Anda di halaman 1dari 12

Pemanfaatan Energi Suara dengan Menggunakan

Piezoelektrik untuk Memanfaatkan Kebisingan di Sepanjang


Jalan Tol Trans Jawa Guna Mewujudkan Sumber Listrik
Alternatif untuk Lampu Penerangan Jalan Tol

Abdul Jalil Nawawi, Gustama Ma’ruf Imelda, Nafis Saiful Arsyi


Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret

Abstrak
Energi adalah suatu kebutuhan yang tidak dipungkiri lagi manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu, pada dasarnya energi merupakan sesuatu yang
kekal sebagaimana yang diterangkan dalam hukum kekekalan energi yang
berbunyi “Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat
berubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lainnya”. Saat ini sudah banyak
dilakukan penelitian untuk menciptakan sebuah energi terbarukan, seperti energi
yang berasal dari air, angin, suara, nuklir, gas dll. Suara memiliki energi mekanik
yang memiliki potensi untuk menjadi salah satu alternatif energi. Sebagai
implementasi dari Hukum Kekekalan Energi, energi suara juga dapat dikonversi
menjadi energi dalam bentuk lain seperti energi listrik. Proses konversi energi
suara menjadi energi listrik ini memanfaatkan sebuah alat yang disebut
piezoelektrik. Nilai frekuensi yang dihasilkan berada pada kisaran tertentu, dan
nilai tertinggi berkisar diantara 760-780 Hz. Semakin dekat sumber suara,
resonansi semakin sering terjadi dan tegangan yang dihasilkan Piezoelectric
Transducer semakin besar. Jalan tol memiliki peran yang besar dalam
mempercepat mobilitas dan laju pertumbuhan dalam berbagai aspek, khususnya
ekonomi. Namun, berdasarkan dari berbagai sumber berita dan media elektronik
lainnya mengabarkan bahwa sebagian besar jalan tol di Indonesia khususnya tol
trans jawa dan tol trans sumatera masih memiliki lampu penerangan jalan yang
sangat minim. Hal ini tentu saja bisa membuat semua pengguna tol harus ekstra
hati-hati dalam melalui jalan tol khususnya pada malam hari. Oleh karena itu,
kami menawarkan solusi berupa “Perancangan Sound Energy Harvesting Berbasis
Material Piezoelektrik untuk Memanfaatkan Kebisingan di Sepanjang Jalan Tol di
Indonesia Guna Mewujudkan Sumber Listrik Alternatif untuk Lampu Penerangan
Jalan Tol”. Metode penelitian yang kami gunakan adalah studi literatur dan
pengamtan langsung di lapangan.

Abstract
Energy is something that cannot be separated from life. In addition, basically
energy is something eternal as explained in the conservation law of energy and the
first law of thermodynamics which states that "Energy cannot be created or
destroyed, energy can only change from one form of energy to another." At
present there is a lot of research done to create a renewable energy, such as energy
derived from water, wind, sound, nuclear, gas etc. However, sound as mechanical
energy, it turns out, also has the potential to be an alternative energy. As an
implementation of the Energy Conservation Law, sound energy can be converted
into electrical energy. In this research, a sound energy conversion system is tested
into electrical energy, using piezoelectric components. Based on baseline data
from several road areas and factories, measurements were made using a signal
generator as a sound source and piezoelectric as a transducer that converts sound
energy into electrical energy. The resulting frequency value is in a certain range,
and the highest value ranges between 760-780 Hz. The closer the sound source is,
the more frequent resonance and the voltage generated by the Piezoelectric
Transducer is greater. Toll roads have a large role in accelerating mobility and
growth rates in various aspects, especially the economy. However, based on
various news sources and other electronic media, it is reported that most of the toll
roads in Indonesia, especially the Trans Java toll road and the Trans Sumatra toll
road, still have very minimal street lighting. This of course can make all toll users
have to be extra careful in going through the toll road, especially at night.
Therefore, we offer a solution in the form of "Designing Sound Energy Harvesting
Based on Piezoelectric Materials to Utilize Noise Along Toll Roads in Indonesia
to Realize Alternative Power Sources for Toll Road Lighting". The research
method that we use is a literature study and direct observation in the field.

