Anda di halaman 1dari 6

HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM

DISUSUN OLEH :

IVAR ISMA GYMNASTIAR

21042010267

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA
TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
SURABAYA
2021
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam konsepsi Islam, manusia merupakan satu hakikat yang mempunyai dua
dimensi, yaitu dimensi material dan dimensi immaterial . Unsur jasad akan hancur
dengan kematian, sedangkan unsur jiwa akan tetap dan bangkit kembali pada hari
kiamat. . Bahkan manusia adalah satu-satunya mahluk yang mendapat perhatian besar
dari Al-Qur’an, terbukti dengan begitu banyaknya ayat al-Qur‟an yang membicarakan
hal ikhwal manusia dalam berbagai aspek-nya, termasuk pula dengan nama-nama yang
diberikan al-Qur’an untuk menyebut manusia, setidaknya terdapat lima kata yang sering
digunakan Al-Qur’an untuk merujuk kepada arti manusia, yaitu insan atau ins atau al-
nas atau unas, dan kata basyar serta kata bani adam atau durriyat adam.
Berbicara dan berdiskusi tentang manusia memang menarik dan tidak pernah
tuntas. Selalu ada saja pertanyaan mengenai manusia. Para ahli telah mencetuskan
pengertian manusia sejak dahulu kala, namun sampai saat ini pun belum ada kata
sepakat tentang pengertian manusia yang sebenarnya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya yaitu :
1) Pengertian dan konsep manusia dalam pandangan islam?
2) Eksistensi dan martabat manusia dalam pandangan islam?
3) Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi?
PEMBAHASAN

1) Pengertian dan konsep manusia dalam pandangan islam


Pemikiran tentang hakikat manusia, sejak zaman dahulu sampai zaman modern
ini juga belum berakhir dan tak akan berakhir. Ternyata orang menyelidiki manusia dari
berbagai sudut pandang, ada yang memandang manusia dari sudut pandang budaya
disebut Antropologi Budaya, ada juga yang memandang dari segi hakikatnya disebut
Antropologi Filsafat. Memikirkan dan membicarakan mengenai hakikat manusia inilah,
yang menyebabkan orang tidak henti-hentinya berusaha mencari jawaban yang
memuaskan tentang pertanyaan yang mendasar tentang manusia yaitu apa, bagaimana,
dan kemana manusia itu nantinya. Berbicara mengenai apa itu manusia, hakikat
manusia yang sebenarnya adalah sesuatu yang melatar belakangi keberadaanya di dunia
ini sebagai manusia yang terdiri dari jasmani dan rohani. Sedangkan dalam Islam
sendiri, hakikat manusia didasarkan pada apa yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan
As-Sunah, atau melalui pengenalan asal kejadian manusia itu sendiri. Hakikat manusia
dalam Islam merupakan suatu keberadaan yang mendasari diciptakannya manusia yang
telah diberi amanat untuk mengatur bumi (Khalifah) yaitu untuk mengabdi atau
beribadah kepada Allah SWT.
Hakikat manusia sebagai makhluk yang mulia ciptaan Allah memberikan makna
bahwa penciptaan merupakan pihak penentu dan yang diciptakan adalah pihak yang
ditentukan, baik mengenai kondisi maupun makna penciptaannya. Manusia tidak
mempunya peranan apapun dalam proses dan hasil penciptaan dirinya. Oleh karena itu
ketidakmampuan manusia itu merupakan peringatan bagi manusia. Seperti halnya
manusia tidak ikut menentukan atau memilih orang tuanya, suku atau bangsa dan lain-
lain. Oleh karenanya manusia harus menyadari atas ketentuan – ketentuan yang telah
diberikan oleh Allah SWT.

2) Eksistensi dan martabat manusia dalam pandangan islam


Manusia perlu mengenal dan memahami hakikat dirinya sendiri agar mampu
mewujudkan eksistensi yang ada dalam dirinya. Pemahaman dalam hidup akan
mengantar manusia pada kesediaan untuk mencari makna serta arti kehidupan agar
hidupnya tidak sia-sia. Eksistensi manusia di dunia merupakan tanda kekuasaan Allah
SWT terhadap hamba-hamba-Nya, bahwa Dialah yang menciptakan, menghidupkan dan
menjaga kehidupan manusia. Dengan demikian, tujuan diciptakannya manusia dalam
konteks hubungan manusia dengan Allah SWT adalah dengan mengimani Allah SWT
serta memikirkan ciptaan-Nya untuk menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah
SWT. Sedangkan dalam konteks hubungan manusia dengan manusia serta manusia
dengan alam adalah untuk berbuat amal, yaitu perbuatan baik dan tidak melakukan
kejahatan terhadap sesama manusia, serta tidak merusak alam.

3) Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah dan khalifah


Manusia diturunkan ke bumi ini bukanlah hanya sebagai penghias atau
pelengkap di bumi semata, tetapi manusia sesungguhnya mempunyai
kedudukan, peran, dan tugas yang telah melekat padanya yang terbawa sejak ia lahir ke
dunia.
Mereka dipilih untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada dengan cara
mereka sendiri dan tanpa melepas tanggung jawab.
1. Tanggung jawab manusia sebagai hamba
Ayat Al-Qur’an menyebutkan bahwa manusia merupakan makhluk yang
diciptakan oleh Allah dari tanah, kemudian berkembang biak melalui sperma
dan ovum dalam suatu ikatan pernikahan yang suci serta proses biologis
produktivitas manusia Dalam konteks ini, Nabi Muhammad SAW
bersabda, Bahwasanya seseorang kamu dihimpunkan kejadiannya di dalam perut
ibu selama 40 hari, kemudian berupa segumpal darah seperti itu pula
lamanya, kemudian berupa segumpal daging seperti itu pula lamanya. Kemudian
Allah mengutus seorang malaikat, maka diperintahkan kepada malaikat: engkau
tuliskanlah amalannya, rezekinya, ajalnya, dan celaka atau
bahagianya. Kemudian ditiupkanlah roh kepada makhluk tersebut.

Bagi manusia, yang patut menerima perhambaan dari manusia tak lain


adalah Allah. Allah tidak menciptakan manusia selain untuk menghamba atau
beribadah kepada-Nya . Tidak ada keistimewaan antara satu manusia dengan
manusia lain kecuali taqwanya kepada Allah. Eksistensi manusia bukan untuk
menjadi yang terkuat , melainkan untuk menjadi yang paling bijak.

2. Tanggung jawab manusia sebagai khalifah di muka bumi


Khalifah berasal dari kata khalafa yang berarti mengganti. Khalifah
diartikan pengganti karena ia menggantikan yang didepannya. Dalam bahasa
Arab, kalimat Allah menjadi khalifah bagimu berarti Allah menjadi pengganti
bagimu dari orang tuamu yang meninggal. Allah menjadikan manusia sebagai
khalifah di bumi berarti Allah menyerahkan pengolahan dan pemakmuran bumi
bukan secara mutlak kepada manusia. Kata khalifah dengan arti pemimpin
terdapat dalam Q.S. Shad dimana Allah mengangkat Nabi Daud As. sebagai
khalifah di bumi untuk memimpin manusia dengan adil dan tidak mengikuti
hawa nafsu.
Allah SWT. Memberikan anugerah-Nya kepada Bani Adam sebagai
makhluk yang paling mulia; mereka disebutkan di kalangan makhluk yang
tertinggi yaitu para malaikat, sebelum mereka di ciptakan. Al-Baqarah yang
artinya Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.
mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah». Arti khalifah pada
Q.S. Al-Baqarah [2:30] bertugas untuk memakmurkan dan mengelola bumi.
KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks. Di


ciptakannya manusia di bumi oleh Sang Pencipta tidak hanya untuk diam saja, tetapi
manusia dituntut untuk selalu berperan aktif untuk berbuat kebaikan. Sebagai seorang
manusia, kita juga harus menjadi individu yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan
orang lain.
Manusia bukanlah makhluk yang sempurna, masih banyak kekurangan yang
melekat dalam diri manusia. Salah satu contohnya adalah kurangnya pemahaman
manusia tentang agama, oleh karena itu manusia dianjurkan untuk saling menghormati
dan mengasihi satu sama lain karena kita diciptakan tanpa adanya perbedaan. Selain itu,
sebagai seorang manusia kita harus mematuhi aturan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai