Disusun Oleh:
Kelompok 10
1. MELZA YOLANDA
2. NIKEN MILLENIA FITRI
3. SALMA KHAIRIYAH
Dosen Pembimbing:
IDA MARIANA.S.S.SiT, M.Kes
B. Tujuan
Pemberian vaksin hepatitis B dimaksudkan untuk menangkal infeksi organ hati yang
disebabkan oleh virus hepatitis B. Vaksinasi juga dimaksudkan untuk mencegah berbagai akibat
yang dapat ditimbulkan infeksi hepatitis B, seperti kanker hati dan sirosis.
Infeksi hepatitis B akut
Infeksi ini berlangsung dalam jangka waktu pendek dan ditandai dengan demam, rasa lelah,
nafsu makan berkurang, mual, muntah, kulit berwarna kuning, air kencing berwarna lebih gelap,
feses berwarna lebih pucat, dan nyeri pada otot, sendi, dan perut.
Infeksi hepatitis B kronik
Infeksi hepatitis B kronik berlangsung dalam jangka waktu lama. Kondisi ini ditandai dengan
virus hepatitis yang menetap di dalam tubuh. Kebanyakan pasien dengan infeksi hepatitis B
kronik tidak memiliki gejala apapun, namun infeksi dapat menyebabkan kerusakan hati (sirosis),
kanker hati, dan kematian. Pasien tetap dapat menularkan virus ke orang lain meski tidak
bergejala.
C. Etiologi
D. Jenis-Jenis Imunisasi
Produsen, Jenis, Cara Pemberian, Dosis dan Interval Pemberian Vaksin Hepatitis B
Vaksin rekombinan (10 mg) diberikan secara intramuskular, dalam waktu 12 jam sejak
lahir. Dosis kedua diberikan pada umur 1-2 bulan dan dosis ke tiga pada umur 6 bulan.
Apabila pada pemeriksaan selanjutnya diketahui HBsAg ibu positif, segera diberikan 0,5
ml imunoglobulin anti hepatitis (HBIG) (sebelum usia 1 minggu).
2. Bayi lahir dari ibu dengan HBsAg positif.
Dalam waktu 12 jam setelah lahir, secara bersamaan diberikan 0,5 ml HBIG dan vaksin
rekombinan secara intramuskular di sisi tubuh yang berlainan. Dosis kedua diberikan 1-2
bulan sesudahnya, dan dosis ketiga diberikan pada usia 6 bulan.
3. Bayi lahir dari ibu dengan HBsAg negatif.
Vaksin rekombinan diberikan secara intramuscular pada umur 2-6 bulan. Dosis kedua
diberikan 1-2 bulan kemudian dan dosis ke tiga diberikan 6 bulan setelah imunisasi
pertama (Ismalita, 2003).
Bayi prematur, termasuk bayi berat lahir rendah, tetap dianjurkan untuk diberikan
imunisasi, sesuai dengan umur kronologis dengan dosis dan jadwal yang sama dengan bayi
cukup bulan. Pemberian HBIG pada bayi prematur dapat dilakukan dengan cara di bawah ini:
1. Bayi prematur dengan ibu HBsAg positif harus diberikan imunisasi HB bersamaan dengan
HBIG pada dua tempat yang berlainan dalam waktu 12 jam. Dosis ke-2 diberikan 1 bulan
kemudian, dosis ke-3 dan ke-4 diberikan umur 6 dan 12 bulan.
2. Bayi prematur dengan ibu HBsAg negatif pemberian imunisasi dengan cara:
a. Dosis pertama saat lahir, ke-2 diberikan pada umur 2 bulan, ke-3 dan ke-4 diberikan
pada umur 6 dan 12 bulan. Titer anti Hbs diperiksa setelah imunisasi ke-4.
b. Dosis pertama diberikan saat bayi sudah mencapai berat badan 2000 gram atau sekitar
umur 2 bulan. Vaksinasi HB pertama dapat diberikan bersamasama DPT, OPV (IPV)
dan Haemophylus influenzae B (Hib). Dosis ke-2 diberikan 1 bulan kemudian dan
dosis ke-3 pada umur 8 bulan. Titer antibody diperiksa setelah imunisasi ke-3.
Reaksi berat yang dapat terjadi setelah dilakukan vaksin hepatitis B, antara lain:
1. Kejang
2. Trombositopenia
3. Hypotonic Hyporesponsive Episode (HHE)
4. Persistent inconsolable screaming yang merupakan rekasi yang bersifat self-imiting dan
tidak merupakan masalah jangka panjang
5. Anafilaksis yaitu kejadian yang berpotensial menjadi fatal tetapi dapat disembuhkan
tanpa dampak jangka panjang.
Efek samping yang terjadi setelah dilakukan vaksinasi hepatitis B biasanya berupa reaksi-
reaksi lokal, yaitu:
Reaksi-rekaksi yang terjadi tersebut bersifat ringan dan biasanya hilang setekah 2 hari.Vaksin ini
tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang.
Menurut Pernyataan Informasi Vaksin yang dikeluarkan oleh CDC, kebanyakan orang
yang mendapatkan vaksin hepatitis B tidak mengalami efek samping. Efek samping yang
dilaporkan adalah sebagai berikut:
1. Rasa sakit pada area suntikan, yang berlangsung satu atau dua hari: terjadi pada satu dari
sebelas anak dan remaja serta satu dari empat orang dewasa.
2. Demam ringan sampai menengah: pada satu dari empat belas anak dan remaja serta satu
dari seratus orang dewasa.
3. Reaksi alergi yang serius, yang bisa termasuk ruam, suara napas mengdengking, pucat,
lemah, denyut jantung yang cepat, pusing dan sulit bernapas: sangat jarang terjadi.
Pabrik pembuat vaksin hepatitis B melaporkan bahwa selain efek buruk yang dinyatakan
oleh CDC, reaksi lain yang bisa terjadi pada sampai 17% orang yang menerima suntikan
termasuk keletihan, diare, sakit kepala, infeksi tenggorokan dan saluran pernapasan, kepala
terasa ringan, menggigil, muntah, nyeri dan kejang lambung, hilangnya selera makan, mual,
berkeringat, flu, ruam, nyeri seperti arthritis, pembengkakan kelenjar getah bening, insomnia,
sakit telinga dan tekanan darah rendah.
I. Daftar Pustaka
https://www.sehatq.com/tindakan-medis/vaksin-hepatitis-b
https://www.academia.edu/12429058/Vaksin_Hepatitis_B
Mulyani, N. S., dan Rinawati, M. 2013. Imunisasi untuk Anak. Yogyakarta: Nuha Medika.