Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL TERAPI BERMAIN DENGAN MEWARNAI DAN GAMBAR

PADA ANAK PRA-SEKOLAH DI PUSKESMAS PATRANG

OLEH :

LIZA LUSIYANI NIM. 20020051


NURUL RIZKIYAH AKBAR NIM. 20020067

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL
2020/2021
PERSETUJUAN

Proposal Terapi Bermain “ Mewarnai Gambar “ pada anak pra-sekolah Puskesmas


Patrang
Telah dibuat pada tanggal :
Pada pasien di poli :

Jember, Oktober 2021

Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik

(…………..........…………) ( ..….....……………........)

Mengetahui Kepala Ruangan,

( ………………………………… )
KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum wr. wb.


            Sudah selayaknya ucapan syukuratas  kehadirat Allah SWT. Karena berkat
rahmat, petunjuk dan pertolongan-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya, walaupun dalam bentuk yang sederhana. Dan salam dan
taslim senantiasa terkirimkan atas junjungan Nabiullah Muhammad SAW yang
telah mengantarkan kita dari alam kegelapan ke alam terang benderang dengan
curahan ilmu pengetahuan.
           Proposal ini berjudul “Terapi Bermain Mewarna Menggambar”.Dibuat
sebagai salah satu tugas profesi ners stase “Keperawatan Anak” yang bertujuan
untuk mempelajari masalah terapi bermain. Ucapan terima kasih kami haturkan
kepada dosen pembimbing dan pembimbing klinik.
Kami sangat menyadari proposal ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan demi
kesempurnaan proposal ini di waktu mendatang.
Wassalamualikum wr. wb

Jember, Oktober 2021


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan
anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak periksa di puskesmas atau
klinik, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan
dengan kondisi anak. Pada saat kontrol di puskesmas, anak akan mengalami
berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut,
cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari
hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang
ada dilingkungan puskesmas. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak
akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan
permainan. Tujuan bermain di puskesmas pada prinsipnya adalah agar dapat
melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal,
mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap
stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan
anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga
terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak
usia toddler (1-3 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada
usia toddler dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang
bermain dengan warna, oleh karena itu bermain dengan mewarnai gambar
menjadi alernatif untuk mengembangkan kreatifias anak dan dapat
menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Mewarnai gambar
dapat menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat
perkembangan anak.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak
bermain dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon
atau pensil warna akan membantu anak untuk menggunakan tangannya secara
aktif sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya
kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi
kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada
anak usia toddler dengan cara mewarnai gambar

1.2   Tujuan
a.       Tujuan Umum
Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas,
kesadaran diri, moral dan bermain dengan terapi
b.      Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak
2. Meningkatkan keterampilan anak
3. Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu
4. Memberikan kesenangan dan kepuasan anak
c. Manfaat Terapi Bermain
1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan
menghilangkan kejenuhan terhadap suasana rumah sakit.
2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat
bermain.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1     Pengertian Bermain
Bermain adalah kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan
setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan
media yang baik bagi anak-anak untuk belajar komunikasi, mengenal
lingkungan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan sosial anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara
sukarela untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa
mempertimbangkan hasil akhir (Suhendi, 2001). Bermain merupakan suatu
aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan,
memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan
diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi
kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan  agar
anak dapat kreatif dan mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan
hasil akhir.

2.2 Kategori Bermain


Kategori bermain antara lain :
1) Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak
sendiri. Contoh: bermain sepak bola.
2) Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu
melakkan aktivitas (hanya melihat) Contoh: Memberikan support.

2.3 Ciri-Ciri Bermain


Ciri-ciri bermain antara lain :
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu
2.4 Klasifikasi Bermain Menurut ISI
Klasifikasi bermain menurut ISI antara lain :
1) Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan dapat
bersosialisasi dengan lingkungan.
2) Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya,
dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain
air atau pasir.
3) Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan
tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya
mengendarai sepeda.
4) Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau
ibu.

2.5 Klasifikasi Bermain Menurut Karakteristik Sosial


Klasifikasi bermain menurut karakteristik sosial antara lain :
1) Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa
orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak
balita Toddler.
2) Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-
masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang
lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya
dilakukan oleh anak pre school. Contoh : bermain balok
3) Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang
sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian
tugas, anak bermain sesukanya.
4) Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang
terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya
dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.

2.6 Fungsi Bermain


Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1) Perkembangan Sensorik Motorik
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,
misalnya meraih pensil.
2) Perkembangan Kognitif
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3) Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun
balok.
4) Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan
mempelajari belajar dalam kelompok.
5) Kesadaran Diri
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah
laku terhadap orang lain.
6) Perkembangan Moral
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok.Contoh : dapat menerapkan
kejujuran
7) Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang
tidak enak, misalnya : marah, takut, benci.
8) Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain
peran.

2.7 Faktor yang Mempengaruhi Terapi Bermain


Faktor yang mempengaruhi terapi bermain antara lain :
1) Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2)  Status kesehatan, anak sakit à perkembangan psikomotor kognitif
terganggu
3) Jenis kelamin
4) Lingkungan à lokasi, negara, kultur
5) Alat permainan à senang dapat menggunakan
6) Intelegensia dan status sosial ekonomi

2.8 Tahap Perkembangan Bermain


Tahap perkembangan bermain antara lain :
1) Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2) Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3) Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
4) Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan
berikutnya.

2.9    Bermain di Puskesmas
1. Tujuan
a Melanjutkan tugas kembang selama pemeriksaan
b  Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang
tepat
c Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
2. Prinsip
a Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
b  Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
c Kelompok umur sama
d Melibatkan keluarga/orangtua
3. Upaya Perawatan Dalam Pelaksanaan Bermain
a Lakukan saat tindakan keperawatan
b Sengaja mencari kesempatan khusus
4. Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan
a Alat bermain
b Tempat bermain
5. Pelaksanaan Bermain di Puskesmas dipengaruhi oleh
a Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan Puskesmas, kerjasama Tim
dan keluarga
b Faktor penghambat
Tidak semua Puskesmas mempunyai fasilitas bermain

2.11      Bermain Mewarnai Gambar


1. Definisi
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai
gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang
sudah bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan
yang kreatif untuk mengurangi stress dan kecemasan serta
meningkatkan komunikasi pada anak.
2. Manfaat
a Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan
sangat terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic
play”).
b Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat
membentuk, mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan
ketrampilan motorik halus.
c Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena
menggunakan media kertas gambar dan crayon.
d Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada
anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
e Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena
proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress,
kognitifnya tidak akurat dan negative.
f Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk
meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang
aman dari rasa marah dan benci.
g Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang
merupakan metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku
anak selama periksa di puskesmas.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bermain merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
anak, karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain
pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik,
intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat
sakit.
Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang
normal, mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya
mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan
membantu anak untuk dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit
dan periksa di Puskesmas.

B. Saran
1. Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi
sebaiknya di Puskesmas juga disediakan fasilitas bermain yang menunjang
dan memberikan efek terapi bagi anak-anak yang periksa di puskesmas.
2. Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat
menerapkan terapi di rumah dan di puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA

Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. Terdapat pada


: http://info.
balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 21 Desember 2009.
Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB
sauders Company,
Philadelpia USA.
Hurlock, E B.1991. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga : Jakarta.
L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC  :
Jakarta www.Pediatrik.com minggu 15 Desember 2019. Jam 15.25.
Markum, dkk. 1990.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta.
Soetjiningsih, 1995,Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta.
Whaley and Wong, 1991, Nursing Care Infanst and Children. Fourth
Edition.  Mosby Year Book.Toronto Canada.
Lampiran
SATUAN ACARA KEGIATAN
TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

Judul : Terapi bermain “mewarnai gambar”


Tanggal pelaksanaan : Oktober 2021
Waktu : 11.00 WIB
Tempat : Di Poli KIA Puskesmas Patrang

SASARAN
1.   Anak usia pra-sekolah
2.   Anak yang berkunjung di Poli KIA Puskesmas Patrang
3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat
menghalangi proses terapi bermain
4.   Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
5.   Anak yang dapat memegang crayon
6.   Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar

MEDIA
1.   Crayon
2.   Karpet
3.   Kertas bergambar
4.   Lembar penilaian
SETTING TEMPAT

STRATEGI PELAKSANAAN
No. Waktu Kegiatan Peserta
5 menit Pembukaan :
1.   1. Membuka kegiatan dengan§  Menjawab salam
mengucapkan salam. §  Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri §  Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari§  Memperhatikan
terapi bermain
4. Kontrak waktu anak dan
orang tua
20 menit Pelaksanaan :
2.   1. Menjelaskan tata cara§  Memperhatikan
pelaksanaan terapi
bermain mewarnai kepada §  Bertanya
anak
2. Memberikan kesempatan§  Antusias saat
kepada anak untuk bertanya menerima
jika belum jelas peralatan
3. Membagikan kertas §  Memulai untuk
bergambar dan crayon mewarnai
4. Fasilitator mendampingi gambar
anak dan memberikan§  Menjawab
motivasi kepada anak pertanyaan
5. Menanyakan kepada anak§  Mendengarkan
apakah telah§  Memperhatikan
selesai mewarnai gambar
6. Memberitahu anak bahwa
waktu yang diberikan telah
selesai
7. Memberikan pujian
terhadap anak yang
mampu mewarnai
gambar sampai selesai
3. 10 menit Evaluasi :
1.   Memotivasi anak untuk§  Menceritakan
menyebutkan apa yang
diwarnai §  Gembira
2.   Mengumumkan nama anak
yang dapat§  Gembira
mewarnai dengan contoh
3.   Membagikan reward
kepada seluruh peserta
4. 5 menit Terminasi:
1.   Memberikan motivasi dan§  Memperhatikan
pujian kepada seluruh anak§  Gembira
yang telah mengikuti§  Mendengarkan
program terapi bermain
2.   Mengucapkan terima kasih§  Menjawab salam
kepada anak dan orang tua
3.   Mengucapkan salam
penutup

KRITERIA EVALUASI
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 6 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang tunggu Poli
KIA Puskesmas Patrang
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak  terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai
gambar
3. Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai

PENGORGANISASIAN                                                    
1.      Pembimbing Akademik         :
2.      Pembimbing Ruangan            : 
3.      Leader :
4.      Co Leader :
5.      Fasilitator :
6.      Observer :
7.      Anak : Anak berusia pra-sekolah dirawat di Poli KIA Puskesmas
Patrang
Tugas Masing-Masing
1.      Leader             : Memimpin jalannya program terapi
2.      Fasilitator        : Mendampingi dan mengarahkan saat anak terapi
3.      Observer          : Mencatat dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
4.      Anak               : Mengikuti jalannya terapi bermain

Hambatan
1.  Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di
jadwalkan)
2.  Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain

Antisipasi Hambatan Masalah


1.      Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
2.      Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak
selama program terapi.

Anda mungkin juga menyukai