Disusun Oleh :
1) AZIZ ZIQRI (195140050)
2) RENI DIAN FILARA (195140061)
3) ANISA RAHMADINI (195140069)
4) DIRA ERVIANA (195140082)
5) FEBI FADHILAH CAHYANI (195140083)
6) RINDI APRILIA (195140089)
7) MAYA RIZKYTA (195140107)
8) RIZKI SAMPURNA MULYA T (195140062)
9) DESI PERIANI (195140112)
DAFTAR ISI
Bab I................................................................................................................
Pendahuluan ..................................................................................................
1
A.Latar belakang ........................................................................................
C.Tujuan ......................................................................................................
Bab II ..............................................................................................................
Pembahasan ..................................................................................................
BAB III..............................................................................................................
Penutup ...........................................................................................................
Kesimpulan .....................................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
HIV/AIDS telah menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan
bumi. HIV/AIDS adalah salah satu penyakit yang harus diwaspadai
karena Acquired Immunodeficiency Syndrome ( AIDS) sangat berakibat
pada penderitanya. Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS)
merupakan sekumpulan gejalapenyakit yang menyerang tubuh manusia
3
setelah sistem kekebalannya dirusak oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus).
Cara penularan HIV dapat melalui hubungan seksual, penggunaan
obat suntik, ibu ke anak-anak dan lain-lain. Mengenai penyakit
HIV/AIDS, penyakit ini telah menjadi pandemi yang mengkhawatirkan
masyarakat dunia, karena disamping belum ditemukan obat dan vaksin
pencegahan penyakit ini juga memiliki “window periode” dan fase
asimtomatik (tanpa gejala) yang relatif panjang dalam perjalanan
penyakitnya. Hal tersebut menyebabkan pola perkembangannya seperti
fenomena gunung es (iceberg phenomena).
Jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun di seluruh bagian
dunia terus meningkat meskipun berbagai upaya preventif terus
dilaksanakan. Dari beberapa cara penularan tersebut, masing-masing
penularan memiliki resiko penularan cukup besar. Oleh karena itu,
penularan HIV harus diberi pengobatan agar penyebaran mengalami
perlambatan.
HIV tidak dapat disembuhkan karena tidak ada obat yang dapat
sepenuhnya menyembuhkan HIV/AIDS. Perkembangan penyakit dapat
diperlambat namun tidak dapat dihentikan sepenuhnya. Kombinasi yang
tepat antara berbagai obat-obatan antiretroviral dapat memperlambat
kerusakan yang diakibatkan oleh HIV pada sistem kekebalan tubuh dan
menunda awal terjadinya AIDS.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit HIV / AIDS?
2. Apakah penyebab dari penyakit HIV / AIDS?
3. Bagaimana epidemiologi dari penyakit HIV / AIDS?
4. Bagaimana diagnosis dari penyakit HIV / AIDS?
5. Bagaimana cara penularan dari penyakit HIV / AIDS?
6. Apa tahap-tahap penularan dari penyakit HIV / AIDS?
7. Bagaimana tanda dan gejala dari penyakit HIV / AIDS?
8. Bagaimana patofisiologis dari penyakit HIV / AIDS?
9. Apa faktor risiko dari penyakit HIV / AIDS?
4
10. Apa dampak dari penyakit HIV / AIDS?
11. Bagaimana upaya pencegahan dari penyakit HIV / AIDS?
12. Bagaimana cara penanggulangan dari penyakit HIV / AIDS?
13. Bagaimana pengobatan dari penyakit HIV / AIDS?
BAB II
PEMBAHASAN
5
A. PengertianPenyakit HIV/AIDS
HIV menyerang spesifik sell dari system imun, yaitu CD4 atau t-
cell. Dari waktu ke waktu, HIV dapat menghancurkan sebagian besar dari
sel tersebut sehingga tubuh tidak bisa melawan infeksi dan penyakit. Saat
hal ini terjadi infeksi HIV sudah disebut sebagai AIDS. Yaag selanjutnya
menjadikan orang dengan AIDSakan mudah aterkena infeksi oportunistik
hingga kanker.
B. Penyebab HIV/AIDS
6
disebut limfosit. Materi genetik virus dimasukkan ke dalam DNA sel yang
terinfeksi. Di dalam sel, virus berkembangbiak dan pada akhirnya
menghancurkan sel serta melepaskan partikel virus yang baru. Partikel
virus yang baru kemudian menginfeksi limfosit lainnya dan
menghancurkannya.
7
Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B
(limfosit yang menghasilkan antibodi) dan seringkali menyebabkan
produksi antibodi yang berlebihan. Antibodi ini terutama ditujukan untuk
melawan HIV dan infeksi yang dialami penderita, tetapi antibodi ini tidak
banyak membantu dalam melawan berbagai infeksi oportunistik pada
AIDS. Pada saat yang bersamaan, penghancuran limfosit CD4+ oleh virus
menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam
mengenali organisme dan sasaran baru yang harus diserang.
