Anda di halaman 1dari 7

Psikoborneo, Vol 7, No 1, 2019: 76-82 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

Pengaruh Kerjasama Tim dan Kepuasan Kerja


Terhadap Kualitas Pelayanan
Linda Wulan Riana1

Program Studi Psikologi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Mulawarman Samarinda

ABSTRACT. This study was aimed to know the effect of teamwork and work satisfaction to service quality
of nurse in RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. This study used quantitative approach and used 55
nurses as the sample which were selected by using simple random sampling. Data collection technique used
in this study was service quality scale, teamwork, and work satisfaction. Those three scales were arranged
by likert scale and use SPSS (Statistical Packages for Social Science) 20.0 version for windows for the
statistical analysis. The result og this study was showed that there was significant effect between teamwork
and work satisfactory to service quality of nurse, which was f count f table (15.832 3.16) and p = 0.000
(p 0.05). The contribution of the effect of teamwork and work satisfaction to service quality was 0.365
(36.5 persen). There was significant effect of teamwork to service quality of nurse with beta coefficient ( )
= 0.076, and t count t table (2.715 2.005) and p = 0.028 (p 0.05). There was significant effect of work
satisfaction to service quality of nurse with beta coefficient ( ) = 0.181, and t count t table (2.936 2.005)
and p = 0.005 (p 0.05).

Keywords: Service quality, teamwork, and work satisfaction

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kerja tim dan kepuasan kerja terhadap
kualitas pelayanan perawat di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dan menggunakan 55 perawat sebagai sampel yang dipilih dengan menggunakan
simple random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
kualitas layanan, kerja tim, dan kepuasan kerja. Ketiga skala tersebut disusun dengan skala likert dan
menggunakan SPSS (Paket Statistik untuk Ilmu Sosial) versi 20.0 untuk windows untuk analisis statistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kerja tim dan kepuasan kerja
terhadap kualitas pelayanan perawat, yaitu f hitung f tabel (15,832 3,16) dan p = 0,000 (p 0,05). Kontribusi
pengaruh kerja tim dan kepuasan kerja terhadap kualitas layanan adalah 0,365 (36,5 persen). Ada pengaruh
yang signifikan dari kerja tim terhadap kualitas layanan perawat dengan koefisien beta () = 0,076, dan t
hitung t tabel (2,715 2,005) dan p = 0,028 (p 0,05). Ada pengaruh signifikan kepuasan kerja terhadap
kualitas pelayanan perawat dengan koefisien beta () = 0,181, dan t hitung t tabel (2,936 2,005) dan p = 0,005
(p 0,05).

Kata Kunci: Kualitas layanan, kerja tim dan kepuasan kerja

1
Email: lindawulan91@yahoo.com
76
Psikoborneo, Vol 7, No 1, 2019: 76-82 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

PENDAHULUAN seorang perawat berwenang untuk melaksanakan


asuhan keperawatan yang meliputi pelayanan,
Dewasa ini, terjadi perkembangan yang cukup
pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan,
pesat dalam berbagai aspek kehidupan.
perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan
Perkembangan tersebut juga mempengaruhi instansi
dan evaluasi keperawatan. namun bila karyawan
kesehatan dimana saat ini masyarakat cenderung
dalam suatu organisasi tidak mendapatkan kepuasan
menuntut pelayanan kesehatan yang lebih baik. Di
maka mereka cenderung akan mencari organisasi
dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa
lain yang mampu memberikan kepuasan ataupun
“Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah
melakukan tindakan-tindakan untuk meminta
penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa
perhatian pada organisasi agar memikirkan
Indonesia untuk mencapai kemajuan hidup sehat
kepuasan karyawan (Idris, 2013).
bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
Menurut Nuralita dan Hadjam (2002) layanan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal”
perawat yang ramah serta didukung oleh sikap
(Depkes RI 2009). Kesehatan adalah keadaan
menaruh minat dan tampilan yang baik akan
sejahtera secara fisik, mental dan sosial yang
membuat pasien dan keluarganya merasa tenang dan
merupakan suatu kesatuan, bukan hanya terbebas
nyaman di rumah sakit. Namun pada kenyataannya
dari penyakit maupun cacat (World Health
masih banyak pasien dan keluarganya merasa
Organization, 2008). Berdasarkan pengertian
kurang puas terhadap pelayanan di rumah sakit,
tersebut maka pemerintah harus menjamin
terutama pasien rawat inap. Perawat sering lamban
kesehatan para warga negaranya. Bentuk jaminan
dalam bersikap dan bertindak, kurang responsif,
kesehatan dari pemerintahan bermacam-macam
kurang perhatian dan kurang ramah, sehingga pasien
mulai dari adanya asuransi kesehatan dari negara
beserta keluargannya merasa enggan untuk
maupun pembangunan infrastruktur kesehatan yang
berhubungan dengan perawat. Hal ini sesuai dengan
memadai. Salah satu bentuk infrastruktur jaminan
penelitian yang dilakukan oleh Jannah (2003)
kesehatan adalah rumah sakit.
mengenai analisis kualitas pelayanan kesehatan
Rumah Sakit merupakan suatu institusi
untuk mewujudkan kepuasan pasien pada rumah
perawatan kesehatan yang memiliki staf medis dan
sakit Siti Khodijah Pekalongan. Dalam penelitian
professional lainnya yang terorganisir, memiliki
tersebut Jannah menyatakan bahwa dari 50
fasilitas rawat inap, dan memberikan pelayanan
responden yang diambil, 70% diantaranya
medis, keperawatan, serta pelayanan lainnya yang
menyatakan bahwa kualitas pelayanan yang mereka
terkait selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu
dapatkan masih jauh dari harapan mereka. Pihak
(World Health Organization, 2012). Jika
rumah sakit tidak selalu bisa merasakan dan
dibandingkan dengan infrastruktur kesehatan seperti
memahami pelayanan kesehatan yang diinginkan
puskesmas dan klinik, rumah sakit dapat dikatakan
pasien secara tepat. Sikap tersebut sangat
sebagai penyedia layanan kesehatan yang utama.
mempengaruhi kepuasan pasien sehingga akan
Sebagai penyedia layanan kesehatan utama, rumah
membuat pelayanan yang diberikan rumah sakit
sakit harus mempunyai orang-orang yang memiliki
terkesan tidak professional sehingga menjatuhkan
ilmu tentang pelayanan kesehatan dan memiliki ijin
citra rumah sakit itu sendiri.
dalam memberikan pelayanan tersebut. Salah satu
Menurut Artaningsih (2013) pihak rumah
pihak yang dapat melakukan pelayanan kesehatan
sakit seharusnya memenuhi harapan dan keinginan
adalah perawat.
dari masyarakat dalam pelayanan kesehatan yang
Perawat merupakan tenaga medis terbanyak
mengutamakan kepentingan pasien dengan
yang ada di Indonesia. Perawat juga merupakan
pemberdayaan perawat sebagai subjek yang dinamis
garda terdepan dalam melakukan pelayanan
untuk melakukan tindakan produktif dalam suatu
kesehatan dimana baik buruknya pelayanan
tim. Selain itu, pihak rumah sakit juga berusaha
kesehatan dapat dinilai dari kinerja perawat (Gatot
menciptakan pelayanan yang optimal dalam hal
& Adisasmito, 2004). Perawat merupakan profesi
perencanaan tentang mutu maupun kecakapan yang
yang memiliki tugas untuk mengetahui masalah
tepat disaat bertindak, sehingga dapat memenuhi
yang dimiliki oleh pasien dan melakukan
tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan.
perencanaan perawatan yang akan dilakukan.
Masyarakat mengharapkan agar pelayanan rumah
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keseatan
sakit, baik milik pemerintah maupun swasta dapat
nomor 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang registrasi
memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan
dan praktik perawat yang menyatakan bahwa
77
Psikoborneo, Vol 7, No 1, 2019: 76-82 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

