Anda di halaman 1dari 18

EFEKTIFITAS KINERJA GURU DALAM PENERAPAN

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MELALUI


PEMANFAATAN KEANEKARAGAMAN HAYATI (KEHATI)
DAN PROGRAMADIWIYATA DI SD N GIWANGAN
Siyam Mardini
Sekolah Dasar Negeri Giwangan
Email: siyammardini@yahoo.com

Abstrak: SD N Giwangan sebagai sekolah Adiwiyata mempunyai lingkungan


yang baik tetapibelum dimanfaatkan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil
pengamatan ketika supervisi akademik, terdapat indikator yang rendah pada
pelaksanaan pembelajaran kontekstual danpelaksanaan pembelajaran di luar kelas.
Penelitian dilakukan kepada16 guru, untuk mengukur kinerja guru melalui supervisi
pelaksanaan proses pembelajaran sebanyak 2 siklus. Teknik pengumpulan data melalui
observasi, wawancara, dokumen, dan kuisener. Prosedur penelitian melalui perencanaan
(planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Indikator kinerja guru efektif, jika guru mampu menerapkan pembelajaran kontekstual
yang dinilai dari hasil proses pelaksanaan pembelajaran dengan nilai minimal 85,00.
Pembelajaran Kehati dan program Adiwiyata memberikan inspirasi baru kepada guru,
untuk bisa mengembangkan materi ajar. Pendekatan kontekstual, berdampak siswa
senang danaktif karena dilibatkan langsung mengelola lingkungan. Wawasan guru
bertambah, guru mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan
menyajikan proses pembelajaran dengan sumber belajar lingkungan sekolah. Perubahan
pola pikir dan kinerja guru, dapat meningkatkan kinerja guru. Indikator kinerja guru
baik jika hasil supervisi proses pelaksanaan pembelajaran semua indikator dilaksanakan
guru. Artinya, semua indikator dilaksanakan guru maka kinerja guru efektif.
Berdasarkan hasil penelitian siklus I, bahwa pembelajaran kontekstual dan pembelajaran
di luar kelas mencapai 62,50. Siklus I belum semua guru mempunyai kinerja baik.
Sedangkan pada siklus II, guru yang menerapkan pembelajaran kontekstual dan
pembelajaran di luar kelas telah mencapai 93,75. Berdasarkan hasil penelitiansiklus I
dan II terdapat peningkatan 31,25, sehingga dapat disimpulkan bahwa efektifitas kinerja
guru tercapai karena semua indikator dilaksanakan saat pelaksanaan proses
pembelajaran. Pemanfaatan Kehati dan program Adiwiyata di SD N Giwangan
berdampak pada kinerja guru menjadi lebih baik dan efektif.

Kata Kunci: Efektifitas, Kinerja Guru, Pembelajaran Kontekstual, Kehati dan Program
Adiwiyata

Pendahuluan yang terkait ramah lingkungan adalah dalam


Visi SD N Giwangan yaitu pembiasaan siswa dan proses pembelajaran
terwujudnya siswa SD Negeri Giwangan berwawasan lingkungan. Program sekolah
yang beriman, bertaqwa, berkharakter, menanamkan kebiasaan pada perilaku ramah
berbudaya, berwawasan lingkungan, dan lingkungan sejak masih duduk di kelas 1.
unggul dalam prestasi. Salah satu penekanan
11 JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, Volume 3, Nomor 1, Desember 2016

