Di susun oleh :
2. Shinta Nuril B.
3. wigati
FAKULTAS SYARIAH
PERBANKAN SYARIAH
2020 / 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmad dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Ayat Hadist
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah ayat
hadist ekonomi Bapak Ahmad Mukhlisuddin S.E.I, M.E.I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
Kami mengucapkan terimah kasih kepada Bapak Ahmad Mukhlisuddin S.E.I, M.E
selaku dosen ayat hadist ekonomi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
wawasan kami. Kami juga menyadari sepenuhnya didalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata kesempurnaan . Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan
demi perbaikan makalah yang kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak adanya
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh siapaun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenaan .
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………………...............
........................3
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………...................
...................... 4
BAB
I……………………………………………………………………………………………..............
.................................5
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………….....
.................................... 5
A. LATAR
BELAKANG……………………………………………………………………..................
................. 5
B. RUMUSAN
MASALAH…………………………………………………………………........................
......... 6
C. TUJUAN…………………………………………………………………………………....
.................................... 6
BAB
II…………………………………………………………………………………………….............
..................................7
PEMBAHSAN………………………………………………………………………………….......
.................................... 7
A. PENGERTIAN
HARTA…………………………………………………………………..............................
.....7
HARTA…………………………………………….........................10
KEIMANAN…………………………………….................... 14
IBADAH…………………………………………………............................ 14
……………………………………....................... 14
BAB
III…………………………………………………………………………………………................
.............................15
PENUTUP………………………………………………………………………………………......
....................................15
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………......
...............................16
B. SARAN…………………………………………………………………………………......
................................. 16
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………….....................
................16
BAB I
PENDAHULUAN
1) Latar belakang
Hampir setiap manusia memerlukan harta karena ia penopang bagi kehidupan manusia di
dunia. Selain itu ia juga jadi penolong sekaligus beban bagi para pemiliknya di akhirat kelak.
Tidak ada seorangpun yang tidak membutuhkan harta. Bahkan seseorang rela pergi pagi pulang
petang hanya untuk mendapatkan harta. Tidak jarang terjadi pertengkaran dan nyawa melayang
hanya karena memperebutkan harta. Harta adalah cobaan (fitnah) bagi manusia. Karena harta
seseorang bisa masuk surga dan dengan harta pula seseorang dapat terjerumus ke dalam neraka.
Makalah ini beusaha untuk membahas pandangan alquran dan hadist tentang harta.
Ternyata eksistensi harta dalam perspektif alquran tidak sekedar alat pemuas kebutuhan hidup
manusia, lebih dari itu ia adalah wasilah dari Alllah SWT ciptakan untuk manusia agar menjadi
nikmat ataupun laknat bagi manusia. Harta dalam alquran memiliki beberapa fungsi; yang
pertama ia akan menjadi fitnah (cobaan) apakah mnusia itu bersyukur atau kufur. Kedua, harla
juga menjadi mata' al-hayat ad-dunya (Perhiasan dunia) dan ketiga sebagai wasilat al-jihad
3) Tujuan penulisan
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HARTA
Harta dalam literatur Islam (Al-Qur’an dan al-Hadits) dikenal dengan sebutan al-mal,
kata jamaknya al-amwal. Dalam al-Qur’an tersebut 24 kali kata mal atau al-mal, satu kali kata
maliyah dan 61 kata amwal dalam puluhan surat dan puluhan ayat. Secara harfiah, kata al-mal
semua orang, siapa, kapan dan dimanapun pada dasarnya adalah condong, senang, mau dan cinta
Oleh karena itu kecintaan manusia terhadap harta ini harus mendapatkan bimbingan
wahyu yang mengarahkannya bahwa harta bukanlah tujuan hidup ini akan tetapi hanya sebagai
Harta dalam Islam dianggap sebagai bagian dari aktivitas dan tiang kehidupan yang
dijadikan Allah sebagai sarana untuk membantu proses tukar-menukar (jual beli), dan juga
digunakan sebagai ukuran terhadap nilai. Allah memerintahkan untuk saling menukarkannya dan
melarang menimbunnya. Oleh karena itu syariat Islam dengan kaidah dan konsepnya akan
mengontrol cara untuk mendapatkan harta, menyalurkannya, proses pertukaran dengan barang
Menurut istilah syar’i harta diartikan sebagai segala sesuatu yang dimanfaatkan pada
sesuatu yang legal menurut hukum syara’ (hukum Islam) seperti jual-beli, pinjaman, konsumsi
dan hibah atau pemberian. Maka seluruh apapun yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan
dunia merupakan harta. Uang, tanah, kendaraan, rumah, perhiasan, perabotan rumah tangga,
hasil perkebunan, hasil perikanan-kelautan dan pakaian termasuk dalam kategori al-amwal atau
harta kekayaan. Hukum Islam memandang harta mempunyai nilai yang sangat strategis, karena
harta merupakan alat dan sarana untuk memperoleh berbagai manfaat dan mencapai
kesejahteraan hidup manusia sepanjang waktu. Hubungan manusia dengan harta sangatlah erat.