bagi setiap pengguna yang memanfaatkannya. kerja berkorelasi dengan kepuasan pelanggan dan
Pasien menginginkan fasilitas yang baik dari rumah kualitas pelayanan.
sakit, keramahan pihak rumah sakit serta Adanya kualitas pelayanan yang baik di
ketanggapan, kemampuan dan kesungguhan para lingkungan Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie
petugas rumah sakit. Dengan demikian, pihak Samarinda pada akhirnya dapat meningkatkan
rumah sakit dituntut untuk selalu berusaha produktivitas kerja para perawat, menghemat
meningkatkan kualitas pelayanan (Utama, 2003). sumber daya yang dimiliki manajemen dan
Kualitas pelayanan didefinisikan Goetsch dan organisasi secara keseluruhan, membantu
Davis (dalam Ibrahim, 2008) sebagai suatu kondisi menghemat energi sumber daya yang langka untuk
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, memelihara fungsi kelompok, sehingga menjadi
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi sarana yang efektif untuk mengkoordinasikan
atau bahkan mungkin melebihi harapan. Kualitas kegiatan-kegiatan di dalam kelompok kerja,
pelayanan juga diartikan sebagai suatu yang meningkatkan kemampuan perusahaan untuk
berhubungan dengan terpenuhinya harapan atau menarik dan mempertahankan pegawai terbaik,
kebutuhan pelanggan (masyarakat), dimana serta meningkatkan stabilitas kinerja organisasi.
pelayanan dikatakan berkualitas apabila dapat
menyediakan produk atau jasa sesuai dengan TINJAUAN PUSTAKA
kebutuhan pelanggan (masyarakat). Kualitas Pelayanan
Pada dasarnya, faktor-faktor yang Menurut Kotler (2000) menyatakan bahwa
mempengaruhi timbulnya kualitas pelayanan cukup sebuah organisasi jasa dapat memenangkan
kompleks dan saling terikat satu sama lain. Salah persaingan dengan menyampaikan secara konsisten
satu faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan layanan yang bermutu lebih tinggi dibandingkan
adalah kerjasama tim. Kerjasama tim adalah para pesaing dan yang lebih tinggi dari pada
kemampuan antar individu untuk membentuk dan harapan pelanggan. Menurut Parasuraman, Berry
mengelola tim. Perilaku manusia dalam berbagai dan Valarie dalam Tjiptono, (2005) kualitas
situasi kerja menyimpulkan bahwa hubungan antar pelayanan dibangun atas adanya perbandingan dua
manusia diantara anggota tim lebih penting dalam faktor utama yaitu persepsi pelanggan atas layanan
menentukan produktivitas dari pada perubahan yang nyata mereka terima atau rasakan (perceived
kondisi kerja. Dalam penelitiannya yang perlu service) dengan layanan yang sesungguhnya
diperhatikan untuk meningkatkan produktivitas diharapkan (expected service). Jika kenyataan sama
orgnisasi adalah moral kerja karyawan, dinamika dengan harapan, maka layanan disebut memuaskan.
kelompok, pengawasan yang demokratis, dan Tetapi jika kenyataan lebih rendah dari yang
hubungan antar karyawan (Malec, Torsher, Dunn, diharapkan, maka layanan dapat dikatakan tidak
bermutu. Kualitas pelayanan diungkap dengan
Wiegman, Arnold, Brown, Phatak, dan Vaishali,
metode skala dengan menggunakan aspek-aspek
2007). Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh
skala dengan menggunakan aspek-aspek kualitas
Sanyal dan Hisam (2018) menunjukan bahwa pelayanan yang dikemukakan oleh Parasuraman
kerjasama tim memiliki hubungan positif yang dkk dalam Tjiptono (2005) yaitu meliputi:
sangat signifikan dengan kualitas pelayanan. reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan
Salah satu faktor penting lainnya yang dapat tangible. Sedangkan faktor-faktor yang
dilakukan oleh pihak manajemen dalam mempengaruhi kualitas pelayanan yang di
menciptakan kualitas elayanan yang baik pada diri kemukakan oleh Nangoi (2004) meliputi:
setiap perawat adalah dengan memperhatikan kepemimpinan, kerjasama tim, teknologi, dan
kepuasan kerjanya. Kepuasan kerja merupakan kepuasan kerja karyawan.
salah satu pendorong timbulnya kualitas pelayanan.
Karyawan yang merasa puas dengan pekerjaannya Kerjasama Tim
dapat memberikan pelayanan yang berkualitas Gold (2005) mendefinisikan bahwa kerjasama
tinggi baik untuk perusahaan maupun untuk tim sebagai istilah untuk mencapai suatu hasil
pelanggan, dari pada karyawan yang tidak puas tertentu tanpa mengacu pada motivasi para
dengan pekerjaannya (Barnes, 2003). Selain itu, pelakunya yaitu para anggota tim. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Ghayas dan Hussain menurut Zhuang, MacCann, Wang, Liu, dan
(2015) menunjukkan hasil bahwa perilaku kepuasan Roberts (2008), mencoba memberikan definisi
kerjasama tim berdasarkan dua teori, yaitu dua
individu atau lebih, yang saling bekerja bersama-
78
Psikoborneo, Vol 7, No 1, 2019: 76-82 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