Setelah virus HIVmasuk ke dalam tubuh dibutuhkan waktu selama
3-6 bulan sebelum titer antibodi terhadap HIVpositif. Fase ini disebut
“periode jendela” (window period). Setelah itu penyakit seakan berhenti
berkembang selama lebih kurang 1-20 bulan, namun apabila diperiksa titer
antibodinya terhadap HIVtetap positif (fase ini disebut fase laten)
Beberapa tahun kemudian baru timbul gambaran klinik AIDS yang
lengkap (merupakan sindrom/kumpulan gejala). Perjalanan penyakit
infeksi HIVsampai menjadi AIDS membutuhkan waktu sedikitnya 26
bulan, bahkan ada yang lebih dari 10 tahun setelah diketahui HIV positif.
C. Epidemiologi HIV/AIDS
1. Agent
8
dinonaktifkan dengan radiasi yang digunakan untuk mensterilkan peralatan
medis atau peralatan lain.
2. Host
3. Environment
9
Ano-Genital Cara hubungan seksual ini merupakan perilaku
seksual dengan resiko tertinggi bagi penularan HIV, khususnya bagi kaum
mitra seksual yang pasif menerima ejakulasi semen dari pengidap HIV
Secara Non Seksual Penularan secara non seksual ini dapat terjadi
melalui :
D. Diagnosis HIV/AIDS
Untuk menguji apakah kita terinfeksi HIV, satu tes yang paling
umum adalah tes darah. Darah akan diperiksa di laboratorium. Tes ini
berfungsi untuk menemukan antibodi terhadap HIV di dalam darah.
Tapi tes darah ini baru bisa dipercaya jika dilakukan setidaknya sebulan
setelah terinfeksi HIV karena antibodi terhadap HIV tidak terbentuk
langsung setelah infeksi awal. Antibodi terhadap HIV butuh waktu
10
sekitar dua minggu hingga enam bulan, sebelum akhirnya muncul di
dalam darah. Masa antara infeksi HIV dan terbentuknya antibodi yang
cukup untuk menunjukkan hasil tes positif disebut sebagai “masa
jendela”.
Hasil tes positif atau reaktif berarti kita terinfeksi HIV. Hasil tes ini
seharusnya disampaikan oleh penyuluh (konselor) atau pun dokter.
Mereka akan memberi tahu dampaknya pada kehidupan sehari-hari dan
bagaimana menghadapi situasi yang terjadi saat itu.
11
3) Memastikan Adanya HIV pada Bayi dan Anak
12
a. Risiko penularan HIV tetap ada bila penyusuan diteruskan setelah
usia 18 bulan.
13
b. Bayi di atas usia 9 bulan dapat dites pada awal dengan tes antibodi
HIV, karena mereka yang HIV Ab negatif tidak terinfeksi HIV,
walau masih berisko tertular bila tetap disusui.
E. Penularan HIV/AIDS
2) Melalui cairan semen/ air mani (sperma atau peju pria). Misalnya:
seorang pria berhubungan badan dengan pasangannya tanpa
menggunakan kondom atau pengaman lainnya, oral sex, dsb.
4) Melalui Air Susu Ibu (ASI). Misalnya: Bayi meminum ASI dari
wanita yang positif HIV.
14
F. Tahap-tahap Penularan HIV/AIDS
3) Tahap III, meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang
berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan
TBC paruparu
15
Ada beberapa tanda gejala mayor menurut WHO antara lain
(Widoyono, 2008: 87):
4) Kandidiasis orofaring
Dalam tubuh odha, partikel virus bergabung dengan dna sel pasien,
sehingga satu kali seseorang terinfeksi HIV, seumur hidup ia akan tetap
terinfeksi. Dari semua orang yang terinfeksi HIV, sebagian berkembang
masuk tahap AIDS pada 3 tahun pertama, 50% berkembang menjadi AIDS
sesudah 10 tahun, dan sesudah 13 tahun hampir semua orang yang
16
terinfeksi HIV menunjukkan gejala AIDS, dan kemudian meninggal.
Gejala yang terjadi adalah demam, nyeri menelan, pembengkakan kelenjar
getah bening, ruam, diare, atau batuk. Setelah infeksi akut, dimulailah
infeksi HIV asimptomatik (tanpa gejala). Masa tanpa gejala ini umumnya
berlangsung selama 8-10 tahun.
Pada waktu orang dengan infeksi HIV masih merasa sehat, klinis
tidak menunjukkan gejala, pada waktu itu terjadi replikasi HIV yang
tinggi, 10 partikel setiap hari. Bersamaan dengan replikasi HIV, terjadi
kehancuran limfosit cd4 yang tinggi, untungnya tubuh masih bisa
mengkompensasi dengan memproduksi limfosit cd4 sekitar 109 setiap
hari.
