Buah karyaku, Rakha Ahmad Albi Ar Royyan. Kelas 1B dari SDN Surgi Mufti 1
Banjarmasin.
Pada zaman sekarang, sampah plastik memang menjadi masalah yang cukup serius bagi
samudera kita.
Penggunaan plastik baik tas kantong plastik, botol plastik dan berbagai hal yang terbuat
dari plastik menjadi sampah yang lambat diuraikan dengan cepat.
Fakta mengungkapkan, butuh puluhan bahkan ribuan tahun lamanya agar sampah
plastik tersebut terurai dan hilang.
Hal inilah yang menjadi perhatian dunia termasuk negara kita, Indonesia. Bahwa sampah
plastik bisa menjadi salah satu masalah yang serius bagi lautan di Indonesia bahkan
dunia.
Tahukah teman-teman semuanya, sampah plastik itu dapat merusak habitat para biota
laut dan menyebabkannya mati lho.
Namun, dengan tidak membuang sampah plastik maupun sampah yang dapat merusak
habitat lautan kita di perairan seperti sungai, danau, laut bahkan selokan sekalipun.
Serta kita harus memulai dari diri kita sendiri untuk sebisanya tidak memakai plastik
dalam kehidupan sehari-hari, ini diharapkan dapat mengurangi sampah plastik dan
menjadikan samudera kita terbebas dari sampah plastik. Simpel kok teman-teman.
Karena laut kita sudah hampir tercemar karena sampah. Jadi, Rakha ingatkan ya agar
kita semua tidak lupa untuk membuang sampah pada tempatnya.
JALESVEVA JAYAMAHE
Selamat hari Dharma Samudera
#SahabatSekolahDasar
#HariDharmaSamudera
#IndonesiaNegaraMaritim
#NenekMoyangkuSeorangPelaut
“Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan
imanku),” balas Nabi Ibrahim.
Tentu saja dengan kekuasan-Nya Allah mampu melakukan hal yang paling
mustahil sekalipun. Oleh karena itu Allah segera memberi perintah kepada
Nabi Ibrahim.
Berdasarkan riwayat Imam Ibnu Katsir dan ath-Thabari dari Ibnu Abbas, Nabi
Ibrahim pun menuruti perintah Allah Ta’ala. Sebelumnya Nabi Ibrahim melatih
dulu empat burung tersebut hingga mereka jinak dan menuruti seruan Nabi
Ibrahim. Setelah itu barulah ia mencincang tubuh burung-burung tersebut
hingga potongan kecil. Potongan-potongan tersebut pun dicampurkannya.
Kemudian Nabi Ibrahim menaiki bukit dan menaruh seperempat bagian dari
burung yang sudah dicincang di atas bukit. Ia pergi ke bukit lainnya dan
menaruh hal yang sama hingga empat bukit lainnya.
Hal ini membuktikan bahwa besarnya kuasa Allah, dengan hanya mengucap
‘kun’ (jadilah), empat ekor burung yang tadinya sudah tidak berbentuk,
menyatu dengan sempurna dan berbalik tanpa ada cacat. Kisah ini termaktub
dalam Al Qur'an Surat Al Baqarah ayat 260.
Allah berfirman,
Tak hanya menjadi bukti kekuasan Allah, kisah ini hendaknya jadi pengingat
bagi kita. Bahwasanya, sama seperti empat ekor burung tersebut, suatu saat
nanti Allah juga akan membangkitkan semua manusia yang sudah meninggal
dari kuburnya untuk diminta pertanggungjawaban atas semua perbuatan di
dunia. Sungguh Maha Besar Allah, tidak ada yang bisa menandingi sifat
keagungannya.
Wallahu 'alam.