sama yang mengarah kepada suatu tujuan. Teori bebas yakni kerjasama tim dan kepuasan kerja, serta
berikutnya menjelaskan kerjasama tim dengan variabel terikat yakni kualitas pelayanan. Sehingga
melihat dari kinerjanya yaitu kinerja tim yang metode pengumpulan data yang digunakan dalam
dikonseptualisasikan sebagai variabel psikologi penelitian ini terdiri atas skala kualitas pelayanan,
yang berhubungan dengan kinerja tim. Kerjasama kerjasama tim, dan kepuasan kerja. Pengumpulan
tim diungkap dengan metode skala dengan data dilakukan dengan menggunakan metode tryout
menggunakan aspek-aspek kerjasama tim yang terpakai, yakni hasil uji-coba yang dilakukan
dikemukakan oleh Zhuang dkk (2008) yaitu langsung digunakan untuk menguji hipotesis
meliputi kerjasama, mempengaruhi dan
penelitian dan tentu saja hanya data dari butir-butir
mendukung, dan menyelesaikan masalah dan
yang sahih saja yang dianalisis. Skala dibagikan
negosiasi. Sedangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kerjasama tim yang dikemukakam kepada perawat di ruang melati dan mawar RSUD
oleh Ivancevich, Konopaske, dan Matteson (2005) Abdul Wahab Sjahranie Samarinda yang berjumlah
meliputi: komposisi, norma, kepemimpinan, 55 perawat. Hasil uji validitas mengungkapkan pada
kohesivitas, peltihan, komunikasi, pemberdayaan, skala kualitas pelayanan terdapat 2 aitem yang
dan penghargaan. Kepuasan Kerja gugur, skala kerjasama tim terdapat 6 aitem yang
Locke (dalam Luthans, 2011) mendefinisikan gugur, dan skala kepuasan kerja terdapat 1 aitem
kepuasan kerja sebagai suatu keadaan emosional yang gugur. Berdasarkan hasil uji reliabilitas
yang positif dari seseorang yang ditimbulkan dari mengungkapkan bahwa skala kualitas pelayanan,
penghargaan atas sesuatu pekerjaan yang telah kerjasama tim, dan kepuasan kerja dalam penelitian
dilakukannya. Dikatakan lebih lanjut bahwa ini dinyatakan andal dengan nilai alpha dari masing-
kepuasan kerja merupakan hasil dari prestasi masing aspeknya > 0.700. Teknik analisa data
seseorang terhadap sampai seberapa baik dalam penelitian ini menggunakan regresi ganda.
pekerjaannya menyediakan sesuatu yang berguna
baginya. Vroom (dalam Ruvendi, 2005) juga HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
mendefinisikan kepuasan kerja sebagai satu acuan
dari orientasi yang efektif seseorang pegawai Kontribusi pengaruh (R²) kerjasama tim dan
terhadap peranan mereka pada jabatan yang kepuasan kerja terhadap kualitas pelayanan adalah
dipegangnya saat ini. Sikap yang positif terhadap sebesar 0.365, hal ini menunjukkan bahwa 36.5
pekerjaan secara konsepsi dapat dinyatakan sebagai persen dari variasi kualitas pelayanan dapat
kepuasan kerja dan sikap negatif terhadap pekerjaan dijelaskan oleh kerjasama tim dan kepuasan kerja.
sama dengan ketidakpuasan. Kepuasan kerja Sedangkan sisanya 63.5 persen dijelaskan oleh
diungkap dengan metode skala dengan variabel lain atau sebab- sebab lain yang tidak
menggunakan aspek-aspek kepuasan kerja yang diteliti dalam penelitian ini. Seperti yang telah
dikemukakan Locke (dalam Luthans, 2011) yaitu dijelaskan oleh Modista (2017) menemukan bahwa
meliputi: isi pekerjaan, imbalan, promosi jabatan, terdapat pengaruh positif yang sangat signifikan
kondisi kerja, rekan kerja, dan pengawasan atau antara kualitas pelayanan dengan persepsi
penyeliaan. Sedangkan faktor-faktor yang seseorang, dengan kontribusi pengaruh sebesar
mempengaruhi kepuasan kerja yang diungkapkan 0.580 (58 persen). Pandjaitan (2010) menyatakan
oleh Gilmer (dalam Sutrismo, 2014) meliputi:
bahwa kualitas pelayanan dapat dipengaruhi oleh
kesempatan untuk maju, kemauan, gaji, perusahaan
kepemimpinan dengan nilai kontribusi pengaruh
dan manajemen, pengawasan, faktor intrinsic dan
pekerjaan, kondisi kerja, aspek sosial dalam sebesar 0.384 (38.4 persen).
pekerjaan, dan komunikasi. Kepuasan kerja merupakan variabel pertama
dalam penelitian yang terbukti memiliki pengaruh
METODE PENELITIAN terhadap kualitas pelayanan pada perawat.
Kerjasama tim merupakan kemampuan antar
Jenis penelitian yang digunakan dalam individu untuk membentuk dan mengelola tim.
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Perilaku manusia dalam berbagai situasi kerja
kuantitatif, yaitu metode yang menjaring data menyimpulkan bahwa hubungan antar manusia
kuantitatif yaitu data yang dilukiskan dalam bentuk diantara anggota tim lebih penting dalam
angka menggunakan instrumen kuantitatif dengan menentukan produktivitas dari pada perubahan
menggunakan desain penelitian kuantitatif kondisi kerja. Dalam penelitiannya yang perlu
(Wirawan, 2015). Variabel-variabel dalam diperhatikan untuk meningkatkan produktivitas
penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel orgnisasi adalah moral kerja karyawan, dinamika
79
Psikoborneo, Vol 7, No 1, 2019: 76-82 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

