Oleh :
Fajria Purnama Risda 1811213033
Dosen Pengampu :
Azyyati Ridha Alfian, SKM, MKM
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmatNyalah
akhirnya makalah ini telah selesai disusun untuk memenuhi tugas Sanitasi Tempat-
Tempat Umum dengan judul “Sanitasi di Rumah Sakit”.
Dalam pembuatan makalah ini, penyusun berupaya mengumpulkan informasi
dan berbagai referensi agar dapat merumuskan pokok-pokok bahasan tentang Sanitasi
di Rumah Sakit. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutamanya kepada yang
terhormat dosen pengampu Ibu Azyyati Ridha Alfian, SKM, MKM
Penyusun sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan baik dari segi
penyusunan maupun isinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan
untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata, harapan kami makalah ini bisa memberikan manfaat untuk
pembaca sekalian. Semoga makalah ini dapat membantu memperluas wawasan
mahasiswa ataupun para pembacanya tentang sanitasi di rumah sakit.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................................1
BAB II............................................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................................2
BAB III.........................................................................................................................13
PENUTUP....................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................13
3.2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sanitasi rumah sakit adalah upaya kesehatan lingkungan rumah sakit. Sanitasi
adalah suatu cara untuk mencegah berjangkitnya suatu penyakit menular dengan jalan
memutuskan mata rantai dari sumber. Sanitasi merupakan usaha kesehatan
masyarakat yang menitikberatkan pada penguasaan terhadap berbagai faktor
lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan (Arifin, 2009).
Dalam lingkup Rumah Sakit (RS), sanitasi berarti upaya pengawasan berbagai
faktor lingkungan fisik, kimiawi dan biologik di RS yang menimbulkan atau mungkin
dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap kesehatan petugas, penderita,
pengunjung maupun bagi masyarakat di sekitar RS. Tujuan dari sanitasi RS tersebut
adalah menciptakan kondisi lingkungan RS agar tetap bersih, nyaman, dan dapat
mencegah terjadinya infeksi silang serta tidak mencemari lingkungan.
Ruang Lingkup Sanitasi Rumah Sakit yang diatur oleh Kementerian Kesehatan adalah
sebagai berikut :
1. Aspek Kerumahtanggaan (Housekeeping) Meliputi Kegiatan Sebagai Berikut :
a. Kebersihan gedung secara keseluruhan.
b. Kebersihan dinding dan lantai.
c. Pemeriksaan karpet lantai.
d. Kebersihan kamar mandi dan fasilitas toilet.
e. Penghawaan dan pembersihan udara.
f. Gudang dan ruangan.
g. Pelayanan makanan dan minuman.
2. Aspek khusus Sanitasi Melingkupi Kegiatan Sebagai Berikut:
a. Penanganan sampah kering mudah terbakar.
b. Pembuangan sampah basah.
c. Pembuangan sampah kering tidak mudah terbakar.
d. Tipe incinerator Rumah Sakit.
e. Kesehatan kerja dan proses-proses operasional.
f. Pencahayaan dan instalasi listrik.
g. Radiasi.
h. Sanitasi linen, sarung dan prosedur pencucian.
i. Teknik-teknik aseptik.
j. Tempat cuci tangan.
k. Pakaian operasi.
l. Sistim isolasi sempurna.
3. Aspek Dekontaminasi, Disinfeksi dan Sterilisasi Meliputi Kegiatan Sebagai
Berikut:
a. Sumber-sumber kontaminasi.
b. Dekontaminasi peralatan pengobatan pernafasan.
c. Dekontaminasi peralatan ruang ganti pakaian.
d. Dekontaminasi dan sterilisasi air,makanan dan alat-alat pengobatan.
e. Sterilisasi kering.
f. Metode kimiawi pembersihan dan disinfeksi.
g. Faktor-faktor pengaruh aksi bahan kimia.
h. Macam-macam disinfektan kimia.
i. Sterilisasi gas.
4. Aspek Pengendalian Serangga dan Binatang Pengganggu
5. Aspek pengawasan pasien dan pengunjung Rumah Sakit yang meliputi :
a. Penanganan petugas yang terinfeksi.
b. Pengawasan pengunjung Rumah Sakit.
c. Keamanan dan keselamatan pasien.
6. Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Sanitasi Rumah Sakit
7. Aspek Penanggulangan Bencana
8. Aspek Pengawasan Kesehatan Petugas Laboratorium
9. Aspek Penanganan Bahan-Bahan Radioaktif
10. Aspek Standarisasi Sanitasi Rumah Sakit
4) Kualitas Udara Ruang Kualitas udara ruang memiliki persyaratan tidak berbau
(terutama bebas dari H2S dan Amoniak) dan Kadar debu (particulate matter)
berdiameter kurang dari 10 micron dengan rata-rata pengkuran 8 jam atau 24
jam tidak melebihi 150µglm3 , dan tidak mengandung debu asbes.
a. Pencahayaan
Pencahayaan, penerangan dan intensitasnya di ruang umum dan khusus
harus sesuai dengan peruntukannya Penghawaan. Persyaratan penghawaan
untuk masingmasing ruang atau unit seperti berikut:
1) Ruang-ruang tertentu seperti ruang operasi, perawatan bayi,
laboratorium, perlu mendapat perhatian yang khusus karena sifat
pekerjaan yang terjadi di ruang-ruang tersebut.
2) Ventilasi ruang operasi harus dijaga pada tekanan lebih positif sedikit
(minimum 0,10mbar) dibandingkan ruang-ruang lain di rumah sakit.
