‘Filsafat Kemuhammadiyahan’
Disusun Oleh :
AHMAD FAUJIH :
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Monoteisme berasal dari kata Yunani monon yang berarti tunggal dan
theos yang berarti Tuhan, yaitu kepercayaan bahwa Tuhan yaitu satu/
tunggal dan berkuasa.1
Berdasarkan pengertian tersebut, monotheisme sering kita pahami dalam
Bahasa Arab sebagai konsep tauhid.
Tauhid berasal dari kata َي َت َو َّح ُد – َت َو َّح َدyang berarti bersatu, menyatu,
menjadi satu.2 Kata ini dapat kita artikan bahwa tauhid adalah sesuatu
yang menyatukan atau dianggap satu oleh suatu golongan atau kelompok
tertentu. Dalam kaitannya dengan Islam, konsep monotheisme atau tauhid
dapat kita sandingkan dengan kalimat syahadat (pengakuan/pernyataan)
yang wajib diyakini oleh ummat Islam yang berbunyi asyhadu an-
laailaaha illa allah wa asyhadu anna muhammadan rosulullah (saya
bersaksi bahwa tiada tuhan yang wajib disembah selain Allah dan saya
bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah).
Monotheisme dalam Islam yang akan dibahas dalam makalah ini akan
membahas beberapa hal berkaitan dengan ketauhidan dalam Islam, yakni;
‘Implikasi tauhid uluhiyah, mulkiyah, dan rububiyah dalam kehidupan’,
‘Syirik dalam kehidupan modern’, dan ‘Keterkaitan iman dan ilmu’.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana implikasi tauhid uluhiyah, mulkiyah, dan rububiyah dalam
kehidupan?
b. Bagaimana syirik dalam kehidupan modern?
1
Anonim,’Monoteisme’, http://p2k.itbu.ac.id/id1/3060-2950/Monoteisme_24636_monoteisme-
itbu.html, diunduh pada hari Senin,04/10/2021, pukul 19:50
2
Anonim,’ ’التوحيد, https://www.almaany.com/id/dict/ar-id/ التوحيد, diuduh pada hari Senin,
04/10/2021, pukul 20:07
c. Bagaimana keterkaitan iman dan ilmu?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui bagaimana implikasi tauhid uluhiyah, mulkiyah,
dan rububiyah dalam kehidupan?
b. Untuk mengetahui bagaimana syirik dalam kehidupan modern?
c. Untuk mengetahui bagaimana keterkaitan iman dan ilmu?
D. Manfaat
a. Untuk pemakalah, lebih memahami hal-hal yang berkaitan dengan
implikasi tauhid uluhiyah, mulkiyah, dan rububiyah dalam kehidupan,
bentuk syirik dalam kehidupan modern, dan keterkaitan iman dan
ilmu.
b. Untuk pembaca, dapat menjadi referensi bacaan hal-hal yang berkaitan
dengan implikasi tauhid uluhiyah, mulkiyah, dan rububiyah dalam
kehidupan, bentuk syirik dalam kehidupan modern, dan keterkaitan
iman dan ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN
Tauhid Rububiyah juga dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam surah Al-
Fatihah Ayat 2
قُلْ أَ َغي َْر هَّللا ِ أَ ْب ِغي َربًّا َوه َُو َربُّ ُكلِّ َش ْي ٍء
“Katakanlah: Apakah aku akan mencari Rabb selain Allah, padahal Dia adalah
Rabb bagi segala sesuatu.”
هّٰللا
َ ۖ ُ الَّ ِذيْ نَ َّز َل ْال ِك ٰتnَ َۧۧ اِ َّن َولِ ِّي
ّ ٰ ب َوهُ َو يَتَ َولَّى ال
َصلِ ِح ْين
196. Sesungguhnya pelindungku adalah Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-
Qur'an). Dia melindungi orang-orang saleh
Tauhid uluhiyah sebagai bentuk mengesakan Allah SWT dalam bentuk ibadah
dijelaskan dalam surah Al-An’am ayat 162
5
Ibid, h.3
berhasil terhadap apa yang diusahakan adalah kuasa Allah SWT, itulah bentuk
implikasi terhadap tauhid mulkiyah. Maka dengan itu, Allah SWT memerintahkan
manusia untuk beribadah kepada-Nya, karena Allah menciptakan manusia untuk
beribadah, beribadah dalam bentuk secara harfiyah shalat, puasa dll dan
melakukan segala hal di dunia ini (bekerja, belajar, beraktivitas harian) dengan
niat beribadah kepadaNya.
Syirik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah n penyekutuan Allah SWT.
Dengan yang lain, misalnya pengakuan kemampuan ilmu daripada kemampuan
dan kekuatan Allah, pengabdian selain kepada Allah Swt. dengan menyembah
patung, tempat keramat, dan kuburan, dan kepercayaan terhadap keampuhan
peninggalan nenek moyang yang diyakini akan menentukan dan memengaruhi
jalan kehidupan.6
Berkaca pada kehidupan masa kini, dimana semua teknologi begitu canggih,
manusia sudah mudah mengkases segala informasi dengan sangat cepat.
Tayangan-tayangan berbentuk kemusyrikan makin cepat menyebar. Tidak hanya
berbentuk tanyakan kemusyikan yang berbalut ‘film horor’ atau atas nama tradisi,
6
Anonim, ‘Syirik’, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/syirik, diunduh pada Senin, 04/06/2021,
pukul 22:55
7
Redaksi Muhammadiyah, ‘Pengertian Syirik dan Macam-macamnya’,
https://muhammadiyah.or.id/pengertian-syirik-dan-macam-macamnya/, diunduh pada Selasa,
05/10/2021, pukul 06:41
ada banyak hal yang tanpa kita sadari merupakan bentuk kemusyrikan. Berikut
bentuk-bentuk syirik di masa modern yang biasa kita temui;
Masih banyak lagi hal di masa modern yang masuk dalam kegiatan kemusyrikan
tanpa disadari. Manusia sering lupa terhadap konsep tauhid uluhiyah, mulkiyah,
dan rububiyah. Bahwa manusia sebaiknya menyerahkan segala urusan kepada
Allah SWT selepas ia berikhtiar.
هّٰللا
ِ َو ْال َم ٰس ِك ْي ِن َو ْال َجn َّوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن اِحْ َسانًا َّوبِ ِذى ْالقُرْ ٰبى َو ْاليَ ٰتمٰ ىnً َوا ْعبُدُوا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوْ ا بِ ٖه َش ْئـًٔا
ار
ُّت اَ ْي َمانُ ُك ْم ۗ اِ َّن هّٰللا َ اَل يُ ِحب ِ ب بِ ْال َج ۢ ْن
ْ ب َواب ِْن ال َّسبِي ۙ ِْل َو َما َملَ َك ِ َّاح
ِ ب َوالص ِ ُار ْال ُجن ِ ِذى ْالقُرْ ٰبى َو ْال َج
َم ْن َكانَ ُم ْختَااًل فَ ُخوْ ر ًۙا
Dari ayat tersebut Allah SWT melarang bentuk persekutuan dalam bentuk apapun,
terlebih urusan dunia. Karena dunia dan seisinya adalah milik Allah SWT, tidak
sepatutnya manusia melebihkan dunia hingga melalaikan kewajiban untuk
beibadah kepadaNya.
2. ْ َك ْاأل
Asy-Syirk al-Ashgar ( َغ ُرn ص ِّ
ُ ْرn )الش, syirik kecil, yaitu menyekutukan
Allah dalam tujuan beribadah atau beramal kebaikan yang tujuannya untuk
memperoleh pujian dari orang lain, padahal tujuan beribadah dan beramal
kebaikan itu seharusnya hanya untuk mencari keridlaan Allah subhanahu wa
ta’ala. (al-Mausu’ah al-Qur’aniyah: 369)8
Kedua macam syirik tersebut hukumnya haram, dan Allah subhanahu wa
ta’ala tidak akan mengampuninya kecuali dengan bertaubat sebelum meninggal,
sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala:
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia
telah berbuat dosa yang besar.” (QS. an-Nisa’: 48)
Sebagai manusia makhluk ciptaan Allah SWT sebaiknya menjauhkan diri dari
hal-hal yang akan membawa kita pada segala bentuk kemusyrikan. Terlebih di
zaman modern seperti saat ini, ada banyak hal yang memungkinkan kita
melakukan perbuatan yang mendekati kemusyrikan. Juga generasi penerus bangsa
ini jangan sampai mempertuhankan urusan keduniawian. Mengikuti zaman
diharuskan, tetapi harus ditanamkan nilai-nilai agama yang kuat agar memiliki
pondasi hidup yang kuat dan tidak terbawa arus.
8
Ibid,.
Iman dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah n kepercayaan (yang
berkenaan dengan agama), keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab,
dan sebagainya: -- tidak akan bertentangan dengan ilmu, n ketetapan hati;
keteguhan batin; keseimbangan batin. 9
ٰۤ
ِ ْ َك ِة اِنِّ ْي َجا ِع ٌل فِى ااْل َرnِك لِ ْل َمل ِٕٕى
ُ ِ اَتَجْ َع ُل فِ ْيهَا َم ْن يُّ ْف ِس ُد فِ ْيهَا َويَ ْسفnض خَ لِ ْيفَةً ۗ قَالُ ْٓوا
ك َ َُّواِ ْذ قَا َل َرب
َ َال ِّد َم ۤا ۚ َء َونَحْ نُ نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِدكَ َونُقَدِّسُ لَكَ ۗ ق
َال اِنِّ ْٓي اَ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُموْ ن
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak
9
KBBI DARING, ‘Iman’, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/iman, diunduh pada Selasa,
05/10/2021, pukul 08:12
10
KBBI DARING, ‘Ilmu’, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/iman, diunduh pada Selasa,
05/10/2021, pukul 08:12
11
Ali Masrur, ‘RELASI IMAN DAN ILMU PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN (Sebuah
Kajian Tafsir Maudhui)’, https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/Al-
Bayan/article/download/1672/1129, diunduh pada Senin. 04/10/2021, pukul 08:00
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan
kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman,
“Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Keterkaitan antara iman dan ilmu juga dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam
surat Al Mujaadilah ayat 11
هّٰللاn حُوْ ا ي ْفسn حُوْ ا فى ْالم ٰجلس فَا ْفسn ل لَ ُكم تَفَ َّسn وا ا َذا ق ْيnْٓ nُا الَّذ ْينَ ٰامنnnٰيٓاَيُّه
َ nح ُ لَ ُك ۚ ْم َواِ َذا قِ ْي
n ُزوْ اn ل ا ْن ُشn ِ َ َ َ ِ ِ َ ِ ْ َ ِ ِ َ ِ َ
ت َوهّٰللا ُ بِ َما تَ ْع َملُوْ نَ خَ بِ ْي ٌر
ٍ ۗ فَا ْن ُش ُزوْ ا يَرْ فَ ِع هّٰللا ُ الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ِم ْن ُك ۙ ْم َوالَّ ِذ ْينَ اُوْ تُوا ْال ِع ْل َم د ََر ٰج
Dengan demikan, antara iman dan ilmu harus dilakukan secara beriring dan
berdampingan. Tujuannya agar manusia dapat menjalankan ibadah secara lebih
terarah dan mengamalkan keilmuan semata-mata untuk memperoleh keridhoan
Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bentuk implikasi terhadap tauhid uluhiyah ialah manusia sebagai makhluk ciptaan
Allah SWT benar-benar meyakini bahwa Allah menciptakan makhluknya dengan
segala kesempurnaannya. Jika manusia meragukan kemampuan yang Allah SWT
berikan kepadanya dalam bentuk fisik, akal, dan nafsu, maka manusia
sesungguhnya telah meragukan kesempurnaan ciptaan Allah SWT. Namun,
dengan potensi yang dimiliki manusia, hendaknya ia tidak menyompongkan diri,
karena meyakini bahwa Allah-lah yang berkuasa terhadap segala sesuatu, Allah
yang menjadikannya mampu. Berhasil atau belum berhasil terhadap apa yang
diusahakan adalah kuasa Allah SWT, itulah bentuk imlikasi terhadap tauhid
mulkiyah. Maka dengan itu, Allah SWT memerintahkan manusia untuk beribadah
kepada-Nya, karena Allah menciptakan manusia untuk beribadah, beribadah
dalam bentuk secara harfiyah shalat, puasa dll dan melakukan segala hal di dunia
ini (bekerja, belajar, beraktivitas harian) dengan niat beribadah kepadaNya.
Sebagai manusia makhluk ciptaan Allah SWT sebaiknya menjauhkan diri dari
hal-hal yang akan membawa kita pada segala bentuk kemusyrikan. Terlebih di
zaman modern seperti saat ini, ada banyak hal yang memungkinkan kita
melakukan perbuatan yang mendekati kemusyrikan. Juga generasi penerus bangsa
ini jangan sampai mempertuhankan urusan keduniawian. Mengikuti zaman
diharuskan, tetapi harus ditanamkan nilai-nilai agama yang kuat agar memiliki
pondasi hidup yang kuat dan tidak terbawa arus.
Antara iman dan ilmu harus dilakukan secara beriring dan berdampingan.
Tujuannya agar manusia dapat menjalankan ibadah secara lebih terarah dan
mengamalkan keilmuan semata-mata untuk memperoleh keridhoan Allah SWT.
B. Sumber Bacaan
Anonim.’Monoteisme’.http://p2k.itbu.ac.id/id1/3060-
2950/Monoteisme_24636_monoteisme-itbu.html.Diunduh pada hari Senin,
04/10/2021. Pukul 19:50
Anonim.’ ’التوحيد. https://www.almaany.com/id/dict/ar-id/ التوحيد. Diuduh pada hari
Senin, 04/10/2021. Pukul 20:07
Anonim. ‘Modul 1. Etika Terhadap Allah’. Modul-1-PKBR2008.-ETIKA-
TERHADAP-ALLAH. H.2, Diunduh pada Senin, 04/10/2021
Anonim. ‘Syirik’. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/syirik. Diunduh pada Senin,
04/06/2021. Pukul 22:55
Redaksi Muhammadiyah. ‘Pengertian Syirik dan Macam-macamnya’.
https://muhammadiyah.or.id/pengertian-syirik-dan-macam-macamnya/.
Diunduh pada Selasa, 05/10/2021. Pukul 06:41
KBBI DARING. ‘Iman’. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/iman. Diunduh pada
Selasa, 05/10/2021. Pukul 08:12
KBBI DARING. ‘Ilmu’, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/iman. Diunduh pada
Selasa, 05/10/2021. Pukul 08:12
Ali Masrur. ‘RELASI IMAN DAN ILMU PENGETAHUAN DALAM
PERSPEKTIF AL-QURAN (Sebuah Kajian Tafsir Maudhui)’.
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/Al-
Bayan/article/download/1672/1129. Diunduh pada Senin. 04/10/2021.
Pukul 08:00