kelompok, pengawasan yang demokratis, dan lingkungan tempat kerjanya, kemudian dari segi
hubungan antar karyawan (Malec dkk, 2007). Oleh peralatan yang digunakan dirumah sakit rata-rata
karena itu, perawat yang memiliki kerjasama tim hanya terdapat satu peralatan untuk seluruh ruangan.
yang baik maka ia akan memiliki kecenderungan Perawat tersebut juga mengatakan bahwa
untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan di pembayaran uang tunjangan lancar diterima
tempat kerja dikarenakan individu merasa bahwa walaupun terkadang ada keterlambat pembayaran.
pekerjaan yang dilakukannya memiliki makna bagi Selain itu terdapat promosi jabatan yang
kehidupannya, tumbuhnya rasa kebersamaan berhubungan dengan peningkatan karir, namun
karena bisa membantu rekan timnya dalam hanya untuk karyawan yang memiliki masa kerja
menyelesaikan pekerjaannya, hal tersebut secara atau mengabdi cukup lama serta memiliki prestasi
psikologis mendorong keinginan perawat untuk yang baik.
meningkatkan kualitas pelayanannya kepada pasien. Hasil penelitian ini mendukung penelitian
Berdasarkan hasil observasi dilapangan kuantitatif sebelumnya yang dilakukan oleh Cahyani
didapatkan hasil perawat dituntut untuk saling dan Septiani (2013) menunjukkan bahwa semakin
membantu dan dapat bekerjasama dalam sebuah tinggi kepuasan kerja yang dirasakan oleh tenaga
tim. Hal ini juga sudah tertulis dalam job pendidik maka kualitas pelayanan internal tenaga
description keperawatan bahwa seorang perawat pendidik akan meningkat.
harus mampu bekerja dalam tim dan dapat bekerja Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
di bawah tekanan. Dalam sebuah tim keperawatan dapat disimpulkan bahwa kerjasama tim yang baik
terdapat seorang kepala tim yang bertugas untuk dan kepuasan kerja yang tinggi memiliki pengaruh
memberikan pengarahan dan mengawasi anggota terhadap besarnya kualitas pelayanan yang
timnya. Jika terjadi suatu permasalahan dalam diberikan oleh perawat di RSUD Abdul Wahab
bekerja maka masalah tersebut akan di selesaikan Sjahranie Samarinda.
bersama. Kepala tim juga wajib memberikan
briefing sebelum memulai suatu pekerjaan agar KESIMPULAN DAN SARAN
pekerjaan tersebut dapat segera terselesaikan dengan Kesimpulan
terarah. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
Hasil ini mendukung penelitian kuantitatif maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara
sebelumnya yang dilakukan oleh Fapohunda (2013) kerjasama tim dan kepuasan kerja terhadap kualitas
yang menyatakan bahwa kerjasama tim berpengaruh pelayanan pada perawat di RSUD Abdul Wahab
terhadap baik buruknya kualitas pelayanan Sjahranie Samarinda. Ada pengaruh antara
seseorang. kerjasama tim terhadap kualitas pelayanan di RSUD
Kepuasan kerja merupakan variabel kedua Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Selanjutnya,
dalam penelitian ini yang terbukti memiliki ada pengaruh kepuasan kerja terhadap kualitas
pengaruh terhadap kualitas pelayanan pada perawat. pelayanan pada perawat RSUD Abdul Wahab
Menurut Nangoi (2004) bahwa salah satu faktor Sjahranie Samarinda.
yang mempengaruhi kualitas pelayanan adalah
kepuasan kerja, yang dimana pelayanan dapat Saran
optimal jika para karyawan memiliki kepuasan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,
kerja. Saat karyawan merasakan kepuasan kerja,
maka dapat dikemukakansaran-saran sebagai
aktualisasi potensi kerja karyawan dapat terwujud,
berikut:
salah satunya yaitu dalam memberikan pelayanan
yang berkualitas kepada pelanggan. Kepuasan kerja 1. Bagi perawat, penelitian ini dapat dijadikan
dapat ditinjau dari dua sisi, sisi karyawan, kepuasan bahan pertimbangan dan bahan rujukan untuk
kerja akan memunculkan perasaan menyenangkan meningkatkan kemampuan perawat dalam
dalam bekerja, sedangkan dari sisi perusahaan, bekerjasama dalam sebuah tim untuk
kepuasan kerja akan meningkatkan produktivitas, memperoleh kepuasan dalam bekerja sehingga
perbaikan sikap dan tingkah laku karyawan dalam kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien
memberikan pelayanan prima (Suwatno dan dapat diberikan secara maksimal. Selain itu peran
Priansa, 2011). kepala ruangan atau kepala tim sangatlah
Berdasarkan hasil penelitian banyak para dibutuhkan, peran kepala atau pemimpin disini
perawat yang merasa cukup nyaman dengan yaitu mampu mempengaruhi anggota tim
perawat serta mendukung secara penuh seluruh
80
Psikoborneo, Vol 7, No 1, 2019: 76-82 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

