Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan kerja adalah upaya perusahaan untuk mempersiapkan,
memlihara serta tindakan lainnya dalam rangka pengadaan serta penggunaan
tenaga kerja dengan kesehatan (fisik, mental dan sosial) yang maksimal,
sehingga dapat berproduksi secara maksimal. Selain itu kesehatan kerja adalah
aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu tempat kerja (perusahaan,
pabrik, kantor dan sebagainya) dan yang menjadi pasien dari kesehatan kerja
ialah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan.

1.2. Rumusan Masalah


A. Konsep Kesehatan Kerja
 Definisi kesehatan kerja
 Batasan dan Tujan kesehatan kerja
 Deteminan kesehatan kerja
 Faktor-faktor dalam kesehatan kerja
B. Kecelakaan dan Keselamatan kerja
 Kecelakaan kerja
 Keselamatan kerja dan tujuannya
C. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Akibat Kerja
 Penyakit akibat kerja
 Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit akibat kerja
1.3. Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan kesehatan kerja kepada tenaga kerja
dengan benar dan mengetahui pencegahan serta pengendalian angka
kecelakaan tenaga kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Kesehatan Kerja
a. Definisi kesehatan kerja
Kesehatan kerja merupakan aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu
tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor dan sebagainya) yang menjadi
pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar
perusahaan. Sedangkan ilmu kesehatan kerja merupakan ilmu yang
mendalami hubungan dua arah antara pekerjaan dan kesehatan. Ilmu tidak
hanya menyangkut hubungan antara efek lingkungan kerja dengan kesehatan
pekerja, tetapi hubungan antara status kesehatan pekerja dengan
kemampuannya untuk melakukan tugas yang harus dikerjakannya. Pada tahun
1950, ILO dan WHO menyusun definisi kesehatan kerja. menurut mereka,
kesehatan kerja merupakan promosi dan pemeliharaan kesejahteraan fisik,
mental dan sosial pekerja pada jabatan apapun dengan sebaik-baiknya. Ada
beberapa definisi kesehatan kerja dari para ahli diantaranya adalah:
 Menurut Mabgkunegara, keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin kebutuhan dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan
makmur.
 Jackson, menjelaskan bahwa kesehatan kerja menunjukan kepada
kondisi-kondisi fisiologi-fisikal dan psiskologis tenaga kerja yang
diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
 Lalu Husni, 2003 ; mengatakan bahwa kesehatan kerja adalah ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja ditempat kerja.
b. Batasan Kesehatan kerja
Kesehatan kerja merupakan terjemahan dari “Occupational Health” yang
cenderung diartikan sebagai lapangan kesehatan yang mengurusi masalah-
masalah kesehatan secara menyeluruh bagi masyarakat pekerja. Menyeluruh
dalam artian usaha-usaha preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif, higiene
dan penyesuaian faktor manusia terhadap perkerjaannya. Secara implisit
rumusan atau batasan ini, hakekat kesehatan kerja mencakup dua hal, yakni:
 Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang
setinggi-tingginya
 Sebagai alat untuk meningkatkan produksi yang berlandaskan kepada
meningkatnya efiensiensi dan produkvitas.

Adapun tujuan dari kesehatan kerja diantaranya adalah:

 Pencegahan dan pemeberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan


akibat kerja
 Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja
 Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tengan kerja
 Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta
kenikmatan kerja
 Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar
dari bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan
 Perlindungan masyarakat luas dair bahaya-bahaya yang mungkin
ditimbulkan oleh perusahaan
c. Determinan kesehatan kerja
Untuk mencapai tujuan-tujuan kesehatan kerja diperlukan suatu prakondisi
yang menguntungkan bagi masyarakat pekerja. Prakondisi ini lah yang
disebut sebagai determinan kesehatan kerja, yang mencakup tiga faktor utam
yakni:
 Beban kerja
Setiap pekerjaan apapun jenisnya apakah pekerjaan tersebut
memerlukan kekuatan otot atau pemikiran, merupakan beban bagi yang
melakukan. Kesehatan kerja berusaha mengurangi atau mengatur beban
kerja pada kariawan dengan cara merencanakan atau mendesain suatu
alat yangdapat mengurangi beban kerja. Misalnya alat untuk mengangkat
barang berat diciptakan gerobak.
 Beban tambahan
Disamping beban kerja yang harus dipikul oleh pekerja, kadang-
kadang memikul beban tambahan yang berupa kondisi atau lingkungan
yang tidak menguntungkan bagi pelaksanaan pekerjaan. Agar beban
tambahan ini tidak menjadi beban kerja atau setidaknya mengurangi
maka lingkungan kerja harus ditata secara sehat. Adapun beberapa
contoh linkungan kerja yang tidak sehat akan menjadi beban tambahan
bagi pekerja, diantaranya adalah:
 Kegaduhan dan bising dapat menggagu konsentrasi, mengganggu
daya ingat dan menyebabkan kelelahan psikologis.
 Penerangan atau pencahayaan ruangan kerja yang tidak cukup dapat
menyebabkan kelelahan mata
 Binatang, khususnya serangga (nyamuk, kecoa dan lalat) disamping
mengganggu konsentrasi kerja, juga merupakan pemindahan (vektor)
dan penyebab penyakit.
 Kemampuan kerja
Kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan berbeda dengan
seorang yang lain, meskipun pendidikan dan pengalamannya sama dan
bekerja pada suatu pekerjaan yang sama. Perbedaan ini disebabkan
karena kapasitas orang tersebut berbeda. Para pekerja yang mempunyai
ketrampilan yang tinggi angaka absenteisme karena sakit lebih rendah
dari pada mereka yang ketrampilan rendah. Peningkatan kemampuan
tenaga kerja ini akhirnya akan berdampak terhadap peningkatan
produktivitas kerja.
d. Faktor-faktor dalam kesehatan kerja
Dalam melaksanakan program kesehatan kerja tentu ada beberapa yang
menjadi hambatan dari kesehatan kerja tersebut, dan hambatan ini merupakan
faktor-faktor dalam kesehatan kerja. Adapun faktor-faktor tersebut antra lain:
 Faktor fisik
Faktor fisik merupakan salah satu dari faktor yang menyebabkan
hambatan kesehatan kerja. Faktor fisik mencankup lingkungan kerja yang
dibedakan menjadi dua, yakni lingkungan fisik dan lingkungan sosial dan
kedua-duanya sangat berpengaruh terhadap kesehatan kerja. Adapun
berikut beberapa contoh lingkungan fisik yang menjadi faktor dalam
kesehatan kerja, diantaranya adalah:
 Kebisingan
Bunyi adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan
sehari-hari, termaksud ditempat kerja. Kebisingan dapat
mempengaruhi kesehatan, antara lain; dapat menyebabkan kerusakan
pada indra pendengaran sampai kepada ketulian. Kebisingan
terutama berasal dari alat-alat bantu kerja atau mesin.
 Penerangan atau pencahayaan
Penerangan yang kurang dilinkungan kerja bukan daja akan
menambah beban kerja, karena mengganggu pelaksanaan pekerjaan,
tetapi juga menimbulkan kesan yang kotor. Akibat dari kurangnya
penerangan di lingkungan kerja akan menyebabkan kelalahan fisik
dan mental bagi para karyawan atau pekerjanya.
 Bau-bauan
Yang dimaksud dengan bau-bauan dalam kaitannya dengan
kesehatan kerja adalah bau-bauan yang tidak enak dilingkungan
kerja dan mengganggu kenyamanan.
 Faktor manusia
Faktor manusia merupakan salah satu dari faktor yang menyebabkan
hambatan kesehatan kerja. Dua faktor penting dari aspek manusia dalam
hubungan dengan kesehatan kerja adalah:
 Ergonomi
Merupakan peraturan tentang bagaimana melakukan kerja,
termaksud menggunakan perlatan kerja.
 Psikologi kerja
Pekerjaan apapun akan menimbulkan reaksi psikologis bagi yang
melakukan pekerjaan itu. Reaksi ini dapat bersifat positif dan reaksi
negatif misalnya; seseorang pekerja yang bersikakp bosan, acuh, dan
tak bergairah dalam melakukan pekerjaannya.
B. Kecelakaan Kerja dan Keselamatan Kerja
a. Kecelakaan kerja
Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang ada hubungannya dengan
kerja, dalam kecelakaan terjadi karena pekerjaan atau pada waktu
melaksanakan pekerjaan. Kecelakaan kerja terjadi disebabkan oleh dua faktor
utama yakni, faktor fisik dan faktor manusia. Kecelakaan kerja adalah
kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan akibat kerja, Sumakmur
(1989). Kecelakaan kerja selain menyebabkan hambatan keselamatna kerja,
juga menimbulkan kerugian tak langsung, misalnya kerusakan mesin dan
perlatan kerja dan secara nasional merupakan jumlah kerugian besar.
Penyebab kecelakaan kerja pada umumnya digolongkan menjadi dua, yakni:
 Perilaku pekerja itu sendiri (faktor manusia), yang tidak memenuhi
keselamatan, misalanya karena kecerobohan.
 Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau “unsafery
condition”, misalnya lantai yang licin.