Kata Kunci : energi suara, energi terbarukan, jalan tol, konvensi energi,
piezoelektrik

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan data dari The Spectator Index, Indonesia menempati posisi
keempat jumlah penduduk terbanyak di dunia dengan jumlah total
penduduk sekitar 265 juta jiwa setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
Indonesia juga menempati posisi ke-20 pada tingkat konsumsi energi
dunia dengan total konsumsi sebesar 1,1% dari total energi dunia. Data
yang bersumber dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) dalam Pengelolaan Energi Nasional menunjukkan bahwa dengan
kondisi produksi minyak di Indonesia saat ini dan perjanjian bagi hasil
yang sedang berlaku, Indonesia harus mengimpor minyak mentah sebesar
487 ribu barel per hari dan produk minyak sebesar 212 ribu barel per hari.
Hal ini melebihi besar ekspor minyak mentahnya sebesar 514 ribu barel
per hari.
Untuk menciptakan sebuah energy alternatif akibat terbatasnya sumber
energy fosil, beberapa ilmuwan mencoba untuk menciptakan sebuah
penemuan berupa alat pemanen energi (energy harvesting), yaitu proses
dimana energi bunyi, energy mekanik energi potensial, dan energi kinetik,
ditangkap dan kemudian dikonversikan menjadi energi listrik (Anwarruddin,
2009).
Kebutuhan akan energi di Indonesia semakin banyak dan berkembang
seiring dengan pesatnya peningkatan pembangunan di bidang teknologi,
industri, dan informasi. Dengan tingginya konsumsi energi di Indonesia
dan semakin berkurangnya cadangan energi fosil, maka Indonesia sudah
saatnya untuk secara serius mengembangkan energi alternatif terbarukan
(renewable energy). Berbagai bentuk energi terbarukan yang sedang
dikembangka saat ini diantaranya energi yang berasal dari angin, uap,
biomassa, suara dan sebagainya.
Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi, energi suara juga dapat diubah
bentuknya menjadi energi listrik yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
kebutuhan manusia. Lokasi-lokasi dengan tingkat kebisingan yang tinggi,
seperti di jalan raya atau jalan tol yang arus lalu lintasnya cukup padat di
Indonesia, khususnya di kota-kota besar; di pabrik, juga memiliki tingkat
kebisingan yang tinggi. Melihat adanya peluang tersebut, penelitian ini
dilakukan untuk menghasilkan sebuah sistem konversi energi suara
kebisingan menjadi energi listrik.
Jalan tol merupakan salah satu infrastruktur yang strategis dan memiliki
peran besar dalam mempercepat aksebilitas, mobilitas, laju pertumbuhan
ekonomi dll. Saat ini jalan tol trans jawa sudah tersambung dari Merak di
ujung barat pulau Jawa sampai dengan Probolinggo di Provinsi Jawa
Timur dengan panjang kurang lebh 738 km. Namun, berdasarkan berita
dari berbagai sumber seperti media sosial dan media elektronik, sebagian
besar tol trans jawa masih memiliki lampu penerangan jalan tol yang
sangat minim dan kurang memadai. Hal ini tentu saja menyebabkan
penngemudi kendaraan di jalan tol harus ekstra hati-hati terutama saat
malam hari ketika melalui jalan tol. Minimnya penerangan di jalan tol
dapat memicu pengemudi mengantuk sehingga bisa menimbulkan
kecelakaan. Oleh karena itu kami menawarkan sebuah solusi alternatif
berupa memanfaatkan kebisingan suara kendaraan-kendaraan di jalan tol
untuk menghasilkan energi listrik untuk lampu jalan tol dengan
menggunakan sound energy harvesting berbasis material piezoelekrik.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses mengkonversi energi suara menjadi energii listrik
dengan alat piezoelektrik?
2. Bagaimana pengaruh dari kebisingan jalan tol trans jawa terhadap
energi listrik yang dihasilkan oleh piezoelektrik ?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui cara menggunakan sound energy harvesting berbasis
material piezoelekrik.
2. Mengetahui pengaruh kebisingan jalan tol trans jawa terhadap energi
listrik yang dihasilkan oleh material piezoelektrik.
3. Mengonversi kebisingan jalan tol trans jawa menjadi sumber energi
listrik untuk lampu jalan tol dengan menggunakan Sound Energy
Harvesting berbasis material piezoelektrik.
1.4. Manfaat
Menambah wawasan tentang sumber energi alternatif, yaitu
memanfaatkan suara untuk menghasilkan energi listrik

2. TINJAUAN PUSTAKA
Bunyi atau suara adalah pemampatan mekanis atau gelombang
longitudinal yang merambat melalui medium, yang dihasilkan oleh
getaran mekanis dan merupakan hasil perambatan energi. Sumber bunyi
sebagai sumber getar memancarkan gelombang-gelombang `longitudinal
ke segala arah melalui medium baik padat, cair maupun gas.
Tabel Intensitas suara berdasarkan Daya dan Desibel
(wikipedia.com/polusi_suara)

Tabel di atas menunjukan intensitas suara dan indikasi aktifitas dalam


beberapa sumber suara. Intensitas suara yang dihasilkan merupakan
energi yang dapat dimanfaatkan. Maka dari itu munculah ide yang
menginspirasi manusia untuk memanfaatkan intensitas suara sebagai
sumber energy lalu diubah kedalam bentuk enegi lain, yaitu energi
listrik. Dalam hasil pesperimen ini, konversi energi suara hanya
menghasilkan energi listrik yang relatif kecil. Contohnya adalah suara
dengan intensitas 100 desibel hanya dapat menghasilkan 40 milivolt
energi listrik (Suryotomo,2012).
Para Desainer industri antara lain Jihoon Kim, Boyeon Kim, Myung-
Suk Kim dan Da-Woon Chun telah menemukan sebuah inovasi baru,
yaitu merubah energi kebisingan suara menjadi sebuah energi yang
terbarukan. Inovasi tersebut yaitu mengumpulkan energi suara dengan
cara menyerapnya melalui perangkat yang disebut sonea. Perangkat ini
memiliki kapasitas daya sekitar 30 watt sebagai energi bersih yang
jauh dari suara desibel. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah
inovasi terbarukan dalam membuat sumber energi listrik alternative yang
kemuduan dapat dianfaatkan dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Piezoelektrisitas merupakan fenomena yang terjadi ketika gaya yang
diterapkan pada suatu bahan yang terdapat muatan listrik pada
permukaannya. Sumber fenomena ini disebabkan adanya distribusi
muatan listrik pada sel-sel kristal. Nilai koefisien muatan piezoelektrik
yaitu rentang 1 – 100 pico coloumb/Newton.
Tegangan mekanik dan medan listrik dianggap sensitf pada materil
piezoelectric apabila tegangan mekanik diterapkan pada material
piezoelectric. Maka akan terjadi suatu medan listrik pada material
tersebut. Efek piezoelectric bersifat reversible yaitu dapat menghasilkan
direct piezoelectric effect (menghasilkan energi listrik jika diterapkan
dengan tegangan mekanik) dan menghasilkan reverse piezoelectric effect
(menghasilkan tegangan dan/atau regangan mekanik jika diterapkan pada
beda potensial listrik) (Ahda dan Mardianto,2010).

Gambar 1. Efek piezoelectrick

Piezoelektrik digunakan sebagai sensor karena sifatnya yang responsif


terhadap perubahan mekanis. Sensor piezoelektrik yang sering ditemui
yaitu kemampuannya dalam mendeteksi variasi tekanan pada
suara, khususnya pada microphone. Pada mikrophone kita perlu
mengubah energi suara menjadi energi listrik. Kristal piezoelektrik dapat
membantu dengan meletakkan bagian penggetar mikrophone kepada
kristal, kemudian kristal akan bergerak dan menghasilkan sinyal
elektrik.
Sensor ini dirancang dengan bahan PVDF (Polyvinylidene Fluoride)
film / plastic polymer dan conductive rubber sebagai bahan utama
sensor untuk pengukuran beban, tegangan, regangan ataupun deformasi
dari suatu struktur. Bahan-bahan lain yang digunakan untuk merancang
sensor Piezoelectric adalah kristal turmalin, kuarsa, ratna cempaka, dan
garam rossel, karena dengan kemampuan bahan- bahan tertentu tersebut
dapat menghasilkan sebuah potensial listrik saat bahan-bahan itu
dipanaskan atau didinginkan. Bahan piezoelektrik dapat mengubah
deformasi mekanik menjadi medan listrik yang setara dengan
(piezoelectric effect) nya. Bahan PVDF mempunyai beberapa sifat yang
menguntungkan, seperti: fleksibel, ringan, mampu bekerja pada
frekuensi yang sangat lebar, dan juga tersedia dalam berbagai bentuk
ketebalan dan luasan. Bahan PVDF juga sangat mudah serta dapat
meminimalisir kerusakan pada material yang bersangkutan serta
kerusakan pada PDVF itu sendiri (Sudelvalayam dan Kulkami,2008).

3. METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah
antena, mic, lampu LED, material piezoelektrik (PVDF), energy storage,
rectifier circuit, lux meter dan kabel-kabel penghubung.
3.2 Pengkajian Referensi
Kegiatan ini mengidentifikasi dan mengkaji teori-teori dari berbagai
referensi, teori yang dipelajari yaitu gelombang suara atau bunyi,
microphone dan cara kerjanya dalam mengkonversi suara menjadi listrik,
bahan atau komponen yang akan digunakan dalam penelitian ini.
3.3 Perancangan Alat
Data yang telah didapat dari pengkajian referensi digunakan untuk
merancang sebuah alat. Berikut adalah rancangan alat yang akan kami buat :
Keterangan :
1. Sumber energi
2. Penerima gelombang suara
3. Diafragma
4. Material piezoelektrik
5. Rectifier circuit
6. Energi storage
7. Lampu LED

3.4 Pengujian Rangkaian


Berikut proses pengujian rangkaian yang akan kami lakukan :

3.5 Metode Pengambilan Data


Pengambilan data yang kami lakukan dengan cara memasukkan
gelombang bunyi/suara, yang kemudian ditangkap oleh mic kondensor.
Kemudian dikonversikan oleh PVDF menjadi energy listrik. Kemudian
energy tersebut disimpan di energy storage dan kemudian dipakai untuk
menyalakan lampu LED. Kemudian dilihat intensitas nyala LED nya
yang diukur menggunakan Lux-Meter.
3.6 Analisis Data

No Waktu Tingkat gelombang Daya keluaran (watt)


bunyi/suara (desibel)
1. Pagi
2. Siang
3. Sore
4. Malam

Berdasarkan tabel tersebut akan dipelajari pengaruh waktu terhadap


tingkat variasi gelombang bunyi/suara dalam material piezoelektrik dalam
menghasilkan energi listrik.

