PESERTA PPDS-1
Nama : Arya Wisnu Prayoga
Mulai pendidikan : 01 September 2015
Menyetujui :
Divisi Nama Tanda tangan
Neurologi dr. IGN Made Suwarba, Sp.A(K)
Tumbuh Kembang DR.dr.IGA Trisna Windiani,
Sp.A(K)
1
I. IDENTITAS KASUS
1. Nama pasien : PARS
2. Umur/tgl lahir : 17 bulan 20 hari/14 Febuari 2015
3. Jenis kelamin : Laki- Laki
4. Nama orangtua
a. Ayah :
b. Ibu : DRH
5. Alamat : Jalan Pulau Sebatik no 19 Denpasar
Diagnosis : congenital rubella syndrom (crs) dengan epilepsi
+sensory neural hearing loss (snhl) derajat berat auricular dextra + malformasi
anorektal post posterior sagittal anorectoplasty (psarp)+ complete ventricular
septal defect closure + small secundum atrium septal defect + global delay
development + gizi buruk tipe marasmus + gagal tumbuh
6.
II. IDENTITAS ORANG TUA
Ayah Ibu
Nama DRH
Umur 28 tahun 27 tahun
III. Pendidikan S1 S1
Pekerjaan Swasta Ibu Rumah Tangga
Agama Hindu Hindu
Ras/Suku Bali Bali
ANGGOTA KELUARGA
Hubungan dengan
Nama Jenis kelamin Umur
Pasien
2
K.TidurPe
ngasuh KamarMandi
K.TidurKa
kak
T
K.TidurTa RuangKeluarga
mu
TerasAtas
Dapur
Garasi RuangTamu
PINTU BALE
MASUK TerasBawah
1 3
JalanDepanRumah
3
1. Congenital Rubella Syndrom (CRS) merupakan suatu kumpulan gejala
penyakityang disebabkan oleh infeksi virus pada janin yang terjadi
selama kehamilan dari ibu yang terinfeksi virus Rubella. Dampak dari
infeksi virus ini menyerang banyak organ dan jaringan, seperti
kelainan/defek pada), kelainan pada mata Kelainan pada telinga
(ketulian), kelainan susunan saraf pusat dll), serta berbagai gangguan
lainnya. Oleh karenaitu dalam penanganan pada CRS diperlukan
diagnosis dini dan deteksi awal akan timbulnya komplikasi yang
diakibatkan oleh infeksi dari virus Rubella ini, sehingga dapat dilakukan
intervensi dan penanganan lebih awal terhadap anak yang telah
terinfeksi.
2. Kelainan kongenital yang sudah ditimbulkan pada pasien ini sudah
mengenai banyak organyaitu kelainan pada jantung (mild stenosis artery
pulmonal, mild tricuspid regurgitation), kelainan pada telinga ( sensory
neural hearing loss bilateral), kelainan pada mata (retinophaty
pigmentary bilateral). Sehingga diperlukan penanganan dan evaluasi
berkala pada pasien agar tidak menimbulkan gangguan yang lebih lanut
dan lebih berat .
3. Komplikasi yang timbul akibat dari CRS dapat juga mengganggu proses
tumbuh kembang anak, oleh karena itu diperlukan pemantauan sejak dini
agar tumbuh kembang anak yang sudah terinfeksi virus Rubella ini tetap
bisa optimal.
4. Kelainan pada jantung yang sudah ditemukan pada pasien yaitu adanya
Mild Stenosis Artery Pulmonal dan Mild Tricuspid Regurgitation,
dimana kelainan ini memang bukan merupakan gangguan yang berat, dan
tidak memerlukan pengobatan maupun tindakan operasi, tetapi tetap
perlu dilakukan evaluasi berkala dan pencegahan terhadap munculnya
resiko infeksi yang lain.
4. Gangguan pendengaran yang terjadi pada pasien yaitu dimana pasien
sudah terdiagnosa dengan Tuli Sensorineural pada kedua telinga dengan
derajat sangat berat dan diperlukan penanganan berupa tindakan operasi
4
untuk mengembalikan fungsi pendengaran pasien. sehingga perlu
dilakukan penanganan dan pemantauan agar perkembangan berbahasa
pasien tetap berjalan optimal.
