Anda di halaman 1dari 14

TUGAS LAPORAN

PENCEGAHAN DAN MITIGASI

Disusun Oleh Kelompok 2:

1. Ika Purnamasari (1826010016)


2. Peni Kartika (1826010030)
3. Ega Andra Dwia A (1826010009)
4. Titania Aulia Putri (1826010022 )
5. Indra Satria Liwansyah (1826010007)

Dosen Pengampu : Ns. Fernallia,S. Kep,.M. Kep

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI (TMS)
BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas anugrah Tuhan Semesta Alam, berkat rahmat dan
nikmat dari Tuhanlah yang memberi kesempatan sehingga, penulis dapat
menyelesaikan laporan ini yang berjudul “laporan pencegahan dan mitigasi.
Tujuan dalam pembuatan laporan ini untuk memenuhi salah satu tugas
yang diberikan oleh dosen mata kuliah Disaster manjemen, yaitu ibu Ns.
Fernalia S.Kep.,M.Kep, selaku dosen pembimbing dalam penulisan laporan ini
yang bertujuan secra umum dalam proses terselesaikannya suatu karya ilmiah
yang baik dan benar, sedangkan yang berkaitan secara khusus supaya
mahasiswa dapat mengetahui pencegahan dan mitigaasi (pngendalian,
pemantauan, evaluasi).
Dalam penulisan laporan ini penulis mendapatkan bimbingan dari
dosen pembimbing ibu Ns. Fernalia S.Kep.,M.Kep. , yang telah memberikan
pengarahan tata cara pembuatan karya ilmiah yang benar, dan penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu
memberikan informasi dengan berbagai cara, baik itu berupa saran maupun
arahan,. Sehingga penulis dapat menyelesaikan laparan ini dengan tepat waktu
Semoga laporan ini dapat bermanfaat sebagai informasi mengenai
pencegahan dan mitigasi bencana.

Bengkulu, 04 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................


DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................
C. Tujuan.................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................


A. Pengertian Pencegahan ......................................................................
B. Pengertian mitigasi bencana...............................................................
C. Pengendalian pencegahan dan mitigasi .............................................
D. Pemantauan pencegha dan mitigasi .................................................
E. Evaluasi pencegahan dan mitigasi ....................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Berdasarkan pengamatan selama ini, kita lebih banyak melakukan
kegiatan pasca bencana (post event) berupa emergency response dan
recovery dari pada kegiatan sebelum bencana berupa disaster
reduction/mitigation dan disaster preparedness. Padahal, apabila kita
memiliki sedikit perhatian terhadap kegiatan-kegiatan sebelum bencana,
kita dapat mereduksi potensi bahaya/ kerugian (damages) yang mungkin
timbul ketika bencana. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan sebelum
bencana dapat berupa pendidikan peningkatan kesadaran bencana (disaster
awareness), latihan penanggulangan bencana (disaster drill), penyiapan
teknologi tahan bencana (disaster-proof), membangun sistem sosial yang
tanggap bencana, dan perumusan kebijakan-kebijakan penanggulangan
bencana (disaster management policies).
Secara umum kegiatan manajemen bencana dapat dibagi dalam
kedalam tiga kegiatan utama, yaitu:
a. Kegiatan pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan,
mitigasi, kesiapsiagaan, serta peringatan dini;
b. Kegiatan saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap
darurat untuk meringankan penderitaan sementara, seperti kegiatan
search and rescue (SAR), bantuan darurat dan pengungsian;
c. Kegiatan pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan,
rehabilitasi, dan rekonstruksi.
Kegiatan pada tahap pra bencana ini selama ini banyak dilupakan,
padahal justru kegiatan pada tahap pra bencana ini sangatlah penting
karena apa yang sudah dipersiapkan pada tahap ini merupakan modal
dalam menghadapi bencana dan pasca bencana. Sedikit sekali pemerintah
bersama masyarakat maupun swasta memikirkan tentang langkah-langkah
atau kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan didalam
menghadapi bencana atau bagaimana memperkecil dampak bencana.
Kegiatan saat terjadi bencana yang dilakukan segera pada saat kejadian
bencana, untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama
berupa penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian,
akan mendapatkan perhatian penuh baik dari pemerintah bersama swasta
maupun masyarakatnya. Pada saat terjadinya bencana biasanya begitu
banyak pihak yang menaruh perhatian dan mengulurkan tangan
memberikan bantuan tenaga, moril maupun material. Banyaknya bantuan
yang datang sebenarnya merupakan sebuah keuntungan yang harus
dikelola dengan baik, agar setiap bantuan yang masuk dapat tepat guna,
tepat sasaran, tepat manfaat, dan terjadi efisiensi.
Kegiatan pada tahap pasca bencana, terjadi proses perbaikan
kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali
prasarana dan sarana pada keadaan semula. Pada tahap ini yang perlu
diperhatikan adalah bahwa rehabilitasi dan rekonstruksi yang akan
dilaksanakan harus memenuhi kaidah-kaidah kebencanaan serta tidak
hanya melakukan rehabilitasi fisik saja, tetapi juga perlu diperhatikan juga
rehabilitasi psikis yang terjadi seperti ketakutan, trauma atau depresi. Dari
uraian di atas, terlihat bahwa titik lemah dalam siklus manajemen bencana
adalah pada tahapan sebelum/pra bencana, sehingga hal inilah yang perlu
diperbaiki dan ditingkatkan untuk menghindari atau meminimalisasi
dampak bencana yang terjadi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pencegahan ?
2. Apa pengertian dari mitigasi benncana ?
3. Bagaimana pengendalian pencegadan dan mitigasi?
4. Bagaimana pemantauan pencegahan dan mitigasi?
5. Bagaimana evaluasi pecegahan dan mitigasi ?
C. Tujuan
1. Untu mengetahi pengertian dari pencegahan .
2. Untuk mentahui pengertian dari mitigasi bencana.
3. Untuk mengetaui pengendalian pencegahan dan mitigasi
4. Untuk mengetahui pemantauan pencegahan dan mitigasi .
5. Untuk mengetahui evluasi pncegahan dan mitigi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pencegahan
Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik melalui
pengurangan ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang terancam
bencana. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah
yang tepat guna dan berdaya guna.

B. Definisi Mitigasi bencana


Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi
risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6
PPNo 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana). Mitigasi didefinisikan sebagai upaya yang ditujukan untuk
mengurangi dampak dari bencana, Mitigasi adalah serangkaian upaya
untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana. (UU No 24 Tahun 2007, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 angka
9) (PP No 21 Tahun 2008, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 angka 6).
Mitigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf c dilakukan
untuk mengurangi risiko bencana bagi masyarakat yang berada pada
kawasan rawan bencana. (UU No 24 Tahun 2007 Pasal 47 ayat (1)
sedangkan mitigasi bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf
c dilakukan untuk mengurangi risiko dan dampak yang diakibatkan oleh
bencana terhadap masyarakat yang berada pada kawasan rawan bencana.
(PP No 21 Tahun 2008 Pasal 20 ayat (1) baik bencana alam, bencana ulah
manusia maupun gabungan dari keduanya dalam suatu negara atau
masyarakat. Dalam konteks bencana, dikenal dua macam yaitu
(1) bencana alam yang merupakan suatu serangkaian peristiwa bencana
yang disebabkan oleh fakto alam, yaitu berupa gempa, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan tanah longsor, dll.
(2) bencana sosial merupakan suatu bencana yang diakibatkan oleh
manusia, seperti konflik sosial, penyakit masyarakat dan teror.
Mitigasi bencana merupakan langkah yang sangat perlu dilakukan
sebagai suatu titik tolak utama dari manajemen bencana.

C. Pengendalin Pencegahan dan Mitigasi


Pengendalian pencegahan dan mitigasi bencana dilakukan untuk
mengurangi serta menanggulangi resiko bencana. Rangkaian upaya yang
dilakukan dapat berupa perbaikan dan modifikasi lingkungan fisik maupun
penyadaran serta peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Pengendalian pencegahan dan mitigasi bencana dapat dilakukan
secara struktural maupun kultural (non struktural). Secara struktural upaya
yang dilakukan untuk mengurangi kerentanan (vulnerability) terhadap
bencana adalah rekayasa teknis bangunan tahan bencana. Sedangkan
secara kultural upaya untuk mengurangi kerentanan (vulnerability)
terhadap bencana adalah dengan cara mengubah paradigma, meningkatkan
pengetahuan dan sikap sehingga terbangun masyarakat yang tangguh.
Mitigasi kultural termasuk di dalamnya adalah membuat masyarakat
peduli terhadap lingkungannya untuk meminimalkan terjadinya bencana.
Kegiatan yang secara umum dapat dilakukan untuk pengendallian adalah:
1. membuat peta atau denah wilayah yang sangat rawan terhadap
bencana
2. pembuatan alarm bencana
3. membuat bangunan tahan terhadap bencana tertentu
4. memberi penyuluhan serta pendidikan yang mendalam terhadap
masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana.
D. Pemantauan Pencegahan Mitigasi Bencana
Wilayah yang pernah mengalami sebuah bencana memiliki
kemungkinan besar akan mengalami kejadian yang sama kembali. Oleh
karena itu perlu dilakukan pemantauan terus-menerus untuk
meminimalisir dampak bencana tersebut.
Dalam keseluruhan tahapan Penanggulangan Bencana tersebut, ada 3
(tiga) manajemen yang dipakai yaitu :
1. Manajemen Risiko Bencana
Adalah pengaturan upaya penanggulangan bencana dengan penekanan
pada faktor-faktor yang mengurangi risiko secara terencana,
terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh pada saat sebelum terjadinya
bencana dengan fase-fase antara lain :
- Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
sebagai upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi
ancaman bencana
- Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko
bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran
dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana
- Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Dalam fase ini juga
terdapat peringatan dini yaitu serangkaian kegiatan pemberian
peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang
kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga
yang berwenang
2. Manajemen Kedaruratan
Adalah pengaturan upaya penanggulangan bencana dengan penekanan
pada faktor-faktor pengurangan jumlah kerugian dan korban serta
penanganan pengungsi secara terencana, terkoordinasi, terpadu dan
menyeluruh pada saat terjadinya bencana dengan fase nya yaitu :
- Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk
menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi
kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan
pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana
3. Manajemen Pemulihan
Adalah pengaturan upaya penanggulangan bencana dengan penekanan
pada faktor-faktor yang dapat mengembalikan kondisi masyarakat dan
lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan
kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana secara terencana,
terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh setelah terjadinya bencana
dengan fase-fasenya nya yaitu :
- Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai
pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk
normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah
pascabencana
- Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada
tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama
tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan
budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran
serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat
pada wilayah pascabencana

