Anda di halaman 1dari 4

Pendidikan Pancasila

1. Dasar – dasar & Urgensi Pendidikan Pancasila


Pancasila sebagai kristalisasi nilai yang diyakini kebenarannya yang dimilki oleh
bangsa Indonesia sebagai pemandangan hidup yang memberikan arah cita – cita masa
depan bangsa. Jauh sebelum bangsa Indonesai merdeka.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa telah ada dan hidup ditengah
masyarakat, sebelum dirumuskan sebagai sidtim nilai hingga akhirnya disepakati
sebagai dasar falsafah bangsa, ideologi dan sebagai contoh seperti percaya kepada
Tuhan, solidaritas sosial, gotong royong, dll.
Dalam perjalanan kehidupan bernegara setelah kemerdekaan. Bagaimana
pengalaman nilai – nilai Pancasila tersebut ditengah masyarakat ?
Masih banya masyarakat yang mengamalkan nilai – nilai Pancasila. Seperti
percaya pada Tuhan, solidaritas sosial, rasa toleransi, gotong royong, dll. Namun sangat
disayangkan sebagian masyarakat banyak yang mengabaikan untuk mengamalkan nilai
pancasila. Sebagaiman mestinya sehingga menimbulkan masalah yang serius dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara contohnya sebagai berikut :
a. Pertama, masalah kesadaran membayar pajak pada tahun 2020 penerimaan
negara hanya sebesar 83,5 % yang berasal dari pajak, masalahnya karena
masih banyak wajib pajak baik perseorangan maupun badan yang tidak
menunaikan kewajibannya.
b. Kedua, masalah korupsi pada tahun 2019 Indonesia masuk peringkat ke 85
dari 188 negara sebagai negara terkorup di dunia. Ini menunjukan rendahnya
kesadaran masyarakat dan apratur negara terhadap tanggung jawabnya
membangun bangsa dan negara. Secara jujur dan konsisten.
c. Ketiga, masalah lingkungan Indonesia dikenal sebagai peru – paru dunia,
namun dewasa ini citra tersebut semakin luntur karena kerusakan lingkungan
akibat perambahan hutan pembakaran hutan untuk pertanian dan yang paling
parah beralihnya fungsi hutan menjadi areal perkebunan. Demikian pula
masalah yang paling sering dibicarakan sekarang adalah masalah sampah
masalah polusi pembangunan yang tidak memperhatikan amdal, pencemaran
lingkungan, dll.
d. Keempat, masalah disintregasi bangsa reformasi menimbulkan dampak
negarif antara lain semkain terkikisnya rasa kebersamaan, persatuan dan
kesatuan bangsa. Otonomi daerah sebagai sistem dii daerah menimbulkan
para elit politik di daerah memahaminya secara berlebihan sebagai upaya
keleluasan untuk membentuk kerjaan kecil di daerah dengan azas primodial
dengan mebangun dinasti penguasaan di daerah.
e. Kelima, masalah dekadensi moral. Dewasa ini masalah fenomena
materialisme pragmatisme dan hedonisme makin menggejala ditengah
masyarakat. Paham tersebut mengikis moralitas muda. Fenomena dekadensi
moral tersebut terekpresikan melalui media sosial. Perilaku kekerasan
ditayangkan dalam bentu senitron dan menjadi tontonan keluarha yang
banyak disukai sehingga mempengaruhi perilaku menyimpang dikalangan
generasi muda.
f. Keenam, masalah narkoba. Letak geografis Indonesia sangat strategis untuk
mejadi tempat pemasaran narkoba dunia. Sepanjang tahun 20199 PORLI dan
BNN menangkap kasus narkoba sebanyak 33.150 kasus dengan jumlah palku
sebanyak 42.352 orang termasuk bandar narkoba internasional. Sayangnya
sanksi yang dikenakan terhadap penyalahgunaan dan bandar narkobsa masih
sangat ringan sehingga tidak menimbulkan efek jera bagi pelaku. Akhirnya
jumlah kasus terus meningkat dan merusak masa depan bangsa utamnya
generasi muda
g. Ketujuh, masalah penegakan hukum yang berkeadilan. Penegakan hukum
tergantung faktor – faktor yang mempengaruhi yaitu :
 Pertama, faktor hukumnya seperti ketidakadanya peraturan
pelaksanaanya ketidak jelasan kata – kata yang digunakan
menjelasakan pasal – pasal peraturan.
 Kedua, faktor penegak hukum seperti polisi, jaksa, hakim, KPK,
