Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DISIPLIN KELAS

Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap

Dosen Pengampu :

Feylosofia Putri Agri, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Lintang Ayu Wandhani 1401419331


Ridho Rijaly 1401419333

ROMBEL H
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah mengenai "Disiplin Kelas" untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap, juga dimaksudkan
untuk menambah ilmu pengetahuan atau wawasan.
Dalam pembuatan makalah ini penyusun menyadari masih jauh dari kesempurnaan,
baik dalam susunan tata bahasa, materi maupun sistematikanya.Oleh karena itu, penyusun
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan
makalah selanjutnya.
Dalam pembuatan makalah penyusun banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Grobogan, 4 Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................i

Daftar Isi.............................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan

A.Latar Belakang..........................................................................................................4

B.Rumusan Masalah.....................................................................................................5

C.Tujuan......................................................................................................................5

Bab II Pembahasan

A.Pengertian Disiplin Kelas.........................................................................................6

B.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kelas..................................................7

C. Pendekatan-pendekatan Disiplin Kelas....................................................................10

D.Upaya Menciptakan Disiplin Kelas...........................................................................12

Bab III Penutup

A.Kesimpulan...............................................................................................................15

B.Saran.........................................................................................................................15

Lampiran

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan berkaitan langsung dengan hasil belajar siswa.
Aspek yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan mutu hasil belajar siswa adalah
mutu proses belajar mengajar yang secara optimal berlangsung di dalam kelas. Untuk
mencapai proses belajar mengajar yang efektif ada dua pokok yang perlu diperhatikan
dan dilaksanakan guru pada saat pengajaran berlangsung. Kegiatan tersebut adalah
pengelolaan pengajaran dan pengelolaan kelas. Salah satu hal yang perlu diperhatikan
guru dalam pengelolaan kelas adalah masalah kedisiplinan siswa pada saat proses
belajar mengajar. Guru mempunyai peranan penting dalam membina disiplin siswa.
Pembinaan disiplin ini dimaksudkan untuk mengefektifkan proses pembelajaran,
sehingga siswa bisa belajar dengan baik dan mampu mencapai tujuan yang
diharapkan.
Pembinaan disiplin kelas tidak lepas dari peran guru sebagai pemimpin
pendidikan di kelas, sebagai salah satu faktor yang sangat menentukan, guru harus
penuh inisiatif dan kreatif dalam mengelola kelas, karena guru yang mengetahui
secara pasti situasi dan kondisi siswa dengan latar belakangnya dan guru merupakan
suatu profesi yang berguna untuk hidup meskipun sesekali atau bahkan sering
frekuensinya membuat stres ringan hingga stres berat. Seperti yang dikemukakan oleh
Rosemarie Otto dalam bukunya Teachers Under Stress (1986) bahwa sepertiga guru
yang mengajar pada sekolah negeri di negara bagian Victoria mengalami stres berat,
sedangkan separuh jumlah yang ada mengatakan sedang mengalami stres sedang.
Kesetresan para pendidik disebabkan karena kemampuan manajemen kelas, disiplin,
dan hubungan antara guru-siswa. Seperti yang ditulis oleh Otto (1986) dan Venman
(1987), tanpa memperdulikan label yang diberikan pada penyebabnya, hal tersebut
merupakan perwujudan rasa ketidakmampuan guru-guru, baik yang masih pemula
maupun yang sudah berpengalaman, dalam mengembangkan hubungan kerja yang
baik dengan siswa yang diidentifikasikan sebagai penyebab utama stres.
Berlangsungnya proses belajar mengajar di dalam kelas dengan suasana yang
harmonis dimana guru dapat menyampaikan bahan pelajaran dengan baik dan murid

4
dapat belajar atau mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru dengan baik
pula tergantung sekali kepada disiplin kelas. Kelas yang tidak berdisiplin sudah tentu
kegiatan belajar mengajarnya pun akan menjadi kacau dan tidak menentu pula.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan disiplin kelas?

2. Apa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi disiplin kelas?

3. Apa saja pendekatan-pendekatan disiplin kelas?

4. Bagaimana upaya dalam menciptakan disiplin kelas?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari disiplin kelas.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi disiplin kelas.

3. Untuk mengetahui pendekatan-pendekatan disiplin kelas.

4. Untuk mengetahui upaya dalam menciptakan disiplin kelas.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Disiplin Kelas


Kata disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang merujuk kepada
belajar dan mengajar. Kata ini berasosiasi sangat dekat dengan istilah “disciple” yang
berarti mengikuti orang belajar di bawa pengawasan seorang impinan. Disiplin adalah
kesadaran untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari
siapapun (Asy Mas’udi, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Yogyakarta: PT
TigaSerangkai, 2000).
Sedangkan The Liang Gie (1972) memberikan pengertian disiplin sebagai
suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi
tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang.
Hadari Nawawi mengatakan disiplin adalah usaha untuk membina secara terus
menerus kesadaran dalam bekerja atau belajar dengan baik dalam arti setiap orang
menjalankan fungsinya secara efektif.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah disiplin merupakan ketaatan
atau kepatuhan terhadap tata tertib atau peraturan yang berlaku dan dibuat oleh suatu
golongan atau kelompok, maupun aturan tang dibuat sendiri. Mendisiplinkan juga
berarti mengembalikan yang salah kepada sesuatu yang benar dan tertib. Disiplin
dengan ketertiban, jika dilihat secara awam, merupakan dua hal yang hamper sama.
Tetapi secara harafiah, keduanya merupakan dua hal yang berurutan. Artinya, disiplin
akan terbentuk jika ada tata tertib (ketertiban) yang dibuat dan disepakati. Jadi
ketertiban itulan yang membentuk kedisiplinan (disiplin).
Dari uraian tersebut, maka dapat diperoleh bahwa disiplin kelas merupakan
keadaan tertib, dimana pendidik dan peserta didik mematuhi dan menaati segala
peraturan atau tata tertib yang berlaku di kelas maupun sekolah dengan senang hati,
dan didalamnya terjadi proses pengendalian untuk menciptakan suasana disiplin itu
sendiri.
Pernyataan tersebut didukung oleh Suharsimi Arikunto (dalam Chumdari dan
Sutini 1996:55) yang menyatakan bahwa disiplin kelas adalah keadaan tertib dimana

6
guru dan murid-murd yang tergabung dalam suatu kelas tunduk kepada peraturan-
peraturan (tata tertib) yang telah ditetapkan dengan senang hati.

Dalam prakteknya, disiplin kelas dapat dibagi menjadi dua jenis. Yaitu :

1. Disiplin kelas yang berasal dari kesadaran peserta didik sendiri.

Artinya perilaku disiplin dating dari kesadaran masing-masing siswa tanpa perlu
diperingatkan. Namun kesadaran disiplin ini perlu dibentuk sejak dini dengan proses
yang terus menerus.

2. Disiplin kelas yang timbul karena adanya paksaan dari pendidik atau wali kelas.

Jenis disiplin kelas yang timbul karena adanya paksaan, memang kurang baik. Karena
dapat menimbulkan perasaan tertekan pada peserta didik, sehingga tidak dapat
mengganggu perkembangan psikologinya, bahkan dapat menghilangkan kepercayaan
diri peserta didik, membuat siswa menjadi pemalu dan penakut.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kelas


Dalam proses penanaman disiplin kelas tentu tidak terlepas dari faktor-faktor
yang mempengaruhi strategi penanaman disiplin kelas itu sendiri. Faktor yang
mempengaruhi tersebut tentu faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar
(eksternal). Untuk lebih jelasnya mari kita lihat keterangan berikut !!

A. Faktor internal :

a. Faktor fisiologis, yang termasuk dalam faktor fisiologis antara lain, pendengaran,
penglihatan, kesegaran jasmani, keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur dan sakit
yang di derita. Faktor fisiologis ikut berperan dalam menentukan disiplin belajar
siswa. Siswa yang memiliki keadaan fisiologis yang sehat cenderung dapat
melaksanakan disiplin kelas dengan baik.

b. Faktor Psikologis, faktor psikologis yang dapat mempengaruhi proses disiplin


kelas :

1. Minat

7
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prsetasi belajar. Seseorang yang tinggi
minatnya dalam mempelajari sesuatu akan dapat meraih hasil yang tinggi pula.
Apabila siswa memiliki minat yang tinggi terhadap pelajaran akan cenderung disiplin
dalam belajar.

2. Bakat

Bakat merupakan faktor yang besar peranannya dalam proses belajar. Mempelajari
sesuatu sesuai dengan bakatnya akan memperoleh hasil yang lebih baik. Dan apabila
peserta didik mempelajari sesuatu yang kurang sesuai dengan bakatnya, tingkat
kedisiplinannya juga rendah.

3. Motivasi

Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan


sesuatu. Fungsi motivasi dalam belajar adalah untuk memberikan semangat pada
seseorang daam belajar untuk mencapai tujuan.

4. Konsentrasi

Konsentrasi dapat diartikan sebagai suatu pemusatan energi psikis yang dilakukan
untuk suatu kegiatan tertentu secara sadar terhadap suatu obyek (materi pelajaran).

5. Kemampuan kognitif

Tujuan belajar mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Namun
kemampuan kognitif lebih diutamakan, sehingga dalam menacapai hasil belajar faktor
kemampuan kognitif lebih diutamakan.

c. Faktor Perorangan, yang dimaksudkan faktor perorangan adalah sikap seseorang


terhadap suatu peraturan. Walaupun sudah mengetahui tentang ketentuan atau
peraturan yang sudah ada masih juga dilanggar, atau bersikap acuh tak acuh terhadap
ketentuan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari murid-murid yang tidak mau
mengindahkan peraturan digariskan baik oleh guru/wali kelas maupun oleh sekolah.

Sebagai contoh misalnya hari Senin murid-murid diharuskan untuk ikut apel bendera
dan memakai pakaian seragam sekolah. Tetapi peraturan tersebut masih juga

8
dilanggar murid, walaupun ia sudah mengetahuinuya. Ia tidak ikut apel dan bahkan
tidak memakai pakaian seragam dengan disengaja.

B. Faktor eksternal :

a. Faktor Sosial, yang dimaksudkan dengan faktor sosial di sini adalah faktor
manusia sebagai makhluk sosial yang berkaitan dengan keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Sebagai makhluk sosial maka manusia mempunyai kecendrungan-
kecendrungan sebagai berikut :

1) Manusia didalam kelompoknya selalu ingin diikutsertakan.

2) Manusia didalam kelompoknya ingin diperhatikan.

3) Manusia didalam kelompoknya selalu ingin berhasil dan dihargai kelompoknya.

4) Manusia didalam kelompoknya memerlukan penghargaan dan perasaan diperlukan


oleh orang lain.

5) Manusia didalam kelompoknya memerlukan sesuatu yang dapat membebaskan diri


dari keterikatan waktu dan ruang.

Murid-murid atau siswa-siswa sebagai manusia, makhluk sosial tidak terlepas dari
kecendrungan-kecendrungan tersebut. Oleh karena itu seorang guru/wali kelas dalam
usaha untuk menciptakan, memelihara dan meningkatkan disiplin kelas harus
memperhatikan hal-hal tersebut. Sebagai contoh seorang guru/wali kelas dalam
mengambil suatu keputusan yang menyangkut kepentingan kelas, tanpa berunding
dengan murid-murid, mengakibatkan keputusan-keputusan tersebut tidak
dilaksanakan atau dipatuhi oleh murid-muridnya.

b. Faktor Non sosial

* Lingkungan fisik

Dalam hal ini lingkungan fisik berkaitan dengan suasana kelas/sekolah, dan sarana
prasarana yang ada. Lingkungan kelas yang baik dapat membangkitkan semangat
peserta didik maupun pengajar untuk melaksanakan disiplin kelas dengan baik, namun
sebaliknya apabila lingkungan kelas maupun sekolah tidak baik dan tidak mendukung,

9
maka persentase pelaksanaan disiplin kelas juga akan sangat kecil. Kelas yang
lingkungan kerjanya sehat dalam arti terdapat hubungan interpersonal yang baik
antara murid dengan murid, guru dengan murid dan guru dengan guru akan
meningkatkan disiplin belajar mengajar dikelas. Selain itu lingkungan fisik yang baik,
juga dapat meningkatkan disiplin kelas. Lingkungan fisik yang baik misalnya fasilitas
kelas yang teratur dan tersusun rapi serta cukup. Kekurangan fasilitas untuk belajar
dapat menimbulkan kemalasan yang pada akhirnya mempengaruhi disiplin kelas.

Sebagai contoh misalnya seorang guru diserahi tugas untuk mengajar bidang studi
biologi. Ternyata buku wajib untuk mengajarkan ilmu tersebut tidak ada, sedangkan
guru tersebut hanya diberikan GBPP (Garis Besar Program Pengajaran) untuk bidang
studi tersebut. Akibatnya guru tersebut selalu mencari bahan-bahan pelajaran tersebut
sesuai dengan GBPP dari buku-buku lain yang materinya dipandang relevan dengan
GBPP tersebut. Apabila guru tersebut kewalahan mencari bahan-bahan pelajaran
tersebut, maka sudah barang tentu dia tidak akan masuk mengajar karena materi yang
akan disampaikan tidak ada. Kalaupun guru tersebut mengajar, maka materi yang
akan disampaikan kepada anak menyimpang dari ketentuan yang sudah digariskan
dalam GBPP untuk bidang studi biologi tersebut.

C. Pendekatan-pendekatan Disiplin Kelas


Disiplin kelas merupakan hal esensial terhadap terciptanya perilaku tidak
menyimpang dari ketertiban kelas. Dalam semangat pendekatan pendidikan disiplin
hendaknya memiliki basis kemanusiaan dan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip
kemanusiaan dan demokrasi berfungsi sebagai petunjuk dan pengecek bagi para guru
dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan disiplin. Oleh karena itu,
pendekatan disiplin yang dilakukan guru harus:

1. Menggambarkan prinsip-prinsip pedagogi dan hubungan kemanusiaan;

2. Mengembangkan dan membentuk profesionalisme personel dan sosial lulusan;

3. Merefleksikan tumbuhnya kepercayaan dan control dari peserta didik;

4. Menumbuhkan kesungguhan berbuat dan berkreasi, baik dikalangan guru dan


peserta didik tanpa ada kecurigaan dan kecemasan;

10
5. Menghindari perasaan beban berat dan rasa terpaksa dikalangan para peserta
didik.

Disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang di tunjukkan untuk


membantu peserta didik. Dengan disiplin, mereka dapat memahami dan
menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan. Disamping itu, disiplin juga penting
sebagai cara dalam menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin di tunjukkan peserta
didi terhadap lingkungannya.

Disiplin muncul dari kebutuhan untuk mengadakan keseimbangan antara apa


yang ingin dilakukan oleh individu dengan individu yang lain. Keseimbangan tersebut
dipenuhi sampai batas-batas tertentu. Pemenuhan keseimbangan itu diusahakan sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya tanpa melanggar hak-hak orang lain.

Para peserta didik, dengan disiplin diharapkan bersedia untuk tunduk dan
mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu pula. Terciptanya
kesediaan semacam ini harus dipelajari dan harus secara sadar diterima. Itu semua
adalah dalam rangka memelihara kepentingan bersama atau memelihara kepentingan
bersama atau memelihara kelancaran tugas-tugas sekolah. Suatu keuntungan lain dari
adanya disiplin adalah para peserta didik belajar hidup dengan pembiasaan yang baik,
positif, dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya. Lebih lanjut dengan adanya
pembiasaan tersebut maka akan tumbuh jiwa tentram dalam diri dan masyarakat
sekitar.