Pendidikan Lingkungan Hidup dengan harapan-harapan yang berbasis


(PLH) yang terintegrasi dalam proses lingkungan. Proses pembelajaran di sekolah
pembelajaran belum dilaksanakan oleh belum mengangkat isu-isu terkait
semua guru. Peran dan tanggung jawab lingkungan. Pengembangan dalam
semua guru di SD N Giwangan untuk mengimplementasikan proses pembelajaran
mengelola lingkungan sekolah supaya dapat belum dilakukan oleh semua guru.
mewujudkan sebagai sekolah adiwiyata Pembelajaran masih banyak yang belum
yang berkelanjutan. Penanaman dan mengaitkan dengan kondisi lingkungan
pembentukan karakter perlu sekitar.
ditumbuhkembangkan dari kelas dan luar Berdasarkan hasil supervisi
kelas oleh guru. Sesuai Permendikbud RI akademik, saat guru melaksanakan proses
No. 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan pembelajaran di kelas ada dua indikator
Budi Pekerti bahwa setiap sekolah yang masih rendah yaitu indikator
seharusnya menjadi tempat yang nyaman melaksanakan pembelajaran kontekstual dan
dan inspiratif bagi siswa, guru, dan/atau melaksanakan pembelajaran di luar kelas.
tenaga kependidikan. Pada saat pelaksanaan proses pembelajaran
Pengelolaan lingkungan sekolah masih terdapat banyak guru belum
menjadi program utama sekolah dengan melaksanakan pembelajaran kontekstual.
melibatkan semua guru. Keterlibatan guru Dua indikator tersebut dapat terpenuhi jika
dalam mengelola lingkungan sekolah akan dalam pelaksanaan proses pembelajaran
membawa pengaruh besar dan cepat dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
menumbuhkembangkan karakter ramah dan sumber belajar dalam proses pembelajaran.
peduli lingkungan sekolah. Implementasi Memanfaatkan lingkungan sekolah untuk
pembelajaran yang ramah lingkungan dan menumbuhkembangkan karakter siswa yang
daya dukung yang digunakan dalam ramah dan peduli lingkungan. Pemanfaatan
implementasi pembelajaran termasuk lingkungan sekolah dalam proses
perangkat pembelajaran, sarana dan pembelajaran memberi ruang kepada guru
prasarana perlu dilengkapi supaya berdaya untuk menerapkan model pembelajaran
guna secara maksimal. yang berbasis lingkungan.Pemanfaatan
Lingkungan sekolah merupakan Kehati dan program Adiwiyata
lingkungan terdekat siswa selamabelajar di diintegrasikan dalam semua mata pelajaran.
sekolah. Lingkungan sekolah menjadi salah Komitmen sekolah,memanfaatkan Kehati
satu sumber belajar siswa di sekolah. Di SD dan program Adiwiyata supaya berhasil
N Giwanganpelaksanaan proses harus diterapkan dalam proses
pembelajaran di sekolah belum sesuai pembelajaran. Terdapat
kesenjangan hasil, pada pelaksanaan proses siswa tentang permasalahan lingkungan di
pembelajaran kontekstual yaitu 25,00 sekitar tempat tinggalnya masih sedikit,hal
melaksanakan pembelajaran kontekstual ini akan mempersulit mengaitkan dengan
sedangkan 75,00 belum kontekstual. Begitu materi ajar. Pemahaman dan pengembangan
juga yang belum melaksanakan konsep,diperlukan teknik tertentu supaya
pembelajaran di luar kelas ada 87,00 siswa betul-betul memahami konsep materi
sedangkan yang melaksanakan ajar.
pembelajaran di luar kelas hanya 13,00. Perubahan pola pikir guru dalam
Pembelajaran Kehatidan program proses pembelajaran yang lebih baik, dapat
Adiwiyata memberikan inspirasi yang baru meningkatkan kinerja guru. Indikator
kepada guru, untuk bisa mengembangkan kinerja guru baik jika hasil supervisi
materi ajar lebih luas dan mendalam supaya pelaksanaan proses pembelajaran semua
siswa lebih dekat dengan lingkungan indikator dalam instrumen terpenuhi dan
sekolahnya. Pendekatan kontekstual dilaksanakan. Berdasarkan pengamatan
membuat siswa senang dalam belajar karena yang dilakukan, efektifitas kinerja guru
siswa merasa tidak terbebani dengan tugas dalam penerapan pembelajaran kontekstual
guru yang hanya belajar di dalam kelas. melalui pemanfaatan Kehati dan program
Proses pembelajaan membawa perubahan Adiwiyata di SD N Giwangan memberikan
tidak hanya pada siswa tetapi juga karena warna berbeda karena siswa lebih semangat
terdapat peningkatan wawasan guru yang dalam belajar dan berlatih berkomunikasi
selama ini hanya banyak menggunakan antar teman. Selain itu, guru juga berusaha
sumber buku. Guru diharapkan mampu memenuhi indikator kinerja yang masih
menyusun rencana pelaksanaan belum terpenuhi. Kinerja guru baik jika
pembelajaran (RPP) dan menyajikan dalam semua indikator terpenuhi atau dilakukan
proses pembelajaran dengan memanfaatkan ketika mengajar.
lingkungan yang konstekstual. Kinerja guru yang baik dapat
Kenyataan bahwa tuntutan hidup dibuktikan melalui hasil supervisi
manusia harus memahami berbagai kondisi pelaksanaan proses pembelajaran. Salah
lingkungan yang ditempati. Di sekolah satu ciri guru profesional yaitu bahwa guru
siswa belajar berbagai masalah terkait mempunyai kinerja minimal baik dan
lingkungan secara menyeluruh melalui mempunyai kompetensi sebagai guru.
beberapa mata pelajaran, misalnya IPS, Berdasarkan hasil supervisi pelaksanaan
IPA, Bahasa Indonesia, dan mungkin juga proses pembelajaran, bahwa saat guru
ada di mata pelajaran yang lainnya. melaksanakan proses pembelajaran di kelas,
Pengalaman belajar
ada dua indikator yang masih rendah yaitu pemanfaatan Keanekaragaman Hayati
indikator melaksanakan pembelajaran (Kehati) yang berbasis adiwiyata di sekolah.
kontekstual dan melaksanakan pembelajaran Pemanfaatan Kehati dan program Adiwiyata
di luar kelas. Dua indikator tersebut diintegrasikan dalam semua mata pelajaran.