3) Sistem suhu dan kelembaban hendaknya didesain sedemikian rupa
sehingga dapat menyediakan suhu dan kelembaban dan ruangan yang
tidak menggunakan AC, sistem sirkulasi udara segar dalam ruangan
harus cukup (mengikuti pedoman teknis yang berlaku).
b. Kebisingan
Persyaratan kebisingan untuk masing-masing ruangan atau unit
Sumber-sumber bising yang berasal dari rumah sakit dan sekitar nya agar
diupayakan untuk dikendalikan antara lain dengan cara:
1) Pada sumber bising dirumah sakit: peredaman, penyekatan,
pemindahan, pemeliharaan mesin-mesin yang menjadi sumber bising.
2) Pada sumber bising dari luar rumah sakit: penyekatan atau penyerapan
bising dengan penanaman pohon (greenbelt), meninggikan tembok,
dan meninggikan tanah (bukit buatan).
C. PENYEHATAN AIR
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Sumber
penyediaan air minum dan untuk keperluan rumah sakit berasal dari Perusahaan Air
Minum, air yang didistribusikan melalui tangki air, air kemasan dan harus memenuhi
syarat kualitas air minum. Persyaratan penyehatan air di rumah sakit antara lain :
a. Kualitas Air Minum
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
907/Menkes/SK/Vll/2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air
Minum. Kualitas Air yang Digunakan di Ruang Khusus.
1) Ruang Operasi
Bagi rumah sakit yang menggunakan air yang sudah diolah seperti dari PDAM,
sumur bar dan sumber lain untuk keperluan operasi dapat melakukan pengolahan
tambahan dengan catridge filter dan dilengkapi dengan disinfeksi menggunakan
ultra violet (UV).
2) Ruang Farmasi dan Hemodialisis
Air yang digunakan di ruang farmasi terdiri dari air yang dimurnikan untuk
penyiapan obat, penyiapan injeksi dan pengenceran dalam hemodialisis.
b. Kegiatan pengawasan kualitas air dengan pendekatan surveilans kualitas air
antara lain meliputi :
1) lnspeksi sanitasi terhadap sarana air minum dan air bersih;
2) Pengambilan, pengiriman dan pemeriksaan sampel air;
3) Melakukan analisis hasil inspeksi sanitasi pemeriksaan laboratorium; dan
4) Tindak lanjut berupa perbaikan sarana dan kualitas air.
D. PENGELOLAAN LIMBAH
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah
sakit dalam bentuk padat, cair, dan gas.
c. Limbah Cair
Kualitas limbah (efluen) rumah sakit yang akan dibuang ke badan air atau
lingkungan harus memenuhi persyaratan baku mutu efluen sesuai Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor Kep-58/MENLH/12/1995 atau peraturan daerah
setempat.
d. LimbahGas
Standar limbah gas (emisi) dari pengolahan pemusnah limbah medis padat
dengan insinerator mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
Kep13/MenLH/3/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
E. PENGELOLAAN LINEN
Laundry rumah sakit adalah tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan
sarana penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan disinfektan, mesin uap (steam
boiler), pengering, meja dan meja setrika. Persyaratan nya sebagai berikut:
a. Suhu air panas untuk pencucian 70°C dalam waktu 25 menit atau 95°C dalam
waktu 10 menit.
b. Penggunaan jenis deterjen dan disinfektan untuk proses pencucian yang ramah
lingkungan agar limbah cair yang dihasilkan mudah terurai oleh lingkungan.
c. Standar kuman bagi linen bersih setelah keluar dari proses tidak mengandung 6
x 103 spora spesies Bacillus per inci persegi.
b. Tidak ditemukannya lubang tanpa kawat kasa yang memungkinkan nyamuk masuk
ke dalam ruangan, terutama di ruangan perawatan.
c. Semua ruang di rumah sakit harus bebas dari kecoa, terutama pada dapur, gudang
makanan, dan ruangan steril.
a. Suhu pada disinfeksi secara fisik dengan air panas untuk peralatan sanitasi 80°C
dalam waktu 45-60 detik, sedangkan untuk peralatan memasak 80°C dalam waktu 1
menit.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sanitasi rumah sakit adalah upaya kesehatan lingkungan rumah sakit. Sanitasi adalah
suatu cara untuk mencegah berjangkitnya suatu penyakit menular dengan jalan memutuskan
mata rantai dari sumber. Sanitasi merupakan usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada penguasaan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi
derajat kesehatan (Arifin, 2009).
Peraturan mengenai Sanitasi rumah sakit pada awalnya mengacu pada Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 986 Tahun 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit. Namun dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1204
/Menkes /SK/X/2004 Tanggal : 19 Oktober 2004, maka peraturan pelaksanaannya
sebelumnya dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. Sementara peraturan Menteri
Kesahatan yang baru mengatur 3 hal utama yaitu : Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit, Kualifikasi Tenaga Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, Penilaian
Pemeriksaan Kesehatan Lingkungan (Inspeksi Sanitasi) Rumah Sakit.
Untuk melaksanakan penyelenggaraan kesehatan lingkungan dan penerapan standar
baku mutu dan persyaratan kesehatan lingkungan di rumah sakit agar dapat berjalan secara
efisien, efektif dan berkesinambungan, maka pengawasan dilakukan oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan
kewenangan masing-masing.
3.2 Saran
Penulis mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam mempelajari
tentang Sanitasi di Rumah Sakit. Penulis mengharapkan agar pembaca bisa memberi kritik
dan saran terhadap makalah yang penulis buat, agar makalah yang penulis buat selanjutnya
bisa lebih baik lagi
13
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit. Diakses pada 17 November 2020, melalui
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/111721/permenkes-no-7-tahun-2019
Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia. Diakses pada 17 November 2020, melalui
https://ocw.ui.ac.id/pluginfile.php/396/mod_resource/content/0/bahan%201- Pedoman
%20Sanitasi%20Rumah%20Sakit%20di%20Indonesia.pdf