Anda di halaman 1dari 8

MUNTAH (Emesis)

Muntah difenisikan sebagai keluarnya isi lambung sampai ke mulut


dengan paksa atau dengan kekuatan. Muntah merupakan gejala yang umum dari
gangguan fungsional saluran cerna, keduanya berfungsi sebagai perlindungan
melawan toksin yang tidak sengaja tertelan. Muntah dapat merupakan usaha
mengeluarkan racun dari saluran cerna atas seperti halnya diare pada saluran
cerna bawah. Mual adalah hal yang terjadi sebelum terjadinya muntah, ini
merupakan suatu respon yang berasal dari respon penolakan yang dapat
ditimbulkan oleh rasa, cahaya, atau penciuman.

Gambar: Pusat muntah di batang otak (courtesy: Guyton

4 Sistem yang menstimulasi mual (preemesis):


1. Aferen Visceral dari saluran cerna (vagus dan saraf simpatis): sinyal-sinyal
ini menginformasikan otak mengenai kondisi seperti distensi GI dan iritasi
mukosa.

1
2. Aferen Visceral dari luar saluran cerna: sinyal-sinyal saluran empedu,
peritoneum,hati, dan berbagai oragan lain. Impuls ke pusat muntah
menjelaskan bagaimana menyebabkan muntah.
3. Aferen dari pusat extramedula otak (sistem vestibular): ransangan psikis
tertentu (bau, rasa takut), dan trauma otak dapat menyebabkan muntah.
4. Kemoreseptor trigger zone di area postema (medula) dasar ventrikel ke
empat.

FISIOLOGI MUNTAH

Kemampuan untuk memuntahkan merupakan suatu keuntungan karena


memungkinkan pengeluaran toksin dari lambung. Muntah terjadi bila terdapat
rangsangan pada pusat muntah (Vomiting Centre), suatu pusat kendali di
medulla berdekatan dengan pusat pernapasan atau Chemoreceptor Trigger Zone
(CTZ) di area postrema pada lantai ventrikel keempat Susunan Saraf.
Koordinasi pusat muntah dapat diransang melalui berbagai jaras. Muntah
dapat terjadi karena tekanan psikologis melalui jaras yang kortek serebri dan
system limbic menuju pusat muntah (VC). Muntah terjadi jika pusat muntah
terangsang melalui vestibular atau sistim vestibuloserebella dari labirint di dalam
telinga. Rangsangan bahan kimia melalui darah atau cairan otak (LCS ) akan
terdeteksi oleh CTZ. Mekanisme ini menjadi target dari banyak obat anti emetik.
Nervus vagal dan visceral merupakan jaras keempat yang dapat menstimulasi
muntah melalui iritasi saluran cerna disertai saluran cerna dan pengosongan
lambung yang lambat. Sekali pusat muntah terangsang maka cascade ini akan
berjalan dan akan menyebabkan timbulnya muntah.

Muntah merupakan perilaku yang komplek, dimana pada manusia muntah


terdiri dari 3 aktivitas yang terkait, nausea (mual), retching dan pengeluaran
isi lambung. Ada 2 regio anatomi di medulla yang mengontrol muntah, 1)
chemoreceptor trigger zone (CTZ) dan 2) central vomiting centre(CVC). CTZ yang
terletak di area postrema pada dasar ujung caudal ventrikel IV di luar blood
brain barrier (sawar otak). Reseptor didaerah ini diaktivasi oleh bahan-bahan
2
proemetik di dalam sirkulasi darah atau di cairan cerebrospinal (CSF). Eferen
dari CTZ dikirim ke CVC selanjutnya terjadi serangkaian kejadian yang dimulai
melalui vagal eferan spanchnic. CVC terletak dinukleus tractus solitarius dan
disekitar formation retikularis medulla tepat dibawah CTZ. CTZ mengandung
reseptor reseptor untuk bermacam-macam sinyal neuroaktif yang dapat
menyebabkan muntah.

Reseptor untuk dopamine titik tangkap kerja dari apomorphine


acethylcholine, vasopressine, enkephalin, angiotensin, insulin, endhorphine,
substance P, dan mediator-mediator yang lain. Mediator adenosine cyclic
monophosphate (cyclic AMP) mungkin terlibat dalam respon eksitasi untuk semua
peptide. Stimulator oleh theophyline dapat menghambat aktivitas proemetik
dari bahan neuropeptic tersebut.

Pada mabuk (motion sickness), signal aferen ke central patter generator


berasal dari organ vestibular, visual cortex, dan cortical centre yang lebih tinggi
sabagai sensory input yang terintegrasi lebih penting dari pada aferen dari
gastrointestinal. Rangsangan muntah berasal dari gastrointestinal, vestibule
ocular, aferen cortical yang lebih tinggi, yang menuju CVC dan kemudian dilmulai
nausea, retching, ekpulsi isi lambung. Gejala gastrointestinal meliputi peristaltik,
salvias, takhipnea, tachikardia.

3
4
5
Seringkali kita jumpai keluhan muntah-muntah pada wanita yang sedang
hamil muda. Kelainan ini disebut juga dengan “Morning Sickness” atau disebut
juga dengan “Vomitus Matutinus”. Disebut morning sickness karena keluhan
muntah meningkat pada pagi hari. Kelainan ini terdapat pada sekitar 90% dari
jumlah wanita hamil muda. Kejadian ini muncul selama 10 minggu pertama
kehamilan.

Pada keadaan tertentu keluhan muntah akan menghebat sehingga penderita


disarankan untuk rawat inap. Kelainan ini disebut dengan “Hyperemesis
Gravidarum”. Hyperemesis Gravidarum terjadi pada 1:1000 wanita hamil muda di
Inggris.

6
Penyebab Hyperemesis Gravidarum:

1. Hormonal, peningkatan secara cepat hCG (human Chorionic Gonadotropin)


yaitu hormone kelamin yang dihasilkan oleh plasenta. Dapat juga terjadi pada
kenaikan progesterone dan hypothyroidism.
2. Reflex, yaitu rangsangan pada pusat muntah yaitu CTZ (Chemoreceptor
Trigger Zone) di area Postrema.
3. Ketosis, pada muntah yang sering akan meningkatkan jumlah asam dan keton
pada darah sebagai lingkaran setan.
4. Hydatidiform mole (hamil anggur) karena terjadinya peningkatan hCG
sehingga  kadarnya dalam darah sangat tinggi.

Patofisiologi:

Di dalam tubuh kita, mual (nausea) dan muntah (vomiting) diatur oleh pusat muntah
yaitu CTZ (Chemoreceptor Trigger Zone) di area postrema di batang otak yaitu di
Medulla Oblongata.

Area Postrema terletak di luar dari sawar darah otak (Blood-Brain Barrier)
sehingga ia sangat peka terhadap toksin dan zat kimia perangsang muntah dalam
aliran darah. Termasuk dalam hal ini adalah tingginya kadar hCG dan juga keton
dalam darah wanita hamil.

Tingginya keton pada ibu hamil disebabkan karena hipoglikemik (turunnya


gula darah) karena muntah yang berkepanjangan dan tidak terkoreksi. Sehingga
keadaan muntah yang tidak diperbaiki akan menyebabkan muntah semakin hebat. Ini
disebut dengan circulus vitreosus (lingkaran setan).

CTZ akan merangsang muntah melalui syaraf Trigeminus (N V), syaraf


Fasialis (NVII), syaraf Glossofaring (N IX), syaraf Vagus (N X) dan syaraf

7
Hipoglossus (XII) pada saluran cerna bagian atas dan juga melalui syaraf spinal pada
otot diafragma.

Sebelum seseorang muntah, ia akan mengalami gejala peringatan (Warning


Sign) yaitu: berkeringat banyak, pupil mata melebar, mual, hipersalivasi (rasa ingin
meludah), dan pucat.

Anda mungkin juga menyukai