Rangkuman Materi Hakikat Filsafat Ilmu - Rendi Prianto - 1401419332
Rangkuman Materi Hakikat Filsafat Ilmu - Rendi Prianto - 1401419332
Oleh :
Rendi Prianto (1401419332)
ROMBEL H
Secara umum, objek material filsafat terbagi atas tiga bagian, yaitu yang ada dalam alam
empiris, yang ada dalam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan. Sedangkan objek formal
filsafat adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal, dan rasional tentang segala yang ada
(Endraswara, 2015).
Ilmu sebagai objek kajian filsafat sepatutnya mengikuti alur filsafat, yaitu objek material
yang didekati melalui pendekatan radikal, menyeluruh, dan rasional. Sifat pendekatan
spekulatif dalam filsafat sepatutnya juga merupakan bagian dari ilmu karena ilmu dilihat pada
posisi yang tidak mutlak, sehingga masih terdapat ruang untuk berspekulasi demi
pengembangan ilmu (Latif, 2015).
Ilmu berasal dari kosa kata bahasa Arab, yaitu ‘alim yang berati ‘tahu’ atau ‘mengetahui’.
Dalam bahasa Inggris, ilmu disebut dengan ‘science’. Menurut Badudu (dalam Susanto,
2016), ilmu diartikan ke dalam dua definisi. Pertama, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara sistematis. Kedua, ilmu diartikan sebagai kepandaian atau
kesaktian.
The Liang Gie (dalam Susanto, 2016), mengatakan bahwa filsafat ilmu adalah segenap
pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan segala hal yang menyangkut landasan ilmu
maupun hubungan ilmu dengan segala segi kehidupan manusia. Bagi Gie, filsafat ilmu bukan
hanya dipahami sebagai ilmu untuk mengetahui metode dan analisis terhadap iomu-ilmu lain,
tetapi juga sebagai usaha seseorang dalam mengkaji persoalan yang muncul melalui
perenungan yang mendalam agar persoalannya dapat diketahui secara mendasar.
Jujun S. Suriasumantri (2010) mengartikan filsafat ilmu adalah suatu pengetahuan atau
epistemologi yang mencoba menjelaskan rahasia alam agar gejala alamiah tersebut tak lagi
merupakan misteri.
Mukhtar Latif (2015) mengatakan bahwa filsafat ilmu adalah telaah kefilsafatan yang ingin
menjawab pertnyaan mengenai hakikat ilmu, baik ditinjau dari sudut ontologis,
epistemologis, maupun aksiologis yang dilakukan melalui proses dialektika secara mendalam
(radic) yang sistematis dan bersifat spekulatif.
Sedangkan Iu Rusliana (2017) memberi pengertian filsafat ilmu sebagai pendekatan filosofis
mengenai syarat, landasan keabsahan, serta obyek dan metode ilmu pengetahuan.
Berdasarkan pemaparan tentang pengertian filsafat ilmu dari para ahli di atas, maka filsafat
ilmu adalah suatu kajian filsafat yang membahas hakikat, perkembangan, dasar-dasar, dan
hubungan antarsesama ilmu, termasuk telaah kritis terhadap persoalan pemikiran ilmiah dan
non-ilmiah.
DASAR ILMU
Dasar ilmu terdiri atas tiga cabang, yaitu ontologi (hakikat ilmu), epistemologi (cara
mendapatkan pengetahuan), dan aksiologi (nilai guna pengetahuan).
Ilmu tidak muncul ke dalam kehidupan manusia dengan sendirinya, tetapi diawali dengan
pengetahuan. Pengetahuan yang didapatkan pada batas pemikiran dan inderawi tetap sebagai
pengetahuan, sedangkan pengetahuan yang dibuktikan kebenarannya melalui proses dan
metode ilmiah sudah bisa disebut sebagai ilmu.
TUJUAN FILSAFAT ILMU
Tujuan kehadiran dan pembelajaran filsafat ilmu antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
2. Mempertahankan, menunjang, dan melawan atau berdiri netral dan pandangan filsafat
lainnya.
3. Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup, dan pandangan dunia.
4. Memberikan ajaran tentang moral dan etikay berguna dalam kehidupan.
5. Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi,
politik, dan hukum (Erwin, dalam Latif, 2015).
MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT ILMU
Muhammad Erwin (dalam Latif, 2015) memaparkan empat manfaat dalam mempelajari
filsafat ilmu, yaitu:
1. Menghindari timbulnya pandangan bahwa pengertian sudah menjamin perbuatan, namun
pengertian serba sedikit menjadi tantangan ilmu filsafat dapat dugunakan sebagai
pedoman kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu maupun anggota
masyarakat.
2. Sebagai pandangan hidup yang mantap yang akan menentukan kriteria baik buruknya
tingkah laku kita yang telah kita pilih dan atas dasar keputusan batin kita sendiri, manusia
telah memiliki kebebasan dan kepribadian sendiri.
3. Mengurangi dan menghindari gejala negatif dalam hidup (negative thinking) agar hidup
lebih terarah dan tepat.
4. Memiliki tingkah laku hidup bertujuan, yang didasarkan dan ditentukan oleh filsafat
hidupnya agar tingkah lakunya lebih bernilai.
Referensi
Wilujeng Sri Rahayu. FILSAFAT, ETIKA DAN ILMU:Upaya Memahami Hakikat Ilmu
dalam Konteks Keindonesiaan .Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro
https://id.berita.yahoo.com/hakikat-filsafat-ilmu-042201105.html#:~:text=Mukhtar
%20Latif%20(2015)%20mengatakan%20bahwa,yang%20sistematis%20dan%20bersifat
%20spekulatif.