Anda di halaman 1dari 8

NAMA : ANDHY RENO P

NIM : A1R19004
PRODI : D III KEPERAWATAN SMT V

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA MENURUT FLORENCE NIGHTINGALE

Proses keperawatan menurut Florence yakni :

I. Pengkajian / Pengumpulan data


Data pengkajian Florence Nightingale lebih menitikberatkan pada kondisi lingkungan
(lingkungan fisik, psikis, dan sosial).
Sebagai contoh dalam pengkajian keperawatan keluarga mengenai data lingkungan yang
berhubungan dengan karakteristik rumah. Di dalamnya dilakukan pengkajian mengenai
gambaran tipe tempat tinggal rumah, gambaran kondisi rumah, dapur, kamar mandi,
mengkaji pengaturan tempat tidur, mengkaji keadaan umum kebersihan sanitasi rumah.
Selain itu yang berkaitan dengan lingkungan psikis adalah pengkajian mengenai pola
komunikasi dalam keluarga seperti bagaimana kualitas dan frekuensi yang terjadi dalam
keluarga, bagaimana pesan emosional dapat tersampaikan dalam keluarga serta bagaimana
koping setiap individu dalam keluarga tersebut.
Pengkajian yang berkaitan dengan lingkungan sosial seperti  bagaimana struktur peran
dalam keluarga, bagamana berjalannya fungsi keluarga sosialisasi serta bagaimana
hubngan atau cara keluarga beradaptasi dengan lingkungan sosial.

II. Diagnosa Keperawatan


Berbagai masalah klien berhubungan dengan lingkungan antara lain :
1. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektifitas asuhan
2. Penyesuaian terhadap lingkungan
3. Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan
Diagnosa keperawatan keluarga yang berkaitan dengan lingkungan antara lain :
1. Kerukakan Penatalaksanaan Pemeliharaan Rumah
Suatau kondisi dimana keluarga mengalami atau beresiko mengalami kesulitan
mempertahankan kebersihan dan menjaga lingkungan rumah.
2. Resiko Cedera
Suatu kondisi dimana keuarga mempunyai resiko yang merugikan yang disebabkan
kurangnya kesadaran terhadap bahaya lingkungan atau usia maturasi. Resiko cedera
sebagai akibat dari interaksi kondidsi lingkungan dengan adaptasi individu dan sumber
pertahanan.
3. Resiko infeksi ( penularan penyakit)
Kondisi keluarga ynag beresiko menularkan agen-agen patogen ke anggota yang lain.
4. Perubahan Perkembangan
Suatu keadaan dimana keluraga mengalami atau beresiko terhadap kerusakan
kemampuan untuk melakukan tugas-tugas perkembangan
5. Kerusakan Interaksi Sosial
Pengalamankesendirian secaraindividu dan dirasakan segan terhadap orang lain dan
sebagai keadaan yang negatifatau mengancam.

III. Perencanaan
Upaya dasar dalam mempengaruhi pertumbuhan klien dalam konteks lingkungan yang
sehat dan nyaman dengan cara menyusun alaternatif-alternatif dan mngeidentifikasi
sumber-sumber kekuatan dari keluarga ( kemampuan perawatan mandiri, sumber
pendukung atau bantuan yang bisa dimanfaatkan ) .
Salah satu tijauan dari rencana keperaatan dalam keluarga adalah membantu keluarga
untuk memelihara (memodifikasi) lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
keluarga itu sendiri.

IV. Implementasi
Pelaksanaan perencanaan keperawatan untuk mempengaruhi lingkungan yang
memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan yang baik untuk mempengaruhi kehidupan,
pertumbuhan, dan perkembangan individu. Tindakan keperawatan yang dapat
diiplementasikan dalam hal ini yaitu modifikasi lingkungan, penyuluhan, konsultasi dan
konseling.
V. Evaluasi
Mengobservasi dampak lingkungan terhadap kesehatan individu. Lingkungan keluarga
merupakan salah satu hal yang mempengaruhi dalam kesembuhan klien. Lingkungan yang
sehat akan mempercepat pemulihan kesehatan klien, begitu pula sebaliknya lingkungan
yang kurang sehat baik lingkungan fisik, sosial maupun psikologis dapat mengganngu
kesehatan individu.
Evaluasi yang dilakukan dalam keperawatan keluarga adalah membandingkan status
kesehatan keluarga setelah dilakukan modifikasi lingkungan, penyuluhan atau tindakan
keperawatan lain dengan sebelum dilakukannya tindakan.

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA MENURUT CALISTA ROY

a. Pengkajian
Roy merekomendasikan pengkajian dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengkajian tahap I
dan pengkajian tahap II. Pengkajian pertama meliputi pengumpulan data tentang perilaku
klien sebagai suatu system adaptif berhubungan dengan masing-masing mode adaptasi:
fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan ketergantungan. Oleh karena itu pengkajian pertama
diartikan sebagai pengkajian perilaku,yaitu pengkajian klien terhadap masing-masing mode
adaptasi secara sistematik dan holistic.
Setelah pengkajian pertama, perawat menganalisa pola perubahan perilaku klien tentang
ketidakefektifan respon atau respon adaptif yang memerlukan dukungan perawat. Jika
ditemukan ketidakefektifan respon (mal-adaptif), perawat melaksanakan pengkajian tahap
kedua. Pada tahap ini, perawat mengumpulkan data tentang stimulus fokal, kontekstual dan
residual yang berdampak terhadap klien. Menurut Martinez, factor yang mempengaruhi
respon adaptif meliputi: genetic; jenis kelamin, tahap perkembangan, obat-obatan, alcohol,
merokok, konsep diri, fungsi peran, ketergantungan, pola interaksi social; mekanisme
koping dan gaya, strea fisik dan emosi; budaya;dan lingkungan fisik
b. Perumusan diagnosa keperawatan
Roy mendefinisikan 3 metode untuk menyusun diagnosa keperawatan :
 Menggunakan tipologi diagnosa yang dikembangkan oleh Roy dan berhubungan dengan
4 mode adaptif . dalam mengaplikasikan diagnosa ini, diagnosa pada kasus Tn. Smith
adalah “hypoxia”.
 Menggunakan diagnosa dengan pernyataan/mengobservasi dari perilaku yang tampak
dan berpengaruh tehadap stimulusnya. Dengan menggunakan metode diagnosa ini maka
diagnosanya adalah “nyeri dada disebabkan oleh kekurangan oksigen pada otot jantung
berhubungan dengan cuaca lingkungan yang panas”.
 Menyimpulkan perilaku dari satu atau lebih adaptif mode berhubungan dengan stimulus
yang sama, yaitu berhubungan Misalnya jika seorang petani mengalami nyeri dada,
dimana ia bekerja di luar pada cuaca yang panas. Pada kasus ini, diagnosa yang sesuai
adalah “kegagalan peran berhubungan dengan keterbatasan fisik (myocardial) untuk
bekerja di cuaca yang panas”

c. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan adalah suatu perencanaan dengan tujuan merubah
ataumemanipulasi stimulus fokal, kontekstual, dan residual. Pelaksanaannya juga ditujukan
kepada kemampuan klien dalam koping secara luas, supaya stimulus secara keseluruhan
dapat terjadi pada klien, sehinga total stimuli berkurang dan kemampuan adaptasi
meningkat.
Tujuan intervensi keperawatan adalah pencapaian kondisi yang optimal, dengan
menggunakan koping yang konstruktif. Tujuan jangka panjang harus dapat menggambarkan
penyelesaian masalah adaptif dan ketersediaan energi untuk memenuhi kebutuhan tersebut
(mempertahankan, pertumbuhan, reproduksi). Tujuan jangka pendek mengidentifikasi
harapan perilaku klien setelah manipulasi stimulus fokal, kontekstual dan residual.

d. Implementasi
Implementasi keperawatan direncanakan dengan tujuan merubah atau memanipulasi
fokal, kontextual dan residual stimuli dan juga memperluas kemampuan koping seseorang
pada zona adaptasi sehinga total stimuli berkurang dan kemampuan adaptasi meningkat.
e. Evaluasi
Penilaian terakhir dari proses keperawatan berdasarkan tujuan keperawatan yang
ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan keperawatan didasarkan pada perubahan
perilaku dari kriteria hasil yang ditetapkan, yaitu terjadinya adaptasi pada individu.

