Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFEKSI VIRUS

 
Pengantar
Pengertian
• Penyakit kulit yang disebabkan oleh virus terdiri
atas :
• Herpes Zoster
Herpes Zoster adalah penyakit yang disebabkan
oleh infeksi virus varisela zoster yang menyerang
kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi
virus yang terjadi setelah infeksi primer (Ilmu
penyakit kulit dan kelamin edisi 3, 1987: hal.107)
• Herpes zoster (shingles, cacar monyet)
merupakan kelainan inflamatorik viral di mana
virus penyebabnya menimbulkan erupsi
vesikuler yang nyeri di sepanjang distribusi saraf
sensorik dari satu atau lebih ganglion posterior
(Keperawatan Medikal-Bedah Volume 3,
2001:hal.1865)
Anatomi Kulit
• Etiologi
Herpes Zoster
• Reaktivasi Virus varisela-zoster
Patofisiologi

• Herpes Zoster
• Infeksi ini disebabkan oleh virus varisela, yang dikenal
dengan sebagai virus varisela zoster. Virus ini merupakan
anggota kelompok virus DNA. Herpes zoster diasumsikan
sebagai keadaan yang menggambarkan reaktivasi virus
varisela (penyakit cacar air) yang laten dan mencerminkan
penurunan imunitas. Sesudah seseorang menderita cacar
air, virus varisela-zoster yang diyakini sebagai penyebab
terjadinya penyakit ini hidup secara inaktif di dalam sel-sel
saraf di dekat otak dan medulla spinalis.
• Di kemudian hari ketika virus yang laten ini mengalami
reaktivasi, virus tersebut berjalan lewat saraf perifer ke
kulit. Di sini, virus mengadakan multiplikasi dengan
menimbulkan ruam yang berupa vesikel kecil-kecil
berwarna merah dan berisi cairan. Sekitar 10% orang
dewasa mendapatkan herpes zoster pada suatu saat
sepanjang hidupnya, yaitu pada usia di atas 50 tahun.
Peningkatan frekuensi herpes zoster terjadi pada pasien-
pasien dengan sistem imun yang lemah dan yang menderita
kelainan maglinitas, khususnya leukemia dan limfoma.
• 
Manifestasi klinis

• Herpes Zoster
• Erupsi biasanya disertai atau didahului dengan rasa
nyeri yang bisa menjalar ke seluruh daerah yang
dipersarafi oleh saraf yang terinfeksi. Rasa nyeri bisa
bersifat membakar/panas, tajam (seperti tersayat atau
terobek), menusuk atau berupa perasaan pegal.
Sebagian pasien tidak merasa nyeri tetapi terasa gatal
dan nyeri tekan dapat terjadi pada daerah lesi. Kadang-
kadang terdapat keluhan tidak enak badan (meriang)
dan gangguan gastrointestinal yang mendahului erupsi.
• Bercak-bercak vesikel yang berkelompok tampak
pada kulit yang menjadi merah dan
membengkak. Vesikel yang dini akan
mengandung serum dan kemudian menjadi
purulen, mengalami rupture serta membentuk
krusta. Inflamasi ini biasanya unilateral dan
melibatkan saraf torakalis, servikalis atau
kranialis dengan konfigurasi mirip pita atau
sabuk.
• Vesikel biasanya terbatas di daerah muka atau
badan yang sempit. Perjalanan klinis herpes
zoster bervariasi dari 1 hingga 3 minggu. Jika
nervus oftalmikus ikut terkena, pasien akan
mengalami kelainan mata yang nyeri. Inflamasi
dan ruam pada batang tubuh dapat
menimbulkan rasa sakit jika disentuh sekalipun
dengan sentuhan yang paling ringan. Waktu
kesembuhannya bervariasi antara 7 dan 26 hari.
Komplikasi
• Herpes Zoster
• Neuralgia pascaherpetik dapat timbul pada umur di atas 40 tahun,
persentasenya 10-15 %. Makin tua penderita makin tinggi
persentasenya.
• Pada penderita tanpa disertai defisiensi imunitas biasanya tanpa
komplikasi. Sebaliknya pada yang disertai defisiensi imunitas,
infeksi HIV, keganasan, atau berusia lanjut dapat disertai
komplikasi. Vesikel sering menjadi ulkus dengan jaringan nekrotik.
• Pada herpes zoster oftalmikus dapat terjadi berbagai komplikasi, di
antaranya proses paralitik, keratitis, skleritis, uveitis, korioretinitis,
dan neuritis optic.
 
• Paralisis motorik terdapat pada 1-5 % kasus, yang
terjadi akibat penjalaran virus secara
perkontinuitatum dari ganglion sensorik ke system
saraf yang berdekatan. Paralisis biasanya timbul
dalam 2 minggu ejak awitan munculnya lesi. Berbagai
paralisis dapat terjadi, misalnya di muka, diafragma,
batang tubuh, ekstremitas, vesika urinaris, dan anus.
Umumnya akan sembuh spontan.
• Infeksi juga dapat menjalar ke alat dalam, misalnya
paru, hepar dan otak.
Penatalaksanaan

• Herpes Zoster
• Tujuan tatalaksana herpes zoster adalah untuk meredakan
rasa nyeri dan mengurangi atau menghindari komplikasi.
• Rasa nyeri dikendalikan dengan pemberian analgesik, karena
pengendalian nyeri yang adekuat selama fase akut akan
membantu mencegah terbentuknya pola nyeri yang persisten.
• Kortikosteroid sistemik dapat diberikan kepada pasien-pasien
yang berusia di atas 50 tahun untuk mengurangi insidensi dn
durasi neuralgia postherpetika (nyeri persisten pada saraf
yang terkena setelah terjadi kesembuhan).
• Pada herpes zoster oftalmikus mengingat
komplikasinya diberikan obat antiviral atau
imunostimulator. Obat-obat ini juga dapat diberikan
pada penderita dengan defisiensi imunitas.
• Pengobatan topical bergantung pada stadiumnya. Jika
masih stadium vesikel diberikan bedak dengan tujuan
protektif untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak
terjadi infeksi sekunder bila erosit diberikan kompres
terbuka. Kalau terjadi ulserasi dapat diberikan salep
antibiotik.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai