I. Epilepsi
Pertanyaan klinis
Strategi pencarian
Dengan pembatasan pada telaah sistematis, meta-analisis, randomized clinical trial (RCT), studi
kohort, studi kasus-kontrol, atau laporan kasus.
Hasil pencarian
Ditemukan 1 artikel:
Rekomendasi
Dalam koridor penggunaan dalam kondisi darurat (emergency use), dengan mengingat
keterbatasan validitas eksterna data uji klinis fase 1/2 pada anak yang ada saat ini, serta
dengan menimbang risiko infeksi COVID-19 dan komplikasinya yang jauh lebih besar
dibandingkan risiko efek samping vaksin COVID-19 terkait epilepsi, maka anak dengan
epilepsi dapat diberikan vaksin COVID-19 sesuai jadwal. (Level of evidence 4, grade of
recommendation C)
Kontraindikasi hanya pada pasien epilepsi yang sedang memperoleh terapi kostikosteroid,
misalnya pada sindrom West atau sindrom Landau-Kleffner/continuous spike-wave during
slow-wave sleep (CSWS). (Level of evidence 5, grade of recommendation C)
II. Sindrom Guillain-Barré (SGB) dan penyakit neuromuskular lainnya
Strategi pencarian
Dengan pembatasan pada telaah sistematis, meta-analisis, randomized clinical trial (RCT), studi
kohort, studi kasus-kontrol, atau laporan kasus.
Hasil pencarian
Ditemukan 11 artikel:
Rekomendasi
Dalam koridor penggunaan dalam kondisi darurat (emergency use), dengan mengingat
keterbatasan data uji klinis fase 1/2 pada anak, saat ini tidak terdapat bukti adanya peningkatan
risiko SGB maupun kekambuhan SGB pascavaksinasi COVID-19. (Level of evidence 4, grade of
recommendation C).
Dengan menimbang risiko infeksi COVID-19 dan komplikasinya yang tinggi pada anak dengan
SGB maupun kelainan neuromuskular lainnya, maka anak dengan riwayat SGB maupun kelainan
neuromuskular lainnya dapat diberikan vaksin COVID-19 sesuai jadwal. (Level of evidence 4,
grade of recommendation C)
Kontraindikasi mutlak adalah pada pasien SGB aktif dan pasien yang sedang mendapatkan terapi
imunosupresan (misalnya kortikosteroid pada CIDP atau agen imunosupresan lain). (Level of
evidence 5, grade of recommendation C)
Pertanyaan klinis
Strategi pencarian
Dengan pembatasan pada telaah sistematis, meta-analisis, randomized clinical trial (RCT), studi
kohort, studi kasus-kontrol, atau laporan kasus.
Ditemukan 5 artikel:
Pertimbangan lain:
- Penyakit autoimun dan terapi imunosupresi dalam 6 bulan sebelum pemberian vaksin
menjadi kriteria eksklusi uji klinis fase 1/2 vaksin inaktivasi (Sinovac) pada anak berusia
3-17 tahun.3
- Pasien yang diketahui akan mendapatkan terapi imunosupresan dalam 6 bulan sebelum
atau sesudah pemberian vaksin dieksklusi dari uji klinis fase 1/2 vaksin mRNA (Pfizer)
pada anak berusia 12-15 tahun.22
Rekomendasi
Dalam koridor penggunaan dalam kondisi darurat (emergency use), dengan mengingat
keterbatasan data uji klinis fase 1/2 pada anak, saat ini tidak terdapat bukti adanya
peningkatan risiko mielitis transversa, ADEM, maupun kekambuhan mielitis transversa,
ADEM, atau MS pascavaksinasi COVID-19. (Level of evidence 4, grade of recommendation
C).
Dalam koridor penggunaan dalam kondisi darurat (emergency use), dengan mengingat
keterbatasan validitas eksterna data uji klinis fase 1/2 yang ada saat ini, serta dengan
menimbang risiko infeksi COVID-19 dan komplikasinya yang jauh lebih besar
dibandingkan risiko kekambuhan riwayat mielitis transversa atau ADEM, maka anak dengan
riwayat mielitis transversa atau ADEM dapat diberikan vaksin COVID-19 sesuai jadwal.
