Anda di halaman 1dari 5

PROTOTIPE ALAT PENGERING TIPE TRAY DRYER UNTUK

PENGERINGAN SILIKA GEL BERBASIS AMPAS TEBU

PROTOTYPE OF TRAY DRYER UNIT FOR SILICA GEL DRYING


BASED ON BAGASSE
Selastia Yuliati1, Nur Annisa Yuliasdini1, Suci Utami Putri1, Tasya Athira Makaminan1
1
Teknologi Kimia Industri/Teknik Kimia, Politeknik Negeri Sriwijaya

Jalan Srijaya Negara Bukit Besar, Palembang 30139, +62711353414 / +62711355918


e-mail : selastiayuliati@yahoo.com

ABSTRACT

The silica gel drying process is one of the factors that determine the quality of the products produced. The dryer tray can be used to
dry material in the form of thick solids or solids such as pasta, where the material to be dried can be spread evenly on the drying
racks. In this study, the performance of the dryer is reviewed by obtaining its thermal efficiency, where thermal efficiency is the
percentage of the amount of heat used in the drying process of silica gel made from bagasse and in accordance with the standards of
JIS-0701. The design research method of the tray dryer tool is to carry out a functional design approach to know the functions of the
unit of equipment used and through a structural approach to obtain the dimensions of the tool. Furthermore, data collection was
carried out on the condition of the silica gel drying operation made from bagasse raw material and then poured in mass balance and
energy balance. Based on the results of the calculation of thermal drying efficiency to dry the silica gel that the longer the drying
process, the lower the thermal efficiency produced. The highest thermal efficiency is in the drying process for 60 minutes, which is
86.4%. The optimum condition for drying silica gel made from sugarcane pulp according to standard JIS-0701 is with a drying time
of 360 minutes, drying rate of 0.019 kg / hr m2, and water content of 0.81%. The Si-OH function group in silica gel produced
through XRD and FTIR analysis is in the amorphous form.
 
Keywords: Bagasse, Silica Gel, Tray Dryer, Thermal Efficiency

1. PENDAHULUAN lebih cepat (Muarif, 2013). Faktor yang dapat


mempengaruhi pengeringan suatu bahan pangan
Tray dryer merupakan alat pengering berbentuk plat
diantaranya; sifat fisik dan kimia dari bahan pangan
yang dilengkapi dengan rak-rak yang digunakan untuk
serta proses pemindahan dari media pemanas ke bahan
mengeringkan material padat (granular). Tujuan dari
yang dikeringkan (Buckle dkk, 1987).
pengeringan tidak lain mengurangi kandungan air yang
Kinerja alat akan bekerja secara optimal serta
terdapat silika gel. Proses pengeringan silika gel
menghasilkan produk silika gel dengan kandungan
menjadi salah satu faktor yang menentukan mutu
produk yang dihasilkan, pengeringan silika gel secara H 2 O rendah maka diperlukan temperatur pengeringan
konvensional menghasilkan persen yield produk yang dan proses perpindahan panas yang baik Menurut
lebih rendah (Mujandar dan Devastion, 2016). Dalam penelitian Rompas, G.P., 2013, abu ampas tebu
proses pengeringan, terdapat beberapa parameter yang mengandung kadar silika tinggi sekitar 68,5%.
sangat berpengaruh terhadap kualitas silika gel, Kandungan silika tersebut cukup tinggi sehingga dapat
diantaranya waktu dan laju kecepatan serta proses dimanfaatkan untuk membuat material berbasis silika
perpindahan panas yang berpengaruh. Proses (Purnawan dkk, 2018) yaitu berupa silika gel. Silika
perpindahan panas yang berlangsung secara adiabatic gel berbasis ampas tebu dibuat dengan menggunakan
akan mengasilkan silika gel yang memiliki standar metode pengeringan yang berlangsung secara
JIS-0701. adiabatic dimana, produk yang dihasilkan masih
Prototype alat dilengkapi dengan filter udara dan mengandung air sebesar 2% oleh karena itu dilakukan
thermocontrol (thermocouple) sebagai alat pengontrol proses pengeringan dengan alat pengering tipe tray
panas, sehingga diharapkan perpindahan panas dryer. Prototipe alat pengeringan ini tidak lain
berlangsung secara adiabatic. Udara panas yang bertujuan untuk mengatasi putusnya rantai gugus Si-
dibutuhkan untuk proses pengeringan mempunyai OH pada saat proses pengeringan berlangsung
fungsi sebagai pemberi panas pada bahan, sehingga sehingga kemampuan silika gel dalam menyerap
menyebabkan terjadinya penguapan air. Fungsi lain kelembaban akan berkurang. Karena, silika gel yang
dari udara panas adalah untuk mengangkut uap air dihasilkan dapat digunakan sebagai absorben yang
yang dikeluarkan oleh bahan yang dikeringkan. harus memiliki gugus silanol (Si-OH) dan gugus
Kecepatan pengeringan akan naik apabila kecepatan siloksan (Si-O-Si), memiliki pori-pori yang luas dan
udara ditingkatkan. Kadar air akhir apabila mulai permukaan yang khas (Hastuti dkk, 2015).
mencapai kesetimbangannya, maka akan membuat
waktu pengeringan juga ikut naik atau dengan kata lain
kemudian pengambilan data berupa massa bahan
2. METODE PENELITIAN sebelum dan sesudah pengeringan, waktu pengeringan,
Metoda yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
rancang bangun (prototipe) alat pengering tipe tray laju alir udara pengeringan masuk dan keluar, suhu
dryer, pengujian dan pengambilan data. Alat tray dryer udara pengeringan, suhu bahan setelah dikeringkan,
memiliki beberapa komponen yaitu thermocouple, temperatur bola basah dan bola kering, dengan
higrometer digital, elemen pemanas (koil), filter udara perhitungan efisiensi termal berdasarkan metode
regulator, kompresor piston dan flowmeter. Tray dryer perpindahan panas (Kothandaraman, 2006).
mempunyai bentuk persegi dan didalamnya berisi rak-
rak. Bahan-bahan diletakkan diatas rak (tray) yang 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
terbuat dari logam yang berlubang. Kegunaan lubang- Hasil pengujian yang didapatkan pada saat penentuan
lubang tersebut untuk mengalirkan udara panas. Sistem kinerja alat dengan variabel yang ditetapkan saat
pemanasan pada pengering ini dilakukan secara tidak pengujian berupa waktu, temperatur dan kandungan
langsung, yaitu memanfaatkan udara lingkungan yang air, sehingga didapatkan hasil pengujian untuk setiap
dihisap dari kompresor, kemudian udara tersebut akan variabel dari 60 menit sampai 360 menit dan
dilewatkan pada ruang yang terdapat koil pemanas temperatur 800C diperoleh penurunan kandungan air
kemduian udara panas akan dihembuskan pada tray rata-rata mencapai 80%, maka berdasarkan hasil
dryer. Sistem pemanasan secara tidak langsung dapat pengeringan alat pengering tersebut alat memenuhi
mencegah terjadinya kontak langsung yang akan standar untuk digunakan mengeringkan material silika
mengakibatkan rusaknya hydrogel. Pemanas yang gel. Parameter yang mempengaruhi waktu pengeringan
digunakan merupakan pemanas koil jenis finned yang adalah kadar air awal dan kadar bahan kering. Kadar
memiliki panas maksimum sebesar 400 oC. air silika gel dalam kondisi kering bedasarkan standar
Pengujian alat bertujuan untuk menentukan kinerja mutu JIS-0701 sebesar  2,5%.
alat terhadap kualitas produk yang dihasilkan, variabel Pengeringan yang terlalu cepat dapat merusak
yang digunakan dalam pengujian diantaranya waktu bahan, yakni permukaan bahan terlalu cepat kering,
dan kandungan air. sehingga tidak sebanding dengan kecepatan pergerakan
air bahan ke permukaan. Hal ini menyebabkan
pengerasan permukaan bahan (case hardening).
Selanjutnya air dalam bahan tidak dapat lagi menguap
karena terhalang (Taib, 2013).

3.1 Pengaruh Waktu Pengeringan terhadap


Penurunan Kadar Air Silika Gel

100
80
Kadar Air (%)

60
40

Gambar 1. Desain Alat Tray Dryer 20


0
Keterangan: 0 60 120 180 240 300 360
1. Filter Udara Regulator Waktu Pengeringan (menit)
2. Flowmeter
3. Saklar on/off
Gambar 2. Grafik Pengaruh Waktu Pengeringan
4. Humidty Display
terhadap Penurunan Kadar Air Silika Gel
5. Thermocontrol
6. Heater
Gambar 2, menunjukkan bahwa hasil penurunan
7. Rak
kadar air yang terdapat dalam hydrogel tersebut telah
8. Cerobong
mengalami pengurangan yang signifikan hal tersebut
disebabkan karena mula-mula penguapan air terjadi
Percobaan meliputi material dimasukkan kedalam
pada permukaan, selanjutnya kadar air silika gel
tray sebanyak 125,42 gr, sebelum material ditimbang
mengalami penurunan secara perlahan hal tersebut
dilakukan pengujian alat dengan variasi waktu 60
disebabkan karena air yang ada didalam ruang
sampai 360 menit.
pengering sudah mulai terjadi pengaliran keluar
Analisa produk dilakukan dengan berdasarkan
permukaan (Saiful dkk, 2018).
Standar JIS-0701 menggunakan alat FTIR dan XRD
Penurunan kadar air pada waktu pengeringan 0-
360 menit terjadi penurunan kansungan air sebesar
47%. Pada waktu pengeringan 360 menit menghasilkan
kadar air sebesar 0,814% dari kadar air awal sebesar
95,6% dan hasil tersebut memenuhi standar JIS-0701 3.3 Pengaruh Laju Perpindahan Panas Konveksi
yaitu  2,5%. Semakin lama proses pengeringan dan Konduksi terhadap Waktu Pengeringan
terjadi, maka akan semakin besar pula penurunan kadar Perpindahan panas konveksi terjadi karena fluida
air yang terjadi saat pengeringan yang dilakukan pada (udara panas) mengalami kontak secara langsung
tray dryer. dengan bahan yang dikeringkan (hydrogel). Pada awal
waktu pengeringan, nilai laju perpindahan panas
3.2 Pengaruh Waktu Pengeringan terhadap Laju konveksi lebih besar dibandingkan dengan nilai laju
Pengeringan perpindahan panas pada waktu pengeringan 60 menit.
Laju pengeringan bergantung pada perbedaan antara Hal ini dapat terjadi karena pada awal proses
kadar air bahan dengan kadar air keseimbangan.Pada pengeringan terjadi kontak langsung antara hydrogel
penelitian ini laju pengeringan terus meningkat hingga, dengan media udara panas pengering. Air yang
kadar air berkurang. Berbanding terbalik dengan terdapat pada permukaan hydrogel akan teruapkan
konsep laju pengeringan yang ada dimana seharusnya, lebih banyak dan terjadi penurunan dari kandungan air
laju pengeringan akan menurun seiring dengan pada hydrogel.

L a ju Pe rp in d a h n Pn a s K o n v e k si (k J)
penurunan kadar air yang terjadi selama proses
pengeringan (Mc Cabe dkk, 1985).
Laju Pengeringan (Kg/jam.m2)

0.03 0.09

0.02 0.08

0.02 0.08

0.01 0.07
0.01 0 60 120 180 240 300 360
Waktu Pengeringan (menit)
0
0 60 120 180 240 300 360
Waktu (menit)
Gambar 4. Grafik Penentuan Laju Perpindahan Panas
Gambar 3. Pengaruh Waktu Pengeringan terhadap Laju Konveksi terhadap Waktu Pengeringan
Pengeringan
Laju perpindahan panas konveksi mengalami
Pada Gambar 3, menunjukkan grafik hubungan kenaikan pada waktu pengeringan 120 menit, hal ini
antara waktu pengeringan dengan laju pengeringan. dikarenakan temperatur pada hydrogel yang berubah
Laju pengeringan pada waktu 60 hingga 360 menit sehingga transfer pada panas juga berubah. Sedangkan
terus mengalami kenaikan yaitu 0,01446 kg/jam m2 pada waktu pengeringan ke 180 menit dan 240 menit
hingga 0,01941 kg/jam m2. Pada menit ke 300 laju perpindahan panas konveksi cenderung konstan.
mengalami kenaikan laju pengeringan hal ini Pada waktu ini laju perpindahan panas mulai
disebabkan karena pada menit ke 240 nampan yang cenderung untuk mencapai nilai optimal. Meskipun
berisikan bahan baku dikeluarkan untuk ditimbang pada waktu pengeringan ke 300 menit nilai laju
beratnya sehingga temperatur bahan menurun dan perpindahan panas mengalami sedikit penurunan. Hal
menyebabkan laju pengeringan naik untuk mencapai ini terjadi, dikarenakan pada akhir proses pengeringan
kesetimbangan. Laju pengeringan akan naik apabila laju perpindahan panas cenderung konstan sehingga
kecepatan udara ditingkatkan. Kadar air akhir apabila transfer panas ke dalam bahan semakin berkurang.
mulai mencapai kesetimbangannya, maka akan Pada waktu pengeringan ke 360 menit nilai laju
perpindahan panas mengalami kenaikan lagi,
L a j u P e rp i n d a h a n P n a s K o n d u k s i (k J )

