Sap Dermatitis
Sap Dermatitis
DERMATITIS
DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Dasuki,M.Kep
DISUSUNOLEH:
Annisa khairani
Pipit wulan sari
Innes etikawanti
Saidati natasa
IBU JAMBI
TAHUN AKADEMIK
2020/2021
BAB I
PENDAHULUA
Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berubah eflo-
resensi polimorfik (eritema, edema,papul, vesikel, skuama, dan keluhan gatal). Dermatitis
dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang
kering.Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada
kulit.Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak
menular.Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat
mengganggu. Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki
indikasi dan gejala Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu
seperti racun yang terdapat pada berbeda.
Dimanapun lokasi timbulnya eksim, gejala utama yang dirasakan pasien adalah
gatal. Terkadang rasa gatal sudah muncul sebelum ada tanda kemerahan pada kulit. Gejala
kemerahan biasanya akan muncul pada wajah, lutut, tangan dan kaki, namun tidak
menutup kemungkinan kemerahan muncul di daerah lain. Daerah yang terkena akan terasa
sangat kering, menebal atau keropeng. Pada orang kulit putih, daerah ini pada mulanya
akan berwarna merah muda lalu berubah menjadi cokelat. Sementara itu pada orang
dengan kulit lebih gelap, eksim akan mempengaruhi pigmen kulit sehingga daerah eksim
akan tampak lebih terang atau lebih gelap. Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan
penyuluhan masyarakat khususnya Di Balai Desa Pakuan Baru, Thehok guna untuk
memberikan suatu informasi tentang suatu penyakit Dermatitis agar masyaralkat paham dan
mengerti tentang penyakit dermatitis tersebut.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. TujuanKhusus
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta diharapkan mampu untuk :
a. Mengetahui pengertian Dermatitis
b. Mengetahui Penyebab atau faktor resiko Dermatitis
c. Mengetahui Tanda dan gejala Dermatitis
d. Menggetahui pengobatan atau pentalaksanaan Dermatitis
e. Mengetahui perawatan dirumah Dermatitis
3. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
1. Topik
“Dermatitis”
3. Sasaran danTarget
4. Metode
a. ceramah
b. diskusi
c. tanyajawab
1. LCD
2. Leaflet
6. Waktu danTempat
Hari/tanggal :Senin, 18 Oktober 2021
Materi :(terlampir)
D. Pengorganisasian
6. Warga : Rina
Julia
Endah
Linda
E. Uraian Tugas
1. TugasModerator
a. Memperkenalkan diri, anggota kelompok, danpembimbing.
b. Mengkoordinasikan semua kegiatan.
c. Membuka dan menutup kegiatan.
d. Menjelaskan topik, kontrak waktu dan tujuankegiatan.
e. Mengarahkan jalannya kegiatan.
f. Memberikan kesempatan audience untuk bertanya dan mengemukakan
pendapat.
g. Menyimpulkankegiatan.
2. TugasPresenter
a. Menyusun rencana kegiatan SAP.
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapaitujuan.
c. Menjelaskan dan mendemonstrasikan kegiatan yang dilakukan kepada
audience.
d. Memotivasi anggota mengemukakan pendapat dan memberikan umpan
balik.
3. TugasFasilitator
a. Memotivasi audience agar berperan aktif selamakegiatan.
b. Memfasilitasi dalamkegiatan.
c. Membuat dan menjalankan absensikegiatan.
4. TugasObserver
a. Mengamati jalan nya kegiatan.
b. Mencatat perilaku verbal dan nonverbalselama kegiatanberlangsung.
c. Membuat laporan hasil kegiatan yang telahdilakukan.
F. PengaturanTempat
Media
O P M
Ket :
Media : Media : Observer
Media
O
: Audiens
A
M :Moderator
F : Fasilitator
P
: Presenter
D : Dokumenter
KegiatanPenyuluhan
Mendengarkan
Menjelaskan topicpenyuluhan.
Menyetujui
Membuat kontrak waktu dan kontrakwaktu
bahasa.
Mendengarkan
Menjelaskan tujuankegiatan. dan
memperhatikan
Pelaksanaan Menggali pengetahuan audiens Mengemukakan
tentang Pengertian Dermatitis pendapat
(25 menit)
Memberi reinforcemen positif Mendengarkan
pada audiens atas pendapat dan
audiens memperhatikan
G. Evaluasi
1. EvaluasiStruktur
.
a. Struktur pengorganisasian sesuai dengan yang direncanakan
2. EvaluasiProses
3. EvaluasiHasil
DERMATITIS
1. Definisi
Dermatitis adalah peradangan pada kulit (inflamasi pada kulit) yang disertai
dengan pengelupasan kulit ari. Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis
sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan
kelainan klinis berubah eflo-resensi polimorfik (eritema, edema,papul, vesikel, skuama,
dan keluhan gatal).
Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis,
terutama kulit yang kering.Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan,
memerah, dan gatal pada kulit.Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti
tidak membahayakan hidup dan tidak menular.Walaupun demikian, penyakit ini jelas
menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. Dermatitis muncul dalam
beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala Dermatitis yang muncul
dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada berbeda.
.
2. Penyebab Dan Faktor Resiko
Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak di ketahui. Sebagian besar merupakan respon
kulit terhadap agen-agen, misaknya zat kimia, protein, bakteri dan fungus. Respon
tersebut dapat berhubungan dengan alergi. Alergi adalah perubahan kemampuan tubuh
yang di dapat dan spesifik untuk bereaksi. Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar
(eksogen), misalnya bahan kimia (contoh: detergen,asam, basa, oli, semen), fisik (sinar
dan suhu), mikroorganisme (contohnya: bakteri, jamur) dapat pula dari dalam (endogen),
misalnya dermatitis atopik. Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik,
stres, dan iritasi dapat menjadi penyebab eksim. Masing-masing jenis eksim, biasanya
memiliki penyebab berbeda pula. Sering kali, kulit yang pecah-pecah dan meradang yang
disebabkan eksim menjadi infeksi. Jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita
mungkin mengalami selulit infeksi bakteri yang terjadi di bawah jaringan kulit. Selulit
muncul karena peradangan pada kulit yang terlihat bentol-bentol, memerah, berisi cairan
dan terasa panas saat disentuh dan selulit muncul pada seseorang yang sistem kekebalan
tubuhnya tidak bagus.
4. Penatalaksanaan
Secara Medis
1. Kortikosteroid ( Obat yang mengandung Hormon steroid )
Kortikosteroid mempunyai peranan penting dalam sistem imun. Pemberian
topikal akan menghambat reaksi aferen dan eferen dari dermatitis kontak alergik.
Steroid menghambat aktivasi dan proliferasi spesifik antigen. Ini mungkin disebabkan
karena efek langsung pada sel penyaji antigen dan sel T. Pemberian steroid topikal
pada kulit menyebabkan hilangnya molekul CD1 dan HLA-DR sel Langerhans,
sehingga sel Langerhans kehilangan fungsi penyaji antigennya. Juga menghalangi
pelepasan IL-2 oleh sel T, dengan demikian profilerasi sel T dihambat. Efek
imunomodulator ini meniadakan respon imun yang terjadi dalam proses dermatitis
kontak dengan demikian efek terapetik. Jenis yang dapat diberikan adalah
hidrokortison 2,5 %, halcinonid dan triamsinolon asetonid. Cara pemakaian topikal
dengan menggosok secara lembut. Untuk meningkatan penetrasi obat dan
mempercepat penyembuhan, dapat dilakukan secara tertutup dengan film plastik
selama 6-10 jam setiap hari. Perlu diperhatikan timbulnya efek samping berupa
potensiasi, atrofi kulit dan erupsi akneiformis.
2. Siklosporin A
Pemberian siklosporin A topikal menghambat elisitasi dari hipersensitivitas
kontak pada marmut percobaan, tapi pada manusia hanya memberikan efek minimal,
mungkin disebabkan oleh kurangnya absorbsi atau inaktivasi dari obat di epidermis
atau dermis.
3. Antibiotika dan antimikotika
Superinfeksi dapat ditimbulkan oleh S. aureus, S. beta dan alfa hemolitikus, E.
koli, Proteus dan Kandida spp. Pada keadaan superinfeksi tersebut dapat diberikan
antibiotika (misalnya gentamisin) dan antimikotika (misalnya clotrimazole) dalam
bentuk topikal.
4. Imunosupresif topikal
Obat-obatan baru yang bersifat imunosupresif adalah FK 506 (Tacrolimus)
dan SDZ ASM 981. Tacrolimus bekerja dengan menghambat proliferasi sel T melalui
penurunan sekresi sitokin seperti IL-2 dan IL-4 tanpa merubah responnya terhadap
sitokin eksogen lain. Hal ini akan mengurangi peradangan kulit dengan tidak
menimbulkan atrofi kulit dan efek samping sistemik. SDZ ASM 981 merupakan
derivat askomisin makrolatum yang berefek anti inflamasi yang tinggi. Pada
konsentrasi 0,1% potensinya sebanding dengan kortikosteroid klobetasol-17-
propionat 0,05% dan pada konsentrasi 1% sebanding dengan betametason 17-valerat
0,1%, namun tidak menimbulkan atrofi kulit. Konsentrasi yang diajurkan adalah 1%.
Efek anti peradangan tidak mengganggu respon imun sistemik dan penggunaan secara
topikal sama efektifnya dengan pemakaian secara oral.
5. Perawatan Dirumah
Muttaqin, Arif & Sari, Kumala. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Integumen. Jakarta: Salemba Medika.
http://repositori.usu.ac.id
NANDA, 2015 Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen klinis untuk
Hasil yang Diharapkan. Edisi 8. Jakarta: SalembaMedika.
NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10
editor T Hearther Herdman, Shiegemi Kaitsuru. Jakarta:EGC.
Smeltzer, S. C. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth. Edisi 12. Jakarta:
Kedokteran EGC.
Helmi, Zairin N. (2012). Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba medika.
Muttaqin, Arif. (2013). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta: Buku kedokteran EGC.
Wahid. (2013). Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: CV
Sangung Seto.