Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

AYAT HADIST EKONOMI

Ayat hadist tentang harta/kekayaan

Dosen pengampuh: Ahmad Mukhlisuddin S.E.I, M.E.I

Di susun oleh :

1. Andhika Febrianto Yoga Saputra

2. Shinta Nuril B.

3. wigati

INSTITUT PESANTREN K.H ABDUL CHALIM

FAKULTAS SYARIAH

PERBANKAN SYARIAH

2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmad dan

hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Ayat Hadist

tentang Harta (kekayaan)”

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah ayat

hadist ekonomi Bapak Ahmad Mukhlisuddin S.E.I, M.E.I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan

untuk menambah wawasan bagi pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terimah kasih kepada Bapak Ahmad Mukhlisuddin S.E.I, M.E

selaku dosen ayat hadist ekonomi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah

wawasan kami. Kami juga menyadari sepenuhnya didalam makalah ini terdapat kekurangan dan

jauh dari kata kesempurnaan . Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan

demi perbaikan makalah yang kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak adanya

sesuatu yang sempurna tanpa saran yang menbangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh siapaun yang membacanya.

Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenaan .

Mojokerto, 15 Desember 2020


DAFTAR ISI

KATA

PENGANTAR……………………………………………………………………………...............

........................3

DAFTAR

ISI………………………………………………………………………………………...................

...................... 4

BAB

I……………………………………………………………………………………………..............

.................................5

PENDAHULUAN……………………………………………………………………………….....

.................................... 5

A. LATAR

BELAKANG……………………………………………………………………..................

................. 5

B. RUMUSAN

MASALAH…………………………………………………………………........................

......... 6

C. TUJUAN…………………………………………………………………………………....

.................................... 6

BAB

II…………………………………………………………………………………………….............

..................................7
PEMBAHSAN………………………………………………………………………………….......

.................................... 7

A. PENGERTIAN

HARTA…………………………………………………………………..............................

.....7

B. AYAT DAN HADIST TENTANG

HARTA…………………………………………….........................10

C. HARTA SEBAGAI FITNAH UJIAN

KEIMANAN…………………………………….................... 14

D. HARTA SEBAGAI BEKAL

IBADAH…………………………………………………............................ 14

E. CARA MEMPEROLEH HARTA (KEKAYAAN)

……………………………………....................... 14

BAB

III…………………………………………………………………………………………................

.............................15

PENUTUP………………………………………………………………………………………......

....................................15

A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………......

...............................16

B. SARAN…………………………………………………………………………………......

................................. 16
DAFTAR

PUSTAKA…………………………………………………………………………….....................

................16

BAB I

PENDAHULUAN

1) Latar belakang

Hampir setiap manusia memerlukan harta karena ia penopang bagi kehidupan manusia di

dunia. Selain itu ia juga jadi penolong sekaligus beban bagi para pemiliknya di akhirat kelak.

Tidak ada seorangpun yang tidak membutuhkan harta. Bahkan seseorang rela pergi pagi pulang

petang hanya untuk mendapatkan harta. Tidak jarang terjadi pertengkaran dan nyawa melayang

hanya karena memperebutkan harta. Harta adalah cobaan (fitnah) bagi manusia. Karena harta

seseorang bisa masuk surga dan dengan harta pula seseorang dapat terjerumus ke dalam neraka.

Makalah ini beusaha untuk membahas pandangan alquran dan hadist tentang harta.

Ternyata eksistensi harta dalam perspektif alquran tidak sekedar alat pemuas kebutuhan hidup

manusia, lebih dari itu ia adalah wasilah dari Alllah SWT ciptakan untuk manusia agar menjadi

nikmat ataupun laknat bagi manusia. Harta dalam alquran memiliki beberapa fungsi; yang

pertama ia akan menjadi fitnah (cobaan) apakah mnusia itu bersyukur atau kufur. Kedua, harla

juga menjadi mata' al-hayat ad-dunya (Perhiasan dunia) dan ketiga sebagai wasilat al-jihad

