Anda di halaman 1dari 26

 Teori 

Social Learning Theory ini


dikembangkan oleh Albert Bandura seorang
psikolog kelahiran Mundare, Kanada, 4
Desember 1925.
 Bandura menerima gelar sarjana muda di
bidang psikologi dari University of British of
Columbia pada tahun 1949 dan meraih gelar
Ph.D tahun 1952 di Universitas Iowa.
 Pada tahun 1953, ia mulai mengajar di
Universitas Stanford.
 Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive
Theory) merupakan penamaan baru
dari Teori Belajar Sosial (Social Learning
Theory)
 Penamaan baru dengan nama Teori Kognitif
Sosial ini dilakukan pada tahun 1970-an
dan 1980-an. Ide pokok dari
pemikiran Bandura (Bandura, 1962) juga
merupakan pengembangan dari
ide Miller dan Dollard tentang belajar
meniru (imitative learning).
 Teori kognitif sosial berpandangan bhw
manusia belajar dr lingkungan sosial mrk
 Mnrt teori Bandura, fungsi manusia
dipandang sbg serangkaian interaksi timbal
balik antara faktor personal, perilaku dan
lingkungan
DETERMINISME TIMBAL BALIK
Perilaku
(RESIPROK)  Bandura
menyatakan konsep
resiprokalitas triadik :
PERILAKU, FAKTOR KOGNITIF
dan PRIBADI, serta
LINGKUNGAN semua bekerja
Personal/ Lingkn secara interaktif/saling
Kognitif mempengaruhi  tindakan
manusia mrpkn hasil interaksi 3
variabel tsb
1. Observasional Learning

Manusia belajar dengan


mengamati perilaku orang
lain
Bandura juga menyatakan
bahawa penguatan bukan
merupakan esensi dari
pembelajaran.
 Fungsi observational learning adalah sebagai
berikut:
 1) Modelling dapat mengajari observer
keterampilan dan aturan-aturan berperilaku.
 2) Modelling dapat menghambat ataupun
memperlancar perilaku yang sudah dimiliki
orang.
 3)Perilaku model dapat berfungsi sebagai
stimulus dan isyarat bagi orang untuk
melaksanakan perilaku yang sudah dimilikinya.
 4) Modeling dapat merangsang timbulnya emosi.
Orang dapat berpersepsi dan berperilaku secara
berbeda dalam keadaan emosi tinggi.
 5) Symbolic modelling dapat membentuk citra
orang tentang realitas sosial karena
menggambarkan hubungan manusia dengan
aktivitas yang dilakukannya.
Pemodelan (Modelling)

Pemodelan melibatkan
proses kognitif jd tidak
hanya meniru lebih dari
sekedar menyesuaikan diri
dgn tindakan org lain karena
sudah melibatkan
perepresentasian informasi
secara simbolis &
menyimpannya utk
digunakan di masa depan
next

Pertama Kedua
1. Karakteristik model. 1. Konsekuensi
2. Cenderung menyukai perilaku yg
model yg statusnya dimodelkan
lebih tinggi. 2. Semakin besar nilai
3. Menyukai pribadi yg yang diberikan
kompeten drpd yg pengamat, makin
tidak menyukai besar nilai diserap
pribadi yg kuat drpd
lemah.
next

Proses
Proses 11 Proses
Proses 22 Proses
Proses 33 Proses
Proses 44

Perhatian Representasi Reproduksi Motivasi


Pengamatan Presentasi Menghasilkan Subjek dapat
secara selektif simbolis sebuah termotivasikan
dari banyaknya disimpan perilaku untuk
pengaruh si dalam memori melakukan
model perilaku yang
dimodelkan
 Proses ini akan menentukan
apa yang secara selektif
diamati dari begitu
banyaknya pengaruh si
model dan informasi apa
saja yang akan disarikan
dari kejadian-kejadian.
• Sifat-sifat Perilaku Model, misal : salience,
kemampuan membedakan dan kompleksitas dari
perilaku model.
• Faktor-faktor yang ada dalam diri di pengamat,
misal prekonsepsi dan ketrampilan kognitif.
• Nilai fungsional, misal : perilaku model yang
sukses/efektif atau yang dapat menghasilkan
reinforsemen/hukuman akan lebih diperhatikan
dibandingkan perilaku yang tidak efektif.
• Sifat menarik/atraktif si model. Model yang
atraktif (cantik/ganteng, murah senyum) akan
lebih menarik perhatian dibandingkan yang
kurang memiliki sifat tersebut.
 Proses
mentransformasikan/mengu
bah perilaku model yang
telah diamati menjadi
simbol-simbol dalam pikiran
si pengamat.
 Simbol-simbol ini akan
menggambarkan sifat dan
struktur yang esensial dari
perilaku si model.
 Simbol ini bisa disimpan dalam bentuk
visual/imajinal ataupun deskripsi verbal dari
perilaku si model. Repetisi/pengulangan secara
kognitif mengenai perilaku model dapat
meningkatkan retensi dari perilaku si model
dalam memori pengamat.
 Ex: JUSUF KALLA  pekerja keras, pengusaha
sukses  Lebih cepat lebih baik (kita belajar utk
tidak menunda pekerjaan)
 bisa sbg strategi branding bisnis
 Perilaku diorganisasikan melalui mekanisme
integratif sentral sebelum perilaku dijalankan.
 Pengamat akan mengembangkan satu konsepsi
mengenai bagaimana komponen-komponen
perilaku harus dikombinasikan dan diurutkan
berdasarkan waktu untuk membentuk perilaku
baru. Proses ini merupakan proses pencocokan
dengan konsepsi (conception-matching process).
 Sebelum perilaku dijalankan, pengamat akan
menyeleksi dan mengorganisasikan perilaku
dalam level kognitif.
 Perlu dibedakan belajar dengan
performans karena orang tidak akan selalu
menerjemahkan apa yang dipelajari ke
dalam perilaku.
 Jika perilaku mengandung sedikit nilai
fungsional atau malah mengandung bayak
resiko, orang mungkin tidak melakukan
performans (tindakan) meski sudah
belajar. Bila reinforsemen diberikan maka
belajar observasional yang belum
terekspresikan akan diubah menjadi
performans.
 KEGAGALAN BELAJAR MODELLING BIASANYA
DIAKIBATKAN OLEH DEFISIENSI DALAM SALAH
SATU (BISA LEBIH DARI SATU) DARI KEEMPAT
PROSES DI ATAS.
3. Enactive Learning

 Adalah belajar mll perbuatan


 Bandura berpendapat perilaku yang kompleks dapat
dipelajari ketika manusia memikirkan dan
mengevaluasi konsekuensi-konsekuensi dari
perilakunya tersebut.
 Konsekuensi memiliki tiga fungsi:
1. Efek dari tindakan
2. Memotivasi perilaku kedepan
3. Memperkuat perilaku (Skiner)
Keyakinan manusia pada
kemampuan mereka
untuk melatih sejumlah
ukuran pengendalian
terhadap fungsi diri
mereka dan kejadian-
kejadian lingkungannya.
Keyakinan bersama
manusia terhadap
kekuatan kolektif
mereka untuk
menghasilkan perilaku
yang diinginkan.
Dalam regulasi diri manusia
akan terjadi strategi reaktif
dan proaktif.
Strategi reaktif digunakan
untuk mencapai tujuan
sedangkan strategi proaktif
digunakan mencapai tujuan
yang lebih tinggi
next
 Penggunaan model sangat direkomendasikan
dlm pengajaran
 Mula2 menghadirkan pengaruh sosial spt
memberikan model, dan berangsur angsur
beralih ke pengaruh diri, yaitu ketika siswa
menginternalisasikan keterampilan & strategi
yg telah didemonstrasikan oleh model
 Perlu adanya efikasi dari pembelajar (siswa)
dan pengajar (guru)
 Prinsip kognitif sosial jg tercermin dlm
belajar dgn contoh2 terapan, tutoring,
mentoring

Anda mungkin juga menyukai