Anda di halaman 1dari 3

Pajanan Fisik

Faktor fisik lingkungan kerja (faktor fisik di tempat kerja) dapat berpengaruh terhadap baik
buruknya kinerja tenaga kerja, bahkan dapat berpengaruh terhadap produktivitas kerja.
Pengaturan fisik lingkungan kerja yang kurang tepat akan mengakibatkan tingkat produktivitas
kerja yang rendah. Faktor fisik yang dimaksud adalah keadaaan fisik suatu lingkungan atau
tempat kerja, yang meliputi kebisingan, temperatur, pencahayaan, kelembaban udara, getaran,
radiasi sinar ultra violet, gelombang elektromagnetik, warna, serta bau-bauan.

Pada PT. Trinseo Materialis Indonesia, hampir setiap tempat yang kami kunjungi memiliki
pajanan ini, seperti:

1. Ruang Kendali
Pada area ini, pajanan yang dialami pekerja berupa radiasi yang ditimbulkan oleh
layar computer. Cahaya monitor yang terlalu terang juga dapat mengganggu penglihatan
pekerja. Pada area ini, pekerja mengaku dapat beristirahat setiap saat dengan menjauhkan
penglihatan dari monitor, berkomunikasi dengan rekan kerja disebelahnya, dan juga dapat
mengkonsumsi makanan. Tetapi jika terjadi sesuatu, mereka harus kembali ke depan
layar monitor.
Pada area ruang kendali, pendingin ruangan sudah diatur suhunya dan tidak bisa
dinaikan ataupun diturunkan suhunya. Kalau suhu dinaikan, akan mengakibatan mesin-
mesin pada ruang kendali dapat mengalami kerusakan. Jika suhu diturunkan, maka
pekerja-pekerja yang berada di ruang kendali akan kedinginan dan rentan terkena
penyakit.
2. Lapangan Kerja

Pada area ini, pajanan yang dialami pekerja berupa kebisingan dari alat-alat kerja
yang ada di area tersebut. Tetapi pihak pabrik sudah mengantisipasi dengan membuat
area biru yang berarti area kebisingan. Dan pihak pabrik sudah memberikan APD (Alat
Pelindung Diri) berupa penutup telinga, helm, kacamata, dan lain-lain setiap kali
karyawan pabrik melintasi area biru tersebut.
Pada lapangan, pekerja dapat terpapar sinar matahari yang berlebihan. Telah
diketahui bahwa, sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet dapat menyebabkan
kerusakan pada kulit, kerusakan mata, dan lain sebagainya.

Dilapangan kerja pula, terdapat mesin pengangkat barang atau yang dikenal
dengan forklift. Pekerja-pekerja yang menggunakan mesin tersebut akan merasakan
getaran dari mesin tersebut. Dan jika mengalami getaran- getaran yang berlebihan maka
akan berisiko terkena penyakit-penyakit yang tidak diinginkan.

Saran

Karena yang dapat memegang kendali di ruang kendali hanya 2 orang maka kedua orang
tersebut lebih dibebaskan lagi kerjanya seperti tidak harus terlalu fokus ke monitor, jika monitor
terlalu terang maka bisa diredupkan, dan lain sebagainya. Dan untuk pihak pabrik bisa lebih
memerhatikan karyawanya yang mungkin ada yang tidak menggunakan APD sesuai prosedur.
Dan untuk pekerja yang menggunakan mesin forklift, agar bergantian dan bisa beristirahat
terlebih dahulu jika sudah merasa kelelahan. Tetapi sejauh ini dari pihak pabrik sudah
mengantisipasi masalah-masalah yang ada dalam lingkungan pabrik.

Pajanan Psikososial

Dari segi psikososial, pada hari kunjungan kami bertanya apakah diantara karyawan-
karyawan ada yang mengalami kejenuhan dan stress, dan mereka berkata bahwa hal-hal seperti
itu pasti ada dalam dunia pekerjaan namun dari pihak kantor sudah mengantisipasi hal-hal
tersebut dengan cara memberi karyawan bonus dan tambahan-tamabahan lainnya. Dari pihak
pabrik juga telah menyediakan kuisioner kepuasan atau engagement and assessment untuk
karyawan-karyawan. Dengan kata lain, dari pihak pabrik dapat mengontrol kepuasan karyawan-
karyawan terhadap tempat kerjanya.

Saran

Saran untuk pabrik agar tidak terlalu menuntut karyawan-karyawan terhadap target-target
yang terlalu tinggi agar pekerja tidak mengalami stress dan kejenuhan yang berkepanjangan.
Tetapi sejauh ini, pabrik sudah mengantisipasi dengan cara melakukan rotasi-rotasi terhadap shift
dan kerja para karyawan pabrik.
Kecelakaan Kerja

PT Trinseo Materialis Indonesia telah mendapat kan triple zero (zero injuries, zero spills, zero
incidents) 2 tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2017 dan 2018. Yang berarti PT Trinseo
Materialis Indonesia berhasil mencegah dan mengantisipasi kecelakaan-kecelakaan yang ada di
perusahaan mereka. Meski begitu, PT Trinseo Materialis Indonesia pernah mengalami
kecelakaan-kecelakaan yang tidak diduga. Sebagai contoh:

1. Pada tahun 2007, di bagian pabrik Latex ada yang tersengat tawon saat sedang bekerja.
2. Pada tahun 2007, di bagian pabrik polystyrene ada yang terkena freon sehingga
menimbulkan luka dingin atau frostbite.
3. Pada tahun 2008, ada yang terkena tumpahan dari cairan yang berada di pabrik bagian
Latex
4. Pada tahun 2012, ada 1 orang pekerja yang tidak sengaja meletakan tangannya di mesin
yang masih berjalan sehingga kulit jari pekerja tersebut terkelupas.
5. Pada tahun 2012 terjadi LOPC (Lost of Primary Containment) yaitu terjadinya kejadian
pelepasan bahan atau material yang tidak direncanakan, bahannya ada yang berbahaya
dan ada juga yang tidak berbahaya.
6. Pada tahun 2013, ada karyawan yang terkena reactor.

Anda mungkin juga menyukai