dipenuhi dengan memanfaatkan lingkungan Semua guru dalam proses pembelajaran
sekolah sebagai sumber belajar dalam memanfaatkan Kehati dan program
proses pembelajaran. Memanfaatkan Adiwiyata sebagai wujud program sekolah
lingkungan sekolah untuk yang ramah lingkungan. Untuk mengukur
menumbuhkembangkan karakter siswa yang keberhasilan dalam proses pembelajaran
ramah dan peduli lingkungan. SD N maka dilakukan supervisi pelaksanaan
Giwangan sebagai sekolah adiwiyata proses pembelajaran dengan penekanan
mempunyai lingkungan dengan beraneka pembelajaran kontekstual.
ragam dan jenis tanaman belum Berdasarkan hasil pengamatan
dimanfaatkan dalam pembelajaran. ketika proses pembelajaran oleh guru bahwa
Pemanfaatan lingkungan sekolah dalam penerapan pembelajarankontekstual di SD N
proses pembelajaran memberi ruang kepada Giwangan terdapat 25,00 sedangkan yang
guru untuk menerapkan model pembelajaran belum kontekstual 75,00. Hal tersebut
yang berbasis lingkungan. diperkuat lagi dengan belum semua guru
Pemanfataan lingkungan sekolah melaksanakan pembelajaran di luar kelas
sebagai sumber belajar secara nyata akan 87,00 sedangkan yang melaksanakan hanya
memberi dampak positif kepada siswa. 13,00. Berdasarkan kondisi tersebut,
Pembentukan dan pembiasaan karakter penerapan pembelajaran kontekstual melalui
ramah lingkungan dimulai dalam proses pemanfaatan Kehati dan program Adiwiyata
pembelajaran dengan sumber belajar alam efektif untuk mengetahui ketercapaian
sekitar di sekolah. Kondisi ini masih jarang kinerja guru sudah baik atau belum. Siswa
dan sedikit dilakukanguru. lebih semangat dalam belajar dan berlatih
Isu pemanasan global atau global berkomunikasi antar teman. Selain itu guru
warming menjadi keprihatinan semua juga berusaha memenuhi indikator kinerja
manusia di dunia. Gerakan ramah yang masih belum terpenuhi. Kinerja guru
lingkungan melalui pembentukan dan baik jika semua indikator terpenuhi atau
pembiasaan siswa di sekolah perlu digiatkan dilakukan ketika mengajar.
dengan penyusunan program nyata. Sekolah Berdasarkan latar belakang tersebut,
memprogramkan dalam pembelajaran agar maka rumusan masalah dalam penelitian
semua guru melakukan proses pembelajaran adalah : Bagaimana efektifitas kinerja guru
kontekstual dengan menekankan
dalam penerapan pembelajaran kontekstual pengetahuan yang luas karena mempelajari
melalui pemanfaatan keanekaragaman ilmu secara utuh yang memiliki keterkaitan
hayati (Kehati) dan program Adiwiyata di antara satu dengan yang lain. Pengetahuan
SD N Giwangan? Tujuan penelitian untuk yang diperoleh bukan hanya hafalan tetapi
mengetahui efektifitas kinerja guru dalam ilmu yang dipahami dan diyakini sendiri
penerapan pembelajaran kontekstual melalui oleh siswa. Pemahaman Kehati
pemanfaatan keanekaragaman hayati mempermudah dalam menanamkan konsep
(Kehati) dan Program Adiwiyata di SD N pengetahuan. Tugas guru menyusun dan
Giwangan. Manfaat penelitianyaitu mengorganisir proses pembelajaran
menanamkan karakter peduli menggunakan sumber Kehati di sekolah.
lingkungankepada siswa dan guru mampu Pengelolaan tanaman yang
mengimplementasikan Kehati dan program mendukung belajar siswa dilengkapi dengan
Adiwiyata dalam pembelajaran kontekstual Ruang Terbuka Hijau (RTH). RTH sangat
di SD N Giwangan. dibutuhkan siswa sebagai sarana diskusi,
Sekolah mempunyai program belajar, dan bercengkerama. Desain RTH
menghadirkan Kehati dalam proses bisa menyesuaikan kebutuhan sekolah,
pembelajaran. Kinerja guru adalah dalam hal ini untuk mendukung kegiatan
keseluruhan perilaku guru dalam mencapai siswa dan guru. Berbagai tanaman, satwa air
tujuan terhadap pelaksanaan tugas yang dan darat yang ada di sekolah mempunyai
dibebankan kepadanya baik sebagai tujuan untuk membantu dan mempermudah
pengajar, pelatih, pembimbing, pembinaan, belajar siswa sekaligus juga mempermudah
dan pendidik siswa, sehingga dari guru dalam menyampaikan materi ajar
penguasaan tugas pokok tersebut dapat terkait pemahaman konsep belajar. Pada
meningkatkan kinerja guru dalam prinsipnya, Kehati yang ada di sekolah
mengajar(Rudolf Kempa, 2015:8-9). diadakan dengan maksud memberi fasilitas,
Pembelajaran kontekstual supaya siswa nyaman dalam belajar.
menekankan pada proses keterlibatan siswa ProgramAdiwiyata di sekolah
untuk menemukan materi sendiri, artinya dituangkan dan dilaksanakan melalui aksi
proses belajar dikaitkan dengan pengalaman lingkungan di sekolah. Proses pembelajaran
secara langsung. Harapannya dalam PLH dengan memanfaatkan sumber
pembelajaran kontekstual siswa bisa lingkungan dengan desain implementasi
mencari dan menemukan sendiri materi Kehati dan program Adiwiyata melalui
pelajaran.Siswa yang aktif belajar mencari pembelajaran kontekstual.Semua kebutuhan
dan menemukan sendiri akan mempunyai yang diperlukan dalam pembelajaran,
disiapkan sekolah dan menganggarkan mengajar dalam suasana interaksi edukatif,
dalam APBS. Penganggaran bisa mencapai yaitu interaksi yang sadar akan tujuan.
di atas 25%, semua komponen dalam APBS Artinya interaksi yang telah dicanangkan
wajib dipenuhi. Penyusunan program dan untuk tujuan tertentu setidaknya adalah
perangkat pembelajaran melibatkan tim pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
adiwiyata. Susunan tim adiwiyata terdiri dirumuskan. Kegiatan pembelajaran yang
dari ketua, koordinator kegiatan, sekretaris, diprogramkan guru merupakan kegiatan
dan anggota yang menangani masing- integralistik antara pendidik dengan peserta