5
c. Dapat mengetahui cara pemenuhan kebutuhan dasar anak yang sudah
mengalami berbagai gangguan yang ditimbulkan oleh komplikasidari
CRS dalam hal asah asih asuh.
d. Berkurangnya kecemasan dan beban emosional yang berlebihan
sehingga mampu meningkatkan partisipasi orang tua dalam stimulasi
tumbuh kembang anak agar dapat dicapai tumbuh kembang anak yang
optimal.
Nama : NMCN
Tanggal lahir : 26 Mei 2015
Umur : 14 bulan 12 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Renon - Denpasar
7.1 HETEROANAMNESIS
Keluhan Utama : Tidak respon dengan suara
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poliklinik tumbuh kembang anak dengan membawa
rujukan dari dokter praktek swasta dengan diagnosis suspek Global Delayed
Development (GDD) + Penyakit Jantung Bawaan (PJB) Asianotik. Pasien
awalnya dikeluhkan oleh orangtua bahwa anak tidak memberikan respon dengan
suara, seperti saat dipanggil ataupun diberikan bunyi – bunyi an anak dikatakan
tidak menoleh. Orangtua pasien mengatakan baru menyadari hal ini sejak sebulan
ini. Pasien kemudian dikonsulkan ke dokter spesialis THT dan didapatkan hasil
pemeriksaan yaitu ketulian pada kedua telinga. Pasien disarankan untuk dilakukan
tindakan operasi pemasangan alat implan pada telinga.
Orangtua juga mengeluhkan berat badan anak yang sulit naik. Badan anak
terlihat kecil dibandingkan anak – anak lain seusianya. Makan dan minum
dikatakan biasa, sehari anak sebanyak 6–7 kali per hari dengan volume 60-80 ml
6
tiap kali minum. Buang air kecil dan bapat menghabiskan bubur tim sebanyak 3
kali per hari dan susu formula uang air besar dikatakan biasa.
RiwayatKehamilanIbu :
- Merupakan kehamilan kedua dengan usia kehamilan 32 minggu. Kontrol
kehamilan dilakukan secara teratur ke dokter spesialis kandungan. Usia
ibu saat hamil yaitu 37 tahun.
- Riwayat penyakit ibu selama hamil yaitu ibu menderita Myoma Uteri
sejak kehamilan anak pertama dan mengalami hipertensi saat akhir
kehamilan anak kedua. Ibu mengatakan tidak pernah mengalami sakit
lainnya selama kehamilan pertama maupun kedua.
RiwayatPersalinan :
Pasien lahir secara Sectio Caesaria di rumah sakit swasta dengan indikasi
ketuban pecah dini + LMR dan ibu dengan myoma uteri, berat badan lahir 1300
gram, panjang badan lahir 41 cm,lingkar kepala dikatakan lupa,anak lahir tidak
segera menangis dan didapatkan kesulitan bernafas, tidak ditemukan adanya cacat
bawaan. Pasien dirawat di ruang perawatan intensif selama 1 bulan dengan
7
menggunakan CPAP. Setelah keluar dari rumah sakit, pasien selalu dibawa
kontrol rutin setiap bulan.
Riwayat pengobatan
Pasien tidak mengkonsumsi obat – obatan untuk penyakitnya. Pasien
direncanakan untuk dilakukan operasi pemasangan implan pada telinga tetapi
jadwal belum pasti.
8
Riwayat imunisasi
Pasien telah mendapatkan imunisasi di dokter spesialis anak sebagai berikut:
Imunisasi I II III IV
BCG Usia 3 bln
2 mgg
Polio Usia2bln Usia4bln Usia 6 bln 2 Usia 8bln
1 mgg 2 mgg mgg 2mgg
Hepatitis B Usia 2 bln Usia 3 bln Usia 4 bln 2
1 mgg 1 mgg mgg
DPT Usia 4 bln Usia 6 bln Usia 8 bln 2
2 mgg 2 mgg mgg
HiB Usia 4 bln Usia 6 bln Usia 8 bln 2
2 mgg 2 mgg mgg
Campak Usia 9 bln
3 mgg
Riwayat Nutrisi :
- ASI : Usia 0 – 1 bulan, frekuensi on demand
- Susu Formula : Usia 0 – sekarang, frekuensi on demand
- BuburSusu : Usia 6 – 9 bulan, frekuensi 2 kali / hari
- Nasi Tim : Usia 9 – Sekarang, frekuensi 3 kali / hari
- MakananDewasa : Belumdiberikan
RiwayatPerkembangan :
- MenegakkanKepala : Usia 3 bulan
- MembalikkanBadan : Usia 4 bulan
- Duduk : Usia7bulan
- Merangkak : Usia 9bulan
- Berdiri : Usia 13bulan
- Berjalan : Belum bisa
- Bicara : Hanya bisa bubling
9
KESAN : Normal
RiwayatAlergi :
Tidak Ada
RiwayatOperasi :
Tidak Ada
RiwayatTransfusi :
Tidak Ada
10
Stomatitis (-)
Leher : Pembesaran Kelenjar limfonodi (-)
Thoraks : Simetris (+), Retraksi (-), iga gambang (-)
Cor :
Tidak tampak iktus cordis, denyut epigastrium,
dan precordial bulging
Iktus cordis tidak teraba, thrilltidak ada
suara jantung I dan II normal,reguler, Murmur
tidak ada.