(Sarana be1jihad) bagi mereka yang memilikinya


2) Rumusan masalah

A. Apa itu harta?

B. Ayat hadist tentang harta?

C. Bagaimana harta sebagai fitnah ujian keimanan?

D. Bagaimana harta sebagai bekal ibadah?

3) Tujuan penulisan

A. Dapat memahami apa itu harta?

B. Dapat memahami ayat hadist tentang harta?

C. Dapat memhami harta sebagai fitnah ujian keimanan

D. Dapat memahami harta sebagai bekal ibadah

E. Dapat memahami cara memperoleh harta kekayaan


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HARTA

Harta dalam literatur Islam (Al-Qur’an dan al-Hadits) dikenal dengan sebutan al-mal,

kata jamaknya al-amwal. Dalam al-Qur’an tersebut 24 kali kata mal atau al-mal, satu kali kata

maliyah dan 61 kata amwal dalam puluhan surat dan puluhan ayat. Secara harfiah, kata al-mal

berasal dari kata mala-yamilu-maylan-wa-mayalanan-wa-maylulatan-wa-mamilan, artinya

miring, condong, cenderung, suka, senang dan simpati. Harta dinamakan al-mal mengingat

semua orang, siapa, kapan dan dimanapun pada dasarnya adalah condong, senang, mau dan cinta

pada harta khususnya uang. 

Oleh karena itu kecintaan manusia terhadap harta ini harus mendapatkan bimbingan

wahyu yang mengarahkannya bahwa harta bukanlah tujuan hidup ini akan tetapi hanya sebagai

wasilah belaka yang nanti di hari kiamat harus dipertanggung jawabkan.

Harta dalam Islam dianggap sebagai bagian dari aktivitas dan tiang kehidupan yang

dijadikan Allah sebagai sarana untuk membantu proses tukar-menukar (jual beli), dan juga

digunakan sebagai ukuran terhadap nilai. Allah memerintahkan untuk saling menukarkannya dan

melarang menimbunnya. Oleh karena itu syariat Islam dengan kaidah dan konsepnya akan

mengontrol cara untuk mendapatkan harta, menyalurkannya, proses pertukaran dengan barang

lain serta pengaturan hak-hak orang lain dalam harta itu.

Menurut istilah syar’i  harta diartikan sebagai segala sesuatu yang dimanfaatkan pada

sesuatu yang legal menurut hukum syara’ (hukum Islam) seperti jual-beli, pinjaman, konsumsi

dan hibah atau pemberian. Maka seluruh apapun yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan
dunia merupakan harta. Uang, tanah, kendaraan, rumah, perhiasan, perabotan rumah tangga,

hasil perkebunan, hasil perikanan-kelautan dan pakaian termasuk dalam kategori al-amwal atau

harta kekayaan. Hukum Islam memandang harta mempunyai nilai yang sangat strategis, karena

harta merupakan alat dan sarana untuk memperoleh berbagai manfaat dan mencapai

kesejahteraan hidup manusia sepanjang waktu. Hubungan manusia dengan harta sangatlah erat.

Demikian eratnya hubungan tersebut sehingga naluri manusia untuk memilikinya menjadi satu

dengan naluri mempertahankan hidup manusia itu sendiri. Justru harta termasuk salah satu hal

penting dalam kehidupan manusia, karena harta termasuk unsur lima asas yang wajib dilindungi

bagi setiap manusia (al-dharuriyyat al-khomsah) yaitu jiwa, akal, agama, harta dan keturunan.1

B. AYAT DAN HADITS TENTANG HARTA

1. Ayat tentang harta

Dan firman Allah dalam surat al-Adiyat ayat 8,

‫د‬Hٌ ‫ لِ ُحبِّ ْال َخي ِْر لَ َش ِدي‬Hُ‫َوإِنَّه‬

“Dan sungguh manusia mencintai al-khair (al-mal, yaitu harta) dengan cinta yang sangat

besar.”2

Penjelasan: Harta adalah kebaikan dan nikmat dari Allah. Allah jadikan untuk kalian

menegakkan, maksudnya adalah menjadi sebab tegaknya mashlahat bagi kalian. Dia adalah

harta Allah yang Allah berikan kepada kalian untuk kepentingan kalian dan menguji kalian.