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA MENURUT BETTY NEUMEN

1. Pengkajian
Yang perlu dikaji pada keluarga adalah :
 Care atau inti
 Delapan sub sistem yang mempengaruhi keluarga
1) Perumahan. Perumahan yang dihuni penduduk, bagaimana penerangannya,
sirkulasi, kepadatannya merupakan stressor bagi penduduk.
2) Pendidikan keluarga. Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuannya.
3) Keamanan dan keselamatan. Bagaimana keselamatan dan keamanan di lingkungan
tempat tinggal, apakah tidak menimbulkan stress.
4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan. Apakah cukup menunjang
sehingga memudahkan komunitas mendapatkan pelayanan di berbagai bidang
termasuk kesehatan.
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia. Untuk melakukan deteksi dini gangguan atau
merawat atau memantau gangguan yang terjadi.
6) Sistem komunikasi. Sistem komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat
dimanfaatkan di komunikasi tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait
dengan gangguan penyakit.
7) Sistem ekonomi. Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah
sesuai dengan upah minimum  regional, dibawah atau diatas sehingga upaya
pelayanan ditujukan pada anjuran untuk mengkonsumsi jenis makanan sesuai status
ekonomi masing-masing.
8) Rekreasi Apakah tersedia sarana, kapan saja dibuka,biayanya apakah terjangkau
komunitas atau tidak.
2. Diagnosis keperawatan keluarga
Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi keluarga terhadap stressor yang ada.
Selanjutnya dirrumuskan dalam 3 komponen :
 P ( problem atau masalah )
 E ( etilogi atau penyebab)
 S (symtom atau menifestasi/ data penunjang)

3. Perencanaan
Perencanaan yang dapat dilakukan adalah :
1) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
2) Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan teknik relaksasi
3) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit melalui pemeriksaan tekanan
darah
4) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet yang tepat bagi yang
berisiko
5) Lakukan kerjasama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat untuk memperbaiki
lingkungan apabila menjadi penyebab stressor
6) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila di perlukan

4. Pelaksanaan
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang
sifatnya :
1) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
2) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini sehat melaksanakan peningkatan
kesehatan
3) Mendidik keluarga tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit
4) Sebagai advokat yang sekaligus menfasilitasi terpenuhinya kebutuhan keluarga.

5. Evaluasi dan penilaian


1) Menilai respons verbal dan nonverbal keluarga setelah dilakukan intervensi
2) Mencatat adanya kasus baru yang di rujuk ke rumah sakit.

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA MENURUT DORTHEA OREM

Menurut Orem (1991), proses keperawatan adalah istilah yang digunakan oleh perawat untuk
menunjukkan proses profesional-teknologi dari tindakan keperawatan beserta proses
perencanaan dan evaluasi

Perbandingan antara proses keperawatan Orem dengan proses keperawatan


Proses Keperawatan Proses Keperawatan Orem
1.      Pengkajian 1.      Diagnosa dan resep dokter
2.      Diagnosa keperawatan 2.      Merancang system keperawatan dan
3.      Perencanaan perencanaan untuk melaksanakan self
4.      Implementasi care
5.      Evaluasi 3.      Produksi dan manajemen system
keperawatan

Orem (1991) menjelaskan tiga tahap proses keperawatan yaitu:


 Step 1 : Diagnosa dan resep keperawatan
Tahap ini menjelaskan mengapa keperawatan diperlukan. Analisa dan interprestasi membuat
keputusan tentang perawatan dini, juga memberikan manajemen kasus.
“Diagnosa keperawatan penting untuk pemeriksaan dan pengumpulan data tentang
kemampuan pasien dalam perawatan diri dan kebutuhan akan terapi perawatan diri serta
hubungan antara keduanya” (Orem, 1991, hal. 270)
 Step 2 : Merancang system keperawatan dan merencanakan pelaksanaan perawatan diri
Merancang  system keperawatan yang efektif dan efisien menghasilkan data yang valid
tentang kondisi pasien. Rancangan ini termasuk peran dari perawat dan pasien dalam
hubungan melakukan self care, mengatur kebutuhan terapi perawatan diri , melindungi
pengembangan kemampuan perawatan diri. ( Orem, 1991).
 Step 3 : Produksi dan manajemen sistem keperawatan (Planning and Controlling)
Pengaturan system keperawatan dihasilkan ketika berinteraksi dengan pasien secara terus
menerus untuk mencapai kemampuan terapi perawatan diri yang telah ditentukan dan
mengatur kemampuan untuk mengembangkan perawatan diri. Di tahap ini, tindakan perawat
adalah menghasilkan dan mengatur system keperawatan. (Orem, 1991)

Anda mungkin juga menyukai