Konsep Ruang Terbuka Hijau RTH

Penataan sistem ruang terbuka diatur melalui pendekatan desain tata hijau yang
membentuk karakter lingkungan serta memiliki peran penting baik secara ekologis, rekreatif
dan estetis bagi lingkungan sekitarnya, dan memiliki karakter terbuka sehingga mudah
diakses sebesar-besarnya oleh publik. Komponen tata ruang pada pembahasan laporan ini
meliputi sistem ruang terbuka umum, ruang terbuka privat dapat diakses publik, ruang
terbuka pribadi, sistem pepohonan dan tata hijau bentang alam serta area jalur hijau.
Manfaat dari penataan ruang terbuka dan tata hijau sendiri, yaitu sebagai berikut.
a. Meningkatkan kualitas kehidupan ruang kota melalui penciptaan lingkungan yang
aman, nyaman, sehat, menarik dan berwawasan ekologis;
b. Mendorong terciptanya kegiatan publik sehingga tercipta integrasi ruang sosial antar
penggunanya;
c. Menciptakan estetika, karakter dan orientasi visual dari suatu lingkungan;
d. Menciptakan iklim mikro lingkungan yang berorientasi pada kepentingan pejalan
kaki; dan
e. Mewujudkan lingkungan yang nyaman, manusiawi dan berkelanjutan.
Penetapan ruang terbuka di koridor perencanaan Jl. Kalimantan dan Jl. Jawa belum
sesuai berdasarkan aturan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang, dimana pengembangan kota diwajibkan menyediakan
Ruang Terbuka Hijau sebesar 30% dengan 20% merupakan runag terbuka publik dan 10%
merupakan ruang terbuka pribadi ada yang belum terpenuhi. Namun, tidak sesuainya ruang
terbuka dalam koridor perencanaan menyebabkan permasalahan yang terjadi. Untuk itu,
berdasarkan dari permasalahan yang ada tersebut, maka dibangun konsep pengembangan
Ruang Terbuka berupa:
a. Penyediaan Ruang Terbuka Hujau Publik pada Kawasan perencanaan;
b. Peraturan tentang penyediaan ruang terbuka hijau privat khususnya pada guna
lahan perdagangan dan jasa, contohnya dengan konsep green building;
c. Penentuan jenis vegetasi pada jalur hijau Kawasan perencanaan; dan
d. Pemeliharaan jalur hijau dan vegetasi pada Kawasan perencanaan.