1
https://maalikghaisan.blogspot.com/2017/05/ayat-dan-hadist-tentang-harta-dan-hak.html
2
Al-Qur’an,QS. AL-Adiyat: 8
Dalil bahwa harta adalah ujian, firman Allah dalam surat at-Taghabun ayat 15,

Hٌ‫إِن َّ َما أَ ْم َوالُ ُك ْم َوأَوْ اَل ُد ُك ْم فِ ْتنَة‬

“Sesungguhnya harta dan anakmu adalah ujian.” 3

Penjelasan: Sesungguhnya Allah memberikanmu harta agar Anda dapat memanfaatkannya dan

memberikan manfaat untuk orang lain sebagai nikmat dari Allah. Dan harta adalah ujian agar

nampak tindakanmu dalam harta ini apakah kamu menggunakannya untuk suatu hal yang baik

atau buruk.

Dan dialah harta Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,

‫ َّما ِل هَّللا ِ ال َّ ِذي آتَا ُك ْم‬H‫َوآتُوهُم ِّمن‬

“Dan berikan kepada mereka sebagian dari harta Allah yang telah Allah berikan kepada

kalian.”4

Penjelasan: Pada dasarnya harta adalah titipan rezeki dari Allah SWT dan juga sebagian dari

harta kita adalah harta mereka juga, mereka membutuhkan dari segi harta dan ekonomi dll.

Dan Allah Ta’ala berfirman,

Hَ ِ‫َوأَنفِقُوا ِم َّم ا َج َعلَ ُكم ُّم ْست َْخلَف‬


‫ين فِي ِه‬

“Dan infakkanlah dari harta yang Allah jadikan kalian sebagai pengurusnya.” 5

3
Al-Qur’an, QS. Al-Taghabun:15
4
Al-Qur’an, QS Al-Nur:33
5
Al-Qur’an, QS. Al-Hadid:7
Penjelasan: Harta disini kita disuruah untuk mengurus dan merawat harta sebagai mana

mestinya yang difirmankan oleh Allah SWT, ketika kita mempunya harta maka kita wajib

menginfaqkan sebagian harta kita

2. hadist tentang harta

ُ ‫ص لَّى اللّ هُ َعلَْي ِه َو َس لَ َم َي ُق‬ ِ ُ ‫ مَسِ عت رس‬: ‫ وراى ِس َّكةً وس يء ِامن الَ ِةاحلر ِث َف َق َال‬: ‫اهلِى قَ َال‬
ِ
‫ت‬
َ ‫ الَيَ ْد ُخ ُل ه َذا َبْي‬,, : ‫ؤل‬ َ ‫ؤل اللّ ه‬ َُ ً ْ َْ ْ ً ْ َ َ ََ ِّ َ‫ َع ْن اَىِب ً اَُم َام ةَ اَلب‬: ‫اَْالََّو ُل‬ .

,,‫الذ َّل‬ ٍ َ‫ق‬


ُّ ُ‫ؤم االَّ اَْد َخلَهُ اللّه‬

pertama dari Abu Ummah Bahili, ia melihat sangkal dan bajak dan alat pertanian lainnya, lalu

ia berkata: saya mendegar Rasulullah SAW bersabda:“bila benda benda ini masuk kedalam

rumah, niscaya Allah juga akan memasukkan kebinasaannya“.6 

. ‫ َسلَطَ هّللا ُ َعلَ ْي ُك ْم ُذالًّيَ ْن ِز ُعهُ َحتّى تَرْ ِجعُؤ ااِلى ِد ْينِ ُك ْم‬, ‫ َوتَ َر ْكتُ ُم ْال ِجهَا َد‬, ‫ َو َر ِضْيتُ ْم بِا َّلز ْر ِع‬, ‫اب اْ َلب َق ِر‬ ِ ِ‫ اَذَا َتبايعتُم ب‬,,
َ َ‫ َواَ َخ ْذمُتْ اَ ْذن‬, ‫العَْْيَطنَة‬
َ ْ َْ َ

“Jika kalian berjual beli dengan cara “Inah (penjualan secara kredit dengan tambahan

harga) dan mengambil ekor sapi, dan merasa lega dengan bertanam, dan meninggalkan jihad,

maka Allah akan menurunkan kerendahan bagi kalian. Dan sekali-kali tidak akan

melepaskannya kecuali jika kalian kembali kepada agama kalian.”7

Para Ulama’ telah mengintegrasikan hadits ini dengan hadits-hadits yang disebutkan terdahulu

dengan cara:

1). Yang dimaksud dengan adz-dzal adalah kewajiban (pajak) bumi yang diminta oleh negara.