pekerjaan yang anggotanya lakukan. Bentuk politeknik swasta di Sumatera Selatan. Jurnal
dukungan tersebut berupa dukungan kepala Administrasi Bisnis, 1 (1): 1-16.
perawat dengan membangun kepercayaan diri Fapohunda, Tinuke. M (2013). Towards effective
para anggota perawatnya serta memberikan team building in the workplace. Journal of
dukungan sosial dan moril setiap waktu. Education and Research, 9 (4): 1-12.
2. Bagi pihak manajemen, diharapkan pihak Gatot, D.B. & Adisasmito, W. (2004). Hubungan
manajemen dapat lebih selektif dalam memilih karakteristik perawat, isi pekerjaan dan
karyawan atau perawat dalam memberikan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja
kenaikan pangkat atau sebuah promosi jabatan. perawat di instalasi rawat inap RSUD Gunung
Hal ini merupakan suatu bentuk penghargaan Jati Cirebon. Jurnal Makara Kesehatan, 9 (1):
kepada perawat yang memiliki prestasi kerja 1-8.
yang baik, Selain dengan memberikan sebuah Ghayas, M.M & Hussain, J. (2015). Job satisfaction,
promosi jabatan, pihak menajemen juga perlu service quality and the customer satisfaction
menindak lanjuti masalah imbalan atau gaji atau in the sector of karachi. Internasional E-
insentif yang sesuai. Kemudian yang terakhir Journal of Advance in Social Sciences, 1 (3):
pihak manajemen juga harus memperhatikan 443-451.
kondisi kerja berupa lingkungan kerja, vasilitas Gold, N. (2005). Teamwork: Multi-disciplinary
atau peralatan medis yang memadai dan perspectives. New York: Palgrave Macmillan.
kelayakan bangunan. Jika kondisi lingkungan Ibrahim, A. (2008). Teori dan konsep konsep
kerja baik maka perawat atau karyawan yang implementasinya. Bandung : Mandar Maju.
bekerja dalam lingkungan tersebut akan merasa Idris, A. (2013). Hubungan antara komunikasi
nyaman, sehingga kemungkinan besar akan interpersonal dan komitmen organisasi dengan
menimbulkan perilaku peningkatan kualitas kepuasan kerja dosen. Psikostudia: Jurnal
pelayanan yang baik kepada pasien. Psikologi, 2(2), 45-55.
3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk Ivancevich, J. M., Konopaske, M. R.., Matteson,
mempertimbangkan faktor-faktor lain yang M.T. (2005). Perilaku dan managemen
mungkin berpengaruh terhadap kualitas organisasi, Jakarta: Penerbit Erlangga.
pelayanan, misalnya kepemimpinan, kerjasama Jannah, K.D. (2003). Analisis kualitas pelayanan
tim, teknologi, pendidikan, perencanaan, review, kesehatan untuk mewujudkan kepuasan pasien
komunikasi, dan penghargaan atau pengakuan. pada Rumah Sakit Siti Khodijah Pekalongan.
Bagi peneliti yang tertarik melanjutkan penelitian Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 1 (2): 98-103.
ini maka dapat melakukan penelitian dengan Kotler, P. (2000). Manajemen pemasaran edisi
memperluas orientasi kancah penelitian pada milenium. Jakarta: Prehallindo.
bidang pekerjaan lain dengan karakteristik subjek Luthans, F. (2011). Organizational behavior: an
yang berbeda sehingga mengungkapkan banyak evidence – based approach. New York: The
wacana baru dengan daya gemeralisasi yang McGrow-Hill Companies, Inc.
lebih luas. Malec, James F., Torsher, Laurence C., Dunn,
William F., Wiegmann, Douglas A., Arnold,
DAFTAR PUSTAKA Jacqueline J., Brown, Dwight A., Phatak,
Artaningsih, D.W. (2013). Pengaruh locus of Vaishali (2007). The mayo high performance
control, organization citizenship behavior dan teamwork scale: relaibility and validity for
kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja evaluating key crew resource management
karyawan di rumah sakit umum daerah Kota skills. Journal Simulation in Healthcare, 2
Baru. Jurnal Aplikasi Manajemen, 11 (3) 15- (1), 4-10.
26. Modista, D.S.K.P. (2017). Hubungan antara
Barnes, J.G. (2003). Secret of customer relationship persepsi persepsi terhadap kualitas pelayanan
management (rahasia manajemen hubungan dengan kepuasan pelanggan. Naskah
pelanggan). Yogyakarta: Andi. Publikasi.
Cahyani, E., & Setiani, D. (2013). Pengaruh Nangoi, (2004). Pemberdayaan di era ekonomi
motivasi dan kepuasan kerja terhadap kualitas pengetahuan. Jakarta: PT. Gramedia.
pelayanan internal tenaga pendidik pada Nuralita, A. & Hadjam, M.N. (2002). Kecemasan
pasien rawat inap ditijau dari persepsi tentang

