Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KEGAWATDARURATAN PADA
OLEH :
RAHMAWATI
2004019
PANAKKUKANG MAKASSAR
TAHUN 2021/2022
BAB I
KONSEP MEDIS
• Riwayat syok
• Adanya hematuri
6) Kontaminasi bakteri
7) Kematian sel
1) Kehilangan darah.
3) Kerusakan organ-organ.
4) Nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas dan kekakuan (rigidity) dinding
perut
5) Iritasi cairan usus (Sudart, 2015)
E. Patofisiologi Trauma Abdomen
F. Komplikasi
Menurut smeltzer(2001) komplikasi yang di sebabkan karena adanya trauma pada
abdomen adalah dalam waktu segera dapat terjadi syok hemoragik dan cidera,
pada fase lanjut dapat terjadi infeksi, thrombosis vena,emboli pulmonar, stress 4
ulserasi dan perdarahan, pneumonia, tekanan ulserasi, ateletasis maupun sepsis.
G. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Musliha, 2010, pemeriksaan diagnostik untuk trauma abdomen, yaitu:
a. Foto thoraks
Dapat membantu menemukan adanya darah atau cairan usus dalam rongga
perut. Hasilnya dapat amat membantu. Tetapi DPL inihanya alat
diagnostik. Bila ada keraguan, kerjakan laparatomi (gold standard).
Indikasi untuk melakukan DPL adalah sebagai berikut:
1) Hamil
Pemeriksaan khusus :
a. Abdominal paracentesis
e. Pemasangan NGT
g. Pemberian antibiotic
h. Mencegah infeksi
i. Laparatomi.
H. Penatalaksanaan
Kunci sukses untuk penanganan trauma abdomen adalah adanya kecurigaan yang
besar untuk trauma abdomen (high index of suspicion) yaitu pemeriksa harus
menganggap bahwa ada kerusakan organ intra abdomen dan pemeriksa harus
menentukan apakah perlu intervensi operasi segera atau tidak. Untuk diketahui
bahwa lebih kurang 75 % - 90 % luka tembak abdomen memerlukan tindakan
operasi segera, 25 % - 35 % untuk luka tusuk abdomen, dan hanya 15 % - 20 %
untuk trauma tumpul abdomen.
Penanganan pertama pada pasien trauma abdomen dimulai dengan primary
survey: A (Airway dengan kontrol servikal), B (Breathing), C (Circulation dengan
kontrol perdarahan), D (Disability), E (Exposure) kemudian dilanjutkan dengan
secondary survey(14) Pada primary survey dilakukan penilaian :
a. Airway dengan kontrol servikal : harus dievaluasi derajat patensinya, reflex
proteksi, benda asing sekresinya dan derajat cederanya dengan tetap
memperhitungkan ada tidaknya cedera cervical.
b. Breathing : yaitu menilai derajat pernafasan pasien berdasarkan frekuensi dan
kedalaman pernafasan atau adanya retraksi otot pernafasan.
c. Circulation dengan kontrol perdarahan : dinilai dengan menilai tingkat
kesadaran pasien, warna kulit, dan suhu tubuh. Pada pasien dengan shock
hemoragik pada mulanya akan gelisah dan koma jika perdarahan terus terjadi.
Tanda vital seperti denyut nadi, tekanan darah, frekuensi nafas tidak cukup
sensitif dan spesifik pada syok hemoragik.
d. Disability : penilaian awal dengan menilai defisit neurologi sebelum
pemberian sedatif. Penilaian berdasarkan GCS dan kekuatan 4 extremitas.
e. Exposure : pada pasien trauma harus dinilai ada tidaknya cedera lain yang
dapat meperberat morbiditas.Nasogastric tube dipasang jika tidak ada
kontraindikasi untuk dekompresi dan menilai ada tidaknya darah. Jika pasien
mengalami cedera maksilofacial maka digunakan orofaringeal tube.
BAB II
1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian primer
Identitas Klien : Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam
MRS, nomor register, dan diagnosis medis.
1) Airway
2) Breathing
f) Spo2: 95%
3) Circulation
e) Tidak sianosis
f) Kesadaran somnolen
3.
1) Disability
2) Exposure
Sekunder
Log roll: periksa dengan teliti untuk menilia adakah BTLS (perubahan
Bentuk, Tumor, Luka, dan Sakit)
TTV
Diagnosis Keperawatan
PERENCENAAN KEPERAWATAN
c. Anjurkan memonitor
mandiri
d. Anjurkan menggunakan a
tepat
e. Ajarkan teknik nonfarmak
mengurangi rasa nyeri.
4. Kolaborasi
3. Edukasi
a. Anjurkan memperbanyak
oral
b. Anjurkan menghindari pe
mendadak
4. Kolaborasi
e. Anjurkan meningkatkan a
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian im
perlu
4. Risiko defisit nutrisi dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Gangguan
faktor risiko ketidakmampuan keperawatan diharapkan status
1. Observasi
mencerna makanan nutrisi menurun dengan
a. Monitor asupan dan kelu
kriteria hasil:
dan cairan serta kebutuha
1. Porsi makan
2. Terapeutik
yang dihabiskan meningkat
2. Frekuensi makan membaik a. Timbang berat badan seca
3. Edukasi
a. Anjurkan membuat
tentang perasaan dan
pengeluaran makan (m
yang disengaja, mu
berlebihan)
b. Ajarkan pengaturan di
c. Ajarkan keterampilan
penyelesaian mas
perilaku makan
4. Kolaborasi
2. Terapeutik
3. Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberi
tersedia
DAFTAR PUSTAKA
Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of
Nursing (10th Ed). USA: Perason Education.
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Prosedures (9th ed),
UK: The Royal Marsden NHS Foundation Trust.
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2014). Nursing Skills & Procedures (8th ed). St Louis:
mosby Elsevier