Enzim integrase
cDNA masuk ke inti sel T Helper
Transkripsi mRNA dan translasi
menghasilkan protein struktural virus
17
Enzim protease
Merangkai RNA virus dengan
protein-protein yang baru dibentuk,
18
untuk menularkan virus HIV adalah cairan keringat, air liur, air mata dan
lain-lain
Mengingat sampai saat ini obat untuk mengobati dan vaksin untuk
mencegah AIDS belum ditemukan, maka alternatif untuk menanggulangi
masalah AIDS yang terus meningkat ini adalah dengan upaya pencegahan
oleh semua pihak untuk tidak terlibat dalam lingkaran transmisi yang
memungkinkan dapat terserang HIV.
19
a. Melalui hubungan seksual
b. Melaui darah
b) Jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tato, tindik) bekas
pakai orang yang mengidap HIV tanpa disterilkan dengan baik.
c) Pisau cukur, gunting kuku atau sikat gigi bekas pakai orang yang
mengidap virus HIV.
20
Langkah-langkah untuk mencegah terjadinya penularan melalui darah
adalah:
c) Jarum suntik dan alat tusuk yang lain harus disterilisasikan secara
baku setiap kali habis dipakai.
d) Semua alat yang tercemar dengan cairan tubuh penderita AIDS harus
disterillisasikan secara baku.
21
Penyebaran AIDS di Indonesia (Asia Pasifik) sebagian besar
adalah karena hubungan seksual, terutama dengan orang asing. Kasus
AIDS yang menimpa orang Indonesia adalah mereka yang pernah ke luar
negeri dan mengadakan hubungan seksual dengan orang asing.
b. Hanya melakukan hubungan seksual dengan mitra seksual yang setia dan
tidak terinfeksi HIV (monogamy).
22
f. Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin
L. Penanggulangan HIV/AIDS
23
6. Setiap kebijakan, program, pelayanan dan kegiatan harus tetap
menghormati harkat dan martabat dari para pengidap HIV/penderita
AIDS dan keluarganya.
24
sekolah-sekolah (SMU), Perguruan Tinggi jika perlu sampai ke
Pondok Pesantren, kerja sama dinas kesehatan dengan para
pembimbing sekolah.
4. Pemerintah dan LSM yang ada banyak melakukan penyuluhan
ketahanan keluarga karena dengan ketahanan keluarga diharapkan
Ayah, Ibu dan anak memahami bahaya dari penularan HIV/AIDS.
5. Merubah sikap dan perilaku masyarakat kearah positif dalam rangka
pencegahan dan penyebarluasan AIDS.
6. Meningkatkan pengetahuan petugas dalam rangka peningkatan
kualitas pelayanan.
7. Berusaha agar pengidap HIV dan golongan resiko tinggi (WTS)
dibekali keterampilan tertentu agar mampu bekerja di bidang lain
dalam kehidupnnya.
8. Membentuk kelompok kerja teknis komunikasi, informasi, dan idukasi
khusus untuk menagani HIV/AIDS.
M. Pengobatan HIV/AIDS
a. Terapeutik
25
Pengobatan ARV yang berfungsi menghambat virus dalam
merusak sistem kekebalan tubuh. Obat-obatan diberikan dalam bentuk
tablet yang dikonsumsi tiap hari. Pengobatan ARV diberikan setelah
mendapatkan konseling, mempunyai pengingat minum obat (PMO) dan
pasien setuju patuh terhadap pengobatan seumur hidup. Pengobatan ARV
dimulai di rumah sakit dan dapat dilanjutkan di puskesmas atau fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya. Rumah sakit sekurang-kurangnya merupakan
rumah sakit kelas C.
b. Profilaksis
c. Penunjang
26
penyakit yang membahayakan nyawa seperti kanker. Hal ini dikenal
sebagai HIV stadium akhir atau AIDS.
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
28
DAFTAR PUSTAKA
Kandal, B.K. Dkk., 2004, Penyakit Infeksi Edisi Ke-6, Erlangga, Jakarta.
Pusat Data Dan Informasi. 2014. Situasi Dan Analisis HIV AIDS.
Kementrian Kesehatan Ri. Jakarta
http://www.alodokter.com/hiv-aids/
Permenkes Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan HIV dan
AIDS. http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/100_Permenkes
%20No%2021%20Tahun%202013%20Penanggulangan
%20HIVAIDS.pdf
http://spiritia.or.id/art/bacaart.php?artno=1060.Strategi Nasional
Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia 1994
Wahyono Agus. 2015. Makalah HIV AIDS.
http://aguswahyupriutomo.blogspot.co.id/2015/07/contoh-makalah-
tentang-hiv-aids.html. Diakses pada tanggal 28 April 2016 Pukul
19:12 WIB
29
Zona Info 45. 2012. Definisi dan Patofisiologi HIV AIDS.
http://zonainfo45.blogspot.co.id/2012/12/definisi-dan-patofisiologi-
penyakit-hiv.html. Diakses pada tanggal 28 April 2016 Pukul 19:09
WIB
30