E. Evaluasi Pencegahan dan Mitigasi


Evaluasi Sistem Manajemen Peralatan dilakukan melalui:
1. Tahapan kegiatan
2. Pengorganisasian

- Rapat koordinasi penyusunan tim.

Pimpinan Bidang Logistik dan Peralatan menentukan tim yang


terdiri dari 1(satu) koordinator dan minimal 2 (dua) anggota
melalui surat perintah tugas.
- Rapat koordinasi penyusunan perencanaan monitoring dan
evaluasi, rencana kerja dan pembagian tugas.

- Perencanaan terdiri dari : Daftar kegiatan, jadwal pelaksanaan,


pembiayaan, penyusunan surat tugas dan sosialisasi.

- Rencana kerja & Pembagian Tugas (Perencanaan, pengadaan,


penerimaan, pergudangan, penyaluran, pengangkutan,
pendistribusian, operasional dan pemeliharaan, penghapusan
serta pelaporan)

3. Penyusunan insrumen

- Mempelajari Dokumen Manajemen Peralatan

- Dimulai dari Perencanaan, pengadaan, penerimaan,


pergudangan, penyaluran, pengangkutan, pendistribusian,
operasional dan pemeliharaan, penghapusan serta pelaporan
dalam bentuk dokumen sebagai data awal.

4. Pelaksanaan Kegiatan Tim

- Pelaksanaan kegiatan monitoring

Kegiatan monitoring dilaksanakan terhadap bantuan peralatan


yang berasal dari BNPB oleh Tim Monitoring dan Evaluasi yang
ditugaskan oleh BNPB/BPBD berdasarkan Surat Perintah.
- Pelaksanaan kegiatan evaluasi
Kegiatan Evaluasi dilaksanakan terhadap bantuan peralatan
yang berasal dari BNPB oleh Tim Monitoring dan Evaluasi
yang ditugaskan oleh BNPB/BPBD berdasarkan Surat Perintah
dan dapat melibatkan penerima bantuan.
Pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi dipandu
melalui pengisian sesuai dengan lampiran pedoman ini.
5. Analisa hasil

- Menganalisa hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan


evaluasi dalam bentuk checklist .(lampiran 2 s/d lampiran 9).

- Pengujian / pencocokan data bantuan peralatan di lapangan


dilaksanakan dengan cara membandingkan antara dokumen
perencanaan dengan realisasi yang dapat dilakukan secara
keseluruhan atau uji petik.

6. Dokumentasi, pelaporan, dan rekomendasi


- Rekaman informasi dan dokumentasi.
- Laporan hasil monitoring dan evaluasi.
- Rekomendasi kepada pimpinan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang


dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik
melalui pengurangan ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang
terancam bencana dan mitigasi bencana adalah serangkaian upaya
untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PPNo 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).
Pengendalian pencegahan dan mitigasi bencana dilakukan
untuk mengurangi serta menanggulangi resiko bencana. Rangkaian
upaya yang dilakukan dapat berupa perbaikan dan modifikasi
lingkungan fisik maupun penyadaran serta peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana kemudian wilayah yang pernah
mengalami sebuah bencana memiliki kemungkinan besar akan
mengalami kejadian yang sama kembali. Oleh karena itu perlu
dilakukan pemantauan terus-menerus untuk meminimalisir dampak
bencana tersebut.

B. Saran
Dalam menyusun laporan ini, kami menyadari banyak kesalahan yang
terdapat di dalamnya. Saran dan kritik yang membangun diharapkan
demi kesempurnaan laporan ini di kemudia hari.
Daftar Pustaka

Nurjannah, dkk. 2011. Manajemen Bencana. Bandung: Alfabeta

Parker. 1992. Pencegahan dan Manajemen Bencana. http://social-


studies17.blogspot.com/2012/11/recognize-pencegahan-bencana-
dan.html Diakses tanggal 13 September 2013.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Anda mungkin juga menyukai