DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 KEPERAWATAN B
Samsudin Mahmud 70300114077
Ainun Naima Mahari P. 70300117070
Nadila Diana Muslimin 70300119037
Aprianto Indrajaya 70300119038
Siti Suleha 70300119039
Annisa Dilla Ita Taqiyah 70300119040
Risfayani Ramadanti.B 70300119041
Sukriandi 70300119042
Sakina 70300119043
Hardiyanti Syah Nukuhehe 70300119070
1
KATA PENGANTAR
Kelompok 1 Kep’ B
DAFTAR ISI
2
Halaman Judul...............................................................................................................
a. Defenisi .............................................................................................................. 7
b. Etiologi................................................................................................................ 8
d. Patofisiologi ....................................................................................................... 13
f. Penatalaksanaan ................................................................................................16
g. Komplikasi ......................................................................................................... 20
d. Implementasi ......................................................................................................35
e. Evaluasi ............................................................................................................. 35
2. Pengkajian ..............................................................................................................
3
Bab IV Penutup .............................................................................................................
1. Kesimpulan .............................................................................................................
2. Saran ......................................................................................................................
Daftar Pustaka................................................................................................................
Lampiran ........................................................................................................................
BAB I
4
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
5
molecule-1 (KIM-1). Walaupun marker tersebut memiliki sensitivitas dan
spesifisitas yang baik, pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan karena
sarana yang terbatas maupun harga yang mahal. (Nilawati, 2016)
B. Rumusan Masalah
BAB II
6
TUNJAUAN PUSTAKA
1. KOSEP MEDIS
a. PENGERTIAN GAGAL GINJAL AKUT
Klasifikasi:
1) Gagal ginjal akut prerenal
Adalah keadaan yang paling ringan yang dengan cepat dapat reversible,
bila ferfusi ginjal segera diperbaiki.Gagal ginjal akut prerenal
merupakan kelainan fungsional, tanpa adanya kelainan
histologic/morphologic pada nefron. Namun bila hipoperfusi ginjal
tidak segera diperbaiki, akan menimbulkan terjadinya nekrosis tubulat
akut (NTA).
2) Gagal ginjal akut postrenal
7
alirannya dalam saluran kemih terhambat.Penyebab tersering adalah
obstruksi, meskipun dapat juga karena ekstravasasi.
3) Gagal ginjal akut renal
b. ETIOLOGI
8
a) Saluran kencing: batu, pembekuan darah, tumor, Kristal, dll.
9
Agen toksik (timah, kadmium, dan merkuri). (Hadi Purwanto,
2016)
10
yang dibentuk oleh proses metabolic normal. Selain itu,
mekanisme buffer ginjal normal turun. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya penurunan kandungan karbondioksida darah
dan ph darah. Sehingga asidosis metabolic progresif menyertai
gagal ginjal.
1) GGA Prarenal
2) GGA Intrarenal
11
membuat kapsul ginjal distensi (glomerulonephritis berat dan
pyelonephritis).Nodul subscutaneous, livedo retikularis, plaq oranye
retinal arteriolar, nadi kaki yang teraba merupakan tanda dari adanya
atheroembolization.GGA berhubungan dengan oliguria, edema,
hipertensi, dan sedithment urin “aktif” (sindrom nefritik) menunjukkan
adanya glomerulonephritis atau vaskulitis.Demam, arthralgia, dan
bercak eritematous yang gatal terjadi setelah paparan obat yang
menyebakan adanya interstitial nephritis allergic, walaupun tanda dari
hipersensitifitas sistemik biasanya tak muncul.
3) GGA Pascarenal
12
- Sputum kental dan liat
Gastrointestinal
- Anoreksia, mual dan muntah
- Perdarahan saluran GI
- Ulserasi dan perdarahan pada mulut
- Konstipasi / diare
- Nafas berbau ammonia
Muskuloskeletal
- Kram otot
- Kehilangan kekuatan otot
- Fraktur tulang
- Foot drop
Integumen
- Warna kulit abu-abu mengkilat
- Kulit kering, bersisik
- Pruritus
- Ekimosis
- Kuku tipis dan rapuh
- Rambut tipis dan kasar
Reproduksi
- Amenore
- Atrofi testis. (Hadi Purwanto, 2016)
d. Patofisiologi
13
arteriol afferent mengalami vasokonstriksi, terjadi kontraksi
mesangial dan peningkatan reabsorbsi natrium dan air.
Keadaan ini disebut prenal atau gagal ginjal akut fungsional
dimana belum terjadi kerusakan struktural dari ginjal.(Wiwik
handayani,2013).
Gagal ginjal akut intra renal yang sering terjadi adalah nekrosi tubular
akut disebabkan oleh keadaan iskemia dan nefrotoksin, pada gagal
ginjal renal terjadi kelainan vaskular yang sering menyebabkan
nekrosis tubular akut.Dimana pada NTA terjadi kelainan vascular dan
tubular.
14
Pada kelainan vaskuler terjadi:
1) Peningkatan Ca2+ sitosolik pada arteriol afferent glomerolus
yang menyebabkan sensitifitas terhadap substansi-substansi
vasokonstriktor dan gangguan otoregulasi.
2) Terjadi peningkatan stress oksidatif yang menyebabkan
kerusakan sel endotel vaskular ginjal, yang mengakibatkan
peningkatan A-II dan ET-1 serta penurunan prostagiandi dan
ketersediaan nitric oxide yang berasal dari endotelial NO-
sintase
15
handayani(2013).
Pada fase awal dari obstruksi total ureter yang akut terjadi
peningkatan aliran darah ginjal dan peningkatan tekanan pelvis
ginjal dimana hal ini disebabkan oleh prostaglandi E2 pada
fase ke-2, setelah 1,5-2 jam, terjadi penurunan aliran darah
ginjal bawah normal akibat pengaruh tromboxane-A2 dan A-II.
Tekanan pelvis ginjal tetap meningkat tetapi setelah 5 jam
mulai menetap. Fase ke-3 atau fase kronik, ditandai oleh aliran
ginjal yang makin menurun dan penurunan tekanan pelvis
ginjal ke normal dalam beberapa minggu.Aliran darah ginjal
setelah 24 jam adalah 50% dari normal dan setelah 2 minggu
tanggal 20% dari normal.Pada fase ini mulai terjadi
pengeluaran mediator inflamasi dan faktor-faktor pertumbuhan
yang menyebabkan fibrosis interstisial ginjal.(Wiwik
handayani,2013).
e. Periksaan Penunjang
1. Urinalis: jumlah urin, berat jenis urin, sedimen, elektrolit,
hematuria, piuria
a) Sedimen granuler berwarna coklat seperti lumpur
merupakan karakteristik nekrosis tubular akur
b) Sedimen eritrosit dismorfik menandakan adanya jejas pada
glomerulus
c) Sedimen leukosit dan tidak berpigmen menunjukkan
neftritis interstisial
2. Indeks gangguan ginjal (renal failure indices) untuk membedakan
GGA prerenal dan renal
3. Laboratorium: darah perifer lengkap, kreatinin serum, elektrolit
(Na, K, fosfat, Ca), asam urat, dan kreatinin kinase.
4. Pemeriksaan radiologi: USG ginjal merupakan pilihan. CT Scan
dan MRI juga dapat dilakukan.
5. Biopsi ginjal: untuk diagnosis pasti pasien dengan kecurigaan
GGA renal. (Haryono,Rudi,2013).
f. Penatalaksanaan
16
Oleh karena itu, tujuan penanganan gagal ginjal akut adalah untuk
menjaga keseimbangan kimiawi normal dan mencegah komplikasi
sehingga perbaikan jaringan ginjal dan pemeliharaan fungsi ginjal dapat
terjadi. Penilitian dilakukan untuk mengidentifikasi, menangani dan
mengeliminasi setiap kemungkinan penyebab kerusakan.
1. Dialisi.
2. Penaganan Hiperkalemia
17
Pasien yang kadar serum kaliumnya tinggi dan meningkat
memerlukan hemohalisi, peritoneal dialisis, atau hemofiltrasi
dengan segera.
18
jika keseimbangan nitrogen negatif (masukan kalori yang diterima
kurang dari kebutuhan). Jika pasien tidak kehilangan berat badan
atau mengalami hipertensi, maka diduga adanya retensi cairan.
Kelebihan cairan dapat dideteksi melalui temuan klinis seperti
dipsnea, takikardia, dan distensi vena leher. Paru-paru diauskultrasi
akan adanya tanda krekels basah. Karena edema pulmoner dapat
diakibatkan oleh pemberian cairan parenteral yang berlebihan, maka
kewaspadaan penggunaannya harus ditingkatkan untuk mencegah
kelebihan cairan. Terjadinya edema di seluruh tubuh dikaji dengan
pemeriksaan area prasakaral dan pratibial beberapa kali dalam
sehari.
4. Pertimbangan Nutrisional
19
agens ini membantu mencegah peningkatan serum fosfat dengan
menurunkan absorpsi fosfat disaluran intensinal.
7. Pemantauan Berlanjut Selama Fase Pemulihan
g. Komplikasi
1. Edema Paru-Paru
3. Aritmia
20
4. Gangguan Elektrolit (Hiperkalemia, Hiperfosfatemia, Hiponatremia
dan Asidosis)
5. Penurunan Kesadaran
h. Integrasi Keislaman
2. Konsep Keperawatan
a. Pengkajian
1) Biodata
21
a. Inisial :
b. Umur :
c. Jenis Kelamin :
d. Suku /Bangsa :
2) Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
b. Pola Istirahat
Biasanya pasien tidak dapat tidur dengan tenang dan hanya tidur
4-5 jam/hari.
c. Pola Eliminasi
Biasanya BAB 2 hari satu kali dengan konsistensi padat dan untuk
BAK dengan urine warna kuning pekat agak kental.
22
d. Pola Aktifitas
e. Personal Hygine
4) Riwayat Psikologis
5) Riwayat Sosial
6) Riwayat Spiritual
1. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Perkusi
Perut kembung.
