Disusun Oleh :
Mengetahui,
ii
RIWAYAT HIDUP
Michael Kelvin Mangandilen, Pangkalan Bun 28 Desember 1998 anak ke-4 dari Bapak Linus
Laba dan Ibu Winartutik, SD sampai SMA di Pangkalan Bun 2017, studi di Ekonomi
Krisanta Ariesta Saputri, Jakarta 30 Maret 1999 anak ke-2 dari Bapak Budianto (alm) dan Ibu
Okky Kurniasari, menempuh pendidikan SD di Jakarta, sejak SMP sampai SMA berdomisili
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putusnya dipukul ombak. Ia tidak
saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menenteramkan amarah ombak dan gelombang itu.”
(Marcus Aurelinus)
“Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia
yang berguna.”
(Einstein)
(Lessing)
(Michael Kelvin M)
iv
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji model pengelolaan lingkungan dalam upaya
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik analisa data yang digunakan
adalah wawancara mendalam (indeepth interview), observasi, dan penggunaan skala. Lokasi
penelitian dilakukan pada lingkungan desa Tanjung Putri, Kabupaten Kotawaringin Barat.
Subjek penelitian ditentukan secara purvosive, yaitu: (1) para pemimpin dan tokoh
Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian, maka selanjutnya dapat disimpulkan hal –
v
ABSTRACT
Putri Village, Kotawaringin Barat Regency, under the guidance of Hasarudin, SE., MM.
development of nipah conservation in Tanjung Putri village, Kotawaringin Barat district. The
research used a qualitative approach, with data analysis techniques used were in-depth
interviews, observation, and use of scales. The research location was conducted in the village
of Tanjung Putri, West Kotawaringin Regency. The research subjects were determined
purvosively, namely: (1) local community leaders and figures; (2) community members; and
(3) visitors.
Based on the description of the research data, the following can be concluded :
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
KOTAWARINGIN BARAT”.
Penulisan proposal penelitian ini adalah berupa konsep dan informasi dasar
Penulisan proposal penelitian ini juga untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Seminar
penelitian merupakan tantangan tersendiri bagi penulis. Banyak kesulitan dan hambatan yang
harus dilalui. Tetapi berkat arahan, dan bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak maka
akhirnya proposal penelitian ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
1. Bapak Brian L. Djumaty, S.Si., M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi
3. Para pemimpin dan tokoh masyarakat setempat, serta seluruh responden di Desa
Tanjung Putri, Kabupaten Kotawaringin Barat yang telah bersedia memberi izin dan
vii
Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, begitu pula penulisan
proposal penelitian ini memerlukan masukan berupa saran dan kritik. Semoga tulisan ini
Michael Kelvin M
viii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Batasan Masalah ...................................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................... 6
1.6 Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................................... 6
ix
3.6.3 Dokumentasi ................................................................................. 25
3.7 Teknik Pengelolaan dan Analisis Data .................................................... 26
3.7.1 Pengelolaan Data .......................................................................... 27
3.8 Prosedur Penelitian .................................................................................. 28
3.8.1 Tahap Pendahuluan ....................................................................... 28
3.8.2 Tahap Pengmpulan Data ............................................................... 28
3.8.3 Tahap Pengelolaan dan Analisis Data .......................................... 29
3.8.4 Tahap Penulisan Laporan ............................................................. 29
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...............................................................................................
