Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi pemaparan secara lengkap hasil penelitian dan

pembahasan yang telah dilaksanakan, bertujuan untuk mengetahui tentang

pengaruh relaksasi autogenik terhadap kadar glukosa darah pada pasien diabetes

mellitus tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Cisaat Kabupaten Sukabumi dengan

jumlah responden dalam penelitian ini adalah 34 orang dibagi dalam dua

kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang masing-masing

kelompok berjumlah 17 orang. Waktu pengumpulan data selama 3 minggu yaitu

tanggal 23 April sampai dengan 13 Mei 2018. Seluruh pengumpulan data dan

pelaksanaan intervensi dilakukan langsung oleh peneliti. Pada hasil penelitian

akan dijabarkan hasil gambaran responden, analisis unvariat variabel, selanjutnya

uji hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dengan

menggunakan Uji Paired Sampel T-Test, sedangkan uji perbedaan dalam

penelitian ini menggunakan Uji Independen Sampel T Test.

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang

meliputi gambaran responden, analisis univariat pada kelompok kontrol dan

kelompok intervensi, dan analisis bivariat.

72
73

1. Gambaran Karakteristik Responden

Gambaran karakteristik responden dalam penelitian meliputi usia,

jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan dan lama menderita diabetes

adalah sebagai berikut:

a. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Hasil gambaran karakteristik responden berdasarkan usia

responden selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia


Responden Kelompok Kontrol Dan Kelompok
Intervensi
Kelompok
Usia Kontrol Intervensi p
f % f %
36-45 Tahun 2 11,80 2 11,80
46-55 Tahun 6 35,30 2 11,80 0,256
56-65 Tahun 9 52,90 13 76,40
Total 17 100 17 100

Berdasakan tabel 4.1 menunjukkan bahwa hasil uji

homogenitas karaktersitik responden usia p > 0.05, artinya

karakteristik responden usia pada kelompok kontrol dan intervensi

adalah sama atau tidak ada perbedaan. Pada kelompok kontrol

sebagian besar usia responden berada pada rentang 56-65 tahun yaitu

sebesar 52,90% atau sebanyak 9 responden, sedangkan sebagian kecil

usia responden berada pada rentang 36-45 Tahun, yaitu sebesar

11,80% atau sebanyak 2 reponden. Sedangkan pada kelompok kontrol

sebagian besar responden berusia 56-65 Tahun yaitu sebesar 76,40%

atau sebanyak 13 responden, sedangkan sebagian kecil usia responden


74

berada pada rentang 36-45 dan 46-55 Tahun, yaitu masing-masing

sebesar 11,80% atau sebanyak 2 reponden.

b. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil gambaran karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin responden selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut

ini :

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Responden Kelompok Kontrol Dan Kelompok
Intervensi
Kelompok
Jenis
Kontrol Intervensi p
Kelamin
f % f %
Laki-laki 7 41,20 4 23,50
Perempuan 10 58,80 13 76,50 0,271
Total 17 100 17 100

Berdasakan tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil uji

homogenitas karaktersitik responden jenis kelamin p > 0.05, artinya

karakteristik responden jenis kelamin pada kelompok kontrol dan

intervensi adalah sama atau tidak ada perbedaan. Pada kelompok

kontrol sebagian besar jenis kelamin responden adalah perempuan

yaitu sebesar 58,8% atau sebanyak 10 responden, sedangkan sebagian

kecil berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar 41,20% atau sebanyak 7

reponden. Sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 76,50% atau

sebanyak 13 responden, sedangkan sebagian kecil berjenis kelamin

laki-laki, yaitu sebesar 23,50% atau sebanyak 4 reponden.


75

c. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Hasil gambaran karakteristik responden berdasarkan pendidikan

responden selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan


Responden Kelompok Kontrol Dan Kelompok
Intervensi
Kelompok
Pendidikan Kontrol Intervensi p
f % f %
SD 6 35,30 8 47,10
SMP 4 23,50 2 11,80
SMA 7 41,20 6 35,30 0,566
PT 0 0 1 5,80
Total 17 100 17 100

Berdasakan tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil uji

homogenitas karaktersitik responden pendidikan p > 0.05, artinya

karakteristik responden pendidikan pada kelompok kontrol dan

intervensi adalah sama atau tidak ada perbedaan. Pada kelompok

kontrol sebagian besar responden memiliki pendidikan terakhir SMA

yaitu sebesar 41,20% atau sebanyak 7 responden, sedangkan sebagian

kecil responden memiliki pendidikan SMP, yaitu sebesar 23,50% atau

sebanyak 4 reponden. Sedangkan pada kelompok kontrol sebagian

besar responden memiliki pendidikan terakhir SD yaitu sebesar

47,10% atau sebanyak 8 responden, sedangkan sebagian kecil

responden memiliki pendidikan perguruan tinggi, yaitu sebesar 5,80%

atau sebanyak 1 reponden.


76

d. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Status

Pekerjaan

Hasil gambaran karakteristik responden berdasarkan status

pekerjaan responden selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut

ini :

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status


Pekerjaan Responden Kelompok Kontrol Dan
Kelompok Intervensi
Kelompok
Pekerjaan Kontrol Intervensi p
f % f %
Bekerja 5 29,40 4 23,50
Tidak Bekerja 12 70,60 13 76,50 0,697
Total 17 100 17 100

Berdasakan tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil uji

homogenitas karaktersitik responden pekerjaan p > 0.05, artinya

karakteristik responden pekerjaan pada kelompok kontrol dan

intervensi adalah sama atau tidak ada perbedaan. Pada kelompok

kontrol sebagian besar usia responden berstatus tidak bekerja yaitu

sebesar 70,60% atau sebanyak 12 responden, sedangkan sebagian

kecil responden berberstatus bekerja, yaitu sebesar 29,40% atau

sebanyak 5 reponden. Sedangkan pada kelompok kontrol sebagian

besar responden berstatus tidak bekerja yaitu sebesar 76,50% atau

sebanyak 13 responden, sedangkan sebagian kecil responden

berberstatus bekerja, yaitu sebesar 23,50% atau sebanyak 4 reponden.


77

e. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Lama

Menderita Diabates Melitus

Hasil gambaran karakteristik responden berdasarkan lama

menderita diabetes melitus responden selengkapnya dapat dilihat pada

tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama


Menderita Diabates Melitus Responden
Kelompok Kontrol Dan Kelompok Intervensi
Lama Kelompok
Menderita Kontrol Intervensi p
Diabates
Mellitus f % f %
1-3 Tahun 12 70,60 8 47,10
3-4 Tahun 2 11,80 4 23,50 0,374
>5 Tahun 3 17,60 5 29,40
Total 17 100 17 100

Berdasakan tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil uji

homogenitas karaktersitik responden lama menderita diabetes mellitus

p > 0.05, artinya karakteristik responden lama menderita diabetes

mellitus pada kelompok kontrol dan intervensi adalah sama atau tidak

ada perbedaan. Pada kelompok kontrol sebagian besar responden

memiliki lama menderita diabetes 1-3 tahun yaitu sebesar 70,60% atau

sebanyak 12 responden, sedangkan sebagian kecil responden memiliki

lama menderita diabetes 3-4 tahun, yaitu sebesar 11,80% atau

sebanyak 2 reponden. Sedangkan pada kelompok kontrol sebagian

besar responden memiliki lama menderita diabetes 1-3 tahun yaitu

sebesar 47,10% atau sebanyak 8 responden, sedangkan sebagian kecil


78

responden memiliki lama menderita diabetes 3-4 tahun, yaitu sebesar

23,50% atau sebanyak 4 reponden.

2. Analisis Univariat Variabel

Analisis Univariat Variabel dalam penelitian ini meliputi gambaran

kadar glukosa darah sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi autogenik

pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi adalah sebagai berikut:

a. Analisis Univariat Kadar Glukosa Darah Sebelum dan Sesudah

Dilakukan Relaksasi Autogenik pada Kelompok Kontrol

Hasil analisis univariat kadar glukosa darah sebelum dan

sesudah dilakukan relaksasi autogenik pada kelompok kontrol

selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini :

Table 4.6 Gambaran Kadar Glukosa Darah Sebelum dan


Sesudah Dilakukan Relaksasi Autogenik pada
Kelompok Kontrol
Kadar Selisih
Nilai Nilai
Glukosa N Mean Mean SD
Min Maks
Darah
Sebelum 17 271,11 41,39 211 367
23,35
Sesudah 17 247,76 39,77 199 334

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa pada kelompok

kontrol diperoleh nilai rata-rata kadar glukosa darah yang didapatkan

dari 17 responden pengukuran sebelum (pre-test) adalah sebesar

271,11 dengan nilai simpangan baku 41,39, nilai minimal sebesar 211

dan nilai maksimal sebesar 367. Adapun nilai rata-rata rata-rata kadar

glukosa darah pengukuran sesudah (post-test) adalah sebesar 247,76

dengan nilai simpangan baku 39,77, nilai minimal sebesar 199 dan
79

nilai maksimal sebesar 334, dengan memiliki selisih dari kedua mean

23,35.

b. Analisis Univariat Kadar Glukosa Darah Sebelum dan Sesudah

Dilakukan Relaksasi Autogenik pada Kelompok Intervensi

Hasil analisis univariat kadar glukosa darah sebelum dan

sesudah dilakukan relaksasi autogenik pada kelompok intervensi

selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini :

Table 4.7 Gambaran Kadar Glukosa Darah Sebelum dan


Sesudah Dilakukan Relaksasi Autogenik pada
Kelompok Intervensi
Kadar Glukosa Selisih Nilai Nilai
N Mean SD
Darah Mean Min Maks
Sebelum 17 304,58 39,81 250 392
40,17
Sesudah 17 264,41 38,39 220 359

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa pada kelompok

intervensi diperoleh nilai rata-rata kadar glukosa darah yang

didapatkan dari 17 responden sebelum dilakukan relaksasi autogenik

adalah sebesar 304,58 dengan nilai simpangan baku 39,81, nilai

minimal sebesar 250 dan nilai maksimal sebesar 392. Adapun nilai

rata-rata rata-rata kadar glukosa darah sesudah dilakukan relaksasi

autogenik adalah sebesar 264,41 dengan nilai simpangan baku 38,39,

nilai minimal sebesar 220 dan nilai maksimal sebesar 359, dengan

memiliki selisih dari kedua mean 40,17.


80

3. Uji Normalitas

Analisa statistika yang digunakan adalah uji paired sample t-test.

Sebelum dilakukan analisa dengan uji paired sample t-test, harus

dilakukan uji normalitas terlabih dahulu, untuk memenuhi persyaratan uji

paired sample t test yakni data harus mengikuti distribusi normal. Hasil

uji normalitas kadar glukosa darah sebelum dan sesudah dilakukan

relaksasi pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi selengkapnya

dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8 Uji Normalitas Kadar Glukosa Darah Sebelum dan


Sesudah dilakukan Relaksasi Autogenik pada Kelompok
Kontrol dan Kelompok Intervensi
Kadar Glukosa Darah Saphiro-Wilk p-value Keterangan
Kelompok Kontrol
Pre-Test 0,931 0,227 Normal
Post-Test 0,909 0,094 Normal
Kelompok Intervensi
Pre-Test 0,954 0,515 Normal
Post-Test 0,919 0,142 Normal

Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan nilai p-value pada uji normalitas

pada kelompok kontrol pre test yaitu sebesar 0,227, dan post test yaitu

0,094. Adapun nilai p-value pada uji normalitas pada kelompok intervensi

pre test yaitu sebesar 0,515, dan post test yaitu 0,142. Hal ini menunjukkan

bahwa data pre test dan post test pada kelompok kontrol dan intervensi

berdistribusi normal.
81

4. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh

relaksasi autogenik terhadap kadar glukosa darah pada pasien diabetes

mellitus tipe II pada kelompok kontrol dan intervensi dan perbedaan kadar

glukosa darah pada pasien diabetes mellitus tipe II pada kelompok kontrol

dan kelompok intervensi. Analisa statistika yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Uji Paired Sampel T-Test dan Independen Sampel T-

Test.

a. Uji Hipotesis Pengaruh Relaksasi Autogenik terhadap Kadar

Glukosa Darah pada Kelompok Kontrol

Hasil uji hipotesis pengaruh relaksasi autogenik terhadap

kadar glukosa darah pada kelompok kontrol selengkapnya dapat

dilihat pada tabel 4.9 berikut ini :

Tabel 4.9 Uji Hipotesis Pengaruh Relaksasi Autogenik


terhadap Kadar Glukosa Darah pada Kelompok
Kontrol
Kadar Glukosa Selisih
N Mean SD t p-value
Darah Mean
Pre-Test 17 271,11 41,39
23,35 9,892 0,000
Post-Test 17 247,76 39,77

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan nilai p-value pada uji

paired sampel t test pada kelompok kontrol sebesar 0,000 maka p-

value < 0,05 yang berarti H0 ditolak sehingga dapat dikatakan

terdapat pengaruh relaksasi autogenik terhadap kadar glukosa darah

pada kelompok kontrol. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya

penurunan nilai mean pre-test dan post-test kadar glukosa darah pada
82

kelompok kontrol dari nilai 271,11 menjadi 247,76 dengan selisih

mean sebesar 23,35.

b. Uji Hipotesis Pengaruh Relaksasi Autogenik terhadap Kadar

Glukosa Darah pada Kelompok Intervensi

Hasil uji hipotesis pengaruh relaksasi autogenik terhadap

kadar glukosa darah pada kelompok intervensi selengkapnya dapat

dilihat pada tabel 4.10 berikut ini :

Tabel 4.10 Uji Hipotesis Pengaruh Relaksasi Autogenik


terhadap Kadar Glukosa Darah pada Kelompok
Intervensi

Kadar Glukosa Selisih


N Mean SD t p-value
Darah Mean
Pre-Test 17 304,58 39,81
40,17 10,258 0,000
Post-Test 17 264,41 38,39

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan nilai p-value pada uji

paired sampel t test pada kelompok intervensi sebesar 0,000 maka p-

value < 0,05 yang berarti H0 ditolak sehingga dapat dikatakan

terdapat pengaruh relaksasi autogenik terhadap kadar glukosa darah

pada kelompok intervensi. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya

penurunan nilai mean pre-test dan post-test kadar glukosa darah pada

kelompok intervensi dengan selisih mean sebesar 40,17. Sehingga

dapat dinyatakan bahwa relaksasi autogenik dapat menurunkan kadar

glukosa darah pada kelompok intervensi dari nilai 304,58 menjadi

264,41.
83

c. Uji Hipotesis Perbedaan Kadar Glukosa Darah pada Kelompok

Kontrol dan Kelompok Intervensi

Hasil uji perbedaan kadar glukosa darah pada kelompok

kontrol dan kelompok intervensi selengkapnya dapat dilihat pada tabel

4.11 berikut ini :

Tabel 4.11 Uji Hipotesis Perbedaan Kadar Glukosa Darah pada


Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi
Kadar Glukosa Darah N Selisih Mean t p-value
Kelompok Kontrol 17 23,35
3,679 0,001
Kelompok Intervensi 17 40,17

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan nilai p-value uji

independen sampel sebesar 0,001 maka p-value < 0,05, sehingga dapat

dikatakan terdapat perbedaan kadar glukosa darah pada pasien

diabetes mellitus tipe II pada kelompok kontrol dan kelompok

intervensi. Hal tersebut dibuktikan dengan kedua kelompok

mengalami penurunan dengan skor selisih penurunan di kelompok

intervensi (40,17) lebih tinggi dari kelompok kontrol (23,35).

Anda mungkin juga menyukai