(Level of evidence 4, grade of recommendation C)
Kontraindikasi mutlak adalah pada pasien dengan penyakit neuroimun (mielitis transversa,
ADEM, MS) aktif yang sedang memperoleh terapi imunosupresan baik akut maupun kronik
(kortikosteroid, rituksimab, atau agen imunosupresan lain). (Level of evidence 5, grade of
recommendation C)
Pertanyaan klinis
Strategi pencarian
Dengan pembatasan pada telaah sistematis, meta-analisis, randomized clinical trial (RCT), studi
kohort, studi kasus-kontrol, atau laporan kasus.
Ditemukan 1 artikel:
Studi Desain studi Jenis vaksin N Ringkasan Level of
evidence
Brondino dkk Potong mRNA (Pfizer) 36 Efek samping 4
(2021)23 lintang vaksin COVID-19
observasional yang ditemukan
pada orang dewasa
dengan GSA
adalah demam
subfebris (37,5oC)
pada 7/36 orang,
fatigue pada 2/36
orang, dan
peningkatan
perilaku
maladaptif selama
1 minggu
pascavaksinasi
pada 1/36 orang.
Pertimbangan lain:
- Individu dengan GSA berat disertai gangguan sensory processing sulit untuk
menggunakan alat pelindung diri secara konsisten, sehingga semuanya dianggap berisiko
tinggi terpapar virus SARS-CoV-2.23 (Level of evidence 4)
- Anak dengan gangguan neurodevelopmental, termasuk palsi serebral, yang secara rutin
mengunjungi atau mengikuti sekolah khusus, pusat terapi, atau institusi khusus lainnya,
berisiko tinggi terpapar COVID-19 apabila terdapat outbreak di institusi tersebut.17
(Level of evidence 5)
- Pada studi observasional prospektif di Inggris, kelainan neurologis merupakan
komorbiditas tersering (11%, 65/614) pada anak dengan COVID-19 yang dirawat di
rumah sakit.24 (Level of evidence 4)
- Studi kohort prospektif pada orang dewasa dengan COVID-19 di Inggris menunjukkan
risiko perawatan rumah sakit dan kematian lebih tinggi secara bermakna pada orang
dengan sindrom Down [hazard ratio (HR) 9,8 (IK95% 4,62-20,78) pada lelaki; 32,55
(IK95% 18,13-58,42) pada perempuan], palsi serebral [HR 3,45 (IK95% 1,10-10,78)],
dan disabilitas intelektual lain [HR 1,36 (IK95% 1,11-1,65 )] dibandingkan populasi
umum.25 (Level of evidence 3)
Rekomendasi
Dalam koridor penggunaan dalam kondisi darurat (emergency use), dengan mengingat
keterbatasan data uji klinis fase 1/2 pada anak, saat ini tidak terdapat bukti adanya
peningkatan risiko KIPI berat pascavaksinasi COVID-19 pada anak dengan gangguan
neurodevelopmental. (Level of evidence 4, grade of recommendation C).
Mengingat risiko paparan COVID-19, risiko perawatan di rumah sakit, dan risiko infeksi
COVID-19 derajat berat yang lebih tinggi pada anak dengan gangguan neurodevelopmental
dibandingkan dengan anak normal, maka anak dengan gangguan neurodevelopmental perlu
mendapat vaksin COVID-19 sesuai jadwal. (Level of evidence 5, grade of recommendation
C)
Ringkasan rekomendasi
1. Anak dengan epilepsi dapat diberikan vaksin COVID-19 sesuai jadwal. Dengan
mengantisipasi kemungkinan terjadinya demam pascavaksinasi yang dapat mencetuskan
kekambuhan kejang, maka dapat diberikan antipiretik (parasetamol) secara rutin selama
48 jam pascavaksinasi. (Level of evidence 4-5, grade of recommendation C)
2. Risiko COVID-19 dan komplikasinya lebih tinggi pada anak dengan kelainan
neurologi/neuromuskular kronik, sehingga anak dalam kelompok ini perlu mendapatkan
vaksin COVID-19. (Level of evidence 5, grade of recommendation C)
3. Tidak terdapat bukti bahwa vaksinasi COVID-19 berhubungan dengan peningkatan
risiko kejadian maupun kekambuhan sindrom Guillain-Barré, mielitis transversa, dan
ADEM, sehingga pada anak dengan riwayat penyakit-penyakit tersebut dapat diberikan
vaksin COVID-19. (Level of evidence 4, grade of recommendation C)
4. Penyakit neurologis autoimun yang masih aktif merupakan kontraindikasi vaksinasi
COVID-19. Pemberian terapi imunosupresan untuk indikasi apapun merupakan
kontraindikasi mutlak vaksinasi COVID-19. (Level of evidence 5, grade of
recommendation C)
5. Tidak terdapat bukti bahwa vaksinasi COVID-19 pada anak dengan gangguan
neurodevelopmental (termasuk, namun tidak terbatas pada palsi serebral, sindrom Down,
GSA, dan disabilitas intelektual) berhubungan dengan peningkatan risiko KIPI berat.
(Level of evidence 4, grade of recommendation C)
6. Risiko paparan COVID-19, perawatan di rumah sakit, dan infeksi COVID-19 derajat
berat lebih tinggi pada anak dengan gangguan neurodevelopmental dibandingkan dengan
anak normal, sehingga anak dalam kelompok ini perlu mendapatkan vaksin COVID-19.
(Level of evidence 5, grade of recommendation C)
7. Perlu diperhatikan bahwa semua rekomendasi tersebut di atas dibuat dalam koridor
penggunaan dalam kondisi darurat (emergency use), dengan terbatasnya data pada anak
yang ada saat ini, sehingga sebagian besar rekomendasi diekstrapolasi dari data pada
orang dewasa atau merupakan pendapat ahli.
Daftar pustaka
1. Aladdin Y, Shirah B. New-onset refractory status epilepticus following the ChAdOx1 nCoV-19
vaccine. J Neuroimmunol. 2021;357:577629.
2. International League Against Epilepsy. COVID-19 vaccine and people with epilepsy. Diunduh
dari: https://www.ilae.org/patient-care/covid-19-and-epilepsy/covid-19-vaccines-and-people-
with-epilepsy. Diakses pada 4 Juli 2021.
3. Sinovac Biotech Co Ltd. Safety of an inactivated SARS-CoV-2 vaccine (CoronaVac) in children
and adolescents [protocol]. Diunduh dari: https://www.clinicaltrials.gov/ct2/show/NCT04884685.
Diakses pada 5 Juli 2021.
4. Allen CM, Ramsamy S, Tarr AW, Tighe PJ, Irving WL, Tanasescu R, dkk. Guillain-Barré
syndrome variant occurring after SARS-CoV-2 vaccination. Ann Neurol. 2021;00:1-4.
5. Goss A, Samudralwar RD, Das RR, Nath A. ANA investigates: Neurological complications of
COVID-19 vaccines. Ann Neurol. 2021;89:856-7.
6. Waheed S, Bayas A, Hindi F, Rizvi Z, Espinosa PS. Neurological complications of COVID-19:
Guillain-Barré syndrome following Pfizer COVID-19 vaccine. Cureus. 2021;13:e13426.
7. Hasan T, Khan M, Khan F, Hamza G. Case of Guillain-Barré syndrome following COVID-19
vaccine. BMJ Case Rep. 2021;14:e243629.
8. Ogbebor O, Seth J, Min Z, Bhanot N. Guillain-Barré syndrome following the first dose of SARS-
CoV-2 vaccine: A temporal occurrence, not a causal association. IDCases. 2021;24:e01143.
9. Patel SU, Khurram R, Lakhani A, Quirk B. Guillain-Barre syndrome following the first dose of
the chimpanzee adenovirus-vectored COVID-19 vaccine, ChAdOx1. BMJ Case Reports.
2021;14: doi: 10.1136/bcr-2021-242956.
10. Román GC, Gracia F, Torres A, Palacio A, Gracia K, Harris D. Acute transverse myelitis (ATM):
Clinical review of 43 patients with COVID-19-associated ATM and 3 post-vaccination ATM
serious adverse events with the ChAdOx1 nCoV-19 vaccine (AZD1222). Front Immunol.
2021;12:653786.
11. Márquez Loza AM, Holroyd KB, Johnson SA, Pilgrim DM, Amato AA. Guillain-Barré syndrome
in the placebo and active arms of a COVID-19 vaccine clinical trial: Temporal associations do
not imply causality. Neurology. 2021;96:1052-4.
12. Finsterer J. Exacerbating Guillain-Barré syndrome eight days after vector-based COVID-19
vaccination. Case Reports Infect Dis. 2021;3619131.
13. Centers for Disease Control and Prevention. Interim clinical considerations for use of COVID-19
vaccines currently authorized in the United States. Diunduh dari:
https://www.cdc.gov/vaccines/covid-19/clinical-considerations/covid-19-vaccines-us.html.
Diakses pada 4 Juli 2021.
14. Keddie S, Pakpoor J, Mousele C, Pipis M, Machado PM, Foster M, dkk. Epidemiological and
cohort study finds no association between COVID-19 and Guillain-Barré syndrome. Brain.
2021;3:682-93.
15. Zivkovic SA, Gruener G, Narayanaswami P, The AANEM Quality and Patient Safety
Committee. Doctor – should I get the COVID-19 vaccine? Infection and immunization in
individuals with neuromuscular disorders. Muscle Nerve. 2021;63:294-303.
16. Moore DL. COVID-19 vaccine for children. Position statement of the Canadian Paediatric
Society Infectious Diseases and Immunization Committee. Diunduh dari:
https://cps.ca/en/documents/position/covid-19-vaccine-for-children. Diakses pada 4 Juli 2021.
17. Wong BLH, Ramsay ME, Ladhani SN. Should children be vaccinated against COVID-19 now?
Arch Dis Child. 2020;doi:10.1136/archdischild-2020-321225.
18. Etemadifar M, Sigari AA, Sedaghat N, Slari M, Nouri H. Acute relapse and poor immunization
following COVID-19 vaccination in a rituximab-treated multiple sclerosis patient. Hum Vaccin
Immunother. 2021;doi: 10.1080/21645515.2021.1928463.
19. Voysey M, Clemens SAC, Madhi SA, Weckx LY, Folegatti PM, Aley PK, dkk. Safety and
efficacy of the ChAdOx1 nCoV-19 vaccine (AZD1222) against SARS-CoV-2: an interim
analysis of four randomized controlled trials in Brazil, South Africa, and the UK. Lancet.
2021;397:99-111.
20. Achiron A, Dolev M, Menascu S, Zohar D, Dreyer-Alster S, Miron S, dkk. COVID-19
vaccination in patients with multiple sclerosis: What we have learnt by February 2021. Multiple
Sclerosis J. 2021;27:864-70.
21. Kenangil GO, Ari BC, Demir MK. Acute disseminated encephalomyelitis-like presentation after
an inactivated coronavirus vaccine. Acta Neurol Belg. 2021;doi: 10.1007/s13760-021-01699-x.
22. Frenck Jr RW, Klein NP, Kitchin N, Gurtman A, Absalon J, Lockhart S, dkk. Safety,
immunogenicity, and efficacy of the BNT162b2 Covid-19 vaccine in adolescents. N Engl J Med.
2021;doi: 10.1056/NEJM012107456.
23. Brondino N, Bertoglio F, Forneris F, Faravelli S, Borghesi A, Damiani S, dkk. A pilot study on
covid and autism: Prevalence clinical presentation and vaccine side effects. Brain Sci.
2021;11:860.
24. Swann OV, Holden KA, Turtle L, Pollock L, Fairfield CJ, Drake TM, dkk. Clinical
characteristics of children and young people admitted to hospital with covid-19 in United
Kingdom: prospective multicentre observational cohort study. BMJ. 2020;320:m3249.
25. Clift AK, Coupland CA, Keogh RH, Diaz-Ordaz K, Williamson E, Harrison EM, dkk. Living risk
prediction algorithm (QCOVID) for risk of hospital admission and mortality from coronavirus 19
in adults: National derivation and validation cohort study. BMJ. 2020;371:m3731.