membuat waktu pengeringan juga ikut naik atau


dengan kata lain lebih cepat (Desrosier, 2008). peningkatan laju perpindahan panas konveksi dapat
Pada menit ke 300 dan 360 laju pengeringan terjadi karena adanya peningkatan nilai dari koefisien
konstan, dalam hal ini menunjukkan bahwa pada pindah panas konveksi.
kondisi waktu pengeringan 300 dan 360 menit tidak 0.4

dipengaruhi oleh kandungan, sehingga apabila laju 0.3

pengeringan dilanjutkan maka akan memungkinkan 0.2

terjadinya laju pengeringan periode menurun, dengan 0.1


berkurangnya kandungan kebasahan, periode laju 0
0 60 120 180 240 300 360
konstan akan berakhir pada suatu kandungan Waktu Pengeringan (menit)
kebasahan tertentu dan dalam pengeringan selanjutnya
akan berkurang dan akan mencapai kesetimbangan
(Geankoplis, 1978).
Gambar 5. Grafik Penentuan Laju Perpindahan udara yang dipanaskan oleh heater. Hal ini sesuai
Konduksi terhadap Waktu Pengeringan dengan pernyataan Joko dkk, (2009) menunjukkan
Berkurang atau bertambahnya nilai dari laju bahwa udara panas yang besar itulah yang
perpindahan panas dipengaruhi oleh perubahan angka mempengaruhi besarnya efisiensi termal, karena
Reynolds, dengan berubahnya angka Reynolds dengan adanya energi dari udara panas yang
pergerakan aliran akan semakin tidak beraturan atau mencukupi dapat menguapkan air yang ada pada
semakin cepat (Julian, 2012). bahan.
Panas konduksi pada proses pengeringan ini terjadi Efisiensi termal yang paling rendah berada pada
ketika panas dari dinding pelat merambat masuk ke waktu pengeringan 360 menit sebesar 61,9886%,
dalam silika gel yang dikeringkan. Perpindahan panas karena apabila semakin lama proses pengeringan untuk
berlangsung dipermukaan bahan secara perlahan mengeringkan bahan baku tersebut, maka energi panas
sampai terjadi pemerataan panas. Pada awal yang terpakai akan semakin tinggi dan menyebabkan
pengeringan nilai laju perpindahan panas konduksi efisiensi tidak begitu besar (Joko dkk, 2009). Hal ini
lebih besar dari waktu pengeringan 60 menit dan 120 disebabkan oleh penggunaan energi panas yang
menit. Besarnya laju perpindahan konduksi pada waktu disuplai untuk pengurangan kadar air pada hydrogel
pengeringan 0 menit dikarenakan pada awal ini, ialah disuplai dari energi panas heater (pemanas)
pengeringan setiap lapisan permukaan hydrogel terjadi yang terangkai dibagian dalam ruang pengering, yang
peningkatan laju pindah panas yang tinggi, karena pada memiliki daya sebesar 300 watt.
tahap ini terjadi kontak langsung antara hydrogel Berdasarkan waktu pengeringan didapatkan
dengan media udara panas dari sekitaran dinding pelat efisiensi termal optimal pada proses pengeringan bahan
pengering. ini diperkirakan pada waktu 180 menit dengan suhu
Penurunan terjadi pada waktu pengeringan ke 60 800C yaitu sebesar 84,9939%. Adapun faktor yang
dan 120 menit. Penurunan laju perpindahan panas ini mempengaruhi kecepatan pengeringan antara lain
terjadi karena panas yang kontak dengan bahan yang temperatur dan lama waktu pengeringan, kadar air
dikeringkan sudah mulai mengalir ke lapisan-lapisan bahan atau produk yang dikeringkan, banyaknya bahan
permukaan pada hydrogel. Pada waktu pengeringan yang dimasukkan dalam alat pengering, suhu udara
180, 240, 300, dan 360 menit laju perpindahan panas pengering pada awal dan akhir proses (Mujamdar,
konduksi cenderung mengalami kenaikan dan konstan. 2011).
Kecepatan dari udara dan viskositas mempengaruhi
dari gerakan partikel udara, sehingga kontak antara 4. SIMPULAN
udara dengan hydrogel akan merata. Nilai dari Berdasarkan analisis data hasil pengujian yang telah
konduktivitas termal dan specific heat telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
mempengaruhi jumlah panas yang diserap oleh udara, 1. Proses pengeringan silika gel menggunakan tray
sehingga laju perpindahan panas cenderung konstan. dryer dengan menggunakan udara panas sebagai
media pengeringan, didapatkan silika gel berbahan
3.4 Pengaruh Waktu Pengeringan terhadap baku ampas tebu dengan hasil analisa FTIR dan
Efisiensi Termal XRD berupa silika gel yang berbentuk amorf dan
Efisiensi termal menunjukkan hasil kinerja alat yang memiliki gugus fungsi berupa Si dan OH, sesuai
dihitung berdasarkan besarnya laju perpindahan panas standar JIS-0701.
konveksi dan konduksi. Efisiensi termal berpengaruh 2. Kondisi optimum tercapai pada waktu pengeringan
terhadap waktu pengeringan yang digunakan. 360 menit, laju pengeringan 0,01941 kg/jam m 2,
kadar air 0,814%, laju perpindahan panas konduksi
100 0,327 kJ, laju perpindahan panas konveksi 0,082
kJ, dan efisiensi termal 61,9886%.
Efisiensi Termal (%)

80
60
40 DAFTAR PUSTAKA
20 Buckle, K. A., Edwards, R. A., Fleet, G. H., dan
Wotton, M. 1987. Ilmu Pangan. Penerjemah
0 Hari Purnomo dan Adiono. Universitas
600 120 180 240 300 360 Indonesia Press. Jakarta.
Waktu Pengeringan (menit) Desrosier, N., W. 2008. The Technology of Food
Gambar 6. Pengaruh Waktu Pengeringan terhadap Preservation, Third Edition (Teknologi
Efisiensi Termal Pengawetan Pangan, Edisi Ketiga).
Penerjemah: Muchji Mulijohardjo. Jakarta:
Pada Gambar 6, efisiensi termal yang paling tinggi Penerbit Universitas Indonesia.
berada pada waktu pengeringan selama 60 menit, yaitu Geankoplis, C.J. 1978. Transport Process and Unit
sebesar 86,4404%. Hal ini disebabkan karena udara Operations, 3rd edition. USA: PTR Prentice-
panas yang besar berasal dari konversi listrik terhadap Hall Inc.
Hastuti, S., Nuryono, dan Agus, K. 2015. L-Ariginin
Modified Silica for Adsorption of Gold (III).
Indonesian Journal Chemistry 15(2), 108-115.
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Joko, W.K., Juliaty, L dan Sri, R. 2009. Pengaruh Suhu
dan Lama Penyangraian Terhadap Sifat
Fisik-Mekanis Biji Kopi Robusta. Makalah.
Disajikan pada Seminar Nasional Peran
Kothandaraman, C. P. 2006. Fundamentals Heat and
Mass Transfer. 3rd edition. New Age
International (P) Ltd. India.
Mc Cabe, W.I., dan Smith, J.C. 1985. Unit Operation
of Chemical Engineering. 4th edition. Mc
Graw Hill Book Company. Singapore.
Muarif. 2013. Rancang Bangun Alat Pengering.
Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang.
Mujumdar. 2011. Proses Pengeringan (Full Sun
Drying). Universitas Diponogoro. Semarang.
Munandar dan Devastion. 2016. Pengeringan
Silika Gel Menggunakan Oven. Universitas
Islam Indonesia. Yogyakarta.
Purnawan, C., Tri, M., dan Ima, P. 2018. Sintesis dan
Karakterisasi Silika Abu Ampas Tebu
Termodifikasi Ariginin sebagai Adsorben Ion
Logam Cu (II). Surakarta: FMIPA Universitas
Negeri Sebelas Maret.
Rompas, G.P., Pangouw, J.D., Pandeleke, R., dan
Mangare, J.B., 2013. Pengaruh Pemanfaatan
Abu Ampas Tebu sebagai Subsitusi Parsial
Semen dalam Campuran Beton Ditinjau
Terhadap Kuat Tarik Lentur dan Modulus
Elastisitas. Jurnal Sipil Statik 1(2), 82-89.
Manado: FT Universitas Sam Ratulangi.
Saiful, A, Jamaluddin, dan Rais, M. 2018. Laju Pindah
Panas dan Massa pada Proses Pengeringan
Gabah Menggunakan Alat Pengering Tipe
Bak (Batch Dryer). Jurnal Pendidikan
Teknologi Pertanian. Universitas Negeri
Makassar.
Taib, G. 2013, Operasi Pengeringan pada Pengolahan
Hasil Pertanian, PT. Mediyatama Sarana
Perkasa, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai