Anda di halaman 1dari 6

PENDATAAN KONTAK ERAT

 
No. Dokumen : /SPO/PKM-MH/III/2020
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 
Halaman : 1/3 
UTPD MUH. KASWIN, SKM, M.KES
PUSKESMAS 19751231 199503 1 005

MANIMPAHOI  
- Pendataan Kontak Erat adalah semua kontak erat yang telah
1. Pengertian
diidentifikasi selanjutnya dilakukan wawancara secara lebih detail.
2. Tujuan - Memutuskan mata rantai transmisi COVID-19
SK Kepala Puskesmas /PKM-MH/STG/SK/III/2020 tentang
3. Kebijakan
Upaya Penemuan Kasus Covid-19 di Wilayah
1. Kementerian Kesehatan RI.2017.Pedoman Kesiapsiagaan
Menghadapi MERSCoV di Indonesia.
2. Kementerian Kesehatan RI.2019.Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 75 Tahun 2019 Tentang Penanggulangan Krisis
Kesehatan.
3. Situs resmi World Health Organization (WHO).2020.
https://www.who.int/) untuk mengetahui negara terjangkit dan
4. Referensi
wilayah yang sedang terjadi KLB COVID-19.
4. Sumber lain yang terpercaya dari pemerintah
www.infeksiemerging.kemenkes.go.id,
www.covid19.kemenkes.go.id,
www.covid19.go.id dan lain-lain
5. Kementerian Kesehatan RI Juli 2020.Tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian CoronaVirus Disease COVID-19).
5. Prosedur 1. Melakukan wawancara baik wawancara langsung maupun via
telepone/media komunikasi lainnya;
2. Sampaikan maksud dan tujuan pelaksanaan pelacakan kontak;
3. Catat data-data kontak seperti nama lengkap, usia, alamat
lengkap, nomor telepone, tanggal kontak terakhir dan sebagainya
sesuai dengan formulir pemantauan harian sebagaimana
terlampir. Sampaikan teknis pelaksanaan monitoring harian ;
4. Sampaikan kepada kontak erat untuk melakukan hal-hal berikut
ini :
a. Melakukan karantina mandiri
b. Dilakukan pemeriksaan pada hari ke 1 dan hari ke 5 apabila
pasien setuju untuk dilakukan pemeriksaan
c. Laporkan sesegera mungkin jika muncul gejala seperti batuk,
pilek, sesak nafas, dan gejala lainnya melalui kontak tim
monitoring. Sampaikan bahwa semakin cepat melaporkan
maka akan semakin cepat mendapatkan tindakan untuk
mencegah perburukan
d. Apabila kontak erat menunjukkan gejala dan harus dibawa ke
fasyankes dengan kendaraan pribadi, maka perlu
diperhatikan :
 Beritahu petugas fasyankes bahwa kontak yang memiliki
gejala akan dibawa.
 Saat bepergian untuk mencari perawatan, kontak harus
memakai masker medis.
 Hindari menggunakan transportasi umum ke fasyankes jika
memungkinkan. Ambulans dapat dipanggil, atau kontak
yang sakit dapat diangkut dalam kendaraan pribadi dengan
semua jendela terbuka, jika memungkinkan
 Kontak dengan gejala harus disarankan untuk selalu
melakukan kebersihan pernapasan dan tangan. Misalnya
berdiri atau duduk sejauh mungkin dari orang-orang
disekitar (setidaknya 1 meter) saat bepergian dan ketika
berada di fasilitas perawatan kesehatan.
 Setiap permukaan yang terkena sekret pernapasan atau
cairan tubuh lainnya selama proses transfer harus
dibersihkan dengan sabun atau deterjen dan kemudian
didesinfeksi dengan produk rumah tangga biasa yang
mengandung larutan pemutih encer 0,5%.
kontak erat Wawancara

Penyampaian maksud dan


tujuan pelaksanaan

Catat data-data kontak

Penyampaian ke kontak erat

Laporan jika muncul Gejala yang berat dan


Karantina Mandiri
gejala menbutuhkan fasyankes

6. Diagram Alir
Beritahu petugas sebelum
Suspek Konfirmasi Discarded

Pakai masker medis saat


bepergian

Hindari transportasi umum

Jaga kebersihan
pernapasan dan tangan

Bagian yang terkena


sekret/cairan dibersihkan
dengan sabun /didesinfeksi

7. Unit Terkait Semua Unit


8. Dokumen
Pencatatan dan Pelaporan Surveilans
Terkait
9. Rekaman
Historis N Tgl. Mulai
Perubahan Yang Dirubah Isi Perubahan diberlakukan
O
1.
KONTAK ERAT
 