5.2 Saran ........................................................................................................
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia pada hakekatnya merupakan makhluk hidup yang tidak bisa berdiri
sendiri, dimana memerlukan oksigen (O2) yang dihasilkan oleh alam. Alam memiliki
banyak manfaat dalam kehidupan. Sebagai makhluk hidup menjadi suatu priorotas
utama dalam melindungi dan menjaga lingkungan sekitar, untuk kelangsungan hidup.
menaui hasil yang baik. Karena manusia, tumbuhan, dan hewan merupakan kesatuan
membantu satu sama lain. Membantu menjaga lingkungan adalah salah satu yang bisa
dilakukan manusia, salah satunya adalah dengan konservasi alam. Konservasi alam
merupakan kegiatan menjaga dan melestarikan alam sebagai tempat tinggal manusia.
adalah untuk melindungi spesies dan habitat yang ada, melestarikan keanekaragaman
sumberdaya yang beragam (Pomeroy et al., 2004). Kawasan konservasi adalah area
dimana aktivitas manusia dibatasi untuk mengelola dan melindungi sumber daya yang
(Cleguer et al., 2015). Kinerja suatu kawasan konservasi sangat bergantung kepada
(Barnes et al., 2016). Suatu daerah dijadikan kawasan konservasi memiliki efek ekologi
yang positif (Edgar et al., 2014) seperti meningkatnya ke limpahan spesies dan
peningkatan kualitas habitat serta efek sosial ekonomi yang signifikan untuk
kawasan konservasi dinyatakan berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang ditetapkan
1
(Agardy et al., 2011; Fox et al., 2012). Hal yang sama juga terdapat pada kawasan
Nipah yang memiliki nama latin nypa fruticans wurmb bisa diberi pengertian
sebagai sejenis palem yang tumbuh di lingkungan hutan bakau atau daerah pasang-surut
dekat tepi laut. Tanaman ini dapat melindungi daratan atau pantai dari abrasi air laut.
Beragam manfaat pohon nipah dapat kita peroleh, beberapa diantaranya untuk makanan
diekstrak dan menghasilkan getah manis yang bisa diolah menjadi minuman
beralkohol. Minuman ini disebut dengan tuba, bahal atau tuak. Tuba umumnya
menghasilkan cuka. Cuka ini disebut sukang paombong di Filipina dan cuka
nipah di Malaysia. Selain cuka, tuba juga dapat diolah kembali menjadi arak. Di
Filipina di sebut dengan lambanog dan di Indonesia disebut dengan arak nipah.
Tidak hanya getah, bagian lain dari pohon nipah juga bisa dimanfaatkan.
Tunas muda dan kelopak bunganya dapat dibuat menjadi teh herbal yang
aromatik.
Sedangkan Attap chee adalah buah pohon nipah yang bisa dimakan. Buah yang
rasanya manis, warnanya terang dan lunak ini biasa digunakan sebagai dessert di
khususnya Jawa dan Bali, getahnya bisa diolah dan menjadi gula yang kita kenal
2
b. Manfaat energi alternatif
Selain dikonsumsi, getah pohon nipah juga bisa diolah menjadi bahan bakar
alternatif. Getahnya memiliki kandungan gula yang sangat tinggi sehingga dapat
lain. Pertama, pemanfaatan pohon nipah untuk biogas ini tidak perlu
menggunakan air murni pada proses produksinya, karena cukup menggunakan air
payau.
Kedua, pohon nipah dapat menghasilkan makanan dan bahan bakar secara
simultan. Hali ini karena hampir semua bagian dari pohon nipah memiliki fungsi
masing-masing. Getah nipah akan menjadi produk utama yang diolah menjadi
biogas. Sedangkan buah nipah dapat diolah menjadi makanan. Berbeda dengan
tanaman biogas yang lain, misalnya tebu dan jagung. Menurut statistik, satu
sebanyak 6.500 hingga 20.000 liter tiap tahunnya. Tentu ini jauh lebih besar jika
dibandingkan dengan tebu yang per hektarnya hanya bisa menghasilkan 5.200
liter etanol tiap tahunnya. Bahkan jagung jauh lebih sedikit yaitu hanya 4.000 liter
per tahunnya.
Hubungan timbal balik manusia dengan alam sangat ditentukan oleh kemampuan
bijaksana selain dapat menyelamatkan dan melestarikan lingkungan hidup, juga dapat
menjamin kebutuhan dan kemakmuran umat manusia itu sendiri. Oleh karenanya
3
disadari atau tidak, keseimbangan dalam lingkungan kehidupan manusia dan
berkelanjutan atau Sustainable Developmnet Goals (SDGs). Salah satu tujuan SDGs
adalah pelestarian dan pemanfaatan lingkungan, yang dimana Indonesia terus berupaya
yang berada di Provinsi Kalimantan Tengah, berada pada posisi 1˚26’ ‐ 3˚33’ Lintang
Kotawaringin Barat adalah 10.759 dengan jumlah penduduk 257.141 jiwa (2015) .
4
Tabel 1.1
Luas Wilayah dan Persentase Luas
Terhadap Kabupaten Kotawaringin Barat
Luas Wilayah Persentase Luas
No. Kecamatan
(Km2) Terhadap Kab. Barsel
1 Arut Selatan 2.400 22,31
2 Kumai 2.921 28,13
3 Kotawaringin Lama 1.218 11,32
4 Arut Utara 2.685 24,96
5 Pangkalan Lada 229 3,08
6 Pangkalan Baneng 1.306 10,21
Jumlah Total 10.759 100,00
Sumber: BKPRD Kabupaten Kotawaringin Barat (2015)
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji tentang bagaimana model dan konsep
Putri, Kabupaten Kotawaringin Barat. Dari hasil penelitian ini akan diperoleh
informasi dasar tentang konsep pengelolaan lingkungan yang baik, serta dapat
Bertitik tolak dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka Penulis
sebagai berikut :
Barat ?
5
2. Bagaimana konsep kebijakan pemerintah dalam pengembangan dan pengelolaan
Barat ?
Barat ?
Agar penelitian ini lebih fokus maka permasalahan penelitian dibatasi pada
Barat.
Target hasil (luaran) penelitian ini adalah berupa konsep dan informasi dasar
Tanjung Putri, Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara terinci target luaran penelitian
6
3. Rumusan model konsep pengembangan dan pengelolaan lingkungan pada
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun
Kotawaringin Barat.
Kotawaringin Barat.
4. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang sedang meneliti topik yang berkaitan
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis hubungan antara
variabel yang akan diteliti. Menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2017:60),
7
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai
penting untuk mengetahui kondisi pengeloaan lingkungan hidup dan eksplorasi prospek
sebagai acuan untuk memperhatikan potensi yang berkembang. Dalam hal ini
meningkatkan mutu dan kualitas pengelolaan lingkungan hidup. Hasil yang dicapai
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
8
Memberikan rekomendasi konsep model
Pengelolaan lingkungan Konservasi Nipah
BAB II
TINJAU PUSTAKA
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Judul/Penulis/Tahun Metode Penelitian Hasil Penelitian
Judul : Model Data : Sebesar 86,67% masyarakat
Pengelolaan Data primer dan sekunder desa Sidomulyo memiliki
Lingkungan Binaan Metode : sikap setuju dan mendukung
Desa Wisata Bunga Penelitian deskriptif, dengan terhadap pengembangan
Pada Kawasan metode penelitian kualitatif. kawasan desa Sidomulyo
Ekowisata (Studi di Dilengkapi analisis data sebagai kawasan desa wisaata
Desa Sidomulyo, Kota kualitatif, maka akan bunga, namun demikian
Batu-Malang) ditampilkan dan diperkuat masih ada khehawatiran dari
Penulis atau peneliti : pula dengan data-data yang masyarakat terutama
Oman Sukmana bersifat kuantitatif. Analisa berkaitan dengan takutnya
Tahun : 2014 kualitatif yang digunakan kaum pemodal masuk ke
adalah deskriptif-induktif, dalam menguasai program
sedangkan data kuantitatif ini dan menguasai pemasaran
yang digunakan adalah bunga.
prosentase dalam bentuk
tabulasi.
Judul : Model Data : Model pengelolaan
Pengelolaan Data primer dan sekunder lingkungan di Kawasan
Lingkungan di Metode : Pariwisata Nusa Penida
Kawasan Pariwisata Menggunakan pendekatan dibentuk berdasarkan inisiatif
Nusa Peninda, Bali sistem dengan metode pemerintah dengan
Penulis atau peneliti : Interpretatif Structural melibatkan seluruh pemangku
Nyoman Sudipa, dkk Modelling (ISM) untuk kepentingan sebagai
Tahun : 2020 merumuskan model representasi masyarakat Nusa
pengelolaan lingkungan di Penida dengan membentuk
9
Kawasan Pariwisata Nusa kelembagaan yang khusus
Penida. Metode ini dapat menangani lingkungan dan
membantu untuk pariwisata Nusa Penida
menyederhanakan suatu dengan pemerintah sebagai
masalah dan dapat digunakan inisiator dan dibentuk secara
untuk mengidentifikasi partisipatif dalam
hubungan kontekstual antar pengelolaan lingkungan di
sub elemen. Kawasan Pariwisata Nusa
Penida.
Judul : Pengelolaan Data : persoalan lingkungan yang
Lingkungan Untuk Data primer dan sekunder berkembang di Sukaregang
Keberlanjutan Metode : dalam kasus ini disebabkan
Pengembangan Menggunakan metode oleh perilaku pengelolaan
Ekonomi Lokal Di penelitian kuantitatif. Pola ini lingkungan yang buruk dari
Sentra Industri dianalisis dengan metode pelaku ekonomi penyamakan
Penyamakan Kulit statistik korelasi dengan teknik kulit. Para pelaku ekonomi
Garut analisis gamma. metode yang berlokasi dekat
Penulis atau peneliti : analisis yang digunakan dalam permukiman dan cenderung
Sarah Rainy A. H analisis ini pada dasarnya mengabaikan pengolahan
Tahun : 2010 sama-sama bertujuan untuk limbah menyebankan
melihat hubungan atau pencemaran lingkungan.
keterkaitan antara sebuah
faktor terhadap keefektifan
penerapan pengetahuan
lingkungan. Teknik yang
digunakan antara lain teknik
Chi-Square dan Teknik PRE
Judul : Peningkatan Data : Masyarakat Desa Mekar
Ekonomi Desa Melalui Data primer dan sekunder Rahayu Kecamatan
Pengelolaan Metode : Margaasih Kabupaten
Bandung optimisme
Lingkungan Dan Metode kegiatan ini sosialisasi
dalam menata masa depan
Potensi Desa Di Desa kepada Masyarakat di desa melalui pengembangan
Mekar Rahayu Margaasih, Bandung, Jawa kualitas sumber daya manusia
Kecamatan Barat. Setelah diberi yang berlandaskan Gotong
Margaasih Kabupaten pembinaan selanjutnya mereka Royong, Persatuan dan
Bandung dibimbing untuk menerapkan Kesatuan dalam Wadah
Penulis atau peneliti : dalam rangka meningkatkan Negara Kesatuan Republik
Indosnesia.
Dadang Sudirno, dkk ekonomi desa.
Serta berpartisipasi aktif
Tahun : 2020 dalam pembangunan,
kepekaaan sosial dan
penanganan persoalan-
persoalan di Daerah Aliran
Sungai Citarum
10
2.2 Hubungan Antara Manusia Dan Lingkungan
manusia tidak dapat berdiri sendiri di luar lingkungan hidupnya. Oleh karena itu
1994), maka hubungan antara individu dan lingkungan dapat dikategorikan ke dalam 4
jenis, yaitu:
terutama lingkungan sosial tidak hanya berlangsung searah dalam arti bahwa hanya
lingkungan saja yang mempunyai pengaruh terhadap individu, tetapi antara individu
dengan lingkungan terdapat hubungan yang saling timbal balik, yaitu lingkungan
berpengaruh pada individu, dan sebaliknya individu juga mempunyai pengaruh pada
Yaitu bila individu tidak sesuai dengan keadaan lingkungannya. Dalam keadaan
11
b. Individu menerima lingkunganya
Yaitu apabila keadaan lingkungan sesuai atau cocok dengan keadaan individu.
Yaitu apabila individu tidak sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi individu
organisme dalam suatu lingkungan hidup, baik disadari maupun tidak, dapat
digolongkan menjadi:
Parasistisme, dimana satu fihak beruntung sedangkan fihak lain dirugikan; (b)
menguntungkan.
organisme hidup yang sama spesiesnya. Bentuk-bentuknya adalah antara lain: (a)
pernah bisa hidup tanpa adanya dukungan dari lingkungannya. Relasi manusia dan
12
lingkungan merupakan hubungan yang saling timbal balik karena manusia hidup di
alam lingkungan hidup dan alam sebagai lingkungan hidup juga membutuhkan manusia
untuk pelestariannya. Jadi, manusia butuh alam untuk kehidupannya dan alam juga
Hidup, yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
hidup lainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan pengelolaan lingkungan hidup adalah
upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan
dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Daya dukung lingkungan hidup, yaitu
(Sukmana, 2003), yaitu: (1) lingkungan fisik; dan (2) lingkungan non-fisik (sosial).
Lingkungan fisik adalah lingkungan yang berupa alam, dimana lingkungan alam yang
berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula kepada individu manusia.
Lingkungan fisik dapat dibedakan menjadi lingkungan fisik alami dan buatan.
13
Lingkungan sosial akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku
manusia.
lingkungan sosial primer, dan (b) lingkungan sosial sekunder. Lingkungan sosial
primer, yaitu lingkungan sosial dimana terdapat hubungan yang erat antara individu
satu dengan yang lain, individu satu saling kenal dengan individu lain. Pengaruh
lingkungan sosial primer ini akan lebih mendalam bila dibandingkan dengan pengaruh
sosial di mana hubungan individu satu dengan yang lain agak longgar, individu satu
kurang mengenal dengan individu yang lain. Namun demikian pengaruh lingkungan
sosial, baik lingkungan sosial primer maupun lingkungan sosial sekunder sangat besar
membicarakan lingkungan hidup, maka biasanya yang dipikirkan adalah hal-hal atau
apa-apa yang berada di sekitar manusia, baik sebagai individu maupun dalam pergaulan
berikut:
a. Lingkungan fisik, yakni semua benda mati yang ada di sekeliling manusia.
kelangsungan hidupnya. Lingkungan sosial yang serasi itu bukan hanya dibutuhkan
14
oleh seorang saja, tetapi juga oleh seluruh orang di dalam kelompoknya. Untuk
mewujudkan lingkungan sosial yang serasi itu diperlukan lagi kerjasama kolektif di
antara sesama anggota. Kerjasama itu dimaksudkan untuk membuat dan melaksanakan
perilaku sosial. Aturan-aturan itu, seringkali terwujud dalam bentuk pranata atau
norma-norma sosial yang harus dipatuhi oleh setiap anggota kelompok (norma hukum).
lingkungan sosial sebagai suatu upaya atau serangkaian tindakan untuk perencanaan,
dengan mempertimbangkan:
b. Keadaan ekosistemnya.
c. Tata ruang
etika lingkungannya).
komponen interaktif lingkungan hidup dapat digambarkan ke dalam tiga aspek, yaitu:
15
Walaupun ada tiga aspek, namun dalam prakteknya masing-masing kategori
tidak dapat begitu saja dikaji secara parsial, karena ketiganya merupakan satu kesatuan
hubungan antara manusi dengan kondisi fisik lingkungannya. Jenis pertama adalah
lingkungan yang sudah akrab dengan manusia yang bersangkutan. Bagi manusia,
lingkungan yang akrab memberi peluang yang lebih besar untuk tercapainya keadaan
dipertahankan. Jenis kedua adalah lingkungan yang masih asing, dimana manusia
penyesuaian diri bisa bersifat alloplastis dimana individu mengubah dirinya agar sesuan
dengan lingkungan, dan penyesuaian diri yang bersifat autaplastis dimana individu
undang nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, dijelaskan bahwa
lingkungan hidup.
16
f. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak usaha
terjadi di masa mendatang. Namun demikian, dengan adanya interaksi yang kompleks
antara variabel-variabel yang ada pada lingkungan, maka prakiraan merupakan suatu
prosedur yang sulit (Beer dalam Paryono, 2003:21). Model dapat diterapkan dalam
beberapa bidang sekaligus. Model dapat juga digambarkan sebagai bagian dari
memprediksi dan mengatur segala sesuatu, misalnya cuaca. Sebenarnya, model dapat
didefinisikan sebagai suatu perwujudan yang telah disederhanakan atau suatu abstraksi
dari suatu kenyataan (Demeritt dalam Jatmiko, 2007:97), sehingga model digunakan
sebagai salah satu cara untuk membantu dalam memprakirakan (memprediksi) suatu
kondisi. Ada banyak jenis model yang bisa dikembangkan, mulai dari model fisik,
model konseptual, ataupun model matematika. Ada beberapa tahap yang dapat
digunakan sebagai pedoman dalam membuat model (Beer dalam Paryono, 2003:21),
yaitu :
4. Validasi model.
17
Biasanya, dalam permodelan ada kecenderungan untuk membuat model menjadi
sedemikian kompleks, karena para pembuat model menganggap model yang baik
adalah model yang rumit. Anggapan tersebut kurang benar, karena seharusnya model
yang baik adalah model yang paling sederhana dan konsisten dengan tujuan studi. Ada
banyak model sistem lingkungan yang dapat dibuat, tetapi tidak ada definsi atau istilah
yang benar-benar tepat untuk menjelaskan jenis modelnya (Beer dalam Paryono,
2003:22).
BAB II
METODE PENELITIAN
namanya, riset aksi sering dikenal dengan PAR atau Participatory Action
Research. Adapun pengertian riset aksi menurut Corey (1953) adalah proses di
mana kelompok sosial berusaha melakukan studi masalah mereka secara ilmiah
tindakan mereka.
dalam rangka melakukan perubahan dan perbaikan ke arah yang lebih baik.
18
Untuk itu, mereka harus melakukan refleksi kritis terhadap konteks sejarah,
politik, budaya, ekonomi, geografis, dan konteks lain-lain yang terkait. Yang
PAR terdiri dari tiga kata yang selalu berhubungan seperti daur (siklus),
yaitu partisipasi, riset, dan aksi. Artinya hasil riset yang telah dilakukan secara
pada riset partisipatif yang benar akan menjadi tepat sasaran. Sebaliknya, aksi
yang tidak memiliki dasar permasalahan dan kondisi subyek penelitian yang
lepas tangan begitu saja, melainkan dilanjutkan dengan evaluasi dan refleksi
yang kemudian menjadi bahan untuk riset kondisi subyek penelitian setelah
aksi. Oleh Stephen Kemmis proses riset aksi digambarkan dalam model
cyclical seperti spiral. Setiap cycle memiliki empat tahap, yaitu rencana,
Menurut Winter (1989) dalam riset aksi terdapat enam prinsip yang
a. Refleksi kritis
19
mempertimbangkan isu-isu, proses-proses, dan membuat
teoritis.
b. Dialektika kritis
kolaborasi sumber daya ini berpraduga bahwa ide tiap orang sama
pandang pun.
d. Kesadaran resiko
20
berlaku sebelumnya, dan itu menciptakan ketakutan secara psikis di
datang dari ego yang menahan diri dari diskusi terbuka terhadap
bahwa masyarakat juga akan menjadi subyek dari proses yang sama,
e. Struktur plural
21
Selain prinsip-prinsip di atas, PAR mengharuskan adanya
judul dan permasalahan. Dalam penelitian ini lokasi yang penulis ambil adalah di
Konservasi Nipah di Desa Tanjung Putri, Kabupaten Kotawaringin Barat yang mana
yang akan diteliti. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive atau dipilih secara
sengaja.
masa perkuliahan, terhitung mulai bulan Agustus sampai bulan Desember Tahun 2020.
solusi praktis bagi masalah bersama dan isu-isu yang memerlukan aksi dan refleksi
22
bersama.
tentang semua permasalahan yang belum diketahui secara rinci sehingga akan
memberikan kemudahan bagi orang yang ingin mengetahui tentang semua pembahasan
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan meliputi data lapangan yakni
informan sebagai sumber data primer dan dokumen kepustakaan sebagai data sekunder.
Data lapangan yaitu data yang diperoleh penulis dari lapangan dengan cara partisipasi
langsung dengan para informan yang terkait dengan masalah yang diangkat oleh
penulis. Sedangkan data dokumen kepustakaan yaitu data yang diperoleh dari peraturan
perundang- undangan, buku-buku dan bahan hukum lain yang mempunyai relavansi
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini terdiri dari data primer
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh dari informan yang berkaitan dengan masalah
informasi data yang dibutuhkan oleh penulis sebatas yang diketahuinya dan
bagian dari unit analisis. Kebenaran informasi yang diberikan oleh informan
23
informan ditentukan secara purposive sampling, yaitu memilih orang-orang
tersebut. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah pengelola dan
b. Data Sekunder
literatur, makalah ilmiah, pendapat para sarjana maupun artikel atau jurnal.
Untuk memperoleh data yang menjadi subjek atau informan di lokasi penelitian,
antara lain:
3.6.1 Observasi
data dan informasi dari gejala atau kejadian secara sistematis dan didasarkan
24
tentang apa yang dilakukan, dikatakan, ataupun diperbincangkan para
jalan menjadi partisipan secara langsung dan sistematis terhadap objek yang
diteliti dengan cara mendatangi secara langsung lokasi objek penelitian yaitu di
yang berkelanjutan. Metode ini digunakan untuk memperkuat data- data yang
3.6.2 Wawancara
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Ada dua model wawancara yang
dan spontan pada saat wawancara sedang berlangsung. Hal ini dilakukan untuk
25
dan diperjelas dari hasil wawancara berstruktur.
3.6.3 Dokumentasi
pada subjek penelitian tetapi melalui dokumen. Dalam hal ini dapat berupa
data terkait, dan penelitian ini penulis juga menggunakan teknik pengumpulan
Teknik partisipasi ini dianggap sebagai metode yang paling efektif dalam
lingkungan pada Konservasi Nipah, fakta-fakta yang ada dan pendapat maupun
data, yaitu mengelola data sedemikian rupa sehingga data tersebut tersusun
26
analisis. Untuk mengolah data yang telah diperoleh dari wawancara, dan studi
yang telah diperoleh untuk melengkapi data yang belum lengkap sehingga
permasalahan.
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting dan apa yang dipelajar, dan memutuskan apa yang dapat
sebagai berikut:
a. Reduksi data
27
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian,
Hal ini dilakukan setelah data pertama terkumpul atau data observasi.
apabila diperlukan.
b. Display Data
Display data atau penyajian data, yaitu penyusunan data yang kompleks
serta mudah dipahami. Penyajian data dilakukan dalam bentuk naratif dan
c. Penarikan kesimpulan
28
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis
atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati.
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam penulisan ini maka penulis
penelitian ini layak untuk diangkat dan akan diajukan ke Prodi untuk
sidangkan.
Pada tahapan ini penulis terlebih dahulu mengurus surat izin penelitian,
29
3.8.4 Tahap Penulisan Laporan
Pada tahap ini penulis melaporkan hasil penelitian yang telah diolah secara
30