Pulmo :
Simetris (+)
Gerakan dada simetris statis/dinamis
Suara napas vesikuler (+), rales (-/-), wheezing(-/)
Abdomen : Peristaltik (+) normal, Distensi (-), Meteorismus(-),
Ascites (-), Nyeri Tekan (-), Turgor kembali cepat
Hepar : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Ekstremitas : Akral Hangat, capillary refill time < 2 detik, edema
dan piting edema (-)
Kulit : Crazy Pavement Dermatosis (-),Sianosis (-)
Genetalia : Labia mayora menutupi labia minora, M1 P1
11
o N. III, IV, VI : Gerak bola mata bebas,
deviasi (-)
o N. V, VII : Refleks kornea (+/+)
o N. VIII : Respon Pendengaran tidak ada
o N. IX, X : Refleks menelan (+)
o N. XI : Menoleh
o N. XII : Deviasi Lidah (-)
c. Refleks fisiologis:
o Refleks superfisial:
Refleks dinding abdomen : positif (+)
o Refleks tendon dalam:
Biseps : positif/positif (+/+)
Triseps : positif/positif (+/+)
Patela : positif/positif (+/+)
Achilles : positif/positif (+/+)
d. Refleks patologis :
o Babinski : negatif/negatif (-/-)
o Chadock : negatif/negatif (-/-)
o Oppenheim : negatif/negatif (-/-)
e. Klonus : positif/positif (-/-)
12
Panjang Badan : 66 cm
Lingkar Kepala : 36 cm
Lingkar Lengan Atas : 10 cm
BBI : 7,5 kg
BB/U : Z-Score <-3 SD (severe malnutrition)
PB/U : Z-Score <-3 SD (severe stunted)
BB/PB : Z-Score <-3 SD (severe wasted)
IMT :13 kg/m2(berat kurang)
IMT/U : -3 SD sampai -2 SD
LK/U : <-3 SD
Status Gizi : 69 % (gizi buruk)
Tinggi Potensi Genetik
TB Ayah : 170 cm
TB Ibu : 160 cm
13
Hasil echo II (11 Mei 2016):
- Spontaneous Clossure of Patent Foramen Ovale
- Mild RPA & LPA
- Mild Tricuspid Regurgitation
Saran :
- Tidak memerlukan pengobatan
- Echo ulang usia 2 tahun
14
7.7 TATALAKSANA
Inkubator + CPAP
SARAN : SARAN :
-Tidak Perlu Pengobatan - Tidak Perlu Pengobatan
13/06/2016 TBKB 23/06/2016 THT
16
13/06/2016 LAB 24/06/2016 MATA
17
Kesimpulan : asupan makanan belum memenuhi kebutuhan kalori,
protein, karbohidrat dan kalsium. Kurangnya pemenuhan sebagian besar
makronutrien ini kemungkinan karena penderita belum mendapat makanan
dewasa.
X. ANALISIS PERKEMBANGAN
a. Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Kesan: Meragukan
b. Tes Daya Dengar
Kesan: Gangguan Pendengaran
c. DENVER II
- Motorik Kasar : sudah mampu berdiri sendiri tanpa berpegangan,
mampu mengangkat badannya ke posisi berdiri tanpa bantuan, mampu
duduk sendiri tanpa bantuan.
KESAN : Normal
- Motorik Halus : mampu menumpuk dan memasukkan kubus kedalam
kotak, mampu mengambil benda – benda kecil seperti kacang atau
kismis.
KESAN : Normal
- Bahasa : Belum mampu mengucapkan suku kata seperti ma-ma pa-pa,
belum mampu meniru kata – kata
KESAN : Suspek
- Personal Sosial : mampu menunjuk apa yang diinginkan, mampu
membedakan orang – orang yang belum dikenal.
KESAN : Normal
18
perumahan. Malam hari saat orangtua sudah pulang dari bekerja biasanya pasien
sudah tidur.
c. Kebutuhan papan/pemukiman
Pasien tinggaldi daerah perkotaan, dengan lingkungan yang bersih
dan tenang. Area rumah seluas 3 are, terdiri dari 1 bangunan utama
dengan 2 lantai. Rumah pasien merupakan bangunan permanen dengan
lantai keramik, ventilasi dan pencahayaan yang cukup. Rumah ditempati
oleh pasien, ayah, ibu,kakak, dan pengasuh. Kamar mandi dan WC
19
berlantai keramik. Kamar yang ditempati pasien terlihat bersih dan
nyaman dimana sudah dilengkapi dengan air conditioner (AC) dengan
kasur spring bed. Sumber air untuk sehari-hari berasal dari PDAM dan
penerangan dengan listrik dari PLN. Sampah biasanya dikumpulkan dalam
satu bak sampah permanen, kemudian dibawa ke tempat pembuangan
sampah akhir.
20
perkembangan anaknya karena sehari hari sibuk bekerja. Ibu juga sangat
ketakutan dan cemas dengan kondisi pasien yang sudah mengalami beberapa
kelainan dari komplikasi penyakit yang dialaminya, seperti gangguan
pendengaran, mata, berat badan pasien yang sulit naik dan tumbuh kembang
pasien.Orang tua dan pengasuh belum mengetahui bagaimana cara memberikan
stimulasi dan latihan untuk pasien agar tumbuh kembangnya optimal. Hal ini
terutama berkaitan dengan bahasa.
21
b. Lingkungan meso
Pemantauan lingkungan meso yaitu hubungan antara keluarga pasien
dengan lingkungan tetangga serta dengan warga lain.
- Biologis
Pasiensering dibawa bermain dengan anak-anak disekitar rumahnya.
Pengasuh selalu memberikan kontak antara pasien dengan orang luar.
Pada saat libur, orangtua sering membawa pasien ber jalan- jalan dan
bermain ke tempat wisata bersama seluruh keluarga.
- Psikologis
Tetangga mengetahui kondisi penyakit pasien dan turut
memperhatikan serta sering memberikan dukungan moril.
- Sosial
Hubungan antara keluarga dengan tetangga cukup baik. Jika ada
kesulitan dalam hal apapun, tetangga sering membantu tetangga juga
sering mengajak pasien bermain.
c. Lingkungan makro
Pemantauan lingkungan makro yaitu hubungan antara keluarga penderita
dengan pihak pemerintahan.
- Biologis
Pasien tinggal di kawasan perumahan di Denpasar. Keluarga dengan
mudah mendapatkan pelayanan kesehatan di pusat pelayanan
pemerintah terdekat, namun orang tua lebih memilih untuk berobat ke
salah satu rumah sakit swasta atau praktek dokter dengan alas an waktu
control yang lebih fleksibel dan ada tanggungan asuransi dari tempat
orangtua pasien bekerja.
- Psikologis
Tinggaldi daerah dengan pendapatan daerah yang cukup tinggi, pasien
mendapat fasilitas atau kemudahan untuk biaya pengobatan dan
perawatan dengan BPJS.
22
- Sosial
Hubungan antara keluarga pasien dengan tokoh pemerintahan
setempat cukup baik.
23
LINGKUNGAN
KEBUTUHAN DASAR
Asuh Asih Asah
kurang Kurang Cukup
Tumbuh Kembang
Neonatus - bayi - anak - remaja
Genetik/heredokonstitusional
Individu
24
XIV. RENCANA PEMANTAUAN JANGKA PANJANG
Diperlukan program monitoring jangka panjang yang perlu pemantauan
secara berkelanjutan.
1. Pemantauan penyakit dan komorbid
2. Pemantauan komplikasi
3. Pemantauan tumbuh kembang
Pertumbuhan
Dilakukan pemantauan pertumbuhan setiap kali kunjungan berupa
pengukuran berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan status gizi yang
disesuaikan dengan pertumbuhan kurva WHO Child Growth Standard. Pasien
didapatkan dengan gizi buruk dan gagal tumbuh, rencananya akan
dikonsultasikan ke bagian nutrisi dan metabolik. Pemberian asupan makanan
akan dinaikkan bertahap, hingga mencapai 100- 150% RDA.
Perkembangan
Penilaian dan pemantauan perkembangan pasien dilakukan sejak pertama
kali dijadikan kasus. Beberapa pemeriksaan berkala dilakukan diantaranya dengan
Kuesioner PraSkrining Perkembangan (KPSP), Tes Daya Dengar, uji tapis Denver
II, Vineland social maturity scale dan tes penilaian perkembangan kognitif anak
dengan The Mullen Scale of Learning. Tes perkembangan akan dilakukan
setiapdua bulan. Penderita akan dikonsulkan kebagian rehabilitasi medic untuk
mendapatkan stimulasi. Orang tua juga akan dilatih untuk memberikan stimulasi
pada anak.
4. Pemantauan imunisasi
Pasien telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Selanjutnya akan dipantau
pelaksanaan imunisasi rutin sesuai jadwal imunisasi IDAI, yang disesuaikan
dengan usia penderita.
25
RENCANA PEMANTAUAN IMUNISASI PASIEN
JenisVaksin USIA
(Bulan)
Lahir 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 24 36
Hepatitis-B 1 2 3
Polio 0 1 2 3 4
BCG 1
DPT 1 2 3 4
Hib 1 2 3 4
PCV 1 2 3 4
Rotavirus 1 2 3
Influenza Ulangan 1 kali tiap tahun
Campak 1 2
MMR 1
Tifoid 1
Hepatitis A 1
Varisela 1
HPV
26
DWIWULAN
KETERANGAN
I II III IV V VI VII VIII IX
Nov Jan Mar Mei Juli Sept Nov Jan Mar
PEMANTAUAN 2016 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017
Antropometri
BB
PB
LK
BB/U
TB/U
BB/TB
Perkembangan
KPSP
Denver
Vineland
Mullen
Peds QL Mulai usia 2 tahun
Penunjang
Ekokardiografi usia 2 tahun
Terapi
Kontrol TBKB
Kontrolnutrisi
Konsul URM
Konsul THT
Konsul Mata
27
Rencana Tata Laksana dan Pemantauan Jangka Panjang Pasien
28
Lampiran 1. KurvaPertumbuhan
Z-Score <-3 SD
29
Z-Score <-3 SD
Z-Score <-3 SD
30
Z-Score <-3 SD
Lampiran 2. TesPerkembangan
A. Formulir KPSP (Usia 12bulan)
Sektor
Pemeriksaan Ya Tidak
No Perkembangan
1 Jika anda bersembunyi di belakang Sosialisasi & √
sesuatu/dipojok, kemudian muncul dan Kemandirian
menghilang secara berulang-ulang di
hadapan anak, apakah dia mencari anda
atau mengharapkan anda muncul
kembali ?
31
Coba ambil pensil tersebut dengan
perlahan – lahan. Sulitkah anda
mengambil pensil itu kembali ?
32
kata – kata tadi ?
Total skorKPSP :8
Interpretasi :
9-10 sesuai
7-8 meragukan
≤6 penyimpangan
No Pemeriksaan Ya Tidak
1 Pada waktu anak tidur kemudian anda berbicara atau √
membuat kegaduhan, apakah anak akan bergerak
atau terbangun dari tidurnya ?
2 Pada waktu anak tidur terlentang dan anda duduk √
didekat kepala anak pada posisi yang tidak terlihat
oleh anak, kemudian anda bertepuk tangan dengan
keras, apakah anak terkejut atau mengerdipkan
matanya atau menegangkan tubuh sambil
mengangkat kaki tangannya ke atas ?
3 Apabila ada suara nyaring (misal suara batuk, salak √
anjing, piring jatuh ke lantai dan lain-lainnya),
apakah anak terkejut atau terlompat ?
4 Tanpa terlihat oleh anak, buat suara yang menarik √
perhatian anak, apakah anak langsung mengetahui
posisi anda sebagai sumber suara yang berpindah-
pindah?
33
5 Ucapkan kata-kata yang mudah dan sederhana, √
dapatkah anak menirukan anda ?
34
LAMPIRAN 3. UJI DENVER II
35