masing komponen. didik (Endang Kumala, 2014 : 68).
Implementasi dalam pelaksanaan Metode Penelitian
proses pembelajaran memerlukan perangkat Penelitian ini merupakan Penelitian
pembelajaran, gurumenyusun perangkat Tindakan Sekolah (PTS). Metode penelitian
pembelajaran. Perangkat pembelajaran ini menggunakan metode
berupa silabus, menentukan Standar kualitatif.Penelitian ini dilakukan dengan
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar mencermati kondisi nyata yang terjadi dan
(KD) yang sesuai dan dapat diterapkan dituangkan dalam bentuk deskripsi.
dalam PLH. Identifikasi SK dan KD Pelaksanaan penelitian dilakukan di SD N
memerlukan pencermatan khusus karena Giwangan, Jalan Tegalturi no. 45,
guru perlu menyiapkan materi ajar yang Umbulharjo,Yogyakarta pada tahun ajaran
sesuai dengan SK dan KD dalam silabus. 2016/2017. SD N Giwangan merupakan
Penentuan SK, KD , dan materi yang sesuai sekolah Adiwiyata Nasional pada tahun
akan dijabarkan dalam RPP. Penyusunan 2015, sehingga mempunyai lingkungan
RPP disesuaikan dengan media dan sumber sekolah yang baik dan sangat mendukung
belajar yang akan digunakan. untuk pembelajaran.Penelitian ini
Penentuan sumber belajar dengan membutuhkan waktu 4 bulan, dengan
memanfaatkan Kehati dan program perincian untuk persiapan, pelaksanaan, dan
Adiwiyata dalam pelaksanaan proses laporan.Fokus penelitianadalah pada proses
pembelajaran. Pemanfaatan Kehati dan pembelajaran ramah lingkungan dengan
program Adiwiyata di SD N Giwangan, Kehati dan program Adiwiyata yang
guru perlu melakukan inovasi dan kreasi. dilakukan oleh guru dan siswa.
Kreatifitas guru diperlukan dengan tujuan Jenis datayang digunakan adalah
supaya siswa berperan aktif dalam kinerja guru diperoleh melalui supervisi
pembelajaran. Aktifitas dalam proses akademik yang dilakukan oleh kepala
pembelajaran terjadi interaksi belajar sekolah kepada 16 guru pada tahun ajaran
2015/2016 semester 2. Ada dua indikator pelaksanaan proses pembelajaran dan
yang rendah yaitu melaksanakan proses khususnya dua indikator yaitu
pembelajaran kontekstual dan pembelajaran melaksanakan proses pembelajaran
di luar kelas. Teknik pengumpulan data; 1) kontekstual dan pembelajaran di luar kelas
teknik observasi dilakukan dengan sesuai materi.
melakukan pengamatan yang cermat dari Kerangka berpikir menggunakan
awal sampai akhir proses penelitian, 2) tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan,
wawancara digunakan untuk memperkuat pengamatan, dan refleksi. Dasar melakukan
data otentik dari guru dan siswa, 3) penelitian yaitu hasil supervisi tahun ajaran
dokumen yang dibutuhkan dalam 2015/2016 semester 2 guru belum
pembelajaran adalah dokumen guru berupa menerapkan pembelajaran kontekstual dan
perangkat pembelajaran : kurikulum pembelajaran di luar kelas. Rencana
sekolah, APBS, Silabus,RPP, penilaian, dan penelitian pada setiap siklus menerapkan
foto-foto kegiatan yang dilaksanakan dalam pembelajaran kontekstual dan pembelajaran
pembelajaran, dan 4) kuisener dilakukan di luar kelas.
dengan menyediakan beberapa pertanyaan Hasil Penelitian dan Pembahasan
yang harus diisi oleh guru dengan 1. Hasil Penelitian
menjawab “ya” atau “tidak”. Hasil pengamatan mencerminkan
Pengolahan datayang digunakan kondisi nyata yang dilakukan guru selama
terdapat indikator yang rendah yaitu pelaksanaan pembelajaran.
indikator melaksanakan proses a. Kondisi Awal
pembelajaran kontekstual dan pembelajaran SD N Giwangan merupakan sekolah
di luar kelas. Cara pengolahan data dengan Adiwiyata dengan kurikulum teritegrasiada
menghitung jumlah guru yang disupervisi 12 rombongan belajar. Pada tahun ajaran
dibandingkan dua indikator tersebut. Hasil 2016/2017 jumlah siswa SD N Giwangan
akhir penelitian dengan kategori kinerja 363 siswa. Jumlah guru kelas ada 12, guru
guru efektif dalam penerapan pembelajaran Penjaskes ada 2, dan guru Pendidikan
kontekstual jika minimal 85,00 guru agama Islam ada 2. Sedangkan kegiatan
melaksanakan. Indikator keberhasilan harus ekstrakurikuler ada komputer, TPA,
menunjukkan perubahan yang nyata pada pramuka, seni lukis, seni tari, Bahasa
dua indikator yaitu pembelajaran Inggris, dan sepak takraw. Pelaksanaan
kontekstual dan di luar kelas. Keberhasilan pembelajaran konstektual dilakukan oleh
penelitian dapat dilihat pada hasil akhir guru kelas dan guru mata pelajaran.
supervisi memperoleh 85.00 guru dapat
menerapkan semua indikator dalam
Proses pembelajaran masih berada di dalam dua siklus, data yang terkumpul
dalam kelas dan belum memanfaatkan melalui wawancara, observasi, kuisener dan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. dokumen. Penelitian yang dilakukan
SD N Giwangan sebagai sekolah Adiwiyata dimulai dengan melakukan observasi di
Nasional harus melaksanakan pembelajaran beberapa kelas saat guru mengajar. Hasil
pendidikan lingkungan hidup terintegrasi penelitian yang sudah dilakukan perlu
dalam semua mata pelajaran. Kurikulum SD dilakukan pembahasan atau pengkajian
N Giwangan menyatakan bahwa secara mendalam melalui beberapa teknik
pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup yang sudah dilakukan. Pembahasan
terintegrasi dalam semua mata pelajaran mendalam ini mengupas 2 kali siklus yang
sehingga pelaksanaannya melekat pada dilaksanakan dalam penelitian yaitu siklus I
semua guru. dan siklus II. Setiap siklus dibahas melalui 4
b. Rencana Tindak tahap yaitu Perencanaan (Planning),
Rencana tindak yang akan dilakukan Pelaksanaan (Acting), Pengamatan
dengan membuat jadwal atau program (Observing), danReflkesi (Reflekting).
supervisi pada semester 1 tahun ajaran a. Siklus I
2016/2017. Supervisi akan diberlakukan 1) Perencanaan (planning)
untuk semua guru kelas dan guru mata Pada tahap perencanaan ini
pelajaran. Waktu yang dibutuhkan untuk kepala sekolah sebagai peneliti melakukan
satu kali supervisi 2 jam pelajaran (70 sosialisasi dan komunikasi intensif kepada
menit). semua guru tentang penerapan pembelajaran
Dokumen guru disampaikan kepada kontekstual dengan pemanfataan kehati dan
kepala sekolah sebelum pelaksanaan program adiwayata. Guru menyusun RPP
pembelajaran. RPP yang telah disusun guru yang akan digunakan dan skenario
digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajarannya. Penyusunan RPP dengan
pembelajaran. Pengamatan dilakukan mengintegrasikan Kehati dan program
sebelum, selama, dan setelah proses Adiwiyata sekolah sesuai materi ajar. RPP
pembelajaran. Hasil pengamatan akan yang sudah selesai wajib dimintakan tanda
direfleksikan untuk menyusun program tangan kepala sekolah. Komponen RPP
perbaikan selanjutnya sampai tercapai harus sesuai standar proses yang di
indikator keberhasilannya. dalamnya terdapat tiga kegiatan yaitu
2. Pembahasan Hasil Penelitian kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
Penelitian Tindakan Sekolah oleh Peneliti melakukan pengkajian terhadap
Kepala sekolah di SD N Giwangan terbagi RPP yang disusun guru. Semua RPP yang
sudah
melalui pengkajian dikembalikan kepada atau 50,00 yang sudah menyampaikan
guru untuk selanjutnya digunakan dalam skenario pembelajaran sedangkan 8 guru
pembelajaran. Pada kegiatan ini masih ada 5 atau 50,00 belum menyampaikan skenario
guru yang belum siap RPP sedangkan 11 pembelajaran. Penyampaian skenario
guru sudah menyusun RPP. pembelajaran dengan menghubungkan
Skenario pembelajaran wajib materi ajar dan kegiatan yang akan
disampaikan oleh guru sebelum dilakukan.
pembelajaran dilakukan supaya Mendampingi proses belajar selama
pembelajaran lebih terarah dan siswa pembelajaran berlangsung guru
mengetahui proses yang akan dilakukan. mendampimgi siswa sampai tuntas. Pada
Semua guru mampu menyusun skenario tahap ini guru melakukan pendampingan di
proses pembelajaran dan menyampaikan kelas dan di luar kelas. Guru mendampingi
skenario pembelajaran sebelum dimulai dan memantau semua kegiatan yang
proses pembelajaran lebih lanjut. dilakukan siswa. Kegiatan yang dilakukan
Peneliti menyusun instrumen oleh siswa di luar kelas bervariasi ada yang
penelitian yang terdiri dari pengamatan merupakan kegiatan individu dan ada yang
untuk semua guru pada saat proses berkelompok.Guru mengkondisikan kelas
pembelajaran. Instrumen yang akan supaya semua siswa siap mengikuti proses
digunakan yaitu isntrumen supervisi pembelajaran. Guru mengawali
pelaksanaan proses pembelajaran dan pendahuluan dengan berdoa bersama yang
kuisener pelaksanaan dipimpin oleh ketua kelas. Guru juga
pembelajaran.Menyusun kisi-kisi berfungsi memberikan motivasi dengan cara
sebagai acuan atau pedoman yang akan menanyakan siswa yang tidak hadir,
dilakukan dalam melakukan penelitian. menyampaikan tujuan, menanyakan
Melalui kisi-kisi juga akan dilakukan kajian pengalaman hasil belajar.
mendalam tentang berbagai permasalahan c. Pengamatan (observing)
yang muncul serta solusinya. Berdasarkan instrumen yang sudah
b. Pelaksanaan (acting) disusun maka pada kegiatan observasi ini
Skenario penting disampaikan pengamatan benar-benar dilakukan.
sebagai rambu-rambu dalam melaksanakan Pengamatan dilakukan pada saat sebelum
pembelajaran. Guru melakukan pembelajaran, saat pembelajaran, dan
pembelajaran sesuai skenario yang telah sesudah pengamatan pembelajaran.
ditetapkan dalam RPP. Pada saat Pengamatan sebelum pembelajaran
pelaksanaan proses pembelajaran ada 8 guru berfungsi untuk mempersiapkan RPP dan
perangkat pembelajaran yang dibutuhkan
yang akan digunakan di kelas. Dokumen Berdasarkan data hasil supervisi ada
kelengkapan mengajar harus sudah siap. 6 guru kelas yang melaksanakan
Pada saat ini terjadi komunikasi antara guru pembelajaran kontekstual dan di luar kelas,
dan kepala sekolah sebagai peneliti. Peneliti dan 2 guru mata pelajaran yaitu guru
menanyakan lagi kepada guru tentang Pendidikan Jasmani. Sementara 8 guru
kesiapan mengajar. lainnya belum melaksanakan, hal ini juga
Pada saat proses pembelajaran dicocokkan dengan RPP guru belum. Hasil
dilakukan pencermatan mendalam melalui pengamatan tersebut disampaikan kepada
dokumen dan instrumen pengamatan. semua guru setelah mengajar dan guru
Instrumen digunakan untuk mendapatkan cukup memahami maksud dalam kegiatan
data yang lebih lengkap dalam penelitian. tersebut. Berdasarkan pengakuan guru
Dokumen dan catatan lapangan digunakan memang masih bingung dalam
untuk memperkuat data hasil pengamatan. melaksanakan pembelajaran kontekstual dan
Aktifitas guru dan siswa dalam proses di luar kelas. Pada pertemuan kedua
pembelajaran dicermati dan dicatat untuk pengamatan dilakukan jarak satu minggu
dijadikan jurnal kegiatan dalam proses agar guru dapat mempersiapkan kegiatan
pembelajaran. Proses pembelajaran yang akan dilakukan. Data hasil supervisi
dilakukan oleh guru untuk setiap pertemuan proses pembelajaran yang dilakukan guru
2 jam pelajaran (70 menit). pada pertemuan pertama siklus I.
Pertemuan pertama
Penelitian dilakukan kepada semua
10

guru kelas, guru mata pelajaran, dan guru


Guru
0
ekstrakurikuler. Pengamatan dilakukan Kontekstual Belum
Kontekstual

selama 2 jam pelajaran di kelas 1-6


Gambar 1. Diagram Hasil Pembelajaran
disesuaikan dengan Standar Kompetensi,
Pertemuan kedua
Kompetensi Dasar, dan materi ajar. Hasil
pengamatan aktifitas selama proses Pada pertemuan kedua ada

pembelajaran terkait pelaksanaan perbedaan dalam pelaksanaan

pembelajaran di luar kelas dan pengamatan. Pengamatan

melaksanakan pembelajaran kontekstual dimulai untuk 8 guru yang belum

terdapat 8 guru atau 50, 00 telah melaksanakan pembelajaran kontekstual dan

melaksanakan, sedangkan 8 guru atau 50.00 di luar kelas, kemudian pengamatan

belum melaksanakan pembelajaran diluar dilanjutkkan kepada 8 guru yang sudah

kelas dan belum kontekstual. melaksanakan tetapi RPP berbeda.


Pengamatan dilakukan lebih jeli
dan detail terkait indikator yang belum
dilaksnakan guru. Indikator yang sudah
bagus dikuatkan dengan memberikan 10

5
apresiasi pada saat diskusi bersama guru. 0
Guru

Kontekstual Belum
Hasil pengamatan pada pertemuan Kontekstual

kedua guru yang melaksanakan Gambar 2. Diagram Hasil Pembelajaran


pembelajaran kontekstual dan di luar kelas
d. Refleksi (reflekting)
ada 10 guru atau 62,50. Masih ada 6 guru
Hasil penelitian pada siklus I masih
atau 37,50 belum melaksanakan
perlu dilakukan tindak lanjut siklus 2, hal ini
pembelajaran kontekstual dan di luar kelas.
karena belum semua guru mampu
Berdasarkan hasil tersebut, maka perlu ada
menerapkan pembelajaran kontekstual dan
penguatan pada indikator yang bagus dan
di luar kelas. Penekanan penelitian adalah
pendampingan lebih pada indikator yang
pemanfaatan Kehati dan program
belum terpenuhi.
Adiwiyata. Berdasarkan hasil proses
Hasil komunikasi dengan guru yang
pembelajaran di siklus I dalam
belum mampu melaksanakan ada dua
pembelajaran kontekstual dan di luar kelas
perbedaan. Pertama, ada 2 guru yang
belum dilakukan oleh minimal 85,00 guru
merasa bingung karena menganggap
SD N Giwangan.
Standar Kompetensinya tidak bisa
b. Siklus 2
dimasukkan untuk pembelajaran
Siklus kedua dilakukan dengan
kontekstual. Kedua, ada 4 guru yang sudah
melakukan penyusunan jadwal dan kegiatan
senior umurnya merasa tidak mampu
disesuaikan kondisi dan hal-hal yang masih
menyusun RPP dan melaksanakan. Kepala
perlu perbaikan dan penekanan dalam
sekolah sebagai peneliti menyarankan dan
penelitian.
memotivasi guru agar selalu mengikuti
1) Perencanaan (planning)
perkembangan karena guru sebagai guru
Semua guru wajib menyusun RPP
pembelajar yang harus selalu mengupdate
yang akan dilaksanakan dengan terlebih
ilmunya. Data hasil supervisi proses
dahulu dikonsultasikan antar teman sejawat.
pembelajaran yang dilakukan guru pada
Diskusi dengan teman sejawat baik
pertemuan kedua siklus I.
dilakukan guru supaya bisa saling
melengkapi kekurangan dan memberi yang
lebih. Bagi guru yang pada siklus I sudah
mampu menyusun RPP dan mampu
melaksanakan dalam pembelajaran, wajib c. Pengamatan (observing)
membantu guru yang belum mampu Kegiatan pengamatan dilakukan di
menyusun RPP. Dalam kegiatan ini peneliti kelas 1-6 secara berurutan dimulai dari kelas
menerapkan belajar antar teman sejawat di 6 kemudian menurun sampai kelas 1 dan
sekolah. dilanjutkan guru bidang studi.
Guru sebagai guru pembelajar Pertemuan pertama
menerapkan tutor teman sejawat sebagai Hasil pengamatan pada pertemuan
sumber belajar. Ada dua alternatif model pertama guru lebih memahami maksud
belajar yang dipilih guru yaitu belajar antar dalam pembelajaran yang akan dilakukan
teman sejawat, maksudnya ada yang melalui yaitu kontekstual dan di luar kelas.
diskusi/ konsultasi dan ada yang melakukan pengamatan pembelajaran dmulai dari kelas
kunjungan kelas mengamati proses 6 terlebih dahulu. Pada kegiatan
pembelajaran yang dilakukan di kelas lain. pengamatan di kelas, semua kelas sudah
Tutor teman sejawat dilakukan oleh guru melaksanakan pembelajaran kontekstual dan
agama Islam dengan guru Penjas, di luar kelas. Skenario pembelajaran dalam
sedangkan guru kelas 4 mengunjungi kelas RPP juga sudah memasukkan kontekstual.
3. Guru kelas dua belajar melalui diskusi Data hasil supervisi proses pembelajaran
dengan kepala sekolah. yang dilakukan guru pada pertemuan
2) Pelaksanaan (acting) pertama siklus II.
Masing-masing guru melaksanakan
proses pembelajaran sesuai skenario dalam
RPP. Selama pelaksanaan proses 20