3.7 Kesimpulan Hasil Analisis

Dari hasil analisis, energy yang dihasilkan dari alat yang kami buat
dipengaruhi oleh variasi intensitas gelombang bunyi. Besarnya tingkat
gelombang bunyi berbanding lurus dengan besarnya energy yang dihasilkan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil dari penelitian didapatkan bahwa energi yang dihasilkan pada saat
material piezoelektrik diberi tekanan langsung (misalnya ditekan langsung
oleh tangan ataupun diinjak) di dekat fly over dan JPO (Jembatan
Penyeberangan Orang) lebih efisien dibandingkan dengan hanya
memanfaatkan kebisingan kendaraan yang ada di sepanjang jalan tol. Selain
itu, dalam penelitian ini juga menemukan bahwa alat yang dirancang juga
dapat menghasilkan energi listrik yang ditandai dengan menyalanya lampu
LED saat alat tersebut mendapat tekanan, baik itu tekanan yang diakibatkan
oleh kebisingan suara maupun tekanan yang diberikan langsung. Oleh karena
itu dalam pengaplikasiannya di sepanjang jalan tol, alat tersebut akan
dipasang di dekat JPO (Jembatan Penyebrangan Orang), fly over maupun
yang terpasang di dekat rest area atau simpang susun akses keluar masuk tol.
Daya lisrik yang dihasilkan oleh piezoelektrik akan kecil jika tidak didukung
oleh bantuan lainnya. Dengan demikian, selain dengan mengandalkan
kebisingan suara kendaraan, piezoelektrik juga mengandalkan tekanan yang
diberikan dari aktivitas warga sekitar yang tiada hentinya agar dapat
menambah daya keluaran dari alat tersebut.
5. PENUTUP
Penggunaan piezoelektrik untuk menghasilkan energi listrik yang kemudian
digunakan untuk menyalakan lampu jalan di jalan tol trans jawa merupakan
inovasi yang akan menjadikan ruas jalan tol trans jawa tidak gelap gulita lagi
sehinnga bisa meminimalisir terjadinya kecelakaan. Selain itu, alat
piezoelektrik juga merupakan sumber energi alternatif yang hemat energi
serta tidak terlalu mahal dibandingkan menggunakan panel sel surya.
Dukungan dari pemerintah, khususnya dari Dinas Perhubungan, Polres
setempat, BPJT (Badan Pengusaha Jalan Tol) dan PT. Jasamarga sangat
diharapkan dalam mewujudkan inovasi penggunaan piezoelektrik ini.

DAFTAR PUSTAKA

Cha, Seung Nam, Ju-Seok Seo; Seong Min Kim; Hyun Jin Kim; Young Jun Park;
Sang-Woo Kim; Jong Min Kim. (2010). Sound-Driven Piezoelectric
Nanowire-Based Nanogenerators. Advanced Materials, 4726-4730.
Gupta, Alankrit, Goel, V., & Yadav, V. (2014, January). Conversion of Sound to
Electric Energy. International Journal of Scientific and Engineering
Research. vol. 5.
Kementrian ESDM RI. (2017). Peluang Menawan Bisnis Energi Terbarukan di
Indonesia. Jakarta: Kompasiana.
Kim, H. S., Kim, J.-H., & Kim, J. (n.d.). A Review of Piezoelectric Energy
Harvesting Based on Vibration. International Journal of Precision
Engineering and Manufacturing, 1129-1141.
Minazara; Vasic; Cost; Poulin,. (2006, December). Piezoelectric Diaphragm for
Vibration Energy Harvesting. Vol. 22, pp. 609-703.
Ramli, M. I., & Irfan. (2017). Perancangan Sound Energy Harvesting Berbasis
Material Piezoelektrik untuk Memanfaatkan Kebisingan di Sepanjang
Ruas Pantai Losari Menuju Losari sebagai Ruang Publik Hemat Energi .
Artikel Penelitian, 1-6.
Saadon, Salem, & Othman. (2011). A Review of Vibration-Based MEMS
Piezoelectric Energy Harvesters. Energy Conversion and Management,
500-504.
Saadon, Salem, & Othman. (2011). A Review of Vibration-Based MEMS
Piezoelectric Energy Harvesters. Energy Conversion and Management,
500-504.
Schaijk, Van, Elfrink, Kamel, & Goedbloed. (2008). Piezoelectric AIN Energy
Harvesters for Wireless Autonomous Transducer Solutions. IEEE Sensors
Conference.
Simorangkir, E. (2018, December 20). Perjalanan Tol Trans Jawa Akhirnya
Nyambung dari JKT sampai SBY. Retrieved from Detik Finance:
https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4351951/perjalanan-tol-trans-
jawa-akhirnya-nyambung-dari-jkt-sampai-sby
Sudevalayam, & Kulkami, P. (2008). Energy Harvesting Sensor Nodes: Survey
and Implications. 7 th International Conference on Information Processing
in Sensor Network.
Wijanto, E., Harsono, B., Renandy, R., Septian, A., & Sutanto, K. (2018).
Pengujian Sistem Konversi Energi Suara Menjadi Energi Listrik
Menggunakan Piezoelektrik. Jurnal Ilmiah Elektronika, 59-67.
Yang, J. (2005). An Introduction To The Teory of Piezoelectricity . Springer
Science and Business.

Anda mungkin juga menyukai