Menurut organisasi perburuhan intenasional (ILO), kecelakaan akibat kerja


ini diklasifikasikan bersdasarkan 4 macam penggolongan, yakni:

 Klasifikasi menurut jenis kecelakaan


 Klasifikasi menurut penyebab
 Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan
 Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka ditubuh

Klasifikasi-klasifikasi tersebut bersifat jamak, karena pada kenyataannya


kecelakaan akibat kerja biasanya tidak hanya satu faktor, tetapi banyak faktor.
b. Keselamatan Kerja dan Tujuannya
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan hubungan
tenga kerja dengan mesin, perawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja, lingkungan kerja dan cara-cara
melakukan pekerjaan tersebut. Selian itu keselamatan kerja adalah sarana
utama pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian akibat kerja. Keselamatan
kerja yang baik adalah pintu gerbang keamanan serta kenyamanan tenaga
kerja selama melakukan pekerjaannya. Menurut Sumakmur (1981),
mengatakan bahwasanya keselamatan kerja merupakan rangkain usaha untuk
menciptakan suasaba kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang
bekerja diperusahaan yang bersangkutan. Keselamatan kerja memiliki
beberapa tujuan diantaranya adalah:
 Melidungi hak keselamatan tenaga kerja selama melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup serta peningkatan produksi dan produktivitas
nasional
 Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja
 Memelihara sumber produksi serta menggunakannya dengan amat dan
berdayaguna (efisien).

Keselamatan kerja memberikan perlindungan tenaga kerja dari berbagai


masalah disekitarnya dan pribadi, karena dapat dimengerti bahwa dirinya dan
keselamatan kerja merupakan salah satu segi penting dari perlindungan
tenaga kerja.
C. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Akibat Kerja
a. Penyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh lingkungan
dimana pekerjaan dilakukan dan terjadi sewaktu menjalankan pekerjaan
ditempat kerja ataupun diluar tempat kerja yang ada hubungannya dengan
pekerjaan diperusahaan. Dalam bahasa asing, penyakit disebut “disease” yang
berarti terganggunya kemudahan fisik ataupun mental dalam melakukan
kehidupan sehari-hari. Tenaga kerja merupakan kelompok masyarakat yang
terpusat di perusahaan, maka lebih muda dikoordinir dalam pelaksanaan
sistem pelayanan kesehatan. Namun, sebaliknya kelompok tenaga kerja juga
mempunyai risiko yang cukup besar untuk timbulnya ledakan penyakit
apabila tenaga kerja sebagai sumber penularan. Misalnya, risiko keracunan
makanaan melalui kantin atau ruang makan bersama diperusahaan.

Berikut contoh-contoh penyakit akibat kerja diantranya adalah:

 Patah tulang
 Regang otot
 Luka bakar dan luka dipermukaan
 Keracunan-keracunan mendadak
 Amputasi
 Dislokasi (keseleo)
 Gegar dan remuk
 Memar
 Luka dalam
 Pengaruh radiasi
b. Upaya pencegehan dan pengendalian penyakit akibat kerja
Ada beberapa upaya yang dilakukan dalam melaksanakan pencegahan dan
pendendalian penyakit akibat kerja, diantaranya adalah:
 Substitusi
Substitusi adalah mengganti bahan produksi atau alat produksi dari yang
berisiko tinggi diganti dengan yang berisiko rendah dan bahkan tidak
berisiko.
 Ventilasi
Mengatur keluar masuknya udara dalam tempat kerja
 Isolasi
Mengamankan bahan-bahan yang berisiko tinggi agar tidak
membahayakan para pekerja
 Proses produksi
Membuat prosedur-prosedur produksi yang tepat agar tidak terjadi
kecelakaan dalam bekerja.
 Pemantauan pencemaran
Memantau secara langsung maupun tidak langsung dan secara berkala
pencemaran yang memungkinkan ditimbulkan oleh pabrik tersebut.
 Perlindungan diri
Melindungi setiap pekerja agar tidak kontak langsung dari bahan-bahan
berbahaya dan sebagai pelindung dalam bekerja.
 Pemeriksaan kesehatan
Melakukan pemeriksaan secara berkala kepada pekerja agar dapat
mengetahui gejala-gejala penyakit secara dini.
 Pelatihan dan pendidikan
Mendidik dan melatih pekerja agar mengetahui tata cara menangani
barang-barang yang berisiko tinggi.
BAB III

PENUTUP

1.1. Kesimpulan

Kesehatan kerja merupakan aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu


tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor dan sebagainya) yang menjadi
pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar
perusahaan. Sedangkan ilmu kesehatan kerja merupakan ilmu yang
mendalami hubungan dua arah antara pekerjaan dan kesehatan. Tujuan dari
kesehatan kerja diantaranya adalah:

 Pencegahan dan pemeberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan


akibat kerja
 Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja
 Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tengan kerja
 Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta
kenikmatan kerja.
1.2. Saran
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa dan mahasiswi
dalam melaksanakan kesehatan kerja dan saya mengharapkan kritikan yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo Soekidjo Prof. Dr. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat;

prinsip-prinsip dasar. Jakarta PT Rineka Cipta

Dainur. Dr. 1995. Materi-Materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Jakarta PT Widya Medika

Harrington J. M. F. S. Gill, 2003.Buku Saku Kesehatan Kerja.

Jakarta PT EGC

Djatmiko Riwan Dwi, M.Pd. 2016. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Yogyakarta PT Deepublish

Effendy Nasrul. Drs. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta PT EGC

Anda mungkin juga menyukai