pembelajaran guru mengelola kelas dan


Guru
0
memfasilitasi siswa dalam belajar. Siswa Kontekstual Belum
Kontekstual
diajak melakukan unjuk kerja langsung
sesuai informasi guru. Guru menggunakan
Gambar 3. Diagram Hasil Pembelajaran
variasi metode dengan maksud supaya siswa
aktif dan senang dalam belajar. Unjuk kerja Pertemuan kedua
terlihat di lakukan di kelas 6 A,B, kelas 5 A,
Hasil pengamatan pelaksanaan
kelas 3 A,B. Guru memantau dengan cara
proses pembelajaran di SD N Giwangan dari
menghampiri antara siswa satu dengan
kelas 1 – 6 melaksanakan pembelajaran
lainnya ketika belajar di luar kelas.
yang sudah didiskusikan pada pertemuan
sebelumnya. Kegiatan pembelajaran oleh
semua guru dapat disimpulkan bahwa melalui berbagai mata pelajaran yang
semua guru sudah mampu menerapkan dipelajari.
pembelajaran kontekstual. Pada pertemuan Kesimpulan pada pertemuan kedua
kedua, guru sudah lebih mantap dalam adalah sebanyak 93,75 guru sudah mampu
melakukan pembelajaran. Dari 16 guru yang melaksnakan pembelajaran dengan
ada di SD N Giwangan menyatakan senang memanfaatkan Kehati dan program
melakukan pembelajaran kontekstual dan di Adiwiyata secara kontekstual. Satu guru
luar kelas. Alasannya, selain menanamkan purna tugas diganti oleh guru pendamping
konsep dan pembentukan karakter juga khusus yaitu di kelas 2 A. Sehingga di kelas
memberi ruang gerak kepada siswa supaya 2 A guru kelas tidak melaksanakan karena
sehat tidak malas. ada kendala kesehatan dan mulai 1
Pada pertemuan kedua siswa dan Nofember 2016 sudah purna tugas.
guru telah menyiapkan secara lebih baik. Data hasil supervisi proses
Guru sudah tidak lagi mengamati di kelas pembelajaran yang dilakukan guru pada
lain, tetapi tetap masih melakukan pertemuan kedua siklus II.
konsultasi antar teman dengan tujuan
membangun kepercayaan diri sebelum
mengajar. RPP guru sudah memuat
20
pembelajaran kontekstual dan di luar kelas,
0 Guru
guru juga mampu menyusun skenario Kontekstual

pembelajaran dalam RPP dengan benar.


Guru mampu menyusun skenario
Gambar 4. Diagram Hasil Pembelajaran
pembelajaran kontekstual dengan urutan
d. Refleksi (reflecting)
pembelajaran yang manis tertata dan
Berdasarkan hasil siklus I dan II dan
terstruktur. Guru mampu memfasilitasi
melalui pengumpulan data selama 4 bulan
pembelajaran dan mengelola pembelajaran
telah dihimpun kesimpulan akhir dalam
dengan benar sesuai skenario RPP.
penelitian. Kesimpulan dalam penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan, 16 guru
adalah bahwa guru telah melaksanakan
mampu melaksanakan pembelajaran
pembelajaran kontekstual dan di luar kelas.
kontekstual dan di luar kelas dengan
Sampai pada siklus II telah dihimpun data
memanfaatkan Kehati dan program
dari 16 guru SD N Giwangan yang telah
Adiwiyata dalam pembelajaran. Bahkan
melaksanakan pembelajaran kontekstual dan
siswa senang mampu mengekspresikan diri
di luar kelas ada 15 guru. Ini artinya bahwa
guru SD N Giwangan yang belum Seiring tuntutan peningkatan mutu dan
melakukan pembelajaran kontekstual dan di layanan tersebut sekolah selalu melakukan
luar kelas hanya 1 guru. Maka dapat evaluasi terhadap semua kegiatan termasuk
disimpulkan bahwa Penerapan sekolah melakukan evaluasi terhadap hasil
Pembelajaran Kontekstual Melalui supervisi guru. Setiap hasil supervisi
Pemanfaatan Kehati dan Program Adiwiyata disampaikan kepada guru, agar dapat
di Sekolah sangat efektif diterapkan. dijadikan bahan masukan perbaikan
Berdasarkan data supervisi pembelajaran atau penguatan bagi yang
pelaksanaan proses pembelajaran bahwa, sudah baik.
guru yang menerapkan pembelajaran Diperlukan kinerja guru yang baik
kontekstual dan di luar kelas telah mencapai untuk mencapai tujuan peningkatan mutu
93,75. Artinya 93,75 guru sudah mampu dan layanan pendidikan di SD N Giwangan.
melaksanakan pembelajaran dengan Pengukuran kinerja guru, salah satunya
memanfaatkan Kehati dan program melalui supervisi di kelas. Supervisi proses
Adiwiyata secara kontekstual, sedangkan pembelajaran yang dilakukan kepada semua
16,25 tidak menerapkan bukan karena tidak guru kelas dan mata pelajaran. Program
mampu tetapi karena mulai tanggal 1 supervisi proses pembelajaran dilakukan
Nofember guru tersebut purna tugas. Hal ini dengan penyusunan jadwal pelaksanaan.
berarti, penerapan pembelajaran kontekstual Tuntutan mutu sekolah harus
melalui pemanfataan Kehati dan program diimbangi dengan kinerja guru pula. Kinerja
Adiwiyata di SD N Giwangan efektif guru yang baik, akan memberi tauladan
dilaksanakan untuk mengukur kinerja. yang baik kepada siswa. Tuntutan kinerja
guru harus dilakukan seiring dengan
Simpulan beberapa regulasi pemerintah tentang
Peningkatan mutu pendidikan pada pendidikan. Sesuai visi SD N Giwangan
umumnya diimbangi dengan peningkatan untuk mencapai prestasi siswa dan sekolah
layanan. Layanan yang baik harapannya maka kinerja guru harus selalu baik. Proses
akan menghasilkan siswa yang berkualitas pembelajaran yang dilakukan guru
dan berprestasi dalam semua bidang. merupakan salah satu cara untuk mengukur
Layanan pendidikan di sekolah menyangkut ketercapaian kinerja guru. Kinerja guru baik
layanan yang diberikan guru kepada siswa. jika semua indikator dalam instrumen
Hal ini dapat berupa pendampingan belajar supervisi dilaksanakan dan mempunyai nilai
oleh guru kepada siswa dalam bentuk proses baik. Artinya dalam proses pembelajaran
pembelajaran atau menambah jam mengajar. semua unsur harus baik dimulai dari
perencanaan sampai penilaian
belajar. Guru harus mampu menyusun RPP Guru menyiapkan silabus, RPP
dan menyusun skenario pembelajaran sampai penilaian terintegrasi dengan PLH.
kontekstual dengan memanfaatkan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di SD
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. N Giwangan melalui pembelajaran
SD N Giwangan sebagai sekolah Adiwiyata terintegrasi dalam semua mata pelajaran.
mempunyai aneka ragam tanaman yang Langkah awal yang dilakukan sekolah
dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran. membetuk tim adiwiyata yang terdiri guru-
Hasil penelitian di SD N Giwangan guru kelas dan mata pelajaran untuk terlibat
menunjukkan adanya perubahan perilaku menyusun kurikulum dan kegiatan di
guru dalam proses pembelajaran. Perubahan sekolah. Tugas tim menyusun dan
perilaku guru dalam proses pembelajaran menyiapkan bahan ajar, jadwal dan program
menunjukkan bahwa guru mempunyai kegiatan, dan aksi nyata dalam mengelola
keinginan memperbaiki kinerja untuk lebih lingkungan.
baik. Penerapan pembelajaran kontekstual Penyusunan bahan ajar dengan
dengan memanfaatkan Kehati dan program menyiapkan silabus dan RPP yang terkait
Adiwiyata sekolah diharapkan efektif untuk dengan lingkungan untuk dilaksanakan
meningkatkan kinerja guru. Berdasarkan dalam setiap pembelajaran di sekolah.
hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai Jadwal dan program kegiatan yang akan
berikut :1) Penerapan pembelajaran dilaksanakan disesuaikan Standar
kontekstual melalui pemanfaatan Kehati dan Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan materi
program Adiwiyata di SD N Giwangan yang akan diajarkan. RPP yang disusun oleh
dilaksanakan secara terintegrasi dalam guru wajib mencantumkan proses
semua mata pelajaran. Guru termotivasi pembelajaran sampai penilaian untuk
untuk selalu belajar dan meningkatkan pembentukan dan pembiasaan ramah
kinerjanya. Kenerja guru dalam proses lingkungan. Semua kebutuhan yang
pembelajaran diukur melalui supervisi oleh diperlukan dalam pembelajaran, disiapkan
kepala sekolah dengan nilai minimal sekolah dan menganggarkan dalam APBS.
“Baik”, Hasil penelitian akhir menunjukkan
2) Efektifitas kinerja guru tercapai, hal ini bahwa guru yang melaksanakan
diperkuat dengan hasil proses pembelajaran pembelajaran kontekstual dan di luar kelas
yang dilakukan oleh guru. Guru mampu telah mencapai 93,75. Artinya guru sudah
menerapkan pembelajaran kontekstual mampu melaksanakan pembelajaran dengan
melalui pemanfaatan Kehati dan program memanfaatkan Kehati dan program
Adiwiyata di sekolah dapat tercapai. Adiwiyata secara kontekstual. Hal ini
berarti,
penerapan pembelajaran kontekstual melalui terkait kinerja
pemanfataan Kehati dan program Adiwiyata
di SD N Giwangan kinerja guru dapat
diukur dan efektif dilaksanakan. Guru sudah
mampu menyusun RPP dan
mengimplementasikan pemanfaatan Kehati
dan program Adiwiyata dalam proses
pembelajaran. Pemanfaatan lingkungan
sekolah sebagai sumber belajar sangat
menyenangkan bagi siswa.
Berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan di atas perlu disampaikan
beberapa saran dan rekomendasi yaitu : 1)
Guru sebagai agen pembelajar dan duta ilmu
harus mempunyai kinerja yang baik. Kinerja
guru harus selalu ditingkatkan dengan alat
ukur bermacam-macam. Supervisi sebagai
alat untuk memperbaiki proses
pembelajaran selanjutnya. Tujuannya agar
efektifitas kinerja guru dapat berjalan secara
terus menerus dan berkesinambungan jika
supervisi proses pembelajaran dilaksanakan
secara rutin. Guru harus selalu
meningkatkan pengetahuan karena guru
pembelajar harus selalu mengupdate
kemampuann, 2) Dasar pengambilan
kebijakan terkait pemenuhan standar
minimal di sekolah. Kepala sekolah
memberi fasilitas dan pemenuhan
kebutuhan siswa dan guru untuk
meningkatkan mutu belajar dan pendidikan
di SD N Giwangan. Penelitian juga menjadi
dasar penyusunan kebijakan di lingkungan
sekolah terkait kurikulum dan APBS di SD
N Giwangan, 3) Pengawas sebagai pembina
sekolah memberi dorongan dan pemantauan
guru dan kepala sekolah untuk
meningkatkan mutu sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Muhaimin. 2014. Menjadi


Guru Favorit. Jakarta : Ar-
Ruzz Media

Endang Komara. 2014. Belajar dan


Pembelajaran Interaktif.
Bandung : PT. Refika
Aditama

George Boeree. 2008. Metode


Pembelajaran dan
Pengajaran. Jakarta : Ar-Ruzz
Media

Jamal Ma’mur Asmani. 2012. Tips


Efektif Supervisi Pendidikan
Sekolah. Jogjakarta: Diva
Press

Nurani Soyomukti. 2013. Teori-teori


Pendidikan. Jakarta: Ar-Ruzz
Media.

Mulyasa. 2016. Manajemen dan


Kepemimpinan Kepala
Sekolah. Jakarta : Bumi
Aksara

Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan No. 20 tahun
2016. Standar Kompetensi
Lulusan. Jakarta :
Kemendikbud.

Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan No. 21 tahun
2016. Standar Isi. Jakarta :
Kemendikbud

Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan No. 22 tahun
2016. Standar Proses. Jakarta
: Kemendikbud

Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan No. 23 tahun
2016. Standar Penilaian.
Jakarta : Kemendikbud
Rudolf Kempa.2015. Kepemimpinan
Kepala Sekolah. Yogyakarta:
Penerbit Ombah

http://id.m.wikipedia.org diambil pada hari


Sabtu, 13 Agustus 2016 pukul
14.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai