Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Caring merupakan komponen utama, nilai, ideal moral, dan hati dari

keperawatan serta perawat sebagai profesional caring (Watson & Leininger, 1990;

Watson, 1994; Smith, 1999; Roach, 2002). Hal ini didukung oleh NationalLeague

for Nursing (NLN) dan American Association of Collages Nursing (AACN)

bahwa caring sebagai nilai inti dalam pendidikan dan praktek keperawatan (NLN,

1993; AACN, 1998 dalam Wade & Kasper, 2002; Tanner, 1990). Caring muncul

dari interaksi yang dirasakan sebagai hubungan timbal balik dan relasional

(Watson, 1994).

Caring sebagai komponen kritis dalam keperawatan, sangat penting

didukung oleh teori keperawatan dan penelitian serta harus mendapat perhatian

dalam pendidikan terutama pendidikan keperawatan (Gilligan, 1988; Kohl, 1984;

Noddings, 1984 dalam Lee & Ravizza, 2008; Straits, 2007; Cullen & Cook,

2003). Caring dalam pendidikan keperawatan merupakan evolusi proses

transpersonal dengan 10 faktor carative yang menjadi karakteristik caring antara

dosen dan mahasiswa. Proses transpersonal caring di pendidikan keperawatan

terjadi ketika dosen menggunakan momen mengajar sebagai kesempatan untuk

menunjukkan sikap caring (Bevis & Watson, 1989; Watson, 1994).

Menurut Story dan Butts (2009) hubungan caring antara dosen dan

mahasiswa sangat mencerminkan secara natural bagaimana hubungan caring

Universitas Sumatera Utara


antara perawat professional dengan klien serta menjadi cerminan bagi mahasiswa

keperawatan untuk caring kepada klien. Simmons dan Cavanaugh (2000)

melaporkan nilai signifikan hubungan positif antara kemampuan caringmahasiswa

dengan lingkungan fakultas yang caring.Mahasiswa akan menanamkan caring

kedalam kehidupan mereka sendiri dan mengubah caring yang mereka dapatkan

selama masa pendidikan menjadi caring dalam praktek keperawatan (Watson &

Leininger, 1990; Story & Butts, 2009).

Caring dapat dipelajari melalui pengalaman interaksi yang caring dengan

lingkungan fakultas yang didukung oleh hubungan caring antara dosen dan

mahasiswa (Gaines & Baldwin, 1996). Ketika mahasiswa merasakan iklim

pendidikan keperawatan mereka caring, maka hal itu membuat mereka belajar

cara yang profesional untuk menjadi caring (Beck, 2001). Praktek caring di

fakultas dikomunikasikan secara tersirat melalui cara mengajar dan cara dosen

berinteraksi dengan mahasiswanya (Tanner, 1990) karena menurut Grigsby dan

Megel (1995) seseorang harus merasakan caring terlebih dahulu dari orang lain

untuk dapat mengirimkan dan meneruskan caring kepada orang lain, dengan kata

lain pemberi dan penerima caring adalah bergantian.

Pelayanan keperawatan saat ini masih kurang menunjukkan perilaku

caring, sedangkan perilaku caring perawat menjadi jaminan apakah pelayanan

keperawatan bermutu atau tidak. Fariani (2011) menemukan hanya 46,7% perawat

pelaksana yang berperilaku caring di Rumah Sakit Umum Daerah Aloei Saboe

Kota Gorontalo. Hasil penelitian Husein (2006) dikatakan 90% pasien merasa

Universitas Sumatera Utara


tidak nyaman berbicara dengan perawat, 84% dari jumlah tersebut memiliki

pengalaman negatif karena perawat tidak memperhatikan kebutuhan pasien.

Dunia kampus merupakan tempat masa transisi kesuksesan, kegagalan,

kecemasan, depresi, penggunaan alkohol dan obat-obatan berbahaya. Ketika

mahasiswa memasuki dunia kampus akan menghadapi beribu-ribu tantangan

sosial, akademik dan psikologi sehingga sering mengalami stres dan kecemasan

sama hal nya dengan pasien (Dunn & Cramer, 2007; Story & Butts, 2009) oleh

sebab itu dosen dituntut setiap saat untuk lebih sensitif dalam berbagai kebutuhan

mahasiswa karena hampir setiap hari dosen bertatap muka dengan mahasiswa dari

berbagai jenis perbedaan budaya, tingkat ekonomi dan kebiasaan yang berbahaya

(Martin, 2003 dalam Lee & Ravizza, 2008). Dosen keperawatan dapat

menyampaikan makna otentik caring dengan memberlakukan mahasiswa sama

dengan cara merawat pasien (Story & Butts, 2009).

Pengajaran yang menarik dimulai dengan dosen menunjukkan caring yang

tulus kepada mahasiswa, karena mahasiswa memiliki kebutuhan alami dan

keinginan terhadap pengajar mereka untuk caring(Hughes, 1993). Story dan Butts

(2009) menyatakan bahwa caring menambahkan rasa kemanusiaan dalam proses

belajar mengajar, membatasi kekakuan, suasana yang otoritatif dan menekan.

Caring dapat membantu untuk mengembangkan orang lain, membantu untuk

tumbuh dan membuat seseorang menjadi pribadi yang kuatserta dapat

mengaktualisasikan dirinya sendiri (Fabrykowski, Krystyna, Caldwell, & Paula,

2002;Straits, 2007; Grygsby & Megel, 1995).

Universitas Sumatera Utara


Perilaku caring sering muncul dalam tindakan–tindakan kecil dan tidak

harus berlebihan seperti, mendengarkan secara aktif, menyediakan waktu,

meminta dan menghargai pendapat mahasiswa dikelas, memperlakukan semua

mahasiswa dengan adil dan persis sama, merayakan prestasi kecil (Story & Butts,

2009).

Hasil penelitian Druger, et al., (2004 dalam Straits, 2007) bahwa dosen

dan lingkungan belajar yang caring dikatakan lebih baik dan menarik bagi afektif

dan kognitif serta dapat membangun kepercayaan, meningkatkan motivasi,

prestasi dan memfasilitasi belajar mahasiswa. Frymier dan Thompson (1992

dalam Teven & Hanson, 2004) melaporkan bahwa kredibilitas dosen seperti

kompetensi, kepercayaan dan caring berpengaruh positif terhadap motivasi belajar

mahasiswa dan berhubungan negatif dengan dosen yang agresif (galak).

Pengajaran dengan penyampaian pesan secara agresif (menyerang, mengutuk,

mengekang, mengancam, menyumpah, bahasa tubuh sinis) dirasakan sebagai

dosen yang kehilangan kompetensi dan kepeduliannya.

Caring bagi seorang dosen merupakan suatu kewajiban kepada setiap

mahasiswanya, caring juga telah direkomendasikan merupakan salah satu

kompetensi penting untuk hubungan dosen dengan mahasiswa (Nias, 1989;

Noddings, 1992; Rogers & Webb, 1991 dalam Lee & Ravizza, 2008). Mayeroff

(1971 dalam Fabrikowsky et, al., 2002) menambahkan adanya karakteristik

tertentu bagi seseorang yang harus dimiliki agar dapat caring yaitu

mengenalmahasiswa, kesabaran, kejujuran, kepercayaan, kerendahan hati,

Universitas Sumatera Utara


harapan, keberanian, irama alternatif (alternatif dalam penilaian dan metode

pengajaran).

Karakteristik caring yang ditunjukkan dalam pendidikan, mungkin

berbeda di berbagai negara. Di Inggris, kurikulum nasional mereka

mempromosikan tanggung jawab dosen dalam pengembangan spiritual dan moral

serta budaya mahasiswa, namun fokus pendidikan dan evaluasi dosen hampir

secara keseluruhan pada kompetensi dosen dalam pengetahuan dan keahlian,

sementara caring dalam mengajar tidak lagi dianggap konsisten dan efektif. Di

Irlandia, agama memainkan peran penting dalam pendidikan, karakteristik yang

ditonjolkan seperti kejujuran, keadilan, toleransi, kemandirian berfikir, otonomi

individu, kerjasama, harga diri serta caring terhadap orang lain merupakan

penilaian penting terhadap dosen (Collinson, Killeavy, Stephenson, 1999).

Hasil penelitian di Indosesia mengenai perilaku caring CI yang dilakukan

di Rumah Sakit Adam Malik dan Rumah Sakit Pirngadi Medan, masih ditemukan

lima kategori tematik yang mencerminkan perilaku non-caring CI yaitu tidak

peduli terhadap mahasiswa, bersikap kasar kepada mahasiswa, meremehkan

mahasiswa, tidak peduli terhadap pasien, dan kurang tanggung jawab terhadap

pasien.CI lebih fokus terhadap pelayanan kebutuhan biologis, sehingga

mengabaikan kebutuhan lainnya yang juga diperlukan baik oleh mahasiswa

maupun pasien yang menyebabkan CI berperilaku non-caring(Setiawan, dkk.,

2013). Sementara itu belum ada penelitian tentang karakteristik caring dosen

keperawatan, sehingga perlu dilakukan penelitian yang menggali lebih dalam

bagaimana karakteristik caring dosen keperawatan di Fakultas Keperawatan.

Universitas Sumatera Utara


Penelitian secara kualitatif akan dapat menghasilkan pembahasan yang

lebih mendalam tentang karakteristik dan kompetensi caring dosen keperawatan

dengan menggunakan metode fenomenologi akan lebih tepat untuk penelitian ini

karna akan memperoleh berbagai informasi baru yang lebih banyak. Penelitian

akan dilaksanakan di Fakultas Keperawatan Swasta Kota Medan, dimana

pemilihan tempat penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian Wade dan Kasper

(2006) bahwa Fakultas adalah model peran caring yang paling dominan, Fakultas

Keperawatan Swasta Kota Medan belum ada yang mempunyai Visi dan Misi yang

berbasis holistic caring seperti Fakultas Keperawatan USU sehingga perlu

dilakukan penelitian mengenai karakteristik caring dosen keperawatan.