No. Dokumen : /SPO/PKM-MH/III/2020
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 
Halaman : 1/3 
PUSKESMAS MUH. KASWIN, SKM, M.KES
MANIMPAHOI   19751231 199503 1 005

- Kontak Erat adalah kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus


probable atau kasus konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam
jangka waktu 15 menit atau lebih;
- Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi
(seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain);
1. Pengertian - Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus
probable atau konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai
standar;
- Situasi lainnya yang mengindikasi adanya kontak berdasarkan
penilaian resiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan
epidemiologi setempat.
2. Tujuan - Memutuskan mata rantai transmisi COVID-19
SK Kepala Puskesmas /PKM-MH/STG/SK/III/2020 tentang
3. Kebijakan
Upaya Penemuan Kasus Covid-19 di Wilayah
1. Kementerian Kesehatan RI.2017.Pedoman Kesiapsiagaan
Menghadapi MERSCoV di Indonesia.
2. Kementerian Kesehatan RI.2019.Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 75 Tahun 2019 Tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan
3. Situs resmi World Health Organization (WHO).2020.
https://www.who.int/) untuk mengetahui negara terjangkit dan
4. Referensi wilayah yang sedang terjadi KLB COVID-19.
4. Sumber lain yang terpercaya dari pemerintah
www.infeksiemerging.kemenkes.go.id,
www.covid19.kemenkes.go.id,
www.covid19.go.id dan lain-lain
5. Kementerian Kesehatan RI Juli 2020.Tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian CoronaVirus Disease COVID-19).
6. Prosedur 1. Dilakukan karantina sesuai dengan kriteria, karantina dilakukan
sejak seseorang dinyatakan sebagai kontak erat selama 14 hari
sejak kontak terakhir dengan kasus probable atau konfirmasi
COVID-19. Karantina dapat dihentikan apabila selama masa
karantina tidak menunjukkan gejala (discarded);
2. Pemantauan dilakukan selama masa karantina. Pemantauan
terhadap kontak erat dilakukan berkala untuk memantau
perkembangan gejala. Apabila selama masa pemantauan muncul
gejala yang memenuhi kriteria suspek maka dilakukan
tatalaksana sesuai kriteria. Pemantauan dapat melalui telepone
atau melalui kunjungan secara berkala (harian) dan dicatat pada
formulir pemantauan harian sebagaimana terlampir. Pemantauan
dilakukan dalam bentuk pemeriksaan suhu tubuh dan skrining
gejala harian;
3. Kontak erat yang sudah selesai karantina/pemantauan, dapat
diberikan surat pernyataan;
4. Bagi petugas kesehatan yang memenuhi kriteria kontak erat yang
tidak menggunakan APD sesuai standar, direkomendasikan
untuk segera dilakukan pemeriksaan RT-PCR sejak kasus
dinyatakan sebagai kasus probable atau konfirmasi
 Apabila hasil positif, petugas kesehatan tersebut melakukan
isolasi mandiri selama 10 hari. Apabila selama masa isolasi,
muncul gejala dilakukan tata laksana sesuai kriteria kasus
konfirmasi simptomatik.
 Apabila hasil negatif, petugas kesehatan tersebut tetap
melakukan karantian mandiri selama 14 hari. Apabila selaam
masa karantina, muncul gejala dilakukan tata laksana sesuai
kriteria kasus suspek.
5. Komunikasi risiko. Petugas kesehatan memberikan komunikasi
risiko pada kontak erat berupa informasi mengenai COID-19,
pencegahan penularan, tatalaksana lanjut jika muncul gejala,
dan lain-lain;
6. Penyelidikan Epidemiologi yang dilakukan ketika kontak erat
mengalami perkembangan gejala sesuai kriteria kasus
suspek/konfirmasi.
Kontak Erat
Probable

Karantina

Petugas kontak erat Pemantaua


tanpa APD Standar n berkala

Pemeriksaan Komunikasi risiko


Spesimen PCR

7. Diagram
Alir PE ( Penyelidikan Epidemiologi)

Bergejala Tidak Bergejala Discarded


- +

Bukan COVID KONFIRMASI


Suspek Covid-19 Suket (Surat
Keterangan)
bebas COVID-19
Dikeluarkan Dari
Daftar Suspek Terapi sesuai
(DISCARDED) Protokol COVID

8. Unit
Semua Unit
Terkait
9. Dokumen
Pencatatan dan Pelaporan Surveilans
Terkait
10. Rekaman
Historis
Perubaha N Tgl. Mulai
Yang Dirubah Isi Perubahan diberlakukan
n O
1.

Anda mungkin juga menyukai