4) Auskultasi
a. Kepala
1) Kesimetrisan
2) Edema periorbital
23
3) Bentuk kepala : makrosefali, anecapali , encefalokel
4) Caput succeodenum
5) Cephalhematom
6) Distribusi rambut dan warna
b. Mata
1) Kesimetrisan
2) Apakah ada kelainan atau infeksi
3) Apakah terdapat sekret
4) Refleks Cahaya
5) Kemampuan akomodasi cahaya
c. Hidung
1) Kesimetrisan
2) Perhatikan jembatan hidung ( tidak ada Down Sindrom)
3) Cuping hidung masih keras
4) Passase udara ( gunakan Kapas )
d. Mulut
1) Kesimetrisan
2) Adanya labioschisi
3) Perhatikan adanya ovula apakah simetris , ovula naik bila bayi
menangis
4) Pengeluaran Saliva
5) Pertumbuhan Gigi ( apakah sejak lahir)
e. Telinga
f. Leher
g. Dada
24
1) Bentuk :simetris/tidak ( Barel chest : anterior posterior,dan
transversal 1 : 1)
2) Puting : timbul/tidak
3) Bunyi nafas : teratur/tidak
4) Takikardi, edema pulmonal, terdengar suara nafas tambahan.
5) Bunyi jantung : normal/tidak, lemah/kuat
h. Adomen :
i. Ekstremitas
j. Genitalia
Laki-laki
1) Penis : ada/tidak
2) Prepotium : menutupi glans Penis
3) Testis : simetris/tidak, sudah turun masuk serotum/tidak
Perempuan
1) Vagina : berlobang/tidak
2) Terdapat labia mayor dan minor/tidak
3) Perhatikan Adanya Klitoris
3. Pemeriksaan Penunjang
25
1) Kreatinin dan BUN serum keduanya tinggi karena beratnya gagal
ginjal.
2) Klirens kreatinin menunjukkan penyakti ginjal tahap akhir bila
berkurang s/d 90%.
3) Elektrolik serum menunjukkan peningkatan kalium, fasfor,
kalsium,magnesium dan produk fasfor- kalsium dengan natrium
serum rendah.
b. Diagnosa Keperawatan
Defenisi :
Penyebab :
Batasan Karakteristik :
- Data Mayor
Objektif :
26
b) Berat badan meningkat dalam waktu singkat
c) Jugular Venous Pressure (JVP) dan/atau Cental
Venous Pressure (CVP) meningkat
d) Refleks hepatojugular positif
Subjektif :
a) Ortopnea
b) Dispnea
c) Paroxymal nocturnal dyspnea (PND)
- Data Minor
Objektif :
Defenisi :
Penyebab :
Batasan Karakteristik :
27
- Data Mayor
Objektif :
Objektif :
Subjektif :
1) Stroke
2) Parkinson
3) Mobius Syndrome
4) Cerebral palsy
5) Cleft lip
6) Cleft palate
7) Amvotropic lateral sclerosis
3) Keletihan berhubugan dengan penurunan produksi energy
metabolic dan anemia
Defenisi :
28
Penyebab :
1) Gangguan tidur
2) Gaya hidup monoton
3) Kondisi fisiologis (mis.penyakit kronis, penyakit terminal,
anemia, malnutrisi, kehamilan)
4) Program perawatan/pengobatan jangka panjang
5) Peristiwa hidup negatif
6) Stress berlebihan
7) Depresi
Batasan Karakteristik :
- Data Mayor
Objektif :
Subjektif :
Objektif :
Subjektif :
1) Anemia
2) Kanker
3) Hipotiroidisme/Hipertiroidisme
4) AIDS
5) Depresi
29
6) Menopause
4) Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan
kelebihan volume cairan
Defenisi :
Faktor Resiko :
1) Perubahan afterload
2) Perubahan frekuensi jantung
3) Perubahan irama jantung
4) Perubahan kontrakstilitas
5) Perubahan preload
Defenisi :
Faktor Penyebab :
30
d. Penurunan kerja siliaris
e. Ketuban pecah lama
f. Ketuban pecah sebelum waktunya
g. Merokok
h. Statis cairan tubuh
6) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder :
a. Penurunan hemoglobin
b. Imununosupresi
c. Leukopenia
d. Supresi respon inflamasi
e. Vaksinasi tidak adekuat
1) AIDS
2) Luka bakar
3) Penyakit paru obstruktif kronis
4) Diabetes melitus
5) Tindakan invasif
6) Kondisi penggunaan terapi steroid
7) Penyalahgunaan obat
8) Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW)
9) Kanker
10) Gagal ginjal
11) Imunosupresi
12) Lymphedema
13) Leukositopenia
14) Gangguan fungsi hati (PPNI, T. P. 2017)
c. Intervensi Keperawatan
31
Hipervolemia Setelah dilakukan Manajemen hipervolemia
intervesi hypervolemia Observasi
membaik dengan kriteria - Pemeriksaan tanda dan
hasil: gejala hipervolemia (mis. Ortopnea,
- Haluaran urine dyspnea, edema, JVP/CVP
meningkat (5) meningkat, reflek hepatojegular
- Edema menurun positif, suara napas tambahan)
(5) - Identifikasi penyebab
(PPNI, T.P.2018). hipervolemia
- Monitor status
hemodinamik (mis. Frekuensi
jantung, tekanan darah, MAP,CVP,
PAP, PCWP, CO, CI), jika tersedia
- Monitor intake dan output
cairan
- Monitor tanda
hemokonsentrasi (mis. Kadar
natrium, BUN, hematocrit, berat
jenis urine)
- Monitor tanda peningkatan
tekanan onkotik plasma (mis.
Kadar protein dan albumin
meningkat)
- Monitor kecepatan infus
secara ketat
- Monitor efek samping
deuretik (mis. Hipotensi ortostatik,
hivopolemia, hypokalemia,
hyponatremia)
Terapeutik
- Timbang berat badan setiap
hari pada waktu yang sama
- Batasi asupan cairan dan
garam
- Tinggikan kepala tempat
32
tidur 30- 400
Edukasi
- Anjurkan melapor jika
haluaran urin < 0,5 mL/kg/jam
dalam 6jam.
- Anjurkan melapor jika BB
bertambah > 1 kg dalam sehari.
- Ajarkan cara mengukur dan
mencatat asupan dan haluaran
cairan
- Ajarkan cara mengatasi
cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
deuretik
- Kolaborasi penggatian
kehilangan kalium akibat diuretic
- Kolaborasi pemberian
continuos renal replacement
therapy (CRRT)
Defisit Nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nurtisi
intervesi defisit nutrisi Observasi :
membaik dengan kriteria - Identifikasi status nutrisi
hasil: - Identifikasi alergi dan
- Pengetahuan intoleransi makanan
tentang standar asupan - Identifikasi makanan yang
nutrisi yang tepat disukai
meningkat (5) - Identifikasi kebutuhan kalori
- Perasaan cepat dan jenis nutrien
kenyang menurun (5) - Identifikasi perlunya
- Nyeri abdomen penggunaan selang nasogastrik
menurun (5) - Monitor asupan makanan
- Frekuensi makan - Monitor berat badan
membaik (5)
- Monitor hasil pemeriksaan
- Nafsu makan
33
membaik (5) laboratorium
Terapeutik
- Lakukan oral hygiene
sebelum makan,jika perlu
- Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis.piramida
makanan)
- Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen
makanan,jika perlu
- Hentikan pemberian
makanan melalui selang nasogatrik
jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk,jika
mampu
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis.pereda nyeri,antiemetik), jika
perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang
dibutuhkan,jika perlu
Keletihan Setelah dilakukan Edukasi Aktivitas/Istirahat
intervesi keletihan Observasi :
membaik dengan kriteria - Identifikasi kesiapan dan
34
hasil: kemampuan menerima informasi
- Verbalisasi Terapeutik :
kepulihan energi - Sediakan materi dan media
meningkat (5) pengaturan aktivitas dan istirahat
- Tenaga - Jadwalkan pemberian
meningkat (5) pendidikan kesehatan sesuai
- Kemampuan kesepakatan
melakukan aktivitas rutin - Berikan kesempatan kepada
meningkat (5) pasien dan keluarga untuk
- Motivasi bertanya
meningkat (6) Edukasi
- Jelaskan pentingnya
melakukan aktivitas fisik/olahraga
secara rutin
- Anjurkan terlibat dalam
aktivitas kelompok, aktivitas
bermain atau aktivitas lainnya
- Anjurkan menyusun jadwal
aktivitas dan istirahat
- Ajarkan cara
mengidentifikasi kebutuhan
istirahat(mis. Kelelahan,sesak
nafas saat aktivitas)
- Ajarkan cara
mengidentifikasi target dan jenis
aktivitas sesuai kemampuan
Resiko Setelah dilakukan Perawatan Jantung
Penurunan intervesi resiko Observasi :
Curah penurunan curah - Identifikasi tanda/gejala
Jantung jantung membaik primer penurunan curah
dengan kriteria hasil: jantung(meliputi dispnea,
- Edema menurun kelelahan,edema,ortopnea,
(5) paroxymal nocturnal dyspnea,
- Dispnea menurun peningkatan CVP)
(5) - Identifikasi tanda/gejala
35
- Ortopnea sekunder penurunan curah jantung
menurun (5) (meliputi peningkatan berat badan,
- Tekanan darah hepatomegali, distensi vena
membaik (5) jugulari, palpitasi, ronkhi basah,
oliguria, batuk, kulit pucat)
- Monitor tekanan darah
(termasuk tekanan darah
ortostatik),jika perlu
- Monitor intake dan output
cairan
- Monitor berat badan setiap
hari pada waktu yang sama
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor keluhan nyeri dada
(mis.intensitas, lokasi, radiasi,
durasi, presivitasi yang mengurangi
nyeri)
- Monitor EKG 12 sadapan
- Monitor aritmia (kelainan
irama dan frekuensi)
- Monitor nilai laboratorium
jantung (mis.elektrolit, enzim
jantung, BNP, NTpro-BNP
- Monitor fungsi alat pacu
jantung
- Periksa tekanan darah dan
frekuensi nadi sebelum dan
sesudah aktivitas
- Periksa tekanan darah dan
frekuensi nadi sebelum pemberian
obat (mis.beta blocker,ACE
inhibitor, calcium channel blocker,
digoksin.
Terapeutik :
36
- Posisikan pasien semi-
Fowler atau Fowler dengan kaki ke
bawah atau posisi nyaman
- Berikan diet jantung yang
sesuai (mis.batasi asupan kafein,
natrium, kolestrol,dan makanan
tinggi lemak)
- Gunakan stocking elastis
atau pneumatik intermiten,sesuai
indikasi
- Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk modifikasi gaya
hidup sehat
- Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi stres, jika perlu
- Berikan dukungan
emosional dan spiritual
- Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi oksigen
>94%
Edukasi :
- Anjurkan beraktivitas fisik
sesuai toleransi
- Anjurkan beraktifitas fisik
secara bertahap
- Anjurkan berhenti merokok
- Ajarkan pasien dan keluarga
mengukur berat badan harian
- Ajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output cairan
harian
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
antiaritmia,jika perlu
37
- Rujuk ke program
rehabilitasi jantung
Resiko Infeksi Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi
intervesi resiko infeksi Observasi :
membaik dengan kriteria - Monitor tanda dan gejala
hasil: lokal dan sistemik
- Sputum berwarna Terapeutik :
hijau menurun (5) - Batasi jumlah pengunjung
- Drainase purulen - Berikan perawatan kulit
menurun (5) pada area edema
- Kultur sputum - Cuci tangan sebelum dan
membaik (5) sesudah kontak dengan pasien dan
- Kultur area luka lingkungan pasien
membaik (5) - Pertahankan teknik aseptik
- Kadar sel darah pada pasien beresiko tinggi
putih membaik (5) Edukasi :
- Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka operasi
- Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
imunisasi,jika perlu
d. Implementasi Keperawatan
38
keperawatan yang telah disusun dengan baik untuk mencapai tujuan
yang diinginkan meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping.Implementasi
keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila klien
mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan. Selama tahap implementasi keperawatan, perawat terus
melakukan pengumpulan data yang lengkap dan memilih asuhan
keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien.(Wati, 2018)
e. Evaluasi Keperawatan
BAB III
PEMBAHASAN
1. Kasus
Seorang perempuan usia 55 tahun dirawat di ruang interna sejak 3 hari
yang lalu dengan keluhan sulit buang air kecil. Hasil pengkajian
didapatkan mual, lemah, anoreksia, mukosa kering, edema ekstremitas
bawah +/+, urine output 100cc/24 jam, kulit gatalgatal dan bersisik, BB
sebelum sakit 54 kg, BB sekarang 57 kg, TD 150/90 mmHg, frekuensi
napas 24x/menit, frekuensi nadi 94x/menit.
2. Pengajian
HARI/TANGGAL : selasa, 29 maret 2021
39
JAMPENGKAJIAN : 09.00 wita
PENGKAJI : perawat
Nama : Tn. S
Umur : 58 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : wiraswasta
A. RIWAYATKESEHATANPASIEN
1. RiwayatPenyakitSekarang
40
d. Apayangdiharapkanpasiendari elayanankesehatan : ingin
cepat pulih dan segera beraktifitas seperti biasa.
2. RiwayatPenyakitMasaLalu
B. RIWAYATKESEHATANKELUARGA
1. Genogram(minimal 3generasi)
b. Apakahadaanggotakeluargayangmenderitapenyakitserupa?
tidak
c. Apakahadakeluargayangmempunyai
penyakitmenularataumenurun? tidak
d. Bagaimanaefekyangterjadi
padakeluargabilasalahsatuanggotakeluargasakit? khawatir
41
C. PENGKAJIANBIOLOGIS(Dikaji sebelumdansesudahsakit)
1. RASAAMANDANNYAMAN
2. AKTIFITASISTIRAHAT–TIDUR
a. AKTIFITAS
1. Berolahraga : tidak
Aktifitas: normal
2. Bagaimanapolatidurklien?(jam,berapalama,nyenyak/tidak?)
waktu tidur malam sebelum sakit 22:00- 05:00, kualitas tidur
nyenyak.
3. Apakahkondisisaatinimengangguklien? iya
4. Apakahklienterbiasamengguanakanobat
penenangsebelumtidur? tidak
42
10. Apahalyangditimbulkanakibatgangguantersebut? tidak
3. CAIRAN
b. Minumanapayangdisukaikliendanyangbiasadiminumklien? Air
putih
d. Apakanklienterbiasaminumalkohol? Tidak
g. Bagaimanabalancecairanklien? baik
4. NUTRISI
b. Bagaimanapolapemenuhannutrisiklien?Berapakliperhari?
3x/hari sebelum sakit, setelah sakit 3 sendok makan dari porsi
yang disediakan karena pasien merasa mual.
c. Apakahadamakanankesukaan,makananyangdipantang? Tidak
ada
e. Apakahadakesulitanmenelan?Mengunyah? Tidak
g. Apakahadayangmenyebabkangangguanpencernaan? Iya,
pasien menderita anoreksia, pasien juga merasa mual dan
lemah
h. Bagainamakondisigigigeligiklien?Jumlahgigi?Gigipalsu?
Kekuatangigi? baik
43
i. Adakahriwayatpembedahandanpengobatanyangberkaiata
ndengansistempencernaan? Tidak ada
j. AdakahprogramDIET bagiklien?Jenis?
Bilaada,jelaskansecaraRINCI! Tidak ada
5. ELIMINASI:URINEDANFESES
a. Eliminasifeses:
1. Bagaimanapolakliendalamdefekasi?Kapan,pola
dankarakteristikfeses? 1-2x/hari setiap pagi hari dengan
karakteristik feses lunak agak cair/ lembek dan bewarna
kecoklatan.
2. Apakahterbiasamenggunakanobatpencahar? Tidak
3. Apakahadakesulitan? Tidak
b. EliminasiUrine:
4. Apakahadariwayat pembedahan,apakahmenggunakanalat
bantudalammiksi? Tidak ada riwayat pembedahan dan tidak
menggunakan alat bantu
6. Bilamenggunakanalatbantusudahberapalama? -
6. KEBUTUHANOKSIGENASIDANKARBONDIOKSIDA
44
a. PERNAFASAN.
1. Apakahadakesulitandalambernafas?Bunyi nafas?Dypsnue?
Frekuensi napas tidak normal 24x/menit
2. Apakahyangdilakukanklienuntumengatasimasala? Tidak
ada
3. Apakahklienmengguanakanalat bantupernafasan?Tidak
5. Apakahklienterbiasamerokok?Obat–
obatanuntukmelancarkanpernafasan? Tidak
7. Apakahkleinpernahdirawat dengangangguanpernafasan?
Tidak pernah
8. Apakahklienpernahpunyariwayatgangguanpernafasand
anmendapatpengobatan?Tidak pernah
b. KARDIVASKULER
1. Apakahkliencepatlelah? Tidak
2. Apakahadakeluhanberdebar–debar?
Nyeridadayangmenyebar?Pusing?Rasaberatdidada?
Tidak ada
3. Apakahklienmengguankaanalat pacujantung? Tidak
4. Apakahklienmendapatobat untukmengatasi
gangguankardiovaskuler? Tidak
7. PERSONALHYGIENE
a. Bagaimanapolapersonalhygiene?Berapakalimandi,gosokgigi
dll? Mandi dan gosok gigi 2 kali sehari
c. Apakahklienmemerlukanbantuandalammelakukanpersonalhy
giene? Tidak
8. SEX
45
a. Apakahadakesulitandalamhubungan seksual? Tidak
b. Apakahpenyakit sekarangmempengaruhi/
mengguangggufungsi seksual? Tidak
D. PENGKAJIANPSIKOSOSIALDANSPIRITUAL
1. Psikologi.
a. StatusEmosi.
1. Apakahkliendapatmengekspresikanperasaannya? Iya
b. Konsepdiri:
4. Apakahklienmampumengidentifikasikekuatan,kelemaha
nyangadapadadirinya? Tidak
5. Hal – hal apa yangdapatdilakukanklien saatini? Tidak ada
2. Hubungansosial:
a. Apakahklienmempunyaitemandekat? Iya
d. Apakahpekerjaankliensekarang?Apakahsesuaikemampuan?
Ibu rumah tangga
3. Spiritual.
a. Apakahklienmenganutsatuangga? Iya
46
b. Saatiniapakahklienmengalami
gangguandalammenjalankanibadah? Tidak
c. BagaianmanahubungannataramanusiadanTuhandalamagama
? Berkaitan erat
III. PEMERIKSAANFISIK
A. KEADAANUMUM
N: 94x/menit , S: 36,5oc
B. PEMERIKSAANCEPALOKAUDAL
1. Kepala
47
a. Inspeksi:bentuk dada normal, simetris, tidak ada retraksi
dada
b. Auskultasi:: S1 - S2, suara nafas vesikuler, tidak ada suara
nafas tambahan seperti ronkhi, wheezing, snoring
a. Inspeksi:bulat menonjol
c. Perkusi:redup
d. Palpasi:nyeri ditekan
5. Genetalia,Anusdanrektum
b. Palpasi:terabapenumpukanurine
6. Ekstremitas:
Atas:kelengkapan,kelainanjari,tonusotot,kesimetrisan
nilaiabnormal
28 Maret Urine output 100cc/ hari 600cc/ hari Kesulitan BAK
2021
48
HasilStudidiagnostik(X-rays/ProcedurKhusus/Patologi)
V. TERAPHIYANGDIBERIKAN
1. DischargePlanning
Tidakadamasalah
PengobatanLingkunganrumah
Kurangdukungankeluarga
Yangharusdilakukanklien :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………
Tulisdengantintamerahdefinisikarakteristikyangmendukungmasalahkep
erawatanyangdiidentifikasi dan perubahanyangditemukan
padainisialassesment.
49
3. KLASIFIKASIDATA
Nadi : 94x/menit
Nafas : 24x/menit
4. ANALISADATA
DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
Ds: Peningkatan volume Hipervolemia
- Klien mengatakan sulit buang cairan intravskular,
air kecil interstisial, dan atau
- Klienmengatakan mengalami intraseluler yang
kenaikan berat badan dari disebabkan oleh
54kg ke 57kg adanya Gangguan
Do : mekanisme regulasi
- Ada edema pada kedua
ekstremitas
- Output urine 100cc/24 jam
Do : Kecemasan Ansietas
- Klien mengalami anoreksia berlebihan akibat
- Klien tampak mual kurangnya terpapar
- TD : 150/90 mmHg informasi terkait
penyakit yang
50
dialami
Nadi 94x/menit
Nafas 24x/menit
Ds : Kerusakan kulit atau Gangguan integritas
- Klien mengatakan mengalami jaringan yang kulit
gatal-gatal disebabkan oleh
Do : kelebihan/
- Kulit klien tampak bersisik kekurangan volume
dan ruam cairan dalam tubuh
- Klientampak menggaruk
Do : Asupan nutrisi yang Defisit nutrisi
- Klien tampak lemah tidak cukup untuk
- Klien mengalami anoreksia memenuhi
kebutuhan
metabolisme
disebabkan oleh
faktor psikologis
Do : Beresiko mengalami Resiko
- Keadaan mukosa kering penurunan, ketidakseimbangan
- Kulit tampak bersisik peningkatan atau cairan
- Output urine 100cc/24 jam percepatan
- Edema padakedua perpindahan cairan
ekstremitas dari intravaskuler
- TD : 150/90 mmHg atau intraseluler
yang disebabkan
Nadi : 94x/menit
oleh penyakit ginjal
atau kelenjar
5. PERUMUSANPRIORITASMASALAHKEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan
1. Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi
Ds:
- Klien mengatakan sulit buang air kecil
- Klienmengatakan mengalami kenaikan berat badan dari 54kg ke 57kg
Do :
- Ada edema pada kedua ekstremitas
51
- Output urine 100cc/24 jam
Do :
- Klien mengalami anoreksia
- Klien tampak mual
- TD : 150/90 mmHg
Nadi 94x/menit
Nafas 24x/menit
3. Gangguan integritas kulit b.d Kerusakan kulit atau jaringan yang disebabkan
oleh kelebihan/ kekurangan volume cairan dalam tubuh
Ds :
- Klien mengatakan mengalami gatal-gatal
Do :
- Kulit klien tampak bersisik dan ruam
- Klien tampak menggaruk
4. Defisit nutrisi b.d asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme
Do :
52
- Klien mengalami anoreksia
- Klien tampak lemah
Do :
- Keadaan mukosa kering
- Output urine 100cc/24 jam
Edema padakedua ekstremitas
6. RENCANAASUHANKEPERAWATAN
diagnosis Luaran keperawatan Intervensi
keperawatan
Hipervolemi Setelah dilakukan Manajemen hipervolemia
a intervesi Observasi
hypervolemia - Pemeriksaan tanda dan gejala
membaik dengan hipervolemia (mis. Ortopnea, dyspnea,
kriteria hasil: edema, JVP/CVP meningkat, reflek
- Haluaran urine hepatojegular positif, suara napas
meningkat (5) tambahan)
- Edema - Identifikasi penyebab
menurun (5) hipervolemia
- Monitor status hemodinamik
53
(mis. Frekuensi jantung, tekanan darah,
MAP,CVP, PAP, PCWP, CO, CI), jika
tersedia
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor tanda hemokonsentrasi
(mis. Kadar natrium, BUN, hematocrit,
berat jenis urine)
- Monitor tanda peningkatan
tekanan onkotik plasma (mis. Kadar
protein dan albumin meningkat)
- Monitor kecepatan infus secara
ketat
- Monitor efek samping deuretik
(mis. Hipotensi ortostatik, hivopolemia,
hypokalemia, hyponatremia)
Terapeutik
- Timbang berat badan setiap hari
pada waktu yang sama
- Batasi asupan cairan dan garam
- Tinggikan kepala tempat tidur 30-
400
Edukasi
- Anjurkan melapor jika haluaran
urin < 0,5 mL/kg/jam dalam 6jam.
- Anjurkan melapor jika BB
bertambah > 1 kg dalam sehari.
- Ajarkan cara mengukur dan
mencatat asupan dan haluaran cairan
- Ajarkan cara mengatasi cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian deuretik
- Kolaborasi penggatian
kehilangan kalium akibat diuretic
- Kolaborasi pemberian continuos
54
renal replacement therapy (CRRT)
Ansietas Setelah dilakukan Reduksi ansietas
intervensi, ansietas Observasi :
membaik dengan - Identifikasi saat tingkat ansietas
kriteria hasil: berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor)
- Verbalisasi - Identifikasi kemampuan
kekhawatiran akibat pengambilan keputusan
kondisi yang dihadapi - Monitor tanda-tanda ansietas
menurun (5) (verbal dan nonverbal)
- Perilaku Terapeutik :
gelisah menurun (5) - Ciptakan suasana terapeutik
- Perilaku untuk menumbuhkan kepercayaan
tegang menurun (5) - Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan jika memungkinkan
- Pahami situasi yang membuat
ansietas
- Dengarkan dengan penuh
perhatian
- Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
- Tempatkan barang probadi yang
memberikan kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi situasi
yang menciptakan kecemasan
- Diskuskan perencanaan
realististentang peristiwa yang akan
datang
Edukasi :
- Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang akan dialami
- Informasikan secara faktual
diagnosis, pengobatan , dan prognosi
- Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
- Anjurkan melakukan
55
kegiatanyang tidak kompetitif,
sesuaikebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
- Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
- Latih teknik relaksasi
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberianb obat
antiansietas, jika perlu
Gangguan Setelah dilakukan Perawatan integritas kulit
integritas intervensi, gangguan
kulit/jaringa integritas kulit Observasi :
n membaik dengan - Identifikasi penyebab integritas
kriteria hasil: kulit (mis, perubahan sirkulasi, status,
- Kerusakan nutrisi, penurunan kelembapan.suhu
lapisan kulit menurun lingkungan ekstrim, penurunan
(5) mobilitas)
- Hidrasi Terapeutik :
meningkat (5) - Ubah posisi tiap 2 jam sekali jika
tirah baring
- Lakukan pemijatan pada area
penonjolan tulang, jika perlu
- Bersihakan perineal dengan
airhangat, terutama pada periode diare
- Gunakan produk berbahan
petrolium atau minyak pada area kulit
yang kering
- Gunakan produk bebahan ringan
dan alami atau hipoalergenik pada kulit
sensitf
- Hindari produk berbahan dasar
alkohol pada kulit kering
56
Edukasi :
- Anjurkan menggunakan
pelembab (mis. Lotion, serum)
- Anjurkan minum air yang cukup
- Anjurkan untuk meningkatkan
asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan
buah dan sayur
- Anjurkan menghindari terpapar
suhu esktrim
- Anjurkan mwnggunakan tabir
surya minimal SPF 30 saat berada diluar
rumah
- Anjurkan mandi dan gunakan
sabun secukupnya
Intervensi pendukung:
Pemberian obat kulit
Observasi :
- Identifikasi kemungkinan alergi,
interaksi, dan kontraindikasi obat
- Verifikasi order sesuai dengan
indikasi
- Monitor efek terapeutik obat
- Monitor efek lokal, efek sistemik
dan efek samping obat
Terapeutik :
- Lakukan prinsip enam benar
(pasien, obat, dosis, waktu, rute,
dokumentasi )
- Cuci tangan dan pasang sarung
tangan
- Bersihkan kulit dan hilangkan
obat sebelumnya
57
- Oleskan agen topikal pada kulit
yang tidak mengalami luka, iritasi atau
sensitif
- Hindari terpapar sinar ultra violet
pada klit yang terdpat obat topikal.
Edukasi:
- Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang diharapkan.
Dan efek samping sebelum pemberian.
- Jelaskan faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan
efektivitas obat
- Ajarkan teknik pemberian obat
secara mandiri , jika perlu.
Defisit Setelah dilakukan Manajemen gangguan makan
nutrisi intervensi selama Observasi :
58
- Rencanakan program pengibatan
untuk perawatan dirumah (mis. Medis,
konseling)
Edukasi :
- Anjurkan untuk membuat catatan
harian tentang perasaan dan situasi
pemicu pengeluaran makanan
- Ajarkan pengaturan diet yang
tepat
- Ajarkan keterapilan koping untuk
penyelesaian perilaku makan
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
targetberatbadan, kebutuhn kalori dan
pilihan makanan
resiko Setelah dilakukan Manajemen cairan
ketidakseim intervensi, resiko
b-angan ketidakseimbangan
cairan Observasi :
cairan membaik
dengan kriteria - Monitor status hidrasi (mis frekuensi
hasil: nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian
59
cairan 24 jam
- Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Kolaborasi :
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
60
kelaminnya kasus gagal ginjal lebih cenderung menyerang laki-laki.
Penderita gagal ginjal akut yang memiliki nilai ureum yang tinggi
diharapkan dapat menurunkan nilai ureumnya dengan cara melakukan
diet terhadap makanan yang dikonsumsi sehari-haridan juga rutin
melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar ureum
dan fungsi ginjal secara keseluruhan agar dapat diambil tindakan yang
tepat dalam penatalaksanaan pengobatan penyakitnya.
B. Saran
61
DAFTAR PUSTAKA
HR. Bukhari
Haryono, Rudi, 2013.keperawatan medika bedah: sistemperkemihan.yogyakarta:
Rapha Publishing
Baringbing, J. O. (2020). Pentingnya Perencanaan Keperawatan ( Intervensi
Keperawatan ) Dalam Asuhan Keperawatan.
Hiß, M., & Kielstein, J. T. (2014). A cute kidney injury (AKI). Urology at a Glance,
61–63. https://doi.org/10.1007/978-3-642-54859-8_13
Wati, N. A. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Klien Gagal Ginjal Akut Dengan
Masalah Kelebihan Volume Cairan di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit
Umum Daerah Bangil Pasuruan. C, 121.
62
LAMPIRAN
Pembagian peran dan tugas:
A. Peran
1. Ketua kelompok:
2. Sekertaris kelompok
3. Anggota kelompok
B. Tugas
2. Konsep Medis
3. Konsep Keperawatan
4. Pembahasan
63
64
65