Demikian eratnya hubungan tersebut sehingga naluri manusia untuk memilikinya menjadi satu
dengan naluri mempertahankan hidup manusia itu sendiri. Justru harta termasuk salah satu hal
penting dalam kehidupan manusia, karena harta termasuk unsur lima asas yang wajib dilindungi
bagi setiap manusia (al-dharuriyyat al-khomsah) yaitu jiwa, akal, agama, harta dan keturunan.1
“Dan sungguh manusia mencintai al-khair (al-mal, yaitu harta) dengan cinta yang sangat
besar.”2
Penjelasan: Harta adalah kebaikan dan nikmat dari Allah. Allah jadikan untuk kalian
menegakkan, maksudnya adalah menjadi sebab tegaknya mashlahat bagi kalian. Dia adalah
harta Allah yang Allah berikan kepada kalian untuk kepentingan kalian dan menguji kalian.
1
https://maalikghaisan.blogspot.com/2017/05/ayat-dan-hadist-tentang-harta-dan-hak.html
2
Al-Qur’an,QS. AL-Adiyat: 8
Dalil bahwa harta adalah ujian, firman Allah dalam surat at-Taghabun ayat 15,
Penjelasan: Sesungguhnya Allah memberikanmu harta agar Anda dapat memanfaatkannya dan
memberikan manfaat untuk orang lain sebagai nikmat dari Allah. Dan harta adalah ujian agar
nampak tindakanmu dalam harta ini apakah kamu menggunakannya untuk suatu hal yang baik
atau buruk.
“Dan berikan kepada mereka sebagian dari harta Allah yang telah Allah berikan kepada
kalian.”4
Penjelasan: Pada dasarnya harta adalah titipan rezeki dari Allah SWT dan juga sebagian dari
harta kita adalah harta mereka juga, mereka membutuhkan dari segi harta dan ekonomi dll.
Dan Allah Ta’ala berfirman,
“Dan infakkanlah dari harta yang Allah jadikan kalian sebagai pengurusnya.” 5
3
Al-Qur’an, QS. Al-Taghabun:15
4
Al-Qur’an, QS Al-Nur:33
5
Al-Qur’an, QS. Al-Hadid:7
Penjelasan: Harta disini kita disuruah untuk mengurus dan merawat harta sebagai mana
mestinya yang difirmankan oleh Allah SWT, ketika kita mempunya harta maka kita wajib
ُ ص لَّى اللّ هُ َعلَْي ِه َو َس لَ َم َي ُق ِ ُ مَسِ عت رس: وراى ِس َّكةً وس يء ِامن الَ ِةاحلر ِث َف َق َال: اهلِى قَ َال
ِ
ت
َ الَيَ ْد ُخ ُل ه َذا َبْي,, : ؤل َ ؤل اللّ ه َُ ً ْ َْ ْ ً ْ َ َ ََ ِّ َ َع ْن اَىِب ً اَُم َام ةَ اَلب: اَْالََّو ُل .
pertama dari Abu Ummah Bahili, ia melihat sangkal dan bajak dan alat pertanian lainnya, lalu
ia berkata: saya mendegar Rasulullah SAW bersabda:“bila benda benda ini masuk kedalam
. َسلَطَ هّللا ُ َعلَ ْي ُك ْم ُذالًّيَ ْن ِز ُعهُ َحتّى تَرْ ِجعُؤ ااِلى ِد ْينِ ُك ْم, َوتَ َر ْكتُ ُم ْال ِجهَا َد, َو َر ِضْيتُ ْم بِا َّلز ْر ِع, اب اْ َلب َق ِر ِ ِ اَذَا َتبايعتُم ب,,
َ َ َواَ َخ ْذمُتْ اَ ْذن, العَْْيَطنَة
َ ْ َْ َ
harga) dan mengambil ekor sapi, dan merasa lega dengan bertanam, dan meninggalkan jihad,
maka Allah akan menurunkan kerendahan bagi kalian. Dan sekali-kali tidak akan
Para Ulama’ telah mengintegrasikan hadits ini dengan hadits-hadits yang disebutkan terdahulu
dengan cara:
1). Yang dimaksud dengan adz-dzal adalah kewajiban (pajak) bumi yang diminta oleh negara.
Orang yang melibatkan diri ke dalamnya, berarti telah menceburkan atau menyodorkan dirinya
membutuhkannya. Disamping itu, kehinaan (karena melibatkan diri dalam urusan pajak) tidak
menghalangi pahala sebagian orang (yang bercocok tanam). Dengan kata lain keduanya tidak
ada hubungannya (talazum).
Karenanya Ibnu At-Tin mengatakan: ”Hadis ini merupakan salah satu berita Nabi SAW tentang
hal-hal yang bersifat abstrak, karena dalam kenyataannya yang kita saksikan sekarang ini adalah,
2). Hadits itu dimaksudkan bagi mereka yang terbengkalai urusan ibadahnya karena terlalu sibuk
dengan pekerjaan-pekerjaan itu, lebih-lebih untuk berperang yang saat itu sangat dibutuhkan.
Nampaknya dengan pendapat inilah Imam Bukhari memberi judul hadits tersebut dengan
”Peringatan Keras Terhadap Akibat yang Ditimbulkan karena Terlalu Sibuk dengan Alat-alat
Dan sebagaimana telah kita maklumi, bahwa terlalu banyak menyibukkan diri dengan urusan
pekerjaan dapat membuat seseorang lupa dengan kewajibannya, rakus terhadap dunia, mau terus-
menerus bergelut dengan usaha pertanian bahkan enggan untuk berjuang. Seperti terlihat pada
orang-orang kaya.
Harta merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia. Dimana dengan harta manusia
bisa memperoleh semua yang diinginkannya seperti halnya makan, berpakaian, jabatan
kekuasaan dan bahkan untuk mencari ilmu saja manusia membutuhkan harta. Maka dengan harta
kita bisa memperoleh kenikmatan hidup. Tetapi dibalik kenikmatan tersebut, semuanya itu akan
dimintai pertanggung jawabannya kelak di akhirat. Karena kenikmatan yang kita miliki saat ini
hanyalah sementara dan kepemilikan harta yang dimiliki itu hanya terbatas usia seseorang.
Banyak orang yang lupa akan hal itu, sehingga mereka hidup dengan bergelimang harta dengan
hidupbermewah-mewahan, berlebih-lebihan sehingga mereka hidup berpoya-poya tanpa
memikirkan orang yang ada disekitarnya yang kesusahan. Padahal seharusnya mereka yang
bergelimang harta itu, menggunkan hartanya itu kepada hal-hal yang lebih bermanfaat seperti
berzakat, berinfak dan bersedekah. Bukannya karena kenikmatan hartanya menjadikan mereka
hidup sombong, serakah sehingga mereka mengahmburkan uang tanpa keperluan yang
bermanfaat. Hal inilah yang saat ini terjadi, banyak orang karena keserakahannya, kekuasaanya
serta kesempatannya yang tidak sedikit orang menjadi koruptor. Padahal harta yang mereka
miliki ini hanya kenikmatan sesaat tanpa memikirkan risiko yang akan dihadapinya nanti dan
kenikmatan mereka itu hanya kenikmatan dunia dan sementara dan nanti akan di mintai
Harta merupakan nikmat dari Allah yang dengannya Dia menguji pemiliknya, apakah
bersyukur atau kufur. Karena itu Allah menyebut harta sebagai fitnah, yaitu ujian dan cobaan.
َوا ْعلَ ُموا أَنَّ َما أَ ْم َوالُ ُك ْم َوأَوْ اَل ُد ُك ْم فِ ْتنَةٌ َوأَ َّن هَّللا َ ِعن َدهُ أَجْ ٌر َع ِظي ٌم
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan. Dan
Fitnah harta sering kali tidak dapat dirasakan oleh para pemiliknya, maka pengulangan
ayat yang senada tersebut merupakan peringatan bagi orang-orang yang dianugerahi harta
olehNya. Nah dari contoh ayat diatas ujian itu bisa dalam bentuk banyaknya harta, sehingga
banyak di antara manusia yang memiliki banyak harta justru semakin menjauhkan dirinya dari
8
https://maalikghaisan.blogspot.com/2017/05/ayat-dan-hadist-tentang-harta-dan-hak.html bag03
9
Al-Qur’an. QS Al-Anfal:28
jalan Allah ta'ala. Sebaliknya jika sang pemilik harta bersabar dan dapat menggunakan hartanya
Adnan Ath-Tharsyah menyatakan bahwa para pemilik harta tidaklah gembira dan selamat
dari segala masalah, akan tetapi dia juga akan mendapatkan berbagai masalah dengan harta
dalam kehidupannya, karena ujian tidak hanya berupa kejelekan akan tetapi juga bisa berupa
كل نفس ذائقة الموت ونبلوكم بالشر والخير فتنة وإلينا ترجعون
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu
Demikianlah harta pada dasarnya bagai pisau belati bermata dua, ia bisa bermanfaat bila
digunakan di jalan kebaikan dan bisa menjadi adzab bila pemiliknya membelanjakannya
bertentangan dengan syari'ahNya. Harta akan menjadi sebuah nikmat ketika dimanfaatkan oleh
“Sebaik-baik harta adalah yang ada pada seorang yang Shalih.” HR Ahmad.11
Ibnu Abbas berkata dalam tafsirnya bahwa makna dari kata والHHونقص من األم adalah hilangnya
harta. Hal ini seperti juga disebutkan Ibnu Katsir yang menyebutkan dalam tafsirnya bahwa
10
Al-Qur’an. QS Al-Anbiyyah:35
11
Hadist. HR Ahmad
“Karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa
Kelaparan karena kurangnya harta dan ketakutan adalah sebuah ujian yang tampak nyata
di hadapan mereka, dalam makna lain bahwa mereka akan melihat kelaparan sebuah sesuatu
yang menyakitkan. Sedangkan orang-orang yang beriman meyakini bahwa hal ini adalah sebuah
cobaan dari Allah. Lafadh (ونقص من األموال واألنفس والثمرات ) berarti hilangnya atau berkurangnya
harta benda mereka. Sementara itu Bakar bin Jabir Al-Jazairy dalam Aisar At-Tafasir
para hambaNya agar dapat diketahui siapa yang termasuk orang-orang yang lemah dan orang-
lafadz ونقص من األموال yaitu kekurangan harta yang mencakup segala bentuk kekurangan harta
seperti kehilangan, tenggelam, diambil secara paksa oleh penguasa, dirampok dan lain
sebagainya.
Makna ولنبلونكم bisa juga bermakna Al-Ibtila' atau ujian, yang berupa rasa takut terhadap musuh
dan kelaparan karena kekurangan harta benda dikarenakan terjadinya perang yang
mengakibatkan berkurangnya jumlah manusia meninggalnya anak-anak dan kerabat, semua itu
adalah ujian dari Alllah ta'ala bagi manusia agar menjadi jelas mana orang yang beriman dan
Khitab dalam ayat ini adalah para shahabat Nabi, namun ayat ini berlaku umum pada
seluruh umat Islam. Di akhir ayat ini Allah memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang
sabar, yaitu orang yang apabila tertimpa musibah mereka bersabar. Beberapa hukum yang dapat
diambil dari ayat ini adalah bahwa harta sebagai amanah yang diberikan oleh ArRazaq terkadang
12
Al-Qur’an. QS An-Nahl:112
menjadi bala' bagi kita, bisa karena kekurangan harta, atau kelebihan harta yang tidak digunakan
sesuai dengan syariatNya. Agar harta tersebut menjadi sebuah karunia yang bermanfaat bagi kita
baik di dunia maupun di akhirat maka kita harus melaksanakan hak-hak dari harta tersebut,
seperti mengeluarkan zakat serta berinfak dengannya. Selain itu, ujian dengan adanya harta dapat
dijadikan sarana untuk melaksanakan semua syariahNya. Hal ini dilakukan dengan cara
