Anda di halaman 1dari 14

REVIEW JURNAL

OLEH :

NI MADE SRIWAHYUNI

F 201902015

C5NR

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

2021

Judul : Kloning manfaat versus masalah

Jurnal : Jurnal Biomedik


Volume dan Halaman : Volume 2, Nomor 2, Halaman 88-94

Tahun : Juli 2010

Penulis : 1. Sunny Wangko

2. Erwin Kristanto

Reviewer : Ni made sriwahyuni

Tanggal : 17 0ktober 2021

Tujuan penelitian :.Untuk mengetahui manfaat cloning terkait langsung dengan nilai-nilai

kemanusiaan, hukum, dan etik dalam aplikasi medik yang ditujukan

untuk pengobatan, reproduksi, dan replacement. Sehingga di harapkan

dapat menunjang tercapainya ‘quality of life’ yang layak.

Subyek Penelitian : Embrio dan Sel Somatik Manusia

Metode Penelitian : Secara umum dikenal beberapa cara untuk melakukan kloning:

1.Artificial embryo twinning

Cara ini relatif lowtech, yang mencontohi proses alamiah terjadinya

kembar identik. Pada embrio yang masih dini dilakukan separasi secara

manual sehingga menghasilkan sel-sel individu, yang selanjutnya akan

membelah dan berkembang. Embrio ini diimplantasikan pada inang

subtitusi sampai cukup bulan dan kemudian dilahirkan. Oleh karena

embrio-embrio klon ini berasal dari zigot yang sama maka mereka

secara genetik identik.

2. Somatic cell nuclear transfer (SCNT)

Cara ini agak berbeda dengan artificial embryo twinning tetapi memberi

hasil yang relatif sama yaitu salinan genetik yang sama. Sel somatik
yang dipakai adalah selsel di dalam tubuh selain sel sperma dan sel

telur. Inti sel somatik ditransfer ke sel telur yang telah dilakukan

enukleasi. Sel telur dengan inti baru ini akan berlaku sebagai zigot, yang

kemudian diimplantasikan ke inang subtitusi. SCNT bertujuan utama

untuk menghasilkan embrio yang akan digunakan pada riset, terutama

riset sel punca. Selsel ini kemudian dipanen untuk digunakan pada riset

bioteknologi dengan harapan dapat diaplikasikan bagi berbagai aspek

yang menunjang kesejahteraan manusia, termasuk aspek kesehatan dan

pengobatan.

Hasil Penelitian :Kloning sel bertujuan menghasilkan suatu populasi sel dari satu sel

tunggal. Pada organisme unisel seperti bakteri dan jamur, proses ini

relatif mudah dan hanya memerlukan inokulasi pada media yang sesuai.

Pada kultur sel dari organisme multisel baik sel dewasa maupun sel

punca, kloning sel merupakan hal yang cukup rumit karena sel-sel ini

tidak dapat tumbuh pada media standar

Kloning organisme disebut juga kloning reproduksi yang

bertujuan untuk menghasilkan organisme multisel yang identik secara

genetik. Proses kloning ini merupakan reproduksi aseksual dimana tidak

terjadi fertilisasi. Disini dilakukan transfer inti dari sel dewasa donor ke

dalam sel telur tanpa inti. Bila sel telur telah membelah normal maka

akan dipindahkan ke dalam uterus inang substitusi. Klon yang

dihasilkan tidak sepenuhnya identik oleh karena sel somatik dapat

mengandung mutasi DNA inti.

Secara umum proses kloning pada mamalia dan manusia serupa,

tetapi aplikasi pengunaan klon pada manusia lebih kompleks. Kloning

dapat berfungsi sebagai terapeutik, reproduktif, dan replacement


,Pro dan kontra terhadap cloning

Walaupun kloning merupakan lahan penelitian yang melibatkan

berbagai disiplin ilmu yang bernaung di bawah biomolekular dan

bioteknologi, masih terdapat banyak tantangan, ketidak sesuaian paham,

ataupun oposisi dari berbagai pihak, terlebih lagi bila berkaitan dengan

etik, kepercayaan/agama, dan hukum. kloning sel atau organ manusia

untuk kepentingan terapeutik, dan lain sebagainya masih memerlukan

banyak pemahaman yang meyakinkan dan persesuaian pendapat, baik

secara etik, moral, dan hukum.

Pendekatan etik dan hokum cloning pada manusia

Setelah diungkapnya kasus Dolly the sheep di Edinburgh 1997,

UNESCO mempublikasikan Declaration on the human genome and

human rights yang ditandatangani oleh 186 negara, yang melarang

reproduksi manusia melalui proses kloning.

Secara etik, pendekatan pertama adalah bahwa secara

fundamental proses kloning adalah teknologi yang masih dalam

pengembangan dan belum cukup aman untuk diaplikasikan pada subjek

manusia. Pengembangan teknologi kloning masih memerlukan banyak

perbaikan untuk mengatasi penuaan dini seperti yang terjadi pada Dolly

the sheep, dan dihasilkannya sejumlah besar embrio dengan malformasi.

Dari pandangan sisi yang berbeda masih akan timbul pula

permasalahan seperti Wangko, Kristanto; Kloning: Manfaat Versus

Masalah 93 individu bagaimana yang berhak memperoleh clone?

Apakah kloning dikehendaki dengan alasan moral yang dapat diterima?

Sebagai contoh, membesarkan seorang clone dengan alasan untuk


menyediakan cadangan organ bagi seseorang tentu saja tidak dapat

diterima. Pada UU no.36 tahun 2009 pasal 65 disebutkan bahwa

”Pengambilan organ dan/atau jaringan tubuh dari seorang donor harus

memperhatikan kesehatan yang bersangkutan dan mendapat

persetujuannya.” Persetujuan pendonor dalam keadaan yang tidak cakap

hukum karena satu dan lain hal juga membuat kloning bukan teknologi

yang tepat digunakan untuk alasan di atas.

Di pihak lain teknologi sel punca mungkin merupakan jawaban

atas problematika tertentu di bidang pelayanan kedokteran, dimana hal

ini telah di atur dalam UU no.36 tahun 2009 pasal 70.

Kesimpulan : Secara umum kloning merupakan sejumlah proses yang dapat

digunakan untuk menghasilkan salinan suatu kesatuan biologik baik

dari potongan DNA, sel, atau organisme keseluruhan`yang secara

genetik identik tanpa melalui reproduksi seksual. Terdapat beberapa

cara untuk melakukan cloning yaitu artificial embryo twinning dan

somatic cell nuclear transfer (SCNT). Pada manusia kloning dapat

berfungsi sebagai terapeutik, reproduktif, dan replacement. Sangat

diharapkan penelitian kloning akan lebih diminati dan dapat

berkembang pesat untuk menunjang tercapainya ‘quality of life’ yang

layak.
KLONING
MANFAAT VERSUS MASALAH

Sunny Wangko1
Erwin Kristanto2

1
Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: sunnywangko@yahoo.com

Abstract: In general, cloning is an asexual creation of a cell or organism which is genetically


identical to its ancestor. Actually, cloning of unicellular and multicellular organisms has been
going on in the natural world for thousands of years. Nowadays, in biotechnology, artificial
cloning processed by using non-embryonic somatic cells is unbelievably well developed. In
medical application, cloning is pointed to therapeutic, reproductive, and replacement
usages. However, there are still many controversies, especially if this cloning is related to
human beings, law, and ethics norms.

Keywords: cloning, cell, organism

Abstrak: Kloning adalah kreasi secara aseksual dari suatu sel atau organisme yang
merupakan salinan genetik dari organisme pendahulu. Secara alamiah kloning telah
ditemukan sejak beribu-ribu tahun yang lalu pada organisme unisel sampai ke yang multisel.
Dewasa ini kemajuan bioteknologi dalam melakukan kloning artifisial dengan menggunakan
sel non embriogenik telah berkembang pesat. Pemanfaatan kloning dalam aplikasi medik
ditujukan untuk pengobatan, reproduksi, dan replacement. Walaupun demikian, dalam hal
pemanfaatannya masih banyak ketidak sesuaian pendapat, terlebih lagi bila masalah kloning
terkait langsung dengan nilai-nilai kemanusiaan, hukum, dan etik.

Kata kunci: kloning, sel, organisme

Dewasa ini kloning telah menjadi ”the yang sama dengan asalnya. 1-4
hottest topic” dalam studi bioteknologi dan Pada hakekatnya secara alamiah kloning
biomedik. Kloning yang dipelopori oleh organisme unisel sampai ke yang multisel
Dreisch pada akhir tahun 1800 telah ber- telah berlangsung selama ribuan tahun.1,3-5
kembang pesat dan menyumbangkan pene-
muan-penemuan baru yang sangat menjan-
jikan. Secara umum kloning merupakan se-
jumlah proses yang dapat digunakan untuk
menghasilkan salinan suatu kesatuan biolo-
gik yang secara genetik identik tanpa mela-
lui reproduksi seksual. Bahan salinan ini di-
sebut klon (clone) dan mempunyai genetik
Sebagai contoh, bakteri menghasilkan tu- yang telah difer- tilisasi membelah dan
runannya melalui proses reproduksi menghasilkan dua atau lebih embrio yang
aseksu- al, sel kanker yang beranak pinak menyandang DNA yang hampir identik.3,6
dalam tu- buh manusia, tumbuhan dalam Dengan kemajuan biotekonologi maka
hutan seje- nis, bahkan sampai organisme terdapat perkembangan pesat dalam kloning
multisel yang lebih tinggi yaitu mamalia, artifisial. Keberhasilan melakukan kloning
termasuk manu- sia. Kembar identik pada pada mamalia dengan menggunakan sel non
manusia dan ma- malia terjadi bila sel telur embrionik yang diawali oleh hot issue

88
Wangko, Kristanto; Kloning: Manfaat Versus Masalah 89

‘Dolly the sheep’ (1997) telah membuka teri, insekta, atau tumbuhan bereproduksi
wawasan penelitian biomolekular dan secara aseksual. Secara lebih rinci Biotek-
bioteknologi yang sangat luas. ’Dolly the nologi menjelaskan kloning sebagai proses
sheep’ telah menularluaskan penelitian untuk menghasilkan salinan fragmen DNA
biomolekuler dengan menggunakan spesies (kloning molekular), sel (kloning sel), atau
lain. 1,3 Sebagai umpan balik muncul isu-isu organisme (kloning organisme).2
yang berlandaskan kode etik dan hukum, Terdapat beberapa definisi yang berkait-
terlebih lagi setelah tebersitnya celah untuk an dengan kloning
dilakukannya kloning manusia.1,3,7-9
Pemanfaatan kloning dapat sebagai Terminologi
terapeutik, reproduktif, dan replacement. Clone berasal dari kata bahasa Junani
Kloning gen yang menghasilkan salinan gen
 yang berarti batang atau cabang; is-
atau segmen DNA dan kloning sel punca
tilah ini mengacu ke proses dimana tanaman
ataupun sel dewasa dapat diaplikasikan
yang baru dihasilkan dari cabang atau
dalam pengobatan; kloning reproduktif
ranting. Dalam ilmu perkebunan (horticul-
menghasilkan salinan hewan seutuhnya
ture), istilah clon dipakai sampai abad ke-
(termasuk manusia); dan sebagai replace-
20, yang kemudian berkembang menjadi
ment yaitu berfungsi untuk penggantian ba-
clone, yang masih digunakan sampai de-
gian tubuh individu (yang dilakukan klon-
wasa ini.2
ing) yang mengalami kerusakan, atau gagal
organ. Salah satu isu yang cukup meng-
Oxford Dictionary
gemparkan adalah menghasilkan klon ma-
nusia sebagai replacement children dengan Menurut Oxford Advanced Learner’s
menggunakan sel somatik dari individu itu Dictionary clone adalah satu kelompok
sendiri.4,6-8 tumbuhan atau organisme yang dihasilkan
Masih banyak kendala, salah tanggap, secara aseksual dari satu pendahulu
ataupun kontroversi dalam proses kloning (ancestor).10
ini, baik dalam hal teknologi, penelitian dan
pengamatan, maupun tanggapan dari pihak- Encyclopedia Britannica
pihak yang berkompeten, terlebih lagi bila Encyclopedia Britannica menyebutkan
kloning yang terkait langsung dengan nilai- clone (whole organism cloning) sebagai
nilai kemanusiaan, hukum, dan etik.4,6,9 Wa- organisme individual yang tumbuh dari satu
laupun demikian bagi para peneliti biomole- sel tubuh tunggal orang tuanya yang secara
kuler, kloning masih tetap merupakan topik genetik identik.1
yang sangat menarik, marak dan penuh de-
ngan tantangan, dan amat sangat patut di- Biomolekul
perjuangkan demi kemajuan masa depan.
Diperlukan waktu yang cukup panjang un- Kloning adalah kreasi suatu organisme
tuk menentukan apakah impian para peneliti yang merupakan salinan genetik dari or-
akan terwujud atau tetap status quo sebagai ganisme pendahulu.5 Clone adalah salinan
masalah serius dan mendasar secara etik, genetik yang iden-tik dari potongan DNA,
terlebih lagi mengenai keberadaan dan sta- sel, atau orgisme keseluruhan.11
tus moral embrio manusia dan penggunaan-
nya dalam penelitian. SEJARAH
Pada tahun 1800 Hans Dreisch meme-
PEMAHAMAN KLONING lopori melakukan kloning pada sea urchins
Di dalam ilmu biologi kloning adalah dengan dasar pemikiran hewan laut ini
proses untuk menghasilkan populasi indivi- mempunyai sel embrio yang besar dan dapat
du yang identik secara genetik, yang terjadi berkembang tanpa ketergantungan pada
di dalam alam ketika organisme seperti bak- induknya. Dreich melakukan kloning de-
ngan memisahkan tahun kemudian
sel embrio bersel yaitu tahun 1902
dua.3 Selang 20 Hans Spemman
Wangko, Kristanto; Kloning: Manfaat Versus Masalah 90

berhasil melakukan biri-biri dewasa, nuclear transfer embryo twinning


pemi- sahan sel yang dikenal de- (SCNT) tetapi memberi hasil
embrio bersel dua ngan ”Dolly the
Cara ini agak yang relatif sama
dari salaman- der, sheep”. Dengan
berbeda dengan yaitu salinan
yang selanjutnya berhasilnya proses genetik yang sama.
berkembang diluar kloning tersebut, artificial
Sel somatik yang
tubuh induk. maka peneliti- dipakai adalah sel-
Perkembangan yang peneliti lainnya sel di dalam tubuh
pesat terjadi pada berlomba-lomba selain sel sperma
1951 oleh tim melakukan kloning dan sel telur. Pada
peneliti di dengan mamalia setiap sel
Philadelphia yang menggunakan somatik mempunyai
melakukan kloning berbagai spesies dua set kromosom
em- brio katak. Inti hewan.1,2,3,5 yang leng- kap. Inti
sel embrio katak sel somatik
dikeluarkan untuk
METODE ditransfer ke sel
menggantikan inti
MELAKUKAN telur yang telah
sel telur yang belum
KLONING dilakukan
dibuahi. Percobaan enukleasi. Sel telur
ini merupakan awal Secara umum
dengan inti baru ini
metode nuclear dikenal beberapa
akan berlaku
transplant. 1,3 cara un- tuk
sebagai zigot, yang
Penerobosan melakukan
kemudian
yang bermakna kloning:1,5,8
diimplantasikan ke
terjadi pa- da tahun inang subtitusi.
1986 dengan Artificial embryo SCNT bertujuan
dilakukannya twinning utama un- tuk
koning mamalia menghasilkan
Cara ini relatif
oleh dua tim embrio yang akan
lowtech, yang
peneliti di Inggris diguna- kan pada
mencontohi proses
(kloning biri-biri) riset, terutama riset
alamiah terjadinya
dan di Amerika sel punca. Sel- sel
kembar identik.
(kloning sapi). ini kemudian
Pada embrio yang
Walaupun dipanen untuk
masih dini
demikian, tidak digunakan pada
dilakukan separasi
satupun tim yang riset bioteknologi
secara manual
berpendapat bahwa dengan harapan da-
sehingga menghasil-
kloning ma- malia pat diaplikasikan
kan sel-sel individu,
dapat dilakukan bagi berbagai aspek
yang selanjutnya
dengan yang menunjang
akan membelah dan
menggunakan sel kesejahteraan
berkembang.
somatik dewasa manusia, terma- suk
Embrio ini
yang telah aspek kesehatan dan
diimplantasikan
berdiferen- siasi. pengobatan.
pada inang subtitusi
Tahun 1996 tim
sampai cukup bulan
peneliti Wilmut et
dan kemudian JENIS KLONING
al dari Roslin
dilahirkan. Oleh
Institute di Dewasa ini
karena embrio-
Scotlandia berhasil terdapat beberapa
embrio klon ini
melakukan kloning jenis klon- ing yang
berasal dari zigot
biri-biri dengan telah diteliti:2,11
yang sama maka
meng- gunakan sel
mereka secara
nonembrionik yaitu Kloning molekul
genetik identik.
sel kelenjar mamma (Molecular cloning)
Somatic cell
Wangko, Kristanto; Kloning: Manfaat Versus Masalah 91

Di dalam alam ganisme yang intak manusia. Gen yang


DNA tersusun untuk resisten terhadap Kloning sel2,11
sangat panjang menghasilkan hama dari satu
Kloning sel
dimana satu protein yang spesies dapat diklon
bertujuan
molekul tunggal bermanfaat baik dan disisipkan ke
menghasilkan suatu
me- nyandang bagi peneliti- an spesies yang lain.13
populasi sel dari satu
banyak gen. Untuk maupun aplikasi Secara umum
sel tunggal. Pada
organisme multisel bagi kesehatan kloning fragmen
organisme unisel
gen menempati manusia. Kloning DNA mencakup
seperti bakteri dan
hanya sebagian dilakukan dengan lima langkah
jamur, proses ini
ke- cil dari DNA mengguna- kan strategi kloning: 2,11
relatif mudah dan
kromosom; sisanya bakteri dan
hanya me- merlukan
merupa- kan plasmid. Plasmid Isolasi
inokulasi pada
sekuens nukleotid merupa- kan Isolasi dan media yang sesuai.
yang berulang dan molekul DNA pemurnian DNA Pada kultur sel dari
noncoding. sirkular berukuran sel sampel organisme multisel,
Sebagai contoh, kecil, tetapi
gen manusia mempunyai ukuran Fragmentasi
menyusun sama atau bahkan Fragmentasi
1/100.000 molekul lebih besar dari dengan
DNA dimana ia ukuran bahan menggunakan enzim
terdapat. Kloning genetik uta- manya restriksi yang
DNA bertujuan (kromosom memisahkan untaian
meng- hasilkan bakteri), dan DNA
sejumlah besar bereplikasi di Ligasi
DNA yang identik, dalam sel
Ligasi untuk
termasuk gen, bakteri.12,13 Dalam
melekatkan
hal mela- kukan
potongan- potongan
promotor, sekuens kloning gen atau
DNA dalam sekuens
non- potongan DNA,
yang di- inginkan.
coding, dan plasmid asal
Fragmen DNA
fragmen DNA, (cloning vector)
dicampurkan
untuk penelitian diisolasi dari sel
dengan plasmid
lanjut atau bakteri. Gen sel
yang telah dipotong
menggunakan tertentu disisipkan
dengan enzim
DNA pada or- ke
restriksi yang sama.
dalam plasmid, dengan gen yang DNA ligase
sehingga terbentuk disisipkan. Produk ditambahkan untuk
plasmid dengan protein yang mengikatkan
DNA rekombinan. dihasilkan dapat fragmen DNA ke
Plasmid yang baru digu- nakan untuk plasmid.
dimasukkan ke penelitian lanjut
Transfeksi
dalam sel bakteri, atau diaplika- sikan
dan terbentuk bagi kesehatan Transfeksi untuk
bakteri rekombinan manusia ataupun bi- menyisipkan
yang akan dang lainnya. potongan baru DNA
membentuk sel Sebagai contoh ke dalam sel.
klon. Gen yang perusahaan farmasi Seleksi
disisipkan akan menghasilkan Skrining/seleksi:
terikut pada bakteri berbagai jenis hor- seleksi sel-sel yang
yang bermitosis. mon dengan ber- hasil
Klon bakteri ini menggunakan ditransfeksi dengan
akan menghasilkan bakteri yang me- DNA baru.
protein yang sesuai nyandang gen
Wangko, Kristanto; Kloning: Manfaat Versus Masalah 92