1.2 Permasalahan

Caring dalam pelayanan keperawatan merupakan bagian dari bentuk

kinerja perawat dalam merawat pasien dan perilaku caring perawat menjadi

jaminan apakah pelayanan keperawatan bermutu atau tidak, caringjuga dikatakan

sebagai dasar dalam praktek keperawatan (Watson, 1979; Bevis & Watson, 1989).

Hasil penelitian Fariani (2011) menemukan hanya 46,7% perawat

pelaksana yang berperilaku caring di Rumah Sakit Umum Daerah Aloei Saboe

Kota Gorontalo. Hasil penelitian Husein (2006) dikatakan 90% pasien merasa

tidak nyaman berbicara dengan perawat, 84% dari jumlah tersebut memiliki

pengalaman negatif karena perawat tidak memperhatikan kebutuhan pasien.

Pengalaman belajar mengajar yang caring selama masa pendidikan di

Fakultas Keperawatan mempengaruhi pengalaman caring mahasiswa yang akan

Universitas Sumatera Utara


tercermin pada asuhan keperawatan yang mereka berikan saat menjadi perawat di

pelayanan kesehatan. Simmons dan Cavanaugh (2000) melaporkan nilai

signifikan hubungan positif antara kemampuan caring perawat dengan lingkungan

fakultas yang caring. Ketika mahasiswa merasakan iklim pendidikan keperawatan

mereka caring, maka hal itu membuat mereka belajar cara yang profesional untuk

menjadi caring (Beck, 2001).

Hasil penelitian Druger, et al., (2004 dalam Straits, 2007) bahwa dosen

dan lingkungan belajar yang caring dikatakan lebih baik dan menarik bagi afektif

dan kognitif serta dapat membangun kepercayaan, meningkatkan motivasi,

prestasi dan memfasilitasi belajar mahasiswa. Frymier dan Thompson (1992

dalam Teven & Hanson, 2004) melaporkan bahwa kredibilitas dosen seperti

kompetensi, kepercayaan dan caring berpengaruh positif terhadap motivasi belajar

mahasiswa dan berhubungan negatif dengan dosen yang agresif (galak).

Pengajaran dengan penyampaian pesan secara agresif (menyerang, mengutuk,

mengekang, mengancam, menyumpah, bahasa tubuh sinis) dirasakan sebagai

dosen yang kehilangan kompetensi dan kepeduliannya.

Hasil penelitian Setiawan, dkk., (2013) mengenai perilaku caring CI,

masih ditemukan lima kategori tematik yang mencerminkan perilaku non-caring

CI yaitu tidak peduli terhadap mahasiswa, bersikap kasar kepada mahasiswa,

meremehkan mahasiswa, tidak peduli terhadap pasien, dan kurang tanggung

jawab terhadap pasien.CI lebih fokus terhadap pelayanan kebutuhan biologis,

sehingga mengabaikan kebutuhan lainnya yang juga diperlukan baik oleh

mahasiswa maupun pasien yang menyebabkan CI berperilaku non-caring.

Universitas Sumatera Utara


Pendidikan Keperawatan Swasta sangat banyak jumlahnya baik yang

sudah bentuk fakultas maupun masih program studi, yang akan mengeluarkan

alumni perawat dengan jumlah besar, dimana nantinya para alumni tersebut akan

mengaplikasikan ilmunya diberbagai pelayanan kesehatan baik Rumah Sakit,

Puskesmas maupun sebagai pendidik.

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang dinyatakan

dengan pertanyaan penelitian :

1.2.1 Bagaimana karakteristik caring dosen keperawatan dalam proses belajar

mengajar?

1.2.2 Bagaimana karakteristik caring dosen keperawatan diluar proses belajar

mengajar dalam membina hubungan dengan mahasiswa?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1.3.1 Mengeksplorasi bagaimana karakteristik caring dosen keperawatan dalam

proses belajar mengajar.

1.3.2 Mengeksplorasi bagaimana karakteristik caring dosen keperawatan diluar

proses belajar mengajar dalam membina hubungan dengan mahasiswa.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Praktik Keperawatan

Universitas Sumatera Utara


Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai dasar dalam membentuk

karakteristik mahasiswa keperawatan sebagai calon perawat yang akan

mengaplikasikan caringdalam praktek keperawatan.

1.4.2 Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai dasar bagi administrator

pendidikan keperawatan dalam mengambil kebijakan untuk menciptakan

lingkungan belajar caring dan dapat menjadi dasar evaluasi pelaksanaan proses

belajar mengajar yang caring.

1.4.3 Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dan pertimbangan bagi

penelitian keperawatan dalam melakukan penelitian selanjutnya khususnya yang

berkaitan dengan caring dosen keperawatan.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai