrasepsi baru yang akan
dipakai
6. Buat rekam medik tentang pencabutan AKDR
Konseling awal & metode khusus
1 Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda dengan tanyakan tujuan
kedatangannya.
2 Berikan jaminan akan kerahasiaan yang diperlukan klien
3 Berikan konseling sebelum melakukan pemasangan AKDR :
o Informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia, keuntungan dan
keterbatasan.
o Bantu klien untuk memilih jenis kontrasepsi yang tepat.
4. Bila klien memilih AKDR, jelaskan kemungkinan-kemungkinan efek samping
pemakai AKDR Cu T380A

Anda mungkin juga menyukai