Orang yang melibatkan diri ke dalamnya, berarti telah menceburkan atau menyodorkan dirinya

ke dalam kehinaan. Al-Manawi di dalam kitabnya al-Faidh menandaskan: ”Hadits ini tidak


6
Rasullah SAW bersabda, Rakus Terhada Harta Menyababkan Hina, https://alquran-
sunnah.com/kitab/Shahihah/RAKUS%20TERHADAP%20HARTA.htm, (26 januari 2021)
7
Rasulullah SAW bersabda, Rakus Terhadap Harta Menyebabkan Hina, https://alquran-
sunnah.com/kitab/Shahihah/RAKUS%20TERHADAP%20HARTA.htm, ( 26 januari 2021)
mencela pekerjaan bercocok tanam, sebab pekerjaan itu terpuji, karena banyak yang

membutuhkannya. Disamping itu, kehinaan (karena melibatkan diri dalam urusan pajak) tidak

menghalangi pahala sebagian orang (yang bercocok tanam). Dengan kata lain keduanya tidak

ada hubungannya (talazum).

Karenanya Ibnu At-Tin mengatakan: ”Hadis ini merupakan salah satu berita Nabi SAW tentang

hal-hal yang bersifat abstrak, karena dalam kenyataannya yang kita saksikan sekarang ini adalah,

bahwa mayoritas orang yang teraniaya adalah para petani.“

2). Hadits itu dimaksudkan bagi mereka yang terbengkalai urusan ibadahnya karena terlalu sibuk

dengan pekerjaan-pekerjaan itu, lebih-lebih untuk berperang yang saat itu sangat dibutuhkan.

Nampaknya dengan pendapat inilah Imam Bukhari memberi judul hadits tersebut dengan

”Peringatan Keras Terhadap Akibat yang Ditimbulkan karena Terlalu Sibuk dengan Alat-alat

Pertanian, yang Melebihi Batas yang Telah Ditentukan.“

Dan sebagaimana telah kita maklumi, bahwa terlalu banyak menyibukkan diri dengan urusan

pekerjaan dapat membuat seseorang lupa dengan kewajibannya, rakus terhadap dunia, mau terus-

menerus bergelut dengan usaha pertanian bahkan enggan untuk berjuang. Seperti terlihat pada

orang-orang kaya.

Harta merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia. Dimana dengan harta manusia

bisa memperoleh semua yang diinginkannya seperti halnya makan, berpakaian, jabatan

kekuasaan dan bahkan untuk mencari ilmu saja manusia membutuhkan harta. Maka dengan harta

kita bisa memperoleh kenikmatan hidup. Tetapi dibalik kenikmatan tersebut, semuanya itu akan

dimintai pertanggung jawabannya kelak di akhirat. Karena kenikmatan yang kita miliki saat ini

hanyalah sementara dan kepemilikan harta yang dimiliki itu hanya terbatas usia seseorang.

Banyak orang yang lupa akan hal itu, sehingga mereka hidup dengan bergelimang harta dengan
hidupbermewah-mewahan, berlebih-lebihan sehingga mereka hidup berpoya-poya tanpa

memikirkan orang yang ada disekitarnya yang kesusahan. Padahal seharusnya mereka yang

bergelimang harta itu, menggunkan hartanya itu kepada hal-hal yang lebih bermanfaat seperti

berzakat, berinfak dan bersedekah. Bukannya karena kenikmatan hartanya menjadikan mereka

hidup sombong, serakah sehingga mereka mengahmburkan uang tanpa keperluan yang

bermanfaat. Hal inilah yang saat ini terjadi, banyak orang karena keserakahannya, kekuasaanya

serta kesempatannya yang tidak sedikit orang menjadi koruptor. Padahal harta yang mereka

miliki ini hanya kenikmatan sesaat tanpa memikirkan risiko yang akan dihadapinya nanti dan

kenikmatan mereka itu hanya kenikmatan dunia dan sementara dan nanti akan di mintai

pertanggung jawabannya kelak di akhirat.8

C. HARTA SEBAGAI FITNAH UJIAN KEIMANAN

Harta merupakan nikmat dari Allah yang dengannya Dia menguji pemiliknya, apakah

bersyukur atau kufur. Karena itu Allah menyebut harta sebagai fitnah, yaitu ujian dan cobaan.