petugas LP, penasihat hukum atau pengacara harus memiliki
kesadaran dedikasi loyalitas integritas dan tanggung jawab untuk
menegakan hukum yang berkeadilan.
 Ketiga, faktor sarana dan prasarana. Seperti tenaga yang terampil
organisai yang solid, peralatan yang memadai keuangan atau
anggaran yang cukup, dll.
 Keempat, faktor masyarakat seperti tingkat pendidikan dan
pengetahuan masyarakat.
 Kelima, faktor budaya yang betkaitan dengan sistem nilai yang
berlaku di masyarakat. Dan beberapa permasalahan yang terjadi di
masyarakat menjadi indikasi bahwa pancasila belum sepenuhnya
dilaksanakan sebagaimana mestinya. Sehingga dengan demikian
permasalahan yang menedera bangsa Indoensia menyebabkan
tergerusnya nilai – nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat
berbagsa dan bernegara.
Nilai – nilai pancasila berdasar teori kauslitas jelas bahwa pancasila merupakan
penyebab lahirnya negara kesatuan RI. Oleh karena itu apabila terjadi penyimpangan
terhadap nilai – nilai pancasila maka akan menjadi ancaman bagi kelangsungan NKRI.
Disini urgensi pendidikan Pancasila di perguruan tinggi pancasila yang telah
dirumuskan oleh para pendiri bangsa sebagai dasar negara melalui pengadilan
penyerapan kotekstualisasi rasionalisasi dan akualiasai harus dijaga dan dirawat, demi
keutuhan dan kelangsungan hidup masyarakat bangsa dan NKRI.
Perkuliahan pancasila adalah dimaksudkan untuk merawat dan menjaga nilai –
nilai pancasila, agar tetap lestari sebagai penuntun sikap dan perilaku kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara
Pelemahan Pancasila Bisa disebabkan oleh keteledoran, ketidaktaatan dan
penyelewengan pancasila oleh bangsa sendiri yang menyebabkan pancasila sebagai
bintang penuntun secara perlahan akan meredup
Setelah hampir satu abad pancasila disepakati sebagai pandangan hidup norma
dasar kepribadian bangsa idiologi negara falsafah bangsa dan dasar negara dalam
kenyataan sebagai kerangka konsepsi idiologi pancasila ternyata tahan bantig sekaligus
paradoksal.
Mengapa dikatakan paradoksal, karena meskipun pancasila sebagai idiologi tahan
banting tetapi dalam kerangka operasionalnya terdapat jurang yang semakin lebar
antara idialitas pancasila dengan realitas aktualisasinya sehingga diperlukan upaya
pemupukan melalui pemahaman dan pengalaman nilai pancasila, sebagai penuntun
sikap dan perilaku kehidupan sehari – hari. Pancasila sebagai titik tuju pembentukan
karakter bangsa.
2. Tinjauan Pancasila Dari Apsek Historis
Nilai – nilai pancasila ternyata merupakan hasil pemikiran bangsa yang luar biasa
pemikiran modern bangsa Indoensia pada waktu itu dimana pancasila sebagai rintisan
sinthesis menembus batas – batas formalitas antar idiologi yang ada.
Rintisan sinthesis antar idiologi dimaksud artinya bahwa fakta – fakta tentang
konsep idiologi yang ada ditengah masyarakat sebelumnya kemudian oleh tokoh –
tokoh bangsa berpindah ke BPUPKI tahun 1945 yang merumsukan dasar negara
dengan memperhatikan bisa fakta – fakta pemikiran yang berkembang sebagai berikut :
a. Sejak 1924 Perhimpunan Peratuan Mahasiswa Indonesia di Belanda
menyimpulkan prinsip ideologi nasional Indonesia ke dalam empat prinsip yaitu
Peratuan Non Kooperasi, Kemandirian dan Solidaritas, Konsep Idiologi itu
sendiri merupakan sinthesis dari organisasi politik yang ada sebelumnya.
Misalnya Peratuan Nasional merupakan idiologi Indische Party, Non Kooprasi
merupakan platform idiologi partai komunis, dan kemandirian merupakan tema
Serikat Islam. Sementara solidaritas merupakan simpul yang menyatukan ketiga
tema tersebut.
b. Tahun 1924 Tan Malaka menulis buku Naar de Republik Indonesia yang
menyimpulakan bahwa demokrasi merupakan akar yang kuat dalam tradisi
masyarakat nusantara. Sementara Tjokroaminoto pada waktu yang bersamaan
mulai mengidialisasikan sinthesis antara islam sosialisme dan demokrasi. Ilyas
Yacob dan Muthar Luftie pemimpin Himpinan Mahasiswa Indonesia tahun 1939
mendirikan perkumpulan Persatuan Muslimin Indonesia dengan slogan islam dan
Kebangsaan.
c. Di dalam negeri pada tahun 1926 Soekarno sebagai tokoh pergerakan pemuda di
Bandung menulis essay dalam majalah Indonesia muda dengan judul
Nasionalisme Islamisme dan Marxisme yang mengsisthesiskan dari idiologi beasr
tersebut. Tujuan Suksrno adalah mencari senyawa natar idiologi dalam rangka
konstruksi kebangsaan dan kemerdekaan Indonesia.
d. Tahun 1932 Soekarno mengkonstruksikan ketiga idiologi tersebut ke dalam Sosio
Nasionalisme, Sosio Demokrasi. Setelah Soekarno dibuang ke Ende timbul
konsep Sosio Religius. Pada detik ini Pancasila telah menemukan bentuk
awalnya. Yang dapat dipandang sebagai monumen hasil pencarian sinthesis
idilogi pancasila adalah hasil Sumpah Pemuda. 28 Oktober 1928, yang telah
mempertahankan berbagai keragaman ke dalam satu kesatuan tanah air dan
bengsa serta menjunjung bahsa persatuan Indonesia. Melalui sumpah pemuda
kaum muda berusaha menerobos batas – batas etno religius atau dikenal dengan
etno nasionalisme dengan konsepsi kewarganegaraan yang menjalin kesamaan
tumpah darah atau yang dinekal dengan nasionalisme dengan menawarkan
konsepsi nalar baru kewarganegaraan yang berdasarkan kesamaan tumpah darah
bangsa dan bahasa atau yang disebut civic nastionalisme. Peringsutan dari
kesamaan tumpah darah mejadi civic nationalism sungguh merupakan konstruksi
berpikir modern dari kaum muda yang patut menjadi teladan masa kini.
Pertukaran pikiran idiologi secara horizontal dan pertukaran secara vertikal bukan
saja menghasilkan anti thesis tetapi juga sin thesis sehingga akan kita dapati betapa
terjadi benturan antar idiologi karakter ke Indonesia yang serba mencerap dan
menumbuhkan pada akhirnya mengarahkan keragaman tradisi Indonesia ke titik
sinthesis. Misalnya pada sidang BPUPKI di dalam merusmuskan dasar negara.
Dengan kekalahan Jepang melawan tentara Sekutu di Pasifik Jepang membujuk
para pemimpin Indonesia untuk diberikan kemerdekaan. Proses pemberian
kemerdekaan melalu idua tahapan yaitu melalui BPUPKI yang dibentuk pada 09 April
1945 yang di ketua oleh Radjiman Wedyadiningrat dan PPKI yang diketuai oleh Ir.
Soekarno.
BPUPKI muali sidang pertama tanggal 28 Mei 1945 membahas mengenai dasar
negara. Selain itu juga membahas mengenai teori berdirinya negara. Dari konsep dasar
negara yang disampaikan pada sidang BPUPKI untuk perumusannya dubentuk Panitia
Sembilan diketuai Ir. Soekarno. Rumusan dasar Negara hasil panitia sembilan
dituangakn ke dalam satu piagam yang dikenal sebagai Piagam Jakarta yang
disampaikan oleh Panitia Sembilan pada tanggal 22 Juni 1945. Kepada BPUPKI oleh
BPUPKI Piagam Jakarta dibahas kembali pada sidang tanggal 10 Juli – 17 Juli 1945.
Kemudia dasar Negara disahkan oleh PPKI dalam sidang tanggal 18 Agustus 1945
setelah proklamasi kemerdekaan, sekaligus dengan pengesahaan UUD 1945.
Piagam Jakarta 22 Juni 1945 selain memuat dasar negara pancasila juga sebagi
pembukaan UUD 1945. Perlyu dicatat negara pancasila yang disebut dalam Piagam
Jakarta atas kesepaktan pada sidang PPKI mengalami perubahan yaitu pada sila
pertama. Hasil proses pancasila sebagai dasar negara ternyata merupakan sinthesis dari
keragaman idiologi yang ada dimasyarakat yang menjujung tinggi nilai kedabaan umat
manusia sesuai kodrat dan telah disepakatin seluruh bangsa menjadi landasan nilai dan
penuntun sikap.

Pancasila adalah roh kehidupan bangsa Indonesia sebagai jati diri bangsa.

Musuh yang paling mayakitkan adalah teman yang pernah kita tolong yang pura
– pura baik

Anda mungkin juga menyukai