baik sel dewasa Bila sel telur telah merupakan kloning manusia. Kloning
maupun sel punca, membelah normal sel punca ataupun replace- ment
kloning sel maka akan sel dewasa untuk merupakan
merupakan hal dipindahkan ke diapli- kasikan gabungan
yang cukup rumit dalam uterus inang pada pengobatan keduanya, dan
karena sel-sel ini substitusi. Klon dan penelitian. berfungsi untuk
tidak dapat tumbuh yang dihasilkan Kloning penggantian bagian
pada media tidak sepenuhnya reproduktif secara tubuh individu yang
standar. Tehnik identik oleh karena teoritik untuk dilakukan kloning
yang sel somatik dapat membentuk klon yang
diperkenalkan mengandung mu- mengalami tingkat efisiensi dan
adalah dengan tasi DNA inti. kerusakan, atau keamanan SCNT
menggunakan Selain itu gagal organ, dan masih belum me-
cincin kloning. mitokondria di diikuti oleh yakinkan. Masalah
Sus- pensi sel dalam sitoplasma transplantasi otak lain yang cukup
tunggal yang telah juga mengandung sebagian atau serius adalah
dipapar dengan DNA, dan selama seluruhnya. Salah pemendekan
agen mutagenik SCNT, DNA ini satu keuntungan bila telomer. Telomer
atau obat tertentu sepenuhnya berasal menggunakan klon meru- pakan sekuens
ditem- patkan pada dari sel telur donor, organ dari diri DNA berulang pada
pengenceran tinggi jadi genom sendiri yaitu tidak ujung kromosom.
untuk mitokondria tidak terjadi reaksi Dengan
menghasilkan serupa dengan sel penolakan jaringan, bertambahnya usia
koloni-koloni yang telur donor. Hal ini dan dengan he- wan telomer
terisolasi. Setiap sangat perlu sendirinya tidak akan memendek.
koloni tumbuh dari diperhatikan pada memerlukan Bila telomer sel
satu sel tunggal. cross species pemberian obat sudah sangat
Sel-sel klon nuclear transfer imunosupresif. memendek, maka sel
dikumpulkan dari oleh karena bila Koning replacement terse- but akan mati.
dalam cincin dan terjadi masih mendapat Bila klon diambil
dipindahkan untuk incompatbilitas banyak tan- tangan dari sel yang tua,
pertumbuhan mito- kondria maka karena belum maka telomerya pun
lanjut. akan mengarah ke terdapat persesuaian akan memen- dek
kematian sel. pendapat mengenai yang mengakibatkan
Kloning Selain itu dalam hasil klon, antara kecenderungan
organisme2,11 proses kloning lain apakah sudah menderita penyakit
peran kromosom
Disebut juga layak pakai atau dan mengalami
seks (inaktivasi)
kloning reproduksi belum.2,4,9 kemati- an pada usia
belum dapat
yang bertujuan 4 Walaupun yang relatif muda.
dipenuhi. 8,14,15
untuk kloning telah
Secara umum
menghasilkan berhasil dila- kukan
proses kloning pada
organisme multisel pada berbagai
ma- malia dan PRO DAN
yang identik secara spesies, pemahaman
manusia serupa, KONTRA
genetik. Proses mengenai proses
tetapi aplikasi TERHADAP
kloning ini cloning subselular
pengunaan klon KLONING
merupakan dan molecular
pada manusia lebih Walaupun
reproduksi masih sangat
kom- pleks. kloning merupakan
aseksual dimana terbatas. Aborsi,
Kloning dapat lahan pe- nelitian
tidak terjadi lahir mati dan
berfungsi sebagai yang melibatkan
fertilisasi. Disini perkembangan yang
terapeutik, berbagai disiplin
dila- kukan transfer abnor- mal pada
reproduktif, dan ilmu yang bernaung
inti dari sel dewasa 2,9 hewan klon masih
replacement. di bawah
donor ke dalam sel sangat tinggi, yang
Kloning terapeutik biomolekular dan
telur tanpa inti. menunjukkan bahwa
Wangko, Kristanto; Kloning: Manfaat Versus Masalah 93