Allah berfirman dalam Surat Al-Anfal: 28

‫َوا ْعلَ ُموا أَنَّ َما أَ ْم َوالُ ُك ْم َوأَوْ اَل ُد ُك ْم فِ ْتنَةٌ َوأَ َّن هَّللا َ ِعن َدهُ أَجْ ٌر َع ِظي ٌم‬

“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan. Dan

sungguh, di sisi Allah pahala yang besar.”(Q.S. al-Anfal: 28)9

Fitnah harta sering kali tidak dapat dirasakan oleh para pemiliknya, maka pengulangan

ayat yang senada tersebut merupakan peringatan bagi orang-orang yang dianugerahi harta

olehNya. Nah dari contoh ayat diatas ujian itu bisa dalam bentuk banyaknya harta, sehingga

banyak di antara manusia yang memiliki banyak harta justru semakin menjauhkan dirinya dari

8
https://maalikghaisan.blogspot.com/2017/05/ayat-dan-hadist-tentang-harta-dan-hak.html bag03
9
Al-Qur’an. QS Al-Anfal:28
jalan Allah ta'ala. Sebaliknya jika sang pemilik harta bersabar dan dapat menggunakan hartanya

dengan sebaik-baiknya maka kebahagiaanlah yang akan ia dapat.

Adnan Ath-Tharsyah menyatakan bahwa para pemilik harta tidaklah gembira dan selamat

dari segala masalah, akan tetapi dia juga akan mendapatkan berbagai masalah dengan harta

dalam kehidupannya, karena ujian tidak hanya berupa kejelekan akan tetapi juga bisa berupa

kebaikan, sebagaimana firmanNya :

‫كل نفس ذائقة الموت ونبلوكم بالشر والخير فتنة وإلينا ترجعون‬

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan

kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu

dikembalikan.” QS Al-Anbiya ayat 35.10

Demikianlah harta pada dasarnya bagai pisau belati bermata dua, ia bisa bermanfaat bila

digunakan di jalan kebaikan dan bisa menjadi adzab bila pemiliknya membelanjakannya

bertentangan dengan syari'ahNya. Harta akan menjadi sebuah nikmat ketika dimanfaatkan oleh

orang-orang shalih sebagaimana Sabda Nabi :

‫ رواه أحمد‬.  ‫نعم المال الصالح للمرء الصالح‬

“Sebaik-baik harta adalah yang ada pada seorang yang Shalih.” HR Ahmad.11

Ibnu Abbas berkata dalam tafsirnya bahwa makna dari kata ‫وال‬HH‫ونقص من األم‬ adalah hilangnya

harta. Hal ini seperti juga disebutkan Ibnu Katsir yang  menyebutkan dalam tafsirnya bahwa

Allah ta'ala memberikan cobaan, serta ujian kepada hamba-hambanya berupa kekurangan harta

benda serta rasa takut terhadap musuh, sebagaimana firmanNya :

{ ‫فأذاقها هللا لباس الجوع والخوف‬ }

10
Al-Qur’an. QS Al-Anbiyyah:35
11
Hadist. HR Ahmad
“Karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa

yang selalu mereka perbuat”. QS An-Nahl 112.12

Kelaparan karena kurangnya harta dan ketakutan adalah sebuah ujian yang tampak nyata

di hadapan mereka, dalam makna lain bahwa mereka akan melihat kelaparan sebuah sesuatu

yang menyakitkan. Sedangkan orang-orang yang beriman meyakini bahwa hal ini adalah sebuah

cobaan dari Allah. Lafadh (‫ونقص من األموال واألنفس والثمرات‬ ) berarti hilangnya atau berkurangnya

harta benda mereka. Sementara itu Bakar bin Jabir Al-Jazairy dalam Aisar At-Tafasir

menyebutkan makna dari kalimat  ‫ولنبلونكم‬ yaitu Allah ta'ala memberikan ujian dan cobaan kepada

para hambaNya agar dapat diketahui siapa yang termasuk orang-orang yang lemah dan orang-

orang yang kuat imannya.

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'dy dalam tafsirnya menyatakan mengenai

lafadz  ‫ونقص من األموال‬  yaitu kekurangan harta yang mencakup segala bentuk kekurangan harta

seperti kehilangan, tenggelam, diambil secara paksa oleh penguasa, dirampok dan lain

sebagainya.

Makna ‫ولنبلونكم‬ bisa juga bermakna Al-Ibtila' atau ujian, yang berupa rasa takut terhadap musuh

dan kelaparan karena kekurangan harta benda dikarenakan terjadinya perang yang

mengakibatkan berkurangnya jumlah manusia meninggalnya anak-anak dan kerabat, semua itu

adalah ujian dari Alllah ta'ala bagi manusia agar menjadi jelas mana orang yang beriman dan

mana orang yang ingkar.

Khitab dalam ayat ini adalah para shahabat Nabi, namun ayat ini berlaku umum pada

seluruh umat Islam. Di akhir ayat ini Allah memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang

sabar, yaitu orang yang apabila tertimpa musibah mereka bersabar. Beberapa hukum yang dapat

diambil dari ayat ini adalah bahwa harta sebagai amanah yang diberikan oleh ArRazaq terkadang
12
Al-Qur’an. QS An-Nahl:112
menjadi bala' bagi kita, bisa karena kekurangan harta, atau kelebihan harta yang tidak digunakan

sesuai dengan syariatNya. Agar harta tersebut menjadi sebuah karunia yang bermanfaat bagi kita

baik di dunia maupun di akhirat maka kita harus melaksanakan hak-hak dari harta tersebut,

seperti mengeluarkan zakat serta berinfak dengannya. Selain itu, ujian dengan adanya harta dapat

dijadikan sarana untuk melaksanakan semua syariahNya. Hal ini dilakukan dengan cara

pengelolaan harta secara sistematis dalam bingkai syariah Islam.13

D. HARTA SEBAGAI BEKAL IBADAH

Bahwa harta yang kita miliki mempunyai hak yang harus kita laksanakan yaitu dengan

adanya zakat dan infak yang ada di dalamnya. Zakat dilaksanakan ketika harta tersebut sudah

sampai nishab dan haul dengan ketentuan yang telah disebutkan oleh para ulama, sedangkan

infak adalah sesuai dengan kemampuan kita.

Imam Ibnu Katsir membawakan perkataan Imam Bukhary dalam menafsirkan ayat ini

katanya bahwa ayat ini turun berkenaan dengan masalah nafkah. Sementara dalam Tafsir Jalalain

disebutkan riwayat dari Abu Daud dan Thirmidzi yang dinyatakan sah riwayatnya oleh Ibnu

Hibban, Hakim dan lain-lain, dari Abu Ayyub Al-Anshary, katanya "Ayat ini diturunkan kepada

kita dari  golongan Anshar, yaitu tatkala Allah menjadikan Islam sebagai agama yang jaya

hingga para penyokongnya tidak sedikit jumlahnya, berkatalah sebagian kita pada yang lain

secara rahasia bahwa harta benda kita telah habis dan Allah telah mengangkat agama kita

menjadi jaya, maka sekiranya kita mempertahankan harta benda itu, lalu menggantinya mana

yang telah habis maka turunlah ayat menolak pendapat dan rencana ini "Dan belanjakanlah

(harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam

kebinasaan." Sampai akhir ayat.


13
http://tafsyr.blogspot.com/2015/02/konsep-harta-dalam-al-quran.html bag03
Ibnu Abbas menafsirkan ayat ini dengan menyatakan "Infakkanlah harta-hartamu dijalan

Allah yaitu jalan ketaatan padaNya, dan janganlah kalian menahan tangan-tangan kalian untuk

memberikan infak di jalan Allah yang berakibat kalian akan celaka

Makna kata ‫وأنفقوا في سبيل هللا‬ adalah hendaklah kalian berinfak di jalan Allah dengan harta-

harta kalian. Karena salah satu fungsi dari harta adalah untuk meninggikan syariatNya, yaitu

dengan cara menginfakkan di jalanNya. Mengenai hal ini banyak sekali ayat-ayat yang

memerintahkan kepada kita untuk berinfak dengan harta-harta kita. Jadi kita diperintahkan untuk

memberi nafkah dan berinfak di jalanNya. Semua itu menunjukan bahwa fungsi harta yang kita

miliki adalah memberikannya kepada orang-orang yang berhak atasnya. Mengenai makna

kalimat ‫نوا‬HH‫وأحس‬  maka ia bermakna perbuatan kebajikan yang dilakukan oleh setiap muslim,

terutama berkaitan dengan ke mana harta itu dibelanjakan, apakah digunakan di jalanNya? atau

untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan perbuatan dosa. Makna kebajikan secara lebih luas lagi

adalah komitmen kita sebagai seorang muslim terhadap syraiat Allah ta'ala.14   

E. CARA MEMPEROLEH HARTA(KEKAYAAN)

1. Berusaha dan bekerja dengan sungguh sungguh

Bekerja merupakan fitrah dan sekaligus merupakan identitas manusia, sehingga

bekerja yang didasarkan dan didorong oleh semangat iman, bukan saja menunjukkan

kepribadian seorang muslim, tetapi sekaligus meninggikan mmartabat dirinya sebagai

khalifah di bumi ini.

Seseorang jika ingin mempunyai harta maka ia harus menggunakan etos kerjanya

dengan baik maka akan dengan hukum alam maka rezeki dan harta akan

menghampirinya.

14
http://tafsyr.blogspot.com/2015/02/konsep-harta-dalam-al-quran.html bag04
2. Dengan memperhatikan hal-hal yang dihindari dalam mencari harta

1. Jangan mencari harta dengan kebatilan

2. Jangan melakukan suap menyuap(korupsi)

3. Jangan mencuri

4. Jangan berjudi
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Di dalam Al-qur’an telah di jelaskan bahwa hanya milik Allah lah segala yang

ada di dunia begitupun pada harta yang kita miliki, manusia hanyalah sebagai pengelola.

Tujuan dalam memiliki harta pun tidak lain yang utama adalah untuk menambah

ketakwaan kepada-Nya, dan dalam aspek sosial agar mendistribusikan kekayaan yang di

miliki karna dalam harta kita ada bagian milik orang lain yang membutuhkan, agar harta

itu tidak beredar pada orang-orang kaya saja.

Eksistensi harta dalam Al-Qur'an berkaitan erat dengan segala hal yang disebut

sebagai harta di dalamnya. Selain itu ia juga berkaitan dengan hikmah diberikannya harta

kepada manusia, terkadang ia menjadi nikmat, namun tidak jarang menjadi ujian. Makna

harta (al-mal) dalam Al-Qur'an adalah segala sesuatu yang memiliki nilai guna bagi

manusia, baik berupa materi ataupun manfaat. Dari pembahasan ini Harta bisa sebagai

fitnah (ujian) bagi manusia (Q.S.Al-Baqarah: 155), hiasan hidup/ perhiasan dunia

(Q.S.Ali Imran: 14), amanah (Q.S.Al-Hadid: 7), sarana untuk berbuat kebajikan/bekal

ibadah (Q.S. Al-Baqarah: 195).

2. SARAN

Demikianlah makalah ini kami susun. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh

dari kata sempurna, maka dari itu kami akan mererima segala bentuk kritik para pembaca

untuk bisa membangun pengetahuan tentang pembuatan mkalah selanjutnya. Semoga

makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

https://maalikghaisan.blogspot.com/2017/05/ayat-dan-hadist-tentang-harta-dan-hak.html

http://tafsyr.blogspot.com/2015/02/konsep-harta-dalam-al-quran.html

https://alquran-sunnah.com/kitab/Shahihah/RAKUS%20TERHADAP%20HARTA.htm

Anda mungkin juga menyukai