Anda di halaman 1dari 3

Review Jurnal Konseling Perkawinan

Judul Family and Marriage Counseling and HIV/Aids Pandemic in Nigeria


(Keluarga, Konseling Pernikahan, dan Wabah HIV/Aids di Nigeria)
Jurnal International Journal for Cross-Disciplinary Subjects in Education
(IJCDSE)
Jurnal Internasional untuk Subyek Cross-Disiplin dalam Pendidikan
Volume&Halaman Vol. 1, Hal.237-241
Tahun 2010
Penulis Christopher Kalu Okwun, Saedah Siraj
Reviewer Dati Deliana (30701501618)
Tanggal 26 September 2017

Latar Belakang Pasangan yang terinfeksi HIV mempunyai hasrat untuk memiliki
Penelitian anak. Hal ini mempunyai implikasi penting bagi pencegahan transmisi
HIV dari ibu ke anak. Resiko transmisi HIV antar individu cenderung
meningkat lebih banyak.
Pasangan terinfeksi HIV/Aids sekarang memiliki kualitas hidup
yang lebih tinggi, walaupun faktanya serodiskordan (pasangan yang
salah satunya terinfeksi HIV dan salah satunya tidak) tidak mengubah
praktisi rencana keluarga dan kesuburan. Hal ini didukung oleh
keberhasilan terapi virus retro. Banyak perempuan penderita HIV/Aids
dapat mempunyai anak dengan kesempatan hidup yang besar tanpa
terinfeksi virus. Berdasarkan fakta diatas, penulis melakukan penelitian
wawancara kualitatif untuk menentukan pasangan serogatif yang ingin
memiliki anak. Penelitian ini menunjukkan bahwa dua pertiga dari
perempuan yang diinterview memiliki keinginan yang besar untuk
memiliki anak meskipun mereka mengetahui betul kondisi mereka.
Penulis menyimpulkan bahwa kerjasama antara pelayanan dan
perencanaan keluarga HIV/Aids dan konseling HIV sebagai bagian dari
sistem terpadu yang menyediakan pelayanan intervensi dini untuk
mengatasi kecemasan mengenai reproduksi pada perempuan penderita
HIV untuk mengurangi transmisi HIV dan perceraian. Tentu saja
diperlukan dukungan bagi individu-individu tersebut dengan tanpa
mengorbankan kesehatan dan kesejahteraan bayi mereka.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan wawasan
mengenai hal survei nasional demografik untuk tujuan pemeriksaan
dampak dari HIV/Aids dalam lingkup perilaku reproduksi bagi
penderita di Nigeria.
Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 46 pasangan dalam program konseling
kesehatan reproduksi di Aba, di negara Abia. Mereka yang terpilih akan
diwawancarai. Usia rata-rata responden ialah 32 tahun (jarak antara 24-
40 tahun). Sampel disediakan hanya bagi mereka yang datang untuk
konseling. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling
(teknik pengambilan sampel dengan sengaja) karena situasi khusus
yang sedang dihadapi.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif. Penelitian ini terdiri dari memberikan pelayanan
konseling untuk pasutri dengan pendekatan penelitian kualitatif yang
beragam termasuk wawancara semi-sturktur dan kuesioner pendek.
Pengumpulan Data Data dikumpulkan melalui wawancara semi-sturktur dan kuesioner
pendek 46 pasangan dalam program konseling kesehatan reproduksi di
Aba, di negara Abia. Sampel tersebut ditarik dari mereka yang memiliki
nilai 40 kebawah di Marital Happiness Scale (MHS) dan 74 kebawah di
Marital Communication Ratting (MCRC).
Pedoman Pertanyaan pada penelitian ini adalah:
Wawancara (1) Apa yang harus dilakukan untuk mempertahankan kedamaian hidup
dalam situasi dimana si pria atau si wanita menderita HIV?
(2) Dapatkah pasangan HIV/Aids menunjukan pengurangan konflik
rumah tangga lebih besar daripada mereka yang tidak terinfeksi?
(3) Apa yang akan menjadi efektivitas relatif restrukturisasi kognitif
keluarga bagi pasangan?
Landasan Teori Pernikahan menurut Olusanya (26) adalah sebuah kontrak yang
permanen dan sakral antara pria dan wanita yang telah setuju untuk
saling setia dan peduli satu sama lain dengan tujuan untuk hidup
bersama dan mencapai kesejahteraan hidup bersama. Namun
bagaimanapun, tradisi ini tidak lepas dari adanya permasalahan, seperti
penjelasan Kehinde (19), pernikahan seperti sebuah rumah baru, akan
bersinar dan harum dengan banyak kejutan, romantisme dan hal-hal
baru yang membuat hari-hari si pasangan menjadi menarik, tetapi
beberapa pengalaman menunjukkan bahwa tidak lama setelah
pernikahan dibangun, salah satunya menjadi sumber masalah utama
bagi si individu.
Dalam kasus wabah HIV/Aids, penting untuk membuat sebuah
rencana strategi baru untuk beberapa pasangan HIV yang tidak
harmonis dengan cara memberikan konseling secara luas dengan
menggunakan teknologi reproduksi seperti donor sperma dan
inseminasi. konseling adalah sebuah proses yang melibatkan banyak
sesi dan tindak lanjut. Setiap lokasi menawarkan kedamaian dan
kerahasiaan yang tepat. Bisa berupa klinik- konseling yang berbasis
formal seperti di rumah sakit, pusat kesehatan, atau klinik dengan
praktisi profesional, seperti dokter, pekerja sosial, perawat atau
psikolog. Tak terkecuali, bisa jadi komunitas- konseling yang berbasis
non-formal
Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini yaitu 90% dari mereka mampu menjelaskan
apa itu infeksi HIV/Aids/STI, cara penyebaran HIV/Aids dan tindakan
pencegahan, 30% dapat menggunakan kondom dengan benar. 90%
wanita ingin memiliki anak dengan/tanpa infeksi HIV/Aids, 50% pria
ingin memiliki anak (ingin memiliki keluarga besar), 76% memiliki
pengetahuan menengah dan diatasnya.
Hasil 1
Respons terhadap HIV/Aids diantara non-penderita dinilai rendah
dengan pertimbangan secara bergantian, efek memungkinkan pada
kesuburan, keterbukaan seksual, perilaku kontrasepsi dan perilaku
post partum.
Sebuah penelitian kualitatif yang mendalam untuk menentukan
tingkat kesadaran HIV/Aids telah mempengaruhi angka kelahiran
bayi dan kesadaran untuk melakukan konseling.
Hasil 2
Survei data dari pedalaman area Ngwa memberikan lebih banyak
bukti kuantitatif, dalam rangka menopang kesadaran dan
meningkatkan kesuburan serta keinginan untuk merespon wabah
AIDS. Setengah dari responden ketika ditanya secara terang-terang
menunjukkan adanya keinginan untuk memiliki beberapa anak karena
AIDS. Ini adalah penilaian diri dari sebuah observasi cross-sectional
(mempelajari faktor-faktor resiko dan korelasinya dengan dampak
atau efeknya) dalam perubahan keinginan untuk subur.
Rekomendasi Rekomendasi penelitian berikutnya adalah
Penelitian 1. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai kesadaran wabah
HIV atau cara untuk tidak merubah strategi reproduksi..
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai tingkat pengaruh
konseling terhadap kesejahteraan atau keutuhan rumah tangga
pada pasangan HIV/Aids.
3. Diperlukan penjelasan lebih lanjut mengenai perbandingan
antara konflik rumah tangga pasangan penderita HIV/Aids
dengan mereka yang tidak terinfeksi dan tingkat perceraian pada
pasangan yang salah satu atau keduanya merupakan penderita
HIV/Aids.

Anda mungkin juga menyukai