TINJAUAN PUSTAKA
1
tiga kali lipat TSP pada kondisi normal dan pemakaiannya dapat digunakan secara
terpisah maupun bersamaan berdasarkan kondisi yang ada di lapangan.
Pupuk organik yang dapat digunakan adalah berupa hasil fermentasi
saponin atau fermentasi pakan rusak. Fungsi dari pupuk ini adalah sebagai suplai
unsur hara yang tidak terdapat dalam pupuk an organik dan dibutuhkan oleh
plankton. Fermentasi dilakukan agar saponin/pakan rusak dalam kondisi hancur
sehingga diharapkan mudah diserap oleh plankton pada saat melakukan
fotosintesa. Selain tujuan tersebut di atas pemberian bahan organik ini juga
dimaksudkan untuk penyeimbang komposisi bahan an organik yang ada di
perairan tersebut selain itu juga untuk memacu pertumbuhan zooplankton yang
dapat dijadikan sebagai pakan alami bagi ikan maupun udang atau organisme
lainnya. Pemberian pupuk organik bersifat insidental dan dilakukan berdasarkan
hasil pengamatan dan tingkat kebutuhan perairan serta kondisi ikan maupun
udang.
Pakan yang diberikan ke ikan maupun udang secara prinsip dapat
berfungsi sebagai pupuk organik bagi perairan tambak dan membantu dalam
proses pembentukan kestabilan plankton didalam tambak. Fenomena ini dapat
dijumpai dan diamati pada tambak dengan populasi ikan maupun udang yang
padat dan jumlah pemberian pakan yang besar. Pada kondisi ini kestabilan
plankton dalam perairan akan terbentuk dengan sendirinya tanpa adanya
pemupukan, karena unsur-unsur yang terdapat dalam pakan udang juga diserap
oleh plankton untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya di perairan
tersebut.
Metode pemupukan air tambak erat hubungannya dengan proses sirkulasi
air dengan dasar pemikiran bahwa volume air tambak sangat berpengaruh
terhadap keefektifan kegiatan pemupukan yang dilakukan. Kondisi ini dapat
diartikan bahwa pada dosis pemakaian pupuk yang sama tingkat pengaruh dan
keefektifannya akan relatif berbeda jika diberikan pada tambak dengan volume air
yang berbeda. Berdasarkan hal ini maka sebelum dilakukan pemupukan biasanya
dilakukan sirkulasi terlebih dahulu dengan jalan mengurangi volume air dan
2
menambahkan air baru ke dalam tambak sampai pada ketinggian air yang relatif
lebih rendah, kemudian baru dilakukan pemupukan.
Kegiatan pemupukan sebaiknya dihindari pada perairan yang mengalami
kasus seperti di bawah ini :
1. Kecerahan air tambak sangat rendah sehingga kelimpahan plankton sangat
tinggi. Pada kondisi ini jika pemupukan tetap dilakukan maka akan mengarahkan
perairan tambak pada keadaan plankton blooming yang dapat membahayakan ikan
maupun udang, sehingga antisipasi yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan sirkulasi air secara kontinyu terutama pada malam hari dengan tujuan
melakukan pengenceran air tambak.
2. Perairan dengan dominansi jenis plankton yang bersifat merugikan bagi ikan
maupun udang.
3. Perairan tambak yang tidak ada bibit planktonnya. Kegiatan pemupukan pada
perairan dalam kondisi ini akan memacu tumbuhnya lumut di dalam tambak.
4. Perairan tambak yang ditumbuhi lumut dalam jumlah yang besar. Pemupukan
yang dilakukan hanya akan menyuburkan lumut di dalam tambak, sehingga
antisipasi yang dapat dilakukan adalah dengan mengangkat lumut tersebut keluar
tambak terlebih dulu kemudian baru dilakukan pembentukan air.
Parameter hasil dari kegiatan pemupukan yang biasa digunakan adalah
perubahan tingkat kecerahan air dan atau perubahan warna perairan. Pada cuaca
cerah hasil dan pengaruh dari pemupukan terhadap perairan tambak dapat dilihat
pada sore hari dengan jalan membandingkan perubahan tingkat kecerahan dan
warna air sebelum dan sesudah pemupukan. Kecerahan air tambak digunakan
sebagai parameter perubahan kelimpahan plankton sebagai akibat kegiatan
pemupukan, sedangkan perubahan warna perairan digunakan untuk melihat
perubahan dominansi jenis plankton tertentu di perairan tersebut.
Pada cuaca cerah kegiatan fotosintesa yang dilakukan phytoplankton
berjalan relatif sempurna karena terbantu oleh sinar matahari secara langsung
yang berakibat penyerapan unsur-unsur yang terdapat di dalam pupuk oleh
phytoplankton juga berlangsung sempurna, sehingga pengaruh dari pemupukan
akan segera dapat teramati.
3
2.3 Kelimpahan
Satuan yang digunakan adalah :
1. Untuk fitoplankton , ind/L , sel/L, Sel/ml
2. Untuk zooplankton ind/L, ind/m3
3. Keanekaragaman/ keragaman/diversitas biasanya dinyatakan dalam indeks.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung kelimpahan plankton
1. Sedgwick- Rafter
Ada dua metode perhitungan yaitu :
a. Strip counting yaitu menghitung plankton yang mempunyai jumlah tidak
terlalu padat. Menghitung plankton setiap satu baris.
b. Field counting yaitu menghitung plankton dengan kepadatan yang sangat
padat.
H’ =
Pi = proposi jumlah individu spesies ke i terhadap jumlah total individu
2. Simpsons
4
2
D = 1-
3. Dominansi
2
Do =
I=
2. Kulenzynski
I= ( )
3. Sorenson
I=
2.6 Pembentukan Plankton
Menjelang tebar benur yang dilakukan adalah menumbuhkan planktom. Cara
menumbuhkan plankton selalu berhubungan dengan pupuk (organik maupun anorganik).
Sebagai contoh persiapan air dan pemupukan menjelang tebar benur adalah sebagai
berikut:
- isi air minimal sampai ketinggian 1m
- lakukan sterilisasi
- basmi kepiting, udang liar dan ikan
- berikan fermentasi tiap hari
- tambahkan pupuk anorganik berupa urea 10 kg dan SP-36 6 kg per ha.
- untuk mempercepat penumbuhan dapat dibantu dengan dolomit
- pupuk anorganik diulang 3 hari sekali.
- berikan probiotik
5
- molases juga mempercepat penumbuhan plankton.
Jika warna air sudah terbentuk dan stabil maka kolam sudah siap untuk ditebari benur.
6
DAFTAR PUSTAKA
OLEH:
BIKI HASBI ASIDIQI
230110097001