Bahwa harta yang kita miliki mempunyai hak yang harus kita laksanakan yaitu dengan
adanya zakat dan infak yang ada di dalamnya. Zakat dilaksanakan ketika harta tersebut sudah
Imam Ibnu Katsir membawakan perkataan Imam Bukhary dalam menafsirkan ayat ini
katanya bahwa ayat ini turun berkenaan dengan masalah nafkah. Sementara dalam Tafsir Jalalain
disebutkan riwayat dari Abu Daud dan Thirmidzi yang dinyatakan sah riwayatnya oleh Ibnu
Hibban, Hakim dan lain-lain, dari Abu Ayyub Al-Anshary, katanya "Ayat ini diturunkan kepada
kita dari golongan Anshar, yaitu tatkala Allah menjadikan Islam sebagai agama yang jaya
hingga para penyokongnya tidak sedikit jumlahnya, berkatalah sebagian kita pada yang lain
secara rahasia bahwa harta benda kita telah habis dan Allah telah mengangkat agama kita
menjadi jaya, maka sekiranya kita mempertahankan harta benda itu, lalu menggantinya mana
yang telah habis maka turunlah ayat menolak pendapat dan rencana ini "Dan belanjakanlah
(harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
Allah yaitu jalan ketaatan padaNya, dan janganlah kalian menahan tangan-tangan kalian untuk
Makna kata وأنفقوا في سبيل هللا adalah hendaklah kalian berinfak di jalan Allah dengan harta-
harta kalian. Karena salah satu fungsi dari harta adalah untuk meninggikan syariatNya, yaitu
dengan cara menginfakkan di jalanNya. Mengenai hal ini banyak sekali ayat-ayat yang
memerintahkan kepada kita untuk berinfak dengan harta-harta kita. Jadi kita diperintahkan untuk
memberi nafkah dan berinfak di jalanNya. Semua itu menunjukan bahwa fungsi harta yang kita
miliki adalah memberikannya kepada orang-orang yang berhak atasnya. Mengenai makna
terutama berkaitan dengan ke mana harta itu dibelanjakan, apakah digunakan di jalanNya? atau
untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan perbuatan dosa. Makna kebajikan secara lebih luas lagi
bekerja yang didasarkan dan didorong oleh semangat iman, bukan saja menunjukkan
Seseorang jika ingin mempunyai harta maka ia harus menggunakan etos kerjanya
dengan baik maka akan dengan hukum alam maka rezeki dan harta akan
menghampirinya.
14
http://tafsyr.blogspot.com/2015/02/konsep-harta-dalam-al-quran.html bag04
2. Dengan memperhatikan hal-hal yang dihindari dalam mencari harta
3. Jangan mencuri
4. Jangan berjudi
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Di dalam Al-qur’an telah di jelaskan bahwa hanya milik Allah lah segala yang
ada di dunia begitupun pada harta yang kita miliki, manusia hanyalah sebagai pengelola.
Tujuan dalam memiliki harta pun tidak lain yang utama adalah untuk menambah
ketakwaan kepada-Nya, dan dalam aspek sosial agar mendistribusikan kekayaan yang di
miliki karna dalam harta kita ada bagian milik orang lain yang membutuhkan, agar harta
Eksistensi harta dalam Al-Qur'an berkaitan erat dengan segala hal yang disebut
sebagai harta di dalamnya. Selain itu ia juga berkaitan dengan hikmah diberikannya harta
kepada manusia, terkadang ia menjadi nikmat, namun tidak jarang menjadi ujian. Makna
harta (al-mal) dalam Al-Qur'an adalah segala sesuatu yang memiliki nilai guna bagi
manusia, baik berupa materi ataupun manfaat. Dari pembahasan ini Harta bisa sebagai
2. SARAN
Demikianlah makalah ini kami susun. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kata sempurna, maka dari itu kami akan mererima segala bentuk kritik para pembaca
makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
https://maalikghaisan.blogspot.com/2017/05/ayat-dan-hadist-tentang-harta-dan-hak.html
http://tafsyr.blogspot.com/2015/02/konsep-harta-dalam-al-quran.html
https://alquran-sunnah.com/kitab/Shahihah/RAKUS%20TERHADAP%20HARTA.htm