Menegakkan disiplin tidak bertujuan untuk mengurangi beban kebebasan dan


kemerdekaan siswa. Menegakkan disiplin justru sebaliknya, ia ingin memberikan
kemerdekaan yang lebih besar kepada siswa dalam batas-batas kemampuannya. Akan
tetapi, juga kalau kebebasan siswa terlampau dikurangi, dikekang dengan peraturan
maka siswa akan berontak dan mengalami frustasi dan kecemasan. Disekolah disiplin
banyak digunakan untuk mengontrol tingkah laku siswa yang dikehendaki agar tugas-
tugas di sekolah dapat berjalan dengan optimal.

Pendekatan yang dapat digunakan guru dalam menegakkan disiplin pada diri
siswa antara lain sebagai berikut :

1. Pemberian bimbingan

11
Guru hendaknya memberikan kesempatan bagi siswa untuk berbuat dan
menumbuhkan gagasan baru/ide-ide baru secara wajar sesuai tingkat kelasnya. Dalam
hubungan ini siswa perlu diberi bimbingan dan penyuluhan untuk memahami dan
mengenali diri sendiri. Untuk itu diperlukan pendekatan dengan siswa dalam situasi
yang wajar sehingga memungkinkan mereka mengembangkan pola-pola tingkah laku
yang baik ke arah pembinaan diri sendiri.

2. Evaluasi pada diri pribadi

Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi tingkah


lakunya berdasarkan peraturan tata tertib yang telah ditetapkan. Dengan demikian
dapat terwujud disiplin yang baik dalam kelas yang diidamkan. Disiplin kelas yang
baik dimaksudkan untuk pengendalian dan pengarahan segala perasaan dan tindakan
orang dalam suatu kelas untuk mewujudkan dan memelihara suatu suasana mengajar
belajar yang efektif.

D. Upaya Menciptakan Disiplin Kelas


Upaya menegakan disiplin didalam kelas dapat dilakukan dengan meminta
dukungan berbagai pihak terkait, misalnya dari pihak guru, siswa dan orang tua.
Pihak-pihak tersebut selayaknya diajak bekerja sama dengan baik dan harmonis serta
ikut bertanggung jawab untuk menciptakan disiplin siswa. Upaya yang dapat
dilakukan oleh masing-masing pihak adalah sebagai berikut:

1. Pihak guru

Disiplin banyak bergantung pada pribadi guru. Ada guru yang mempunyai
kewibawaan sehingga disegani oleh siswanya. Ia tidak akan mengalami kesulitan
dalam menciptakan suasana disiplin dalam kelasnya walaupun tanpa menggunakan
tindakan atau hukuman yang ketat. Adapula guru yang tampaknya tidak mempunyai
kepribadian, ia tidak berwibawa sehingga tidak disegani siswanya sekalipun ia
menggunakan hukuman dan tindakan yang keras. Akhirnya hukuman dan tindakan
tidak efektif. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:

a. Guru hendaknya jangan ingin berkuasa dan otoriter, memaksa siswa untuk
patuh terhadap segala sesuatu yang diperintahkan, karena sikap guru yang otoriter
membuat suasana kelas menjadi tegang dan sering diliputi rasa takut.

12
b. Guru harus percaya diri bahwa ia mampu menegakan disiplin bagi dirinya dan
siswanya. Jangan tunjukan kelemahan dan kekurangannya pada siswa sebab pada
dasarnya siswa perlu perlindungan dan rasa aman dari gurunya.

c. Guru jangan memberikan janji-janji yang tidak mungkin dapat ditepati. Juga
tidak memaksa siswa berjanji untuk memperbaiki perilakunya seketika sebab
mengubah perilaku tidak mudah, memerlukan waktu dan bimbingan.

d. Guru hendaknya pandai bergaul dengan siswanya, akan tetapi jangan terlampau
bersahabat erat sehingga hilang rasa hormat siswa terhadapnya. Akibatnya siswa
menanggap guru sebagai teman dekat, sehingga cenderung akan hilang
kewibawaanya.

2. Pihak siswa

Peranan siswa dalam menciptakan suasana disiplin dalam kelas tak kalah
pentingnya, karena faktor utama adalah siswa sendiri dan siswa merupakan subyek
dalam pembelajaran. Oleh karena itu siswa harus mempunyai rasa tanggung jawab
untuk turut serta mewujudkan disiplin di kelasnya. Untuk itu ada beberapa hal yang
harus diperhatikan oleh siswa dalam mewujudkan disiplin dalam kelas, anatara lain:

a. Siswa hendaknya memiliki rasa tanggung jawab sosial untuk turut serta
menciptakan suasana disiplin di dalam kelas.

b. Siswa hendaknya memiliki kesadaran untuk mentaati aturan dan tata tertib
sekolah bukan karena rasa takut atau karena merasa terpaksa.

c. Siswa hendaknya bertindak sebagai pengontrol atau pengawas dirinya sendiri


tanpa harus diawasi oleh orang lain.

d. Apabila suatu saat melakukan pelanggaran, maka siswa harus berjanji pada
dirinya sndiri untuk tidak mengulanginya.

3. Pihak Orang Tua Siswa

Peranan orang tua dalam mewujudkan disiplin putra-putrinya dirumah, akan


sangat membantu penegakan disiplin kelas. Karena itu ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh orang tua dalam rangka turut menegakan disiplin, antara lain:

13
a. Orang tua hendaknya mengetahui tentang tata tertib sekolah yang harus
dilaksanakan putra putrinya ketika disekolah.

b. Orang tua hendaknya ikut bertanggung jawab terhadap putra putrinya dengan
cara turut serta mengawasinya.

c. Orang tua hendaknya turut berbicara dan turut membina putra putrinya apabila
ia melanggar tata tertib atau aturan sekolah.

14
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Disiplin kelas merupakan keadaan tertib, dimana pendidik dan peserta didik
mematuhi dan menaati segala peraturan atau tata tertib yang berlaku di kelas maupun
sekolah dengan senang hati, dan didalamnya terjadi proses pengendalian untuk
menciptakan suasana disiplin itu sendiri. Disiplin kelas merupakan hal esensial
terhadap terciptanya perilaku tidak menyimpang dari ketertiban kelas. Dalam
semangat pendekatan pendidikan disiplin hendaknya memiliki basis kemanusiaan dan
prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip kemanusiaan dan demokrasi berfungsi sebagai
petunjuk dan pengecek bagi para guru dalam mengambil kebijakan yang berhubungan
dengan disiplin. Upaya menegakan disiplin didalam kelas dapat dilakukan dengan
meminta dukungan berbagai pihak terkait, misalnya dari pihak guru, siswa dan orang
tua. Pihak-pihak tersebut selayaknya diajak bekerja sama dengan baik dan harmonis
serta ikut bertanggung jawab untuk menciptakan disiplin siswa.

B.Saran

Seorang guru atau seorang pendidik harus menguasai segala macam strategi
pembelajaran, tapi disamping itu harus menguasai hakekat disiplin kelas. Karena
proses belajar mengajar tanpa adanya disiplin kelas yang baik akan terhambat dan
tidak berjalan sesuai dengan harapan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Rachman, Maman. 1998. Manajemen Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan


KebudayaanDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah
Dasar.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.

AsyMas’udi.2000. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Yogyakarta: PT Tiga


Serangkai, 2000)

Oemar Hamali. 2005. Metode Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar Bandung: Tarsito

Slameto.2003. Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta

Ali Imron. 2011. Menajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

16

Anda mungkin juga menyukai