bioteknologi, masih ngembangan dan (clone) sebagai


tersebut pada saat
terdapat banyak belum cukup aman komoditas barang
sekarang; kloning
tantangan, ketidak untuk diaplikasikan dan bukan sebagai
hewan tertentu
sesuaian paham, pada subjek satu sosok pribadi
seperti babi untuk
ataupun oposisi dari manusia. Pe- manusia seutuhnya.
aplikasi xeno-
berbagai pihak, ngembangan Komoditas tersebut
transplantation;
terlebih lagi bi- la teknologi kloning dapat
kloning sel atau
berkaitan dengan masih me- diperdagangkan
organ ma- nusia
etik, merlukan banyak untuk kepentingan
untuk kepentingan
kepercayaan/aga- perbaikan untuk transplantasi organ,
terapeutik, dan lain
ma, dan hukum. meng- atasi tenaga kerja,
sebagainya masih
Berbagai masalah penuaan dini kemiripan bentuk
memerlukan
dalam bidang seperti yang terjadi fisik dengan
banyak pe-
pertanian seperti pada Dolly the seorang figur,
mahaman yang
pemanfaatan ta- sheep, dan maupun ekploitasi
meyakinkan dan
naman transgenik dihasilkannya lainnya.
persesuaian
untuk dikonsumsi pendapat, baik sejumlah besar Dari pandangan
oleh manusia; secara etik, moral, embrio dengan sisi yang berbeda
dalam bidang dan 1,2,8,9 malformasi. masih akan timbul
hukum.
peternakan yang Bila di pula permasalahan
menghasilkan klon kemudian hari seperti
hewan yang PENDEKATAN kloning menjadi
dibesarkan tanpa ETIK DAN teknologi yang
induk, apakah kelak HUKUM aman, masih perlu
dapat berperan KLONING PADA pula di- kaji apakah
secara alamiah; MANUSIA kloning dapat
kloning spesies Setelah membawa mala-
yang telah punah petaka psikologis
diungkapnya kasus
untuk bagi para ”clone”.
mempertahankan Dolly the sheep di Kesa- daran bahwa
atau memu- lihkan Edinburgh 1997, mereka kehilangan
ekosistem apakah UNESCO mem- kesem- patan untuk
memang dibutuh- menjadi unik,
publikasikan
kan, dan dapat beban harapan
menggantikan peran Declaration on the orang tua clone
spesies human genome yang mungkin
and human rights terlalu besar,
yang ditan- penerimaan
lingkungan
datangani oleh 186
terhadap clone, dan
negara, yang melihat dengan
melarang langsung seperti
reproduksi apa dirinya pada
manusia melalui berbagai usia
melalui orang
proses klon- ing.16 tuanya masih perlu
Secara etik, pertimbangan
pendekatan masak. Akan se-
pertama adalah lalu dibayangi
bahwa secara bahaya bahwa
fundamental proses dengan tek- nologi
kloning adalah ini, masyarakat
teknologi yang akan melihat anak
masih dalam pe- hasil kloning
individu bagaimana yang berhak memper- oleh clone? Apakah kloning dikehendaki dengan
alasan moral yang dapat diterima? Sebagai contoh, membesarkan seorang clone dengan alasan
untuk menyediakan ca- dangan organ bagi seseorang tentu saja tidak dapat diterima. Pada UU
no.36 tahun 2009 pasal 65 disebutkan bahwa ”Peng- ambilan organ dan/atau jaringan tubuh
dari seorang donor harus memperhatikan kese- hatan yang bersangkutan dan mendapat
persetujuannya.” Persetujuan pendonor da- lam keadaan yang tidak cakap hukum kare- na satu
dan lain hal juga membuat kloning bukan teknologi yang tepat digunakan untuk alasan di atas.17
Di pihak lain teknologi sel punca mung- kin merupakan jawaban atas problematika tertentu
di bidang pelayanan kedokteran, dimana hal ini telah di atur dalam UU no.36 tahun 2009 pasal
70.17

KESIMPULAN
Secara umum kloning merupakan sejum- lah proses yang dapat digunakan untuk
menghasilkan salinan suatu kesatuan biolo- gik baik dari potongan DNA, sel, atau or- ganisme
keseluruhan`yang secara genetik identik tanpa melalui reproduksi seksual. Terdapat beberapa
cara untuk melakukan cloning yaitu artificial embryo twinning dan somatic cell nuclear
transfer (SCNT). Pada manusia kloning dapat berfungsi sebagai terapeutik, reproduktif, dan
replacement. Sangat diharapkan penelitian kloning akan lebih diminati dan dapat berkembang
pesat untuk menunjang tercapainya ‘quality of life’ yang layak.

DAFTAR PUSTAKA
1. Cloning-A Webliography [homepage on the Internet]. Nodate [cited 2010 Jan 20]. Available from:
http://staff.lib.msu,cdu/skendall/cloning/

2. Cloning [homepage on the internet]. Nodate [cited 2010 Jan 20]. Available from:
http://en.wikipedia.org/wiki/Cloning
3. History of cloning [[homepage on the Internet]. Nodate [cited 2010 Jan 20]. Available from:
http://library.thinkquest.org/2080/Frame less/Manipulating/experimentation/cloni ng/longdoc.htm
4. National Human Genome Research Institute. Cloning [homepage on the Internet]. Nodate [cited
2010 Jan 20]. Available from:
http://ww.genome.gov/25020028
5. What is cloning? [homepage on the Internet]. Nodate [cited 2010 Jan 20]. Available from:
http://learn.genetics.utah.edu/content/teh

/cloning/whatiscloning/

6. Beddington R. Cloning. NIMR: Mill Hill Essays, 1997.


7. Society, Religion and Technology Project Church of Scotland: Looking at the ethics of
technology for a New Millenium [homepage on the Internet]. c2010 [cited
2010 Jan 20]. Available from: http://www.srtp.org.uk/cloning.shtml
8. Stanford Encyclopedia of Philosophy. Cloning [homepage on the Internet]. Nodate [cited
2010 Jan 20]. Available from: http://plato.stanford.edu/entries/cloning/
9. Human cloning [homepage on the Internet]. Nodate [cited 2010 Jan 20]. Available from:
http://en.wikipedia.org/wiki/Human_clo ning
10. Hornby AS. Oxford Advanced Learner’s Dictionary. Oxford: Oxford University Press, 1990; p.
212.
11. Riyanda NG, Vina EA, Arini N, Suluh N. Recombinant DNA and Cloning [homepage on
the Internet]. Nodate [cited 2010 Jan 20]. Available from:
http://faperta.ugm.ac.id/newbie/downloa d/pak_tar/genetika-
molekuler/presentasi/Recombinant%20 DNA%20and%20Cloning.ppt
12. Yuwono T. Organisasi biologis jasad hidup. Dalam: Biologi Molekular. Jakarta: Erlangga, 2008; p.
10.
13. Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. DNA technology. In: Biology 5 th ed. California:
AddisonWesley Longman Inc, 1999; p. 364-70.
kedokteran forensik untuk kepentingan penyidikan. Jakarta: Sagung Seto, 2008.
14. Kementerian Kesehatan. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Jakarta:
Sekretariat Negara, 2009.

Anda mungkin juga menyukai