Anda di halaman 1dari 2

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM)

A. PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian pada tahun 2005, (WHO), dan 80 %
kematian tersebut terjadi di Negara-negara yang berpendapatan rendah dan menengah akibat penyakit jantung dan
pembuluh darah 30%, penyakit pernapasan kronik dan penyakit kronik lainnya 16%, kanker 13%, cedera 9%, dan
diabetes militus 2%. PTM seperti kardiovaskuler, stroke, kanker, diabetes militus, penyakit paru kronik obstruktif
dan cedera terutama dinegara berkembang, telah mengalami peningkatan kejadian dengan cepat yang berdampak
pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2007) menunjukan
penyebab kematian telah terjadi pergeseran dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Berdasarkan riset
tersebut, penyebab kematian terbesar untuk umur >5 tahun adalah stoke, baik diperkotaan maupun diperdesaan.
Penyakit menular menyumbang 28,1% kematian sedangkan penyakit tidak menular sebagai penyumbang terbesar
penyebab kematian terbesar 59,5%. Factor resiko PTM antara lain kurang aktifitas fisik, diet yang tidak sehat dan
tidak seimbang, merokok, konsumsi alcohol, obesitas, hyperglikemia, hipertensi, hiperkolesterol, dan perilaku yang
berkaitan dengan kecelakaan dan cedera, misalnya perilaku berlalu lintas yang tidak benar. Upaya pencegahan dan
penanggulangan PTM akan menjadi lebih efektif jika factor resiko tersebut dapat dikendalikan. Beberapa penelitian
menunjukan bahwa pada umumnya, keberadaan factor resiko PTM pada seseorang tidak memberikan gejala
sehingga mereka tidak memberikan gejala sehingga mereka tidak merasa perlu mengatasi factor resiko dan
menggubah gaya hidupnya.

II. Tujuan Umum

Terlaksananya pencegahan dan pengendalian factor resiko PTM berbasis peran serta masyarakat secara terpadu,
rutin, dan periodik.

III. Tujuan Khusus

a. Terlaksananya deteksi dini factor resiko PTM

b. Terlaksananya monitoring faktor resiko PTM

c. Terlaksananya tindak lanjut dini

IV. Kegiatan Pokok

a. Melakukan wawancara untuk menggali informasi faktor resiko keturunan dan perilaku.

b. Melakukan penimbangan dan mengukur lingkar perut, serta Indeks Massa Tubuh termasuk analisa lemak tubuh.

c. Melakukan pengukuran tekanan darah.

d. Melakukan pemeriksaan gula darah.

e. Melakukan pengukuran kadar lemak darah (kolesterol total dan trigliserida).

f. Melakukan pemeriksaan fungsi paru sederhana (Peakflowmeter)


g. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asetat) oleh tenaga bidan terlatih

h. Melaksanakan konseling (diet, merokok, stress, aktifitas fisik dan lainlain) dan penyuluhan kelompok termasuk
sarasehan.

i. Melakukan olah raga/aktifitas fisik bersama dan kegiatan lainnya.

j. Melakukan rujukan ke Puskesmas

k. Untuk jadwal sebaiknya diatur berdasarkan kesepakatan bersama dengan memperhatikan anjuran jangka waktu
monitoring yang bermanfaat secara klinis (lihat pada tabel anjuran pemantauan).

V. Rincian Kegiatan

a. Deteksi hipertensi dengan memeriksa tekanan darah

b. Deteksi kemungkinan kekurangan gizi dan obesitas dengan memeriksa tinggi badan dan berat badan.

c. Deteksi kemungkinan diabetes mellitus dengan cek gula darah

d. Deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim pada pengunjung wanita tahun.

VI. Cara Melaksanakan Kegiatan dan Sasaran Masyarakat

Baik laki-laki atau perempuan yang usia 15 tahun yang memiliki atau tidak memiliki factor resiko. Kelompok
masyarakat sehat, beresiko dan penyandang PTM atau orang dewasa yang berumur 15 tahun keatas. Pada orang
sehat agar faktor resiko tetap terjaga dalam kondisi normal. Pada orang dengan faktor resiko adalah mengembalikan
kondisi beresiko ke kondisi normal. Pada orang dengan penyandang PTM adalah mengendalikan faktor resiko pada
kondisi normal untuk mencegah timbulnya komplikasi PTM.

VII. Pencatatan Pelapor (Evaluasi)

a. Menilai kehadiran (para anggotanya, kader dan undangan lainnya)

b. Catatan pelaksanaan kegiatan

c. Masalah yang dihadapi

d. Mencatat hasil penyelesaian masalah Merupakan bagian dari Sistem Rujukan Kesehatan Nasional. Bila terdapat
peserta yang memiliki kriteria harus dirujuk, sesegeranya dirujuk ke Puskesmas dengan terlebih dahulu memotivasi
agar mau dirujuk ke Puskesmas. Pada saat merujuk, sertakan KMS dan lembar rujukan ke Puskesmas sebagai media
informasi Petugas Puskesmas dalam menerima rujukan dari masyarakat. Pada kondisi tertentu bila memerlukan
pendamping rujukan dari kader Posbindu PTM agar dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.

Anda mungkin juga menyukai