81
Psikoborneo, Vol 7, No 1, 2019: 76-82 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

layanan keperawatan Di Rumah Sakit. Anima Suwatno & Priansa, D. (2011). Manajemen SDM
Indonesia Psychological Journal, 17 (2), 150- dalam organisasi publik dan bisnis. Bandung:
160. Alfabeta.
Panjaitan, H. (2010). Pengaruh kepemimpinan Tjiptono, F. (2005). Pemasaran jasa. Malang:
terhadap kinerja paramedis dan dampaknya Banyumedia Publishing.
pada mutu pelayanan Di RSUD Pasuruan. Utama, A. (2003). Analisis pengaruh persepsi
Jurnal Riset Ekonomi & Bisnis, 10 (2), 62-72. kualitas pelayanan terhadap kepuasan
Ruvendi. (2005). Imbalan dan gaya kepemimpinan pelanggan rumah sakit umum cakra husada
pengaruhnya terhadap kepuasan kerja Klaten. Jurnal Opsi, 1(2), 96-110.
karyawandi balai besar industri hasil pertanian Zhuang, X., MacCann, C., Wang, L., Liu, L., &
Bogor. Jurnal Ilmiah Binaniaga, 1 (3), 18-20. Roberts, R.D. (2008). Development and
Sanyal, S., & Hisam, M. W. (2018). The impact on validity evidence supporting a teamwork and
work performance of employees: a study collaboration assessment for high school
faculty members in dhofar university. Journal students. Journal Research Report, 8 (50), 1-
of Business and Management, 20 (3), 15-22